Anda di halaman 1dari 13

6.

1 Populasi dan Sampel


6.1.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi bukan hanya orang, akan tetapi
objek dan benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada
objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki
oleh subjek atau objek itu.
6.1.2 Sampel
Sampel adalah bagian suatu subjek atau objek yang mewakili
populasi.Pengambilan sampel harus sesuai dengan kualitas dan karakteristik suatu
populasi. Pengambilan sampel yang tidak sesuai dengan kualitas dan karakteristik
suatu populasi akan menyebabkan suatu penelitian menjadi bias, tidak dapat
dipercaya, dan kesimpulannya pun bisa keliru. Hal ini karena tidak dapat mewakili
populasi. Ada beberapa keuntungan atau manfaat menggunakan sampel dalam proses
penelitian antara lain sebagai berikut:
a. Penggunaan sampel dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga.Kadang kala
dalam penelitian terdiri dari elemeen-elemen yang banyak ragamnya dan banyak
pula jumlahnya, sehingga tidak mungkin peneliti melaksanakan penelitian kepada
seluruh anggota populasi yang ada. Oleh sebab itu dengan menggunakna teknik
sampling yang benar akan mempermudah dan menyederhanakan penelitian yang
dilakukan peneliti.
b. Hasil penelitian akan lebih akurat dan mendalam. Populasi yang terlalu banyak
akan menyulitkan peneliti untuk menggali berbagai hal yang yang berhubungan
dengan penelitian yang sedang dilaksanakan, sehingga data yang diperoleh
kurang lengkap. Oleh sebab itu hasil penelitian mungkin akan ngambang dan
kurang tepat.
c. Teknik sampling yang tepat akan mempermudah proses penelitian. Apa bila
anggota populasi sangat beragam bisa menyebabkan sebuah penelitian menjadi
sulit. Sehingga tidak menutup kemungkinan mengakibatkan kesalahan dalam
menarik kesimpulan. Agar sampel representative dalam menentukan sampel
harus memperhatikan langkah-langkah dalam menentukan sampel sebagai
berikut:
a. Menentukan target populasi
Target populasi disebut juga dengan batasan populasi.Sebelum menentukan
teknik sampling, perlu dijelaskan terlebih dahulu, karena jumlah dan
karakteristik populasi dapat mempengaruhi teknik sampling yang kita
gunakan.
b. Mendaftar seluruh elemen unit populasi
Kadang kala populasi itu terdiri dari banyak elemen atau unit. Setiap elemen
dalam populasi itu harus didaftar satu per satu, sehingga akan diketahui mana
yang termasuk populasi mana yang tidak. Dalam tahap ini juga perlu dicari
karakteristik anggota populasi, apakah populasi tersebut bersifat homogeny
atau heterogenyang mengandung banyak elemen. Jika heterogen maka kita
harus mengelompokkan agar setiap elemen itu terwakili, sehingga akan
memberikan kejelasan tentang validitas dan reabilitas kesimpulan yang
dihasilkan.
c. Menentukan sumber informasi
Setelah diperoleh kejelasan populasi, maka selanjutnya adalah menentukan
dari mana bisa memperoleh data tentang populasi tersebut.Sumber populasi
sangat tergantung dengan karakteristik dari populasi itu sendiri.
d. Menentukan jumlah anggota sampel yang akan diambil
Berapa banyak jumlah anggoa sampel yang diambil tidak ada ketentuannya,
sesuai dengan keinginan peneliti itu sendiri. Biasanya banyaknya jumlah
sampel ditentukan oleh pertimbangan yang bersifat teknis dan praktis yaitu,
disesuaikan dengan waktu yang tersedia, dana yang ada atau pertimbangan
dari sponsor. Serta pertimbangan yang berhubungan dengan sifat dan
karakteristik populasi itu sendiri.
e. Menentukan teknik sampling yang akan digunakan
Setelah jumlah sampel yang akan digunakan sudah ditentukan, maka langkah
selanjutnya adalah menentukan teknik sampling. Teknik sampling yang
digunakan harus sesuai dengan karakteristik populasi.
6.1.3 Penelitian Menggunakan Sampel dan Populasi
Salah satu bagian dalam desain penelitian adalah menentukan populasi dan
sampel penelitian. Dewasa ini, kegiatan penelitian banyak dilakukan dengan
penarikan sampel, karena metode penarikan sampel lebih praktis, biayanya lebih
hemat, serta memerlukan waktu dan tenaga yang lebih sedikit dibandingkan dengan
metode sensus. Pengambilan sebagian dari keseluruhan objek, dan atas hasil
penelitian suatu keputusan atau kesimpulan mengenai keseluruhan objek populasi
dibuat, disebut sebagai metode penarikan sampel (sampling). Penelitian yang
memakai sampel untuk meneliti atau menyelidiki karakteristik objek penelitian,
dilakukan dengan beberapa alasan antara lain: objek yang diteliti sifatnya mudah
rusak, objek yang diteliti bersifat homogen, tidak mungkin meneliti secara fisik
seluruh objek dalam populasi, untuk menghemat biaya, untuk menghemat waktu dan
tenaga, serta keakuratan hasil sampling.

Dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis, baik pada
penelitian dengan pendekatan kuantitatif dan penelitian dengan pendekatan kualitatif,
setidaknya terdapat dua hal yang menjadi masalah atau persoalan yang dihadapi,
yaitu: pertama, bahwa persoalan sampling adalah proses untuk mendapatkan sampel
dari suatu populasi. Di sini sampel harus benar-benar bisa mencerminkan keadaan
populasi, artinya kesimpulan hasil penelitian yang diangkat dari sampel harus
merupakan kesimpulan atas populasi. Sehingga masalah yang dihadapi adalah
bagaimana memperoleh sampel yang representatif, yaitu sampel yang dapat mewakili
elemen lain dalam populasi atau mencerminkan keadaan populasi. Kedua, masalah
yang dihadapi dalam penelitian yang menggunakan sampel sebagai unit analisis
adalah tentang bagaimana proses pengambilan sampel, dan berapa banyak unit
analisis yang akan diambil. Sehingga masalah yang dihadapi diantaranya teknik
penarikan sampel manakah yang cocok dengan karakteristik populasi, tujuan dan
masalah penelitian yang akan dikaji. Selain itu berapa banyak unit analisis atau
ukuran sampel (sample size) yang akan dilibatkan dalam kegiatan penelitian.

6.1.4 Kriteria Sampel yang Baik

Secara umum, sampel yang baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin
karakteristik populasi. Dalam bahasa pengukuran, artinya sampel harus valid, yaitu
bisa mengukur sesuatu yang seharusnya diukur. Kalau yang ingin diukur adalah
masyarakat Sunda sedangkan yang dijadikan sampel adalah hanya orang Banten saja,
maka sampel tersebut tidak valid, karena tidak mengukur sesuatu yang seharusnya
diukur (orang Sunda). Sampel yang valid ditentukan oleh dua pertimbangan.

Pertama : Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan)


dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam
sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau kekeliruan
adalah populasi.

Kedua : Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi
estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan
karakteristik populasi. Contoh : Dari 300 pegawai produksi, diambil sampel 50 orang.
Setelah diukur ternyata rata-rata perhari, setiap orang menghasilkan 50 potong produk
“X”. Namun berdasarkan laporan harian, pegawai bisa menghasilkan produk “X” per
harinya rata-rata 58 unit. Artinya di antara laporan harian yang dihitung berdasarkan
populasi dengan hasil penelitian yang dihasilkan dari sampel, terdapat perbedaan 8
unit. Makin kecil tingkat perbedaan di antara rata-rata populasi dengan rata-rata
sampel, maka makin tinggi tingkat presisi sampel tersebut.

