Anda di halaman 1dari 3

33

BAB 4
PEMBAHASAN

Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan dengan


keluhan nyeri perut kanan bawah. Nyeri perut kanan bawah dirasakan sejak 2
hari SMRS, awalnya pasien merasakan nyeri dan perih di ulu hati kemudian 1
hari kemudian nyeri berpindah ke perut bagian kanan bawah. Nyeri dirasakan
seperti ditusuk dan dirasakan terus-menerus. Keluhan bertambah nyeri ketika
pasien beraktivitas dan sedikit berkurang ketika beristirahat. Pasien sudah
berobat ke klinik dan hanya diberi obat antinyeri asam mefenamat tetapi
keluhan masih belum berkurang. Pasien juga mengeluh mual selama 2 hari
ini, pasien juga muntah sebanyak 2 kali dalam 2 hari ini, muntah berwarna
coklat dan berupa sisa makanan, tidak ada darah maupun lendir. Nafsu makan
pasien menurun karena setiap kali makan pasien merasa mual. Sejak 2 hari ini
pasien juga merasakan demam dan nyeri kepala. BAK dalam batas normal,
BAB 2-3 hari sekali.
Pada riwayat penyakit dahulu tidak didapatkan keluhan serupa
sebelumnya, gastritis disangkal, DM disangkal, hipertensi disangkal. Pada
riwayat penyakit keluarga tidak didapatkan keluarga yang mengalami hal
serupa sebelumnya. Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, sehari-hari
pasien melakukan pekerjaan rumah dan jarang berolahraga. Pasien tidak suka
makan sayur dan buah. Pasien BAB setiap 2-3 hari sekali dengan konsistensi
lunak.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 122/69 mmHg, Nadi
109x/ menit, RR 20x/ menit, suhu 36.2oC, dan status generalisata regio kepala
dan leher dalam batas normal, thorax dalam batas normal, pada regio
abdomen didapatkan nyeri tekan + RLQ, blumberg sign +, rovsign sign +,
psoas sign -, obturator sign +, ekstremitas dalam keadaan normal.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium
yang didapatkan, dimana terdapat tanda-tanda berupa nyeri perut kanan
bawah, migration pain, mual muntah, hipertermia, nafsu makan menurun,
nyeri tekan RLQ, blumberg sign +, rovsign sign +, obturator sign +,
34

leukositosis dan shift to left, sehingga Alvarado score adalah 9 , maka


diagnosis pada pasien ini merupakan suatu appendisitis akut DD
gastroenteritis DD pelvic inflammatory disease. Sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut yaitu imaging untuk menegakkan diagnosis dan
menyingkirkan diagnosis banding.
Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan ultrasonography (USG) regio
abdomen. Pada pemeriksaann USG tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat
nyeri tekan probe pada Mc Burney dan terdapat target sign. Sehingga
diagnosis pada pasien ini dapat ditegakkan yaitu appendisitis akut.
Obstruksi lumen akibat adanya sumbatan pada bagian proksimal dan
sekresi normal mukosa Appendix segera menyebabkan distensi. Distensi
merangsang akhiran serabut saraf aferen nyeri visceral, mengakibatkan nyeri
yang samar-samar, nyeri difus pada perut tengah atau di bawah epigastrium.
Distensi biasanya menimbulkan refleks mual, muntah, dan nyeri yang lebih
nyata. Proses inflamasi segera melibatkan serosa Appendix dan peritoneum
parietal pada regio ini, mengakibatkan perpindahan nyeri yang khas ke RLQ.
Di awal proses peradangan Appendix, pasien akan mengalami gejala
gangguan gastrointestinal ringan seperti berkurangnya nafsu makan,
perubahan kebiasaan BAB, dan kesalahan pencernaan. Distensi Appendix
menyebabkan perangsangan serabut saraf visceral yang dipersepsikan sebagai
nyeri di daerah periumbilical. Nyeri awal ini bersifat nyeri tumpul di
dermatom Th 10. Distensi yang semakin bertambah menyebabkan mual dan
muntah dalam beberapa jam setelah timbul nyeri perut.

Appendix yang mengalami obstruksi merupakan tempat yang baik bagi


perkembangbiakan bakteri. Seiring dengan peningkatan tekanan intraluminal,
terjadi gangguan aliran limfatik sehingga terjadi oedem yang lebih hebat. Hal-
hal tersebut semakin meningkatan tekanan intraluminal Appendix. Akhirnya,
peningkatan tekanan ini menyebabkan gangguan aliran sistem vaskularisasi
Appendix yang menyebabkan iskhemia jaringan intraluminal Appendix,
infark, dan gangren. Setelah itu, bakteri melakukan invasi ke dinding
Appendix; diikuti demam, takikardia, dan leukositosis akibat pelepasan
mediator inflamasi karena iskhemia jaringan. Ketika eksudat inflamasi yang
35

berasal dari dinding Appendix berhubungan dengan peritoneum parietale,


serabut saraf somatik akan teraktivasi dan nyeri akan dirasakan lokal pada
lokasi Appendix, khususnya di titik Mc Burney’s.

Penatalaksanaan appendisitis akut pada pasien ini adalah dilakukan


appendektomi. Penatalaksanaan secara bedah dilakukan apabila pengobatan
medis tidak memberikan perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai