Anda di halaman 1dari 11

PANDUAN

PENDELEGASIAN WEWENANG
2017

RSIA FATMA BOJONEGORO


Jl. LETTU SUYITNO NO. 2 BOJONEGORO
Telp. (0353) 571576 E-mail: rsiafatma_bjn@yahoo.com
DAFTAR ISI

BAB I : DEFINISI

BAB II : RUANG LINGKUP

BABA III : TATA LAKSANA

BAB IV : DOKUMENTASI
BAB I
DEFINISI

Panduan Pendelegasian Wewenang adalah Acuan untuk pelaksanaan


pendelegasian wewenang di RSIA Fatma yang merupakan dasar dimulainya
pembangunan system Pendelegasian Wewenang di RSIA Fatma.
Panduan ini disusun untuk menjadi acuan sehingga seluruh sistem
menejemen Pendelegasian Wewenang RSIA Fatma dapat membangun
dokumentasi RS yang sama. Beberapa pengertian yang dimaksud dalam panduan
ini diantaranya :

1. Pendelegasian (pelimpahan wewenang) merupakan salah satu elemen penting


dalam fungsi pembinaan. Sebagai Karu perawat dan bidan menerima prinsip-
prinsip delegasi agar menjadi lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi
manajemen lainnya. (Handoko.1997). Pendelegasian adalah bagian dari
manajemen yang memerlukan latihan manajemen professional dan
dikembangkan untuk dapat menerima pendelegasian tanggung jawab secara
struktural.(Swanbrug. 2000).
2. Wewenang (Authority). Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan Authority adalah
kekuasaan yang sah dan legal yang dimiliki oleh seseorang untuk memerintah
orang lain, berbuat atau tidak berbuat sesuatu; authority merupakan dasar
hukum yang sah dan legal untuk dapat mengerjakan sesuatu pekerjaan.
Menurut Louis A. Allen Authority is the sum of the powers and rights entrusted to
make possible the performance of the work delegated. Artinya: Wewenang
adalah sejumlah kekuasaan (powers) dan hak (rights) yang didelegasikan pada
suatu jabatan.
3. Dokter Spesialis adalah dokter yang mengkhususkan diri dalam suatu bidang
ilmu kedokteran tertentu. Seorang dokter harus menjalani pendidikan profesi
dokter pasca sarjana (spesialisi) untuk dapat menjadi dokter spesialis.
4. Dokter umum adalah dokter yang fokus dalam mengobati penyakit yang muncul
secara tiba-tiba (akut) dan menahun (kronis), juga dikenal sebagai
dokter layanan pertama. Perbedaan dengan dokter spesialis adalah, dokter
umum menyediakan pelayanan yang bersifat menyeluruh terhadap pasien.
5. Paramedis adalah seorang profesional dalam bidang kesehatan yang bertugas
membantu dokter menangani dan merawat pasien. Contoh Paramedis adalah
Bidan, Mantri, Perawat hingga teknisi ambulans. Merekalah yang biasanya
menangani pertama kali pasien datang, baik pasien dalam kodisi biasa ataupun
darurat
6. Apoteker adalah tenaga profesi yang memiliki dasar pendidikan serta
keterampilan di bidang farmasi dan diberi wewenang serta tanggung jawab
untuk melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Pekerjaan kefarmasian seorang
apoteker di apotek adalah bentuk hakiki dari profesi Apoteker, oleh karena itu
Apoteker Pengelola Apotek (APA) berkewajiban mencurahkan waktu, pemikiran
dan tenaganya untuk menguasai, memanfaatkan dan mengembangkan apotek
yang didasarkan pada kepentingan masyarakat.
7. Tenaga Pelaksana Ruang Obat adalah tenaga yang membantu apoteker
dalam pengelolaan apotek yang mempunyai ketrampilan di bidang ke farmasi
BAB II
RUANG LINGKUP

Pendelegasian Wewenang yang dimaksud dalam panduan ini adalah Surat


Pengalihan kewenangan yang digunakan baik untuk berkomunikasi antara Dokter
Spesialis, Dokter Umum, Tenaga Paramedis, Apoteker dan Tenaga Pelaksan Ruang
Obat, lingkungan RSIA Fatma Bojonegoro. Ruang lingkup surat pengaliahan
kewnangan Meliputi :
1. Pendelegasian Wewenag Dokter Spesialis Kepada Dokter Umum
2. Pendelegasian Wewenang Dokter Kepada Tenaga Para Medis
3. Pendelegasian Wewenang Petugas Apoteker Kepada Tenaga Pelaksana
Ruang Obat

Kondisi Ketidak efektian dalam Pendelegasian, Delegasi dalam praktek


keperawatan professional sering mengalami masalah, dimana proses delegasi tidak
dilaksanakan secara efektif. Hal ini diarenakan tiga hal :

