Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
petunjuk-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul “Penulisan Pesan-
Pesan Persuasif” yang mana makalah ini disusun bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah Komunikasi Bisnis.

Makalah ini memuat tentang “Pengorganisasian Pesan-Pesan Bisnis”. Walaupun


makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi
pembaca.

Ada pepatah yang mengatakan “Tak ada gading yang tak retak”, kami menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca.

Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Denpasar , 9 April 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................i


Kata Pengantar ........................................................................................................ii
Daftar Isi .................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................4
1.2 RumusanMasalah ...............................................................................4
1.3 Tujuan ................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perencanaan Pesan- Pesan Persuasif ...................................................5
2.2 Mengembangkan Pesan-Pesan Persuasif..............................................6
2.3 Menulis Permintaan Persuasif……………….......................................7
2.4 Penulisan Pesan-Pesan Penjualan dan Permohonan Dana……………8
2.5 Menulis Pesan Tagihan……………………………………………….9

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ...................................................................................... .12
Daftar Pustaka ....................................................................................................... .13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pokok bahasan dalam bab ini membahas “Perencanaan Pesan-Pesan Persuasif” pokok
bahasan ini merupakan pendalaman dari pembahasan yang telah di lakukan pada kegiatan-
kegiatan belajar sebelumnya.secara rinci materi pembahasan yang akan dibahas pada
pertemuan ke-empat ini meliputi :

a. Perencanaan pesan-pesan persuasif


b. Mengembangkan pesan-pesan persuasif
c. Menulis permintaan persuasif
d. Penulisan pesan-pesan penjualan dan permohonan dana

Pemahaman materi di atas sangat bermanfaat untuk melengkapi pengetahuan dan


pemahaman mengenai penulisan pesan-pesan persuasif dalam bisnis, sehingga bermanfaat
dalam memberikan gambaran tentang penulisan pesan-pesan persuasif di dalam bisnis.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana perencanaan pesan-pesan persuasif?


2. Bagaimana cara mengembangkan pesan-pesan persuasif?
3. Bagaimana cara menulis permintaan persuasif?
4. Bagaimana penulisan pesan-pesan penjualan dan permohonan dana?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui perencanaan pesan-pesan persuasif


2. Untuk mengetahui cara mengembangkan pesan-pesan persuasif
3. Untuk mengetahui cara menulis permintaan persuasif
4. Untuk mengetahui penulisan pesan-pesan penjualan dan permohonan dana
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERENCANAAN PESAN-PESAN PERSUASIF

Persuasi merupakan suatu usaha mengubah sikap, kepercayaan, atau tindakan audiens
untuk mencapai suatu tujuan. Secara sederhana, persuasi yang efektif adalah kemampuan untuk
menyampaikan suatu pesan di dalam suatu cara yang membuat audiens (pembaca atau
pendengar) merasa mempunyaipilihan dan membuat mereka setuju. Penyampaian pesan –
pesan persuasif dapat diterapkan untuk kepentingan internal dan eksternal.

Didalam suatu organisasi, pesan-pesan persuasif dimaksudkan untuk menjual


ide/gagasan kepada orang lain, memberi saran agar prosedur operasional lebih efisien,
mengumpulkan suatu dukungan untuk kegiatan tertentu, dan untuk meminta bantuan dana
bagi pembiayaan suatu proyek tertentu.

1. Analisis Audien
Penyampaian pesan – pesan persuasif yang terbaik adalah dengan cara
menghubungkan suatu pesan dengan minat dan hasrat audiens. Untuk
mengakomodasikan perbedaan individual, analisis audiens anda dan kemudian
susunlah suatu pesan yang dapat menjadi daya tarik bagi kebutuhan mereka.
2. Pertimbangan Perbedaan Budaya
Pemahaman terhadap perbedaan budaya yang ada bukan saja akan membantu dalam
memuaskan kebutuhan audiens, tetapi juga akan membantu bagaimana mereka respek
terhadap anda.
3. Memilih Pendekatan Organisasional
Dalam hal ini, kita dapat menggunakan pendekatan organisasional tak langsung dalam
menyampaikan pesan – pesan persuasif. Akan tetapi jika audiens adalah objektif, atau
jika kita tahu bahwa mereka suka mendengan pesan yang disampaikan secara
langsung, maka bisa menggunakan pendekatan operasional langsung .
2.2 MENGEMBANGKAN PESAN-PESAN PERSUASIF
Persuasi yang efektif mengandung empat komponen penting, yaitu menetapkan
kredibilitas, membuat kerangka argumentasi audiens, menghubungkan audiens
dengan hal-hal yang logis, dan menetapkan posisi anda dengan pengunaan bahasa
yang baik dan tepat.