6.1.5 Pertimbangan Penentuan Ukuran Sampel


1. Pertimbangan Ukuran Sampel

Pertimbangan Penentuan Ukuran Sampel 4 hal yang harus dipertimbangkan


dalam menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian :
1) Derajat Keseragaman
Apabila Popolasi seragam sempurna, maka satu elementer saja dari seluruh
populasi sudah cukup representative untuk diteliti.Jika populasi adalah completely
heterogeneous, maka hanya pencacahan lengkaplah dapat memberikan gambaran
yang representative.
2) Presisi yang dikehendaki dalam penelitian
Tingkat ketetapan ditentukan oeleh perbedaan perbedaan hasil sampel dengan
hasil pencacahan lengkap, dengan asumsi instrument, teknik wawancara, kualias
wawancara yang digunakan sama. Secara Kuantitatif presisi diukur dari standar erroe,
makin kecil kesalahan baku, makin besar tingkat presisi
3) Rencana Analisis
Rencana analisis data dengan teknik analisis tertentu sangat menentukan
besarnya sampel yang harus diambil
4) Tergantung pada ketersediaan biaya
2. Penentuan Ukuran Sampel
Ada yang menyatakan paling sedikit 10% dari jumlah populasinya.Pendapat-
pendapat tersebut kurang tepat, karena untuk menentukan ukuran sampel tergantung
pada variasi populasinya. Semakin besar disperse atau variasi suatu populasi maka
semakin besar pula ukuran sampel yang diperlukan agar estimasi terhadap parameter
populasi dapat dilakukan dengan akurat dan presisi

Langkah pertama yang diperlukan oleh peneliti adalah menghitung varian atau
dispersi dengan menggunakan rumus perhitungan rata-rata populasi rata-rata populasi
sebagai berikut :

µ = X± k.sx (6-1)

m= rata-rata populasi
X= rata-rata sampel
k= nilai t table pada tingkat kepercayaan tertentu
SX= dispersi (varian) populasi
Penentuan Ukuran Sampel Penelitian

Penentuan Ukuran sampel(sample size) merupakan hal yang sangat penting


untuk diperhatikan, terutama jika penelitian dilakukan dengan cara survey dan
bertujuan untuk memperkirakan nilai karakteristik dari populasi yang diteliti. Ukuran
sampel yang terlalu besar akan kurang efisien dari aspek sumber daya
penelitian(waktu,tenaga,biaya), sebaliknya ukuran sampel yang terlalu kecil akan
kurang efisien dari aspek pengukuran dan keakuratan hasil penelitian.

Dalam menentukan besar sampel, ada banyak alternative rumus penentuan


besar sampel yang bisa dipakai. Rumus tersebut dibagi berdasarkan 2 pendekatan,
yaitu precision analysis dan power analysis