 Under–delegasi: Pelimpahan tugas terlalu sedikit. Staf diberi wewenang yang


sangat sedikit, terbatas dan sering tidak terlalu jelas.
 Over-delegasi: Pemberian delegasi berlebihan. Di sini dapat terjadi
penyalahgunaan wewenang.
 Unproper delegasi: Pelimpahan yang tidak tepat. Kesalahan yang ditemukan
adalah, pemberian tugas limpah, orang yang tepat, dan alasan delegasi
hanya karena faktor senang/tidak senang. Pelimpahan ini tidak efektif karena
kecendrungan pimpinan menilai pekerjaanya berdasarkan unsur subyektif.

Delegasi yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen


tanggung jawab, kemampuan dan wewenang. Tanggung jawab
(responsibility) adalah suatu rsa tanggung jawab terhadap penerimaan suatu
tugas. Kemampuan (accountability) adalah kemampuan seseorang dalam
melaksanakan tugas limpah. Wewenang (authorirty) adalah pemberian hak
dan kekuasaan penerima tugas limpah untuk mengambil suatu keputusan
terhadap tugas yang di limpah.
BAB III
TATA LAKSANA

1. Prosedur Pendelegasian Wewenag Dokter Spesialis Kepada Dokter Umum


Berikut ini prosedur Prosedur Pendelegasian Wewenag Dokter Spesialis Kepada
Dokter Umum :
a) Apabila dokter spesialis berhalangan untuk melakukan pelayanan pasien
b) Dokter spesialis mendelegasikan kepada dokter umum yang mempunyai
kewenangan klinis di RSIA Fatma Bojonegoro.
c) Pendelegasian pelayanan Dokter spesialis kepada dokter umum dapat
berupa pelayanan visite pasien, penyampaian informed consent dan
pelayanan poli spesialis

2. Prosedur Pendelegasian Wewenang Dokter Kepada Tenaga Para Medis


Berikut ini Prosedur Pendelegasian Wewenang Dokter Kepada Tenaga Para
Medis :
a) Apabila Dokter Umum berhalangan untuk melakukan pelayanan pasien
b) Dokter umum mendelegasikan kepada tenaga para medis yang
mempunyai kewengan klinis di RSIA Fatma Bojonegoro.
c) Pendelegasian pelayanan Dokter Umum Kepada Tenaga Para Medis
dapat berupa melakukan Observasi terhadap pasien, memberikan
tindakan sederhana dan memfasilitasi pemberian obat sederhana

3. Prosedur Pendelegasian Wewenang Petugas Apoteker Kepada Tenaga


Pelaksana Ruang Obat
Berikut ini Pendelegasian Wewenang Petugas Apoteker Kepada Tenaga
Pelaksana Ruang Obat :
a) Apabila Petugas Apoteker berhalangan untuk melakukan pelayanan
Farmasi
b) Petugas Apoteker mendelegasikan kepada tenaga Pelaksana Ruang
Obat yang mempunyai kewengan klinis di RSIA Fatma Bojonegoro.
c) Pendelegasian pelayanan petugas Apoteker Kepada Tenaga pelaksana
ruang obat dapat berupa menerima resep dari pasien, menyimpan obat
sesuai dengan rsep yang di tulis dokter, membuat obat puyer,
menyerahkan obat kepada pasien dengan memberitahukan aturan pakai

4. Kapan Tidak Dilakukan Delegasi


Hindari mendelegasikan kekuasaan dan tetap mempertahankan moral dalam
pelaksanaannya. Kontrol dilakukan khusus pada pekerjaan yang sangat teknis
atau tugas tugas yang melibatkan kepercayaan. Hal ini merupakan hal yang
kompleks dalam manajemen keperawatan, sehingga memerlukan pengetahuan
dan kemampuan yang khusus. Karu perawat yang akan menangani hal tersebut
seharusnya memiliki kemampuan ilmu manajemen dan perilaku.
Mendelegasikan tugas dan tanggung jawab dapat menyebabkan perawat klinis
berasumsi bahwa Karu tidak mampu untuk menangani tanggung jawab
kepemimpinannya terhadap manajemen keperawatan.

a) Fungsi Karu Dalam Pendelegasian Agar Lebih Efektif Dalam


pendelegasian untuk hasil yang lebih efektif, perawat Karu harus
mengetahui tentang :
 Pendidikan dan pengalaman setiap staf
 Peran dan fungsi perawat yang ditetapakan di RS sakit tersebut
 Mengetahui ruang lingkup tugas Karu keperawatan dan kedudukan
dalam organisasi
 Mengetahui batas wewenang dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya
 Mengetahui hal-hal yang dapat didelegasikan kepada staf dan
tenaga non keperawatan.