1. Menetapkan Kredibilitas
Kredibilitas ditentukan oleh sejauh mana tingkat kepercayaan dan reliabilitas.
Kredibilitas adalah sejauh mana kita dapat dipercaya oleh orang lain. Salah satu cara
untuk menumbuhkan kredibilitas seseorang adalah melalui fakta. Semua bentuk
dokumen, statistik, jaminan, dan hasil riset merupakan bukti objektif yang dapat
mendukung kredibilitas anda.

2. Kerangka Argumentasi
Ketika kita cukup mengumpulkan berbagai fakta, bukti, dan temuan lainnya, maka
kita siap membuat kerangka argumentasi yang diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Attention (Perhatian)
Adalah fase dimana kita harus meyakinkan audiens segera bahwa kita
mempunyai sesuatu yang berguna untuk disampaikan.
b. Interest (Minat)
Adalah fase dimana kita menjelaskan relevansi pesan dengan audiens.
c. Desire (Hasrat)
Adalah fase dimana kita membuat audiens untuk mengubah keinginannya dengan
menjelaskan bagaimana perubahan yang dilakukan dapat memberikan manfaat
bagi audiens.
d. Action (Tindakan)
Adalah fase dimana kita menyaraknan tindakan spesifik yang kita inginkan
kepada audiens

3. Memilih Daya Pemikat


Kebanyakan pesan persuasif menggunakan daya pemikat dengan logika dan daya
pemikat yang emosional untuk melakukan persuasi audiens.
Untuk dapat menemukan keseimbangan antara keduanya tergantung pada 4 faktor
penting yakni tindakan yang kita harapkan, harapan audiens kita, tingkat resistensi
yang harus kita hadapi, dan seberapa jauh kita menjual ide atau gagasan tersebut pada
audiens.
a. Pemikat emosional
untuk melakukan sesuatu kepada audiens, kita dapat memanfaatkan emosi yang
dilandasi dengan suatu argumentasi atau dalam bentuk simpati kepada audiens
selama pemikat emosional sangat kuat.
b. Pemikat logika
ketika kita memilih pemikat logika, kita dapat menggunakan salah satu dari
ketiga jenis alasan berikut.
 analogi, adalah menggunakan suatu alasan dari bukti spesifik menuju bukti
spesifik.
 Induksi, adalah memberikan alasan dari bukti spesifik menuju kesimpulan umum.
 Deduksi, adalah pemberian alasan yang bersifat umum dari kesimpulan yang
spesifik.
c. Pertimbangan etika
Pelaku bisnis secara etis menginformasikan kepada para pelanggan baik yang
berkaitan dengan manfaat, ide, organisasi, produk, atau tindakan tertentu,
sehingga pelanggan dapat mengakui betapa baiknya suatu ide.

2.3 MENULIS PERMINTAAN PERSUASIF


Yang paling penting ketika menyusun permintaan persuasif untuk suatu tindakan
adalah tetap menjaga batas-batas permintaannya. Oleh karena itu, dalam membuat
suatu permintaan persuasif perlu perhatian khusus terhadap manfaat yang baik secara
langsung maupun tak langsung dalam memenuhi permintaan tersebut.

1. Permintaan Persuasif untuk Tindakan


Mulailah dengan kalimat yang mampu mengundang perhatian pembaca yang
menunjukkan bahwa anda mengetahui sesuatu yang sangat diharapkan pembaca.
Bahkan pesan persuasive yang sifatnya memuji atau menyanjung tentang pembaca
juga dapat dibenarkan. Pertengahan, gunakan kalimat yang mampu menarik minat
dan harapan pembaca. Akhiri tulisan anda dengan suatu permintaan atau permohonan
tindakan spesifik.

2. Permintaan dan Pengaduan Persuasif untuk Penyesuaian


Kebanyakan surat pengaduan (claim letters) dimulai dengan pernyataan pesan-pesan
rutin. Namun demikian, anda juga menulis surat pengaduan persuasive dengan
menambahkan bukti tambahan dan menggunakan teknik yang lebih menarik perhatian
pembaca.