6.1.6 Ukuran Sampel

Berdasarkan atas pertimbangan penentuan ukutan sampel.Peneliti dapat


menentukan sampel yang dapat dipandang representative mewakili populasi.Makin
besar jumlah sampel mengikuti populasi, maka peluang kesalahan generaslisai
semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi maka
semakin besar kesalahan generalisasi.
1. Pertimbangan
Ketepatan jenis dan jumlah anggota sampel yang diambil akan sangat
mempengaruhi keterwakilan (representativeness) sampel terhadap populasi.
Keterwakilan populasi akan sangat menentukan kebenaran kesimpulan dari
penelitian. Semakin besar ukuran sampel akan mewakili populasi. Biasanya para
peneliti ingin bekerja dengan sampel sekecil mungkin, karena semakin besar jumlah
sampel yang digunakan maka akan semakin besar pula biaya yang akan dikeluarkan.
2. Kebutuhan Sampel Besar
a) Jika terdapat sejumlah variable yang tidak bisa dikontrol
b) Jika dalam penelitian terantisipasi adanya hubungan atau perbedaan yang
kecil
c) Jika dalam penelitian dibentuk kelompok-kelompok kecil
d) Menghindari penyusutan
e) Jika diharapkan syarat-syarat keabsahan secara statistic dipenuhi.
f) Jika dalam penelitian dihadapkan pada populasi yang sangat hetergonen
g) Jika realibilitas dari variable bebas tidak terjamin
6.7 Sumber Kesalahan Sampel
1. Kesalahan Statistik (statistical error)
Ada dua factor yang penyebab kesalahan statistic, yaitu kesalahan dalam
pemilihan sampe dan kesalahan sistematis, yaitu kesalahan yang bukan berasal dari
proses pemilihan sampel.
2. Kesalahan Pemilihan Sampel (Sampling error)
Kesalahan dalam pemilihan sampel dapat disebabkan oleh berbagai
kemungkinan pada setiap prosedur dalam pemilihan sampel, antara lain: kesalahan
dalam kerangka sample (sampling frame error), Kesalahan dalam penentuan unit
sampel (unit sampling error), atau kesalahan dalam pemilihan sampel secara acak
9random sampling error)
3. Kesalahan Kerangka Sampel
Disebabkan oleh adanya perbedaan antara elemen-elemen dalam kerangka
sampel dengan elemen-elemen populasi target. Kerangka sampel kemungkinan belum
memuat elemen-elemen populasi yang baru masuk
4. Kesalahan Unit Sampel
Penentuan elemen-elemen dalam suatu unit sampel kemungkinan kurang
mewakili karakteristik populasinya.Tingkat hetrogenitas elemen-elemen populasi
dapat menyebabkan timbulnya kesalahan dalam unit sampel yang ditentukan
berdasarkan strata atau kelompok tertentu.
5. Kesalahan Pemilihan Sampel Secara Acak
Terjadi karena kemungkinan adanya variasi dalam pemilihan subjek sampel
secara acak.Tipe kesalahan ini kemungkinan disebabkan oleh nilai elemen-elemen
yang sangat variatif sehingga dapat saling menghapus dalam perhitungan rata-rata.
Semakin kecil variasi nilai elemen-elemen, maka semakin rendah kemungkinan
tingkat kesalahan pemilihan sampel secara acak
6. Kesalahan Sistematis (systematic error)
Kesalahan sistematis merupakan kesalahan yang disebabkan oleh factor-faktor
di luar proses pemilihan sampel. Kesalahan sistematis terutama disebabkan oleh
kelemahan desain penelitian dan kesalahan pelaksanaan penelitian. Ada dua factor
yang mempengaruhi kesalahan sistematis, yaitu, kesalahan responden dan kesalahan
administrative
7. Kesalahan Responden
Hasil analisis data yang dikumpulkan dengan rhetode survei tergantung pada
jawaban responden penelitian. Kesalahan responden terdiri atas dua jenis kesalahan
sebagai berikut:
1. Nonresponse bias (error) adalah kesalahan yang timbul karena subjek sampel
yang tidak memberikan respon ternyata lebih representative daripada sampel
yang memberikan tanggapan, sehingga sampel yang diteliti kurang akurat dan
presisi mencerminkan karakteristik populasinya.
2. Response bias (error) merupakan kesalahan yang timbul karena jawabahn
responden yang tidak benar.
8. Kesalahan Administratif
Adalah kesalahan yang disebabkan oleh kelemahan administrasi atau
pelaksanaa pekerjaan penelitia. Ada 3 tipe kesalahan administrative yaitu : kesalahan
dalam pemrosesan data, kesalahan pewawancara dan kecurangan pewawancara
9. Kesalahan Pemrosesan Data
Kemungkinan terjadi karena kesalahan dalam proses procedural atau arimatik
melalui computer. Akurasi pemrosesan data dengan computer, bagaimana pun
tergantung pada ketelitian manusia
10. Kesalahan Pewawancara
Adalah tipe kesalahan administrative yang ditetapkan oleh keteledoran
pewawancara. Kesalahan tersebut dapat berupa kekeliruan pewawancara dalam
mencatat jawaban responden atau kesalahan berupa hilangnya bagian informasi yang
penting karena pewawancara kurang cepat mencatata jawaban responden yang
disampaikan lisan
11. Kecurangan Pewawancara
Kesalahan administrative kemungkinan disebabkan oleh kecurangan
pewawancara yang dengan sengaja melompati butir pertanyaan mengenai topic yang
sensitive agar cepat selesai.