b) Keberhasilan Dalam pendelegasian agar dapat behasil Karu harus


memperhatikan sebagai berikut :
 Komunikasi yang jelas dan lengkap
 Ketersediaan sumber dan sarana
 Perlunya suatu monitoring atau control
 Adanya pelaporan mengenai perkembangan tugas yang
dilimpahkan
 Disiplin dalam pemberian wewenang
 Bertanggung jawab dalam pembinaan moral staf
 Menghindari kesalahan penyampaian dalam pendelegasian

5. Penyebab gagalnya delegasi


Beberapa sebab gagalnya delegasi antara lain :
a) Atasan merasa lebih jika mereka tetap mempertahankan hak pembuatan
keputusan.
b) Atasan tidak ingin ambil resiko kalau saja bawahannya salah ataupun
gagal dalam menjalankan wewenangnya.
c) Atasannya kurang atau tidak percaya kepada bawahannya.
d) Atasan takut apabila seorang bawahannya melakukan tugas dengan
sangat baik dan efektif, sehingga dapat mengancam posisinya sebagai
atasan.
e) Bawahan tidak menerima dengan alasan dapat menambah tanggung
jawab yang sudah diterima.
f) Bawahan takut tidak dapat menjalankan tugas-tugas dengan benar dan
dikatakan gagal.
g) Bawahan merasa tertekan apabila dilimpahkan tanggung jawab yang
lebih besar.

6. Hambatan dalam pendelegasian


Beberapa hambatan dalam pendelegasian antara lain :
a) Hambatan-hambatan pada delegator
b) Kemampuan yang diragukan oleh dirinya sendiri
c) Meyakini bahwa seseorang “mengetahui semua rincian”
d) Saya dapat melakukannya lebih baik oleh diri saya sendiri” buah pikiran
yang keliru
Kurangnya pengalaman dalam pekerjaan atau dalam mendelegasikan
Rasa tidak sama Takut tidak disukai Penolakan untuk mengakui kesalahan
Kurangnya kepercayaan pada bawah Kesempurnaan, menyebabkan kontrol
yang berlebiha Kurangnya ketrampilan organisasional dalam menyeimbangkan
beban kerja Kegagalan untuk mendelegasikan kewenangan yang sepadan
dengan tanggung jawab. Keseganan untuk mengembangkan bawahan
Kegagalan untuk menetapkan kontrol dan tindak lanjut yang efektif

Jenis pendelegasian Dalam bukunya yang berjudul The 7 Habits of


Highly Effective People, Stephen R. Covey menyatakan bahwa ada 2 jenis
pendelegasian, yaitu : Pendelegasian Suruhan (Gofer Delegation)
Pendelegasian suruhan berarti : "kejar ini, kejar itu, kerjakan ini, kerjakan itu, dan
beritahu saya ketika sudah selesai." Pendelegasian suruhan berprinsip pada
metode, yaitu semua didikte secara rinci dan spesifik step by step cara
melakukannya. Pendelegasian dengan cara ini banyak digunakan oleh manager
karena mereka berpikir metode yang dilakukan pasti tidak akan keluar dari jalur,
minim kesalahan dan sesuai dengan apa yang diinginkan. Tapi kelemahannya
adalah bahwa mereka tidak melatih creative thinking anak buah mereka dan bila
terjadi kesalahan si anak buah akan merasa tidak bertanggung jawab kepada
hasil yang didapat.
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi merupakan bukti yang dapat bersifat tertulis yang merupakan bukti
kegiatan yang telah dilakukan dalam hal ini berupa surat pendelegasian wewenang.
Contoh Surat Pendelegasian Wewenang

SURAT PENDELEGASIAN WEWENANG

Yang Bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama : ………………………………………………………………………………
2. NIK : ………………………………………………………………………………
3. Unit Kerja : ………………………………………………………………………………
4. Jabatan : ………………………………………………………………………………

Menyatakan tidak dapat melaksanakan tugas sebagai ………………………………..


pada hari, tanggal :……………………………………………… …….Demi kelancaran
pelaksanaan tugas tersebut, saya mendelegasikan pelaksanaan tugas beserta
kewenanganya kepada :

1. Nama : ………………………………………………………………………………
2. NIK :……………………………………………………………………………….
3. Unit Kerja :……………………………………………………………………………….
4. Jabatan :……………………………………………………………………………….

Demikian surat pendelegasian ini saya buat dengan sungguh-sungguh

Bojonegoro, ……………………

Yang Mendelegasikan tugas Penerima delegasi

(…………………………………) (…………………………….)

Anda mungkin juga menyukai