2.4 PENULISAN PESAN-PESAN PENJUALAN DAN PERMOHONAN DANA

Ada dua jenis pesan-pesan persuasive, yaitu surat penjualan (sales letters) dan surat
permohonan bantuan dana (fundraising letters). Kedua pesan tersebut memiliki perbedaan
yaitu pesan-pesan penjualan biasanya dikirim oleh organisasi yang berorientasi pada laba
untuk melakukan persuasi kepada pembaca agar mengeluarkan sejumlah uang atas produk
mereka sendiri. Dilain pihak, pesan-pesan permohonan bantuan dana biasanya dikirim oleh
organisasi nirlaba untuk melakukan persuasi kepada pembaca agar memberikan bantuan dana
atau lainnya kepada pihak lain. Persamaannya, keduanya bersaing untuk bisnis dan
kepentingan publik. Keduanya juga berusaha melakukan persuasi kepada pembaca untuk
mengeluarkan uang atau waktu untuk menghasilkan suatu nilai tertentu yang ditawarkan.

1. Perencanan Pesan-Pesan Penjualan


Salah satu tujuan ketika merencanakan pesan-pesan penjualan adalah untuk
memperoleh pemahaman secara menyeluruh tentang produk anda. Dalam
penyampaian pesan persuasive, mulailah dengan melakukan analisis audiens dan
memfokuskan pada bagaimana kebutuhan, minat, dan emosianal mereka.

Langkah selajutnya adalah memilih poin penjualan produk atau manfaat yang paling
menarik bagi audiens. Ketika melakukan komposisi pesan-pesan persuasive, fokuskan
pada poin penjualan produk yang mampu menjadi daya pikat bagi audiens.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menyampaikan pesan-pesan penjualan,
diantaranya melalui brosur, pengiriman surat, sample, kartu, telpon, surat elektronik
dan iklan media masa dan elektronik.
2. Pengorganisasian dan Komposisi Pesan-Pesan Penjualan
Kebanyakan surat penjualan disusun berdasarkan perencanaan organisasional AIDA
yang digunakan untuk penulisan pesan persuasif. Ciri – ciri surat tersebut harus
mengandung hal – hal berikut.
a. Menarik Perhatian, dengan menggunakan kalimat tanya pada permulaan
paragraph, dengan menekankan contoh produk terbaru, memberikan ilustrasi,
dan memberikan solusi dari suatu masalah.
b. Membangun Minat, dengan menekankan titik penjualan produk kepada
audiens, dengan menempatkan titik penjualan utama dalam paragraph awal.
c. Meningkatkan Hasrat, dengan mengungkapakan manfaat utama bagi pembaca
dalam kata-kata atau gambar, grafik atau bagan yang lebih menarik.
d. Memotivasi tindakan, dengan memilih media penyampaian surat penjualan
kepada pembaca yang memungkinkan mereka memberikan tanggapan atas
surat tersebut.

3. Perencanaan Pesan-Pesan Permohonan Bantuan Dana


Sebelum menulis surat permohonan bantuan dana, yang perlu diperhatikan adalah kita
harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik, dengan cara memahami siapa
pembaca, bahasa apa yang digunakan, apa manfaatnya, bagaimana latar belakangnya,
dal lain – lain

Ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan surat permohonan bantuan
dana, yaitu:
a. Anda harus mampu menjelaskan kebutuhan secara spesifik.
b. Tunjukkan kepada pembaca betapa pentingnya donasi yang anda sumbangkan
kepada pihak lain.
c. Kemukakan secara jelas berapa jumlah donasi yang dibutuhkan.
d. Jelaskan manfaat atau kegunaan donasi yang diberikan kepada pembaca.
2.5. MENULIS PESAN TAGIHAN

Tujuan proses penagihan adalah mempertahankan niat baik sementara menagih


haknya. Penagihan merupakan masalah peka; ini juga diatur secara ketat oleh undang-undangn
federal dan Negara bagian (Fair Debt Collection Practices Act tahun 1978) yang menggariskan
sejumlah pembatasan prosedur penagihan. Praktik berikut ini dilarang :

 Berbohong bahwa telah mengajukan tuntutan ke pengadilan

 Memberi tahu pemberi kerja atau kelurga orang yang berhutang mengenai hutang

 Menyampaikan kepada orang lai orang tersebut berhutang

 Mengganggu pengutang (walaupun definisi gangguan mungkin bervariasi)