6.8 Tahap Pemilihan Sampel


Agar diperoleh sampel yang representatif peneliti perlu menggunakan
prosedur pemilihan sampel yang sistematis diantaranya :
1. Mengidentifikasi populasi target
2. Melilih kerangka pemilihan sampel
3. Menentukan metode pemilihan sampel
4. Merencanakan prosedur penentuan unit sampel
5. Menentukan ukuran sampel
6. Menentukan unit sampel

1. Populasi Target
Tahap pertama yang dilakukan peneliti dalam pemilihan sampel adalah
mengidentifikasi populasi target, yaitu populasi spesifik yang relevan dengan tujuan
atau masalah penelitian
2. Kerangka sampel
Adalah daftar elemen-elemen populasi yang dijadikan dasar untuk mengambil
sampel. Kerangka sampel biasanya berbeda dengan populasi target yang ditentukan.
3. Metode Pemilihan Sampel
a) Metode pemilihan sampel probabilitas, yaitu terdiri atas metode-metode :
simple random sampling, systematic sampling, stratified random sampling,
sluster sampling dan area sampling
b) Metode pemilihan sampel nonprobabilitas disebut juga dengan metode
pemilihan sampel secara tidak acak, yang terdiri atas metode-metode :
Convenience sampling, judgement sampling dan quota sampling
4. Unit Sampel
Adalah suatu elemen atau sekelompok elemen yang menjadi dasar untuk
dipilih sebagai sampel. Pemilihan sampel berdasarkan kerangka sampel dapat
dilakukan melalui prosedur satu tahap atau beberapa tahap.

6.1.9 Metode Pengambilan Sampel/teknik sampling


Metode pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar,yaitu :
1. Probability Sampling (Random Sampling)
Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang atau
kesempatan yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel. Pemilihan sampel dengan cara probabilitas (probability) ini sangat
dianjurkan pada penelitian kuantitatif. Dalam Probability sampling, ada 5
macam teknik yang dapat digunakan antara lain:

a. Sampel Random Sederhana (Simple Random Sampling).


Proses pengambilan sampel dilakukan dengan memberi kesempatan yang
sama pada setiap anggota populasi untuk menjadi anggota sampel. Jadi disini proses
memilih sejumlah sampel n dari populasi N yang dilakukan secara random.
Keuntungannya adalah prosedur estimasi mudah dan sederhana, mengatasi bias yang
muncul dalam pemilihan anggota sampel, kemampuan menghitung standard error.
Kerugiannya adalah membutuhkan daftar seluruh anggota populasi, sampel mungkin
tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya transportasi besar, tidak adanya
jaminan bahwa setiap sampel yang diambil secara acak akan merepresentasikan
populasi secara tepat
b. Sampel Random Sistematik (Systematic Random Sampling)
Proses pengambilan sampel, setiap urutan ke “K” dari titik awal yang dipilih
secara random. Keuntungannya adalah perencanan dan penggunaanya mudah, sampel
tersebar di daerah populasi, llebih praktis dan hemat dibanding dengan pengambilan
acak sederhana. Kerugiannya adalah membutuhkan daftar populasi, tidak bisa
digunakan pada penelitian yang heterogen karena tidak mampunya menangkap
keragaman populasi heterogen
c. Sampel Random Berstrata (Stratified Random Sampling)
Populasi dibagi strata-strata, (sub populasi), kemudian pengambilan sampel
dilakukan dalam setiap strata baik secara simple random sampling, maupun secara
systematic random sampling. Keuntungannya antara lain taksiran mengenai
karakteristik populasi lebih tepat, lebih tepat dalam menduga populasi karena variasi
pada populasi dapat terwakili oleh sampel. Sedangkan kerugiannya adalah daftar
populasi setiap strata diperlukan, jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi
tinggi, terdapat kemungkinan terjadi perbedaan jumlah yang besar antar masing-
masing strata
d. Sampel Random Berkelompok (Cluster Sampling)
Pengambilan sampel dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling
unitnya terdiri dari satu kelompok (cluster). Tiap item (individu) di dalam kelompok
yang terpilih akan diambil sebagai sampel. Cara ini dipakai : bila populasi dapat
dibagi dalam kelompok-kelompok dan setiap karakteristik yang dipelajari ada dalam
setiap kelompok. Keuntungannya adalah tidak memerlukan daftar populasi, biaya
transportasi kurang, lebih tepat menduga populasi karena variasi dalam populasi
dapat terwakili dalam sampel. Kerugiannya adalah prosudur estimasi sulit,
memerlukan waktu yang lama karena harus membaginya dalam area-area tertentu
e. Sampel Bertingkat (Multi Stage Sampling)
Proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua maupun
lebih. Cara ini dipergunakan bila populasinya cukup homogen, jumlah populasi
sangat besar, populasi menempati daerah yang sangat luas, biaya penelitian kecil.

