Anda di halaman 1dari 2

Pada praktikum ini dilakukan pengamatan tentang struktur eksternal serangga.

Serangga merupakan hewan kelompok filum Arthopoda yang memiliki siklus hidup dari
telur hingga menjadi dewasa. Serangga dapat ditemukan di semua area darat, laut, dan udara.
Pada beberapa serangga memiliki suatu organisasi berbentuk kerajaan, seperti semut dan lebah.
Serangga juga memiliki peran penting yang umumnya sebagai bioindikator bagi lingkungan dan
polinator untuk tanaman (Septianella,dkk, 2015)

Serangga sering juga disebut heksapoda yang berarti mempunyai 6 kaki atau 3 pasang
(Aziz, 2008).

Ciri-ciri umum serangga adalah mempunyai appendage atau alat tambahan yang beruas,
tubuhnya bilateral simetri yang terdiri dari sejumlah ruas, tubuh terbungkus oleh zat kitin sehingga
merupakan eksoskeleton (Hadi, 2009).
.

Dari berbagai macam ordo serangga yang ada, pada praktikum ini dilakukan pengamatan
pada ordo hymenoptera yaitu lebah. Secara umum anatomi eksternal lebah terbagi menjadi 3
bagian yaitu kepala (caput), badan (thorax), dan perut (abdomen).

Kepala (caput)

Komponen utama dari kepala adalah mata, antena dan mulut. Mata dibedakan menjadi dua yaitu
mata majemuk (compound eyes) yang terletak di kedua sisi kepala dan mata sederhana (ocelli) di
bagian dahi dengan letaknya membentuk segitiga. Dalam identifikasi jenis serangga salah satu
bagian penting yang ada di kepala adalah:
a. Mulut
Mulut terdiri dari bagian pemotong benda keras (mandibula) dan proboscis yang berupa belalai
berfungsi sebagai penghisap bahan cair seperti air, nektar dan madu.
b. Antena
Sepasang antena yang terdapat pada kepala berfungsi sebagai alat peraba yang responsif
terhadap rangsangan mekanis dan juga kimiawi.

Dada (thorax)

Dada berstruktur keras terdiri dari empat segmen yang saling berhubungan erat, yaitu:
a. Prothorax : yaitu bagian yang menopang sepasang kaki pertama.
b. Mesothorax : yaitu bagian terbesar yang menopang sayap dan sepasang kaki tengah
c. Metathorax : yaitu menopang pasangan sayap belakang dan pasangan kaki
d. Propodeum : yaitu bagian terbesar internal dada diisi oleh otot-otot yang menggerakkan
sayap, kaki, kepala dan perut di bawah kooordinasi sistem syaraf.
Pada bagian dada serangga, salah satu alat yang dapat digunakan untuk identifikasi yaitu:
a. Kaki
Lebah memiliki tiga pasang kaki dan masing-masing kaki terdiri dari enam segmen yang
dihubungkan oleh penghubung fleksibel Bagian kaki lebah terdiri dari middle leg, femur, tibia
dan tarsal claw. Pada bagian kaki belakang lebah pekerja terdapat sebuah kantong pollen
berbentuk konkaf yang berfungsi untuk mengumpulkan pollen (tepung sari bunga). Pollen akan
menempel di sepasang kaki belakang lebah madu.
b. Sayap
Pada bentuk sayap, lebah memiliki dua pasang sayap yang bersifat membranus. Sayap depan
umumnya lebih besar daripada sayap belakang.
Perut (abdomen)

Pada lebah ratu dan pekerja, terlihat jelas enam segmen perut dan tiga segmen lainnya mengalami
degradasi dan perubahan bentuk sehingga tidak dapat dibedakan. Pada lebah jantan terlihat jelas
tujuh segmen. Setiap segmen perut terdiri dari dua lembaran yaitu atas dan bawah, di mana
lembaran atas (tergum) lebih besar dari lembaran bawah (sternum).

IV. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan pengamatan pada struktur eksternal lebah dan dapat
disimpulkan bahwa struktur umum tubuh lebah terdiri dari tiga ruas yaitu bagian kepala (caput),
dada (toraks), dan perut (abdomen). Pada kepala terdapat mandible, antena, dan mata yang berupa
mata majemuk dan oceli. Pada dada terdapat 2 pasang sayap (sayap depan dan belakang) dan kaki.
Bagian kaki lebah terdiri dari middle leg, femur, tibia dan tarsal claw. Sedangkan pada perut
terdapat tergum, sternum, dan spirakel.

V. DAFTAR PUSTAKA
Aziz. 2008. Botani Tumbuhan Rendah. ITB. Bandung.
Hadi, U. 2009. Resistensi Antibiotik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi V Jilid II. Interna
Publishing : Jakarta.
Septianella, G., Rosnaeni, B. Y., Nisrina, L., Qayyimah, F. D., Aulinia, R., Elfidasari, D., &
Lupiyaningdiyah, P. (2015). Identifikasi Serangga di Kawasan Industri Pertambangaan Kapur Palimanan
Cirebon jawa Barat. Prosiding Semnas Masyaraakat BiodervisitasIndonesia, 1(8), 1790-1794.

Anda mungkin juga menyukai