 Menggunakan bahasa yang kasar dan cabul

 Menggunakan bahasa yang mencemarkan nama baik (seperti menyebut orang itu malas
atau penipu)

 Berkomunikasi dengan kartu pos (tidak cukup rahasia)

 Mengirimkan komunikasi surat tagihan anonym

 Menyalahgunakan status huku, dari hutang

 Berkomunikasi sedemikian rupa sehingga membuat penerima sakit secara fisik

 memberikan kesan palsu, seperti memberi label “informasi pajak ” pada sampul

 memberikan keterangan yang salah sebagai dokumen pemerintah atau pengadilan

Untuk melindungi orang dari penganiayaan yang tak beralasan dan gangguan oleh penagih
hutang, hukum juga menggambarkan kapan anda boleh menghubungi penghutang, berpa kali
anda boleh menelepon, dan informasi apa yang harus Anda berikan kepada penghutang
(respons tepat waktu, catatan akurat, dan dokumen yang dapat dipahami). Akan tetapi, hal itu
tidak berarti anda tidak dapat bersikap tegas dalam surat tagihan. Asalkan apa yang anda
nyatakan benar dan tidak melanggar hukum, surat itu tidak dapat dituduh sebagai gangguan
atau memberi keterangan yang salah. Pelanggan yang teliti akan merasa malu karena hutang
yang sudah jatuh tempo. Dalam keadaan emisonal seperti itu, mereka mungkin secara sadar
atau tidak sadar menyalahkan anda akan masalah, menunda, menghindari situasi ini sama
sekali, atau bereaksi secara agresif. Tugas anda adalah menetralkan perasaan ini dengan
menggunakan imabauan positif, dengan menekankan manfaat membayar sesuai permintaan
anda. Bila imbauan positif gagal, anda harus mempertimbangkan imbauan negatif, yang
menekankan konsekuensi yang tidak menyenangkan bila tidak bertindak dan bukannya
manfaat karena bertindak. Tentu saja menggunakan bahasa yang kasar atau mengancam dan
mengganggu pelanggan tidak efektif dan illegal. Membujuk adalah kebalikan dari memaksa.
Jadi pendekatan terbaik anda adalah mencoba mempertahankan niat baik pelanggan. Satu kunci
sukses dalam menagih hutang adalah dengan mengingat bahwa menagih merupakan suatu
proses, bukan hanya permintaan sekali. Ketika periode sudah jatuh tempo semakin panjang,
sederetan surat tagihan hutang mencerminkan keseriusan yang semakin meningkat dari
masalah dikirimkan kepada pelanggan dengan interval yang sudah ditetapkan : pemberitahuan,
pengingat, permintaan informasi, peringatan yang mendesak, dan ultimatum. Pada tahap-tahap
terakahir, kredit pelanggan, dan sejarah pembelian, jumlah hutang, dan peringkat kredit
pelanggan secara keseluruhan menetapkan isi dan gaya dari pesan tagihan.

1. Pemberitahuan dan Pengingat

Sebagian besar kreditor mengirimkan tagihan kepada pelanggan dengan jadwal teratur,
tergantung dengan persyaratan persetujuan kredit. Pada umumnya, pemberitahuan standar ini
adalah supucuk formulir surat atau pernyataan, sering kali menggunakan computer,
menyatakan dengan jelas jumlah hutang, tanggal jatuh tempo, dan denda untuk pembayaran
yang terlambat, dan sisa hutang yang masih harus dibayar. Formulir standar, jauh dari
penghinaan kepada penerima, menunjukkan kepercayaan kreditor bahwa segalanya akan
berjalan menurut rencana.

Bila pembayaran tidak diterima dalam beberapa hari setelah tanggal jatuh tempo, pada
umumnya kreditor mengirimkan pengingat lunak. Sekali lagi nada dari surat standar
memastikan, menyampaikan asumsi perusahaan bahwa ada masalah kecil yang menyebabkan
keterlambatan pembayaran. Dengan kata lain, perusahaan masih yakin bahwa pelanggan
mempunyai niat untuk membayar hutangnya dan hanya perlu diingatkan.