2. Non Probability Sample (Selected Sample)


Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip
probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya
merupakan gambaran kasar tentang suatu keadaan. Cara ini dipergunakan bila biaya
sangat sedikit , hasilnya diminta segera, tidak memerlukan ketepatan yanq tinggi,
karena hanya sekedar gambaran umum saja, untuk studi kasus, untuk penelitian
kualitatif, dan untuk mengembangkan hipotesis untuk penelitian selanjutnya.
Cara-cara yang dikenal adalah sebagai berikut :
a. Sampel Dengan Maksud (Purposive Samping).
Pengambilan sampel dilakukan hanya atas dasar pertimbangan penelitinya
saja yang menganggap unsur-unsur yang dikehendaki telah ada dalam anggota
sampel yang diambil. Kelebihan dari pengambilan menurut tujuan ini adalah tujuan
dari peneliti dapat terpenuhi. Sedangkan, kekurangannya adalah belum tentu
mewakili keseluruhan variasi yang ada.
b. Sampel Tanpa Sengaja (Accidental Sampling).
Sampel diambil atas dasar seandainya saja, tanpa direncanakan lebih dahulu.
Juga jumlah sampel yang dikehenadaki tidak berdasrkan pertimbangan yang dapat
dipertanggung jawabkan, asal memenuhi keperluan saja. Kesimpulan yang diperoleh
bersifat kasar dan sementara saja. Kelebihan dari pengambilan sesaat ini adalah
kepraktisan dalam pemillihan anggota sampel.Sedangkan, kekurangannya adalah
belum tentu responden memiliki karakteristik yang dicari oleh peneliti.
c. Sampel Berjatah (Quota Sampling).
Pengambilan sampel hanya berdasarkan pertimbangan peneliti saja, hanya
disini besar dan kriteria sampel telah ditentukan lebih dahulu. Cara ini dipergunakan
kalau peneliti mengenal betul daerah dan situasi daerah dimana penelitian akan
dilakukan. Kelebihan dari pengambilan menurut jumlah ini adalah praktis karena
jumlah sudah ditentukan dari awal. Sedangkan, kekurangannya adalah bias, belum
tentu mewakili seluruh anggota populasi.
d. Pengambilan beruntun (Snow-ball sampling)
Merupakan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan sistem
jaringan responden. Mulai dari mewawancarai satu responden. Kemudian, responden
tersebut akan menunjukkan responden lain dan responden lain tersebut akan
menunjukkan responden berikutnya. Hal ini dilakukan secara terus-menerus sampai
dengan terpenuhinya jumlah anggota sampel yang diingini oleh peneliti. Kelebihan
dari pengambilan beruntun ini adalah bisa mendapatkan responden yang kredibel di
bidangnya. Sedangkan, kekurangannya adalah memakan waktu yang cukup lama dan
belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.

Anda mungkin juga menyukai