Pasien datang ke IGD Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan dengan
keluhan nyeri perut kanan bawah. Nyeri perut kanan bawah dirasakan sejak 2 hari SMRS, awalnya pasien merasakan nyeri dan perih di ulu hati kemudian 1 hari kemudian nyeri berpindah ke perut bagian kanan bawah. Nyeri dirasakan seperti ditusuk dan dirasakan terus-menerus. Keluhan bertambah nyeri ketika pasien beraktivitas dan sedikit berkurang ketika beristirahat. Pasien sudah berobat ke klinik dan hanya diberi obat antinyeri asam mefenamat tetapi keluhan masih belum berkurang. Pasien juga mengeluh mual selama 2 hari ini, pasien juga muntah sebanyak 2 kali dalam 2 hari ini, muntah berwarna coklat dan berupa sisa makanan, tidak ada darah maupun lendir. Nafsu makan pasien menurun karena setiap kali makan pasien merasa mual. Sejak 2 hari ini pasien juga merasakan demam dan nyeri kepala. BAK dalam batas normal, BAB 2-3 hari sekali. Pada riwayat penyakit dahulu tidak didapatkan keluhan serupa sebelumnya, gastritis disangkal, DM disangkal, hipertensi disangkal. Pada riwayat penyakit keluarga tidak didapatkan keluarga yang mengalami hal serupa sebelumnya. Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, sehari-hari pasien melakukan pekerjaan rumah dan jarang berolahraga. Pasien tidak suka makan sayur dan buah. Pasien BAB setiap 2-3 hari sekali dengan konsistensi lunak. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 122/69 mmHg, Nadi 109x/ menit, RR 20x/ menit, suhu 36.2oC, dan status generalisata regio kepala dan leher dalam batas normal, thorax dalam batas normal, pada regio abdomen didapatkan nyeri tekan + RLQ, blumberg sign +, rovsign sign +, psoas sign -, obturator sign +, ekstremitas dalam keadaan normal. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium yang didapatkan, dimana terdapat tanda-tanda berupa nyeri perut kanan bawah, migration pain, mual muntah, hipertermia, nafsu makan menurun, nyeri tekan RLQ, blumberg sign +, rovsign sign +, obturator sign +, 34
leukositosis dan shift to left, sehingga Alvarado score adalah 9 , maka
diagnosis pada pasien ini merupakan suatu appendisitis akut DD gastroenteritis DD pelvic inflammatory disease. Sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut yaitu imaging untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding. Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan ultrasonography (USG) regio abdomen. Pada pemeriksaann USG tersebut didapatkan hasil bahwa terdapat nyeri tekan probe pada Mc Burney dan terdapat target sign. Sehingga diagnosis pada pasien ini dapat ditegakkan yaitu appendisitis akut. Obstruksi lumen akibat adanya sumbatan pada bagian proksimal dan sekresi normal mukosa Appendix segera menyebabkan distensi. Distensi merangsang akhiran serabut saraf aferen nyeri visceral, mengakibatkan nyeri yang samar-samar, nyeri difus pada perut tengah atau di bawah epigastrium. Distensi biasanya menimbulkan refleks mual, muntah, dan nyeri yang lebih nyata. Proses inflamasi segera melibatkan serosa Appendix dan peritoneum parietal pada regio ini, mengakibatkan perpindahan nyeri yang khas ke RLQ. Di awal proses peradangan Appendix, pasien akan mengalami gejala gangguan gastrointestinal ringan seperti berkurangnya nafsu makan, perubahan kebiasaan BAB, dan kesalahan pencernaan. Distensi Appendix menyebabkan perangsangan serabut saraf visceral yang dipersepsikan sebagai nyeri di daerah periumbilical. Nyeri awal ini bersifat nyeri tumpul di dermatom Th 10. Distensi yang semakin bertambah menyebabkan mual dan muntah dalam beberapa jam setelah timbul nyeri perut.
Appendix yang mengalami obstruksi merupakan tempat yang baik bagi
perkembangbiakan bakteri. Seiring dengan peningkatan tekanan intraluminal, terjadi gangguan aliran limfatik sehingga terjadi oedem yang lebih hebat. Hal- hal tersebut semakin meningkatan tekanan intraluminal Appendix. Akhirnya, peningkatan tekanan ini menyebabkan gangguan aliran sistem vaskularisasi Appendix yang menyebabkan iskhemia jaringan intraluminal Appendix, infark, dan gangren. Setelah itu, bakteri melakukan invasi ke dinding Appendix; diikuti demam, takikardia, dan leukositosis akibat pelepasan mediator inflamasi karena iskhemia jaringan. Ketika eksudat inflamasi yang 35
berasal dari dinding Appendix berhubungan dengan peritoneum parietale,
serabut saraf somatik akan teraktivasi dan nyeri akan dirasakan lokal pada lokasi Appendix, khususnya di titik Mc Burney’s.
Penatalaksanaan appendisitis akut pada pasien ini adalah dilakukan
appendektomi. Penatalaksanaan secara bedah dilakukan apabila pengobatan medis tidak memberikan perbaikan.