2. Permintaan Informasi

Merasa frustasi karena sudah mengirimkan surat pengingat dan masih tidak mendapat respons,
jangan menganggap bahwa pelanggan ada merencanakan untuk mengingkari hutang, terutama
bila pelanggan telah membayar tagihan tepat waktu di masa lalu. Jadi jangan menyalahkan
pelanggan dalam surat menanyakan informasi. Akan tetapi, waktu telah lewat untuk
menganggap bahwa keterlambatan hanya kelalaian, jadi anda dapat menganggap bahwa
beberapa keadaan luar biasa menyebabkan pembayaran tertunda.

Personalisasi pada tahap ini tepat karena anda bertanya kepada pelanggan untuk melakukan
penyelesaian individual. Surat ini juga menghindari kesan bahwa pelanggan mungkin tidak
puas dengan pembelian. Sebaliknya, surat ini menekankan kewajiban pembaca untuk
berkomunikasi mengeni masalah dan kemauan kreditor untuk membahasnya.

3. Peringatan yang Mendesak


Tahap perinagatan yang mendesak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sampaikan
keinginan anda untuk segera menagih pembayaran yang sudah terlambat dan kemauan anda
bersikap serius, tetapi hindari ancaman berlebihan. Untuk menyampaikan rasa kemendesakan,
anda boleh mengnadalkan surat yang ditandatangini oleh pejabat puncak dalam perusahaan
atau pada konsekuensi negative. Akan tetapi, peringatan yang mendesak masih memberikan
kesempatan kepada pengutang untuk membayar tanpa kehilangan muka.

4. Ultimatum

Dengan menyebutkan satu persatu konsekuensi tidak membayar taguhan, anda dapat
mendorong pengutang mengevaluasi ulang prioritasnya. Anda tidak lagi tertarik untuk
mendengar mengapa mereka demikian lama memberikan tangggapan; anda tertarik
menempatkan tuntutan dalam daftar prioritas mereka. Nada dari ultimatum tidak harus personal
atau dibuat individual seperti permintaan informasi atau peringatan yang mendesak. Dalam
tahap ini, anda berada dalam posisi pihak berwenang yang sah dan tidak lagi bersedia untuk
kembali ke tahap komunikasi dan negoisasi sebelumya.

Surat ini mengabarkan langkah-langkah yang telah diambil, menyiratkan bahwa tindakan
drastis yang akan diambil merupakan tindak lanjut yang logis. Walaupun surat penagihan
hutang terdahulu didasarkan pada persuasi, yang ini pada dasarnya surat berita buruk.

Bila surat seperti ini tidak membuahkan hasil, satu-satunya cara yang tersedia adalah benar-
benar memulai prosedur penagihan utang secara legal. Sebagai kesopanan terakhir, anda
mungkin ingin mengirimkan pemberitahuan tenang tindakan yang akan anda ambil kepada
pengutang. Dengan mempertahankan respect kepada pelanggan sampai akhir yang pahit, anda
mungkin masih menyelamatkan sedikit niat baik.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam Mengembangkan pesan-pesan persuasif secara efektif perlu diperhatikanlima


komponen penting yaitu (1) menentukan kredibilitas, (2) menyiapkan kerangkaargumentasi,
(3) menggunakan daya pemikat atas dasar logika dan emosional,(4)memperkuat posisi
dengan menggunakan bahasa yang baik dan bukti yang jelas.

Untuk memperkuat kredibilitas terdapat beberapa cara yang dapat dilakukandiantaranya


adalah : memberikan dukungan pernyataan dengan fakta dan sumber-sumber lainnya,
menjelaskan tujuan secara jelas, menunjukkan sikap hormat,menunjukkan sikap percaya
terhadap pihak lain.

Dalam menyampaikan pesan-pesan secara persuasif, rencana organisasionalyang dapat


digunakan adalah dengan menerapkan prinsip AIDA ( Attention, Interest,Desire, Action ).
Sedangkan untuk memperkuat posisi dalam menyampaiakan pesan-pesan persuasif dapat
digunaka metode semantic, metafora, anekdot, bahsa yangsederhana dan mudah dipahami,
dan fakta yang mampu memeperkuat posisi.

Beberapa kunci dalam menyampiakan pengaduan, permintaan, ataupenyesuaian yang baik


secara persuasif yaitu 1) mengemukakan semua fakta denganlebih rinci, logis, dan menarik
pembaca, 2) mengekspresikan perasaan dengan tenang,3) memfokuskan kepada manfaat atas
problem-solusi dan, 4) memberikan pernyataanpermintaan suatu tindakan secara spesifik dan
beralasan.
Daftar Pustaka

 Purwanto, djoko. 2006. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai