Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada
penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan kualitatif,
setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau persoalan yang dihadapi,
yaitu: pertama, bahwa persoalan sampling adalah proses untuk mendapatkan sampel
dari suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar bisa mencerminkan keadaan
populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang diangkat dari sampel harus
merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah yang dihadapi adalah
bagaimana memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili
elemen lain dalam populasi atau mencerminkan keadaan populasi. Kedua, masalah
yang dihadapi dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis
adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel, dan berapa banyak unit
analisis yang akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya teknik
penarikan sampel manakah yang cocok dengan karakteristik populasi, tujuan dan
masalah penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis atau
ukuran sampel (sample size) yang akan dilibatkan dalam kegiatan penelitian.
Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin
karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu
bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin diukur adalah
masyarakat Sunda sedangkan yang dijadikan sampel adalah hanya orang Banten saja,
maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang seharusnya
diukur (orang Sunda). Sampel yang valid ditentukan oleh dua pertimbangan.
Kedua : Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi
estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan
karakteristik populasi. Contoh : Dari 300 pegawai produksi, diambil sampel 50 orang.
Setelah diukur ternyata rata-rata perhari, setiap orang menghasilkan 50 potong produk
“X”. Namun berdasarkan laporan harian, pegawai bisa menghasilkan produk “X” per
harinya rata-rata 58 unit. Artinya di antara laporan harian yang dihitung berdasarkan
populasi dengan hasil penelitian yang dihasilkan dari sampel, terdapat perbedaan 8
unit. Makin kecil tingkat perbedaan di antara rata-rata populasi dengan rata-rata
sampel, maka makin tinggi tingkat presisi sampel tersebut.
Langkah pertama yang diperlukan oleh peneliti adalah menghitung varian atau
dispersi dengan menggunakan rumus perhitungan rata-rata populasi rata-rata populasi
sebagai berikut :
µ = X± k.sx (6-1)
m= rata-rata populasi
X= rata-rata sampel
k= nilai t table pada tingkat kepercayaan tertentu
SX= dispersi (varian) populasi
Penentuan Ukuran Sampel Penelitian
1. Populasi Target
Tahap pertama yang dilakukan peneliti dalam pemilihan sampel adalah
mengidentifikasi populasi target, yaitu populasi spesifik yang relevan dengan tujuan
atau masalah penelitian
2. Kerangka sampel
Adalah daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar untuk mengambil
sampel. Kerangka sampel biasanya berbeda dengan populasi target yang ditentukan.
3. Metode Pemilihan Sampel
a) Metode pemilihan sampel probabilitas, yaitu terdiri atas metode-metode :
simple random sampling, systematic sampling, stratified random sampling,
sluster sampling dan area sampling
b) Metode pemilihan sampel nonprobabilitas disebut juga dengan metode
pemilihan sampel secara tidak acak, yang terdiri atas metode-metode :
Convenience sampling, judgement sampling dan quota sampling
4. Unit Sampel
Adalah suatu elemen atau sekelompok elemen yang menjadi dasar untuk
dipilih sebagai sampel. Pemilihan sampel berdasarkan kerangka sampel dapat
dilakukan melalui prosedur satu tahap atau beberapa tahap.