Anda di halaman 1dari 2

PENGELOLAAN LUKA BAKAR

Penilaian awal harus dilakukan terutama di tempat kejadian yaitu situasi keamanan
penolong. Hal-hal yang mengancam penderita dan penolong harus teridentifikasi segera. Penolong
tidak boleh memberikan pertolongan apabila petugas pemadam kebakaran belum menyatakan
aman untuk melakukan pertolongan. Apabila penderita sudah berhasil dibawa ke tempat yang
aman, proses pembakaran harus segera dihentikan untuk mencegah cidera lebih lanjut dan untuk
mengurangi terjadinya kerusakan jaringan.
Pada penilaian primary, perhatian terbesar ditujukan pada saluran napas (air way), termasuk
mendeteksi adanya tanda-tanda cidera inhalasi, seperti :
 Luka bakar pada wajah dan bagian tubuh atas
 Wajah atau bulu hidung yang terlihat gosong
 Sputum carboneus
 Suara serak, stridor
 Luka bakar sekitar mulut dan hidung

Kemungkinan terjadinya keracunan asap, keracunan CO, dan cedera traktus respiratorik harus
dipikirkan apabila insiden ini terjadi pada ruang tertutup.
Pada penderita dengan trauma termal, kemungkinan terjadinya oksigenisasi yang tidak
adekuat dan sirkulasi yang buruk sangat tinggi. Untuk itulah penderita baik dalam keadaan sadar
maupun tidak sadar harus diberikan terapi oksigen dengan fraksi tinggi serta dilakukan pemantauan
terhadap jalan napas (air way) dan pernapasan (breathing) secara terus-menerus. Respon CO dan
Sianida terhadap oksigen dengan fraksi tinggi hampir 100%. Penderita dalam keadaan stabil dengan
refleks muntah yang baik serta air way yang bebas, harus tetap diberikan oksigen dan harus tetap
dimonitor. Tindakan definitif air way dapat dilakukan jika dibutuhkan berdasarkan indikasinya.
Pada penderita dengan penampakan hangus di seluruh bagian dada, kemampuan untuk
mengembangkan dinding toraks mungkin sangat terbatas. Keterbatsan ini mungkin disebabkan oleh
berkurangnya elastisitas jaringan yang terbakar, yang menyebabkan vulume tidal dan volume
penapasan semenit menjadi tidak adekuat. Sebagian kecil penderita yang mengalami ini dibutuhkan
insisi (escharotomy) yang dilakukan oleh petugas yang terlatih, jika petugas tidak terlatih untuk
melakukan tindakan ini, maka pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi harus dilakukan .
Penderita luka bakar yang disertai dengan cidera, dapat terjadi penurunan transpor oksigen
ke jaringan disebabkan oleh penurunan vulume darah di sirkulasi. Penurunan yang langsung
diakibatkan oleh luka bakar tidak akan terjadi segera segera setelah peristiwa, tetapi akan muncul
dalam 6-8 jam setelah kejadian. Syock yang segera terjadi setelah kejadian biasanya disebabkan
oleh cidera lain. Pengeloalaan terhadap kadaan hipovolemia ini meliputi cairan yang RL/ normal
saline. Penggantian cairan yang diberikan banyak formulanya, yang lazim digunakan dengan
penggunaan rumus Baxter.

Rumus Baxter:

4 cc/Kg BB/% luas luka bakar/24 jam


(separuhnya diberikan dalam 8 jam pertama,
separuhnya lagi dalam 16 jam berikut)
Penanganan rasa sakit terhadap penderita kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
analgetik untuk menghilangkan rsa nyeri. Kompres pada luka dengan menggunakan kain yang
lembab dan steril. Secara psikologis membuat penderita merasakan kenyamanan. Perawatan luka
bertujuan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan mencegah infeksi.

KESIMPULAN

Penanganan pada korban luka bakar sama degan pada penderita trauma lainnya dan dilakukan
scara sistematis. Air way merupakan hal terpenting pada semua korban luka bakar. Oksigenisasi
adekuat dengan konsentrasi tinggi sangat dibutuhkan. Penyebab utama terjadinya syock adalah
karena hipovolemia, untuk itu pemberian cairan pengganti harus dilakukan. Syock yang terjadi
sesaat setelah kejadian akibat dari cidera yang menyertainya bukan karena dari luka bakarnya.
Kondisi ini harus segera mengidentifikasi dan diatasi. Sebagian besar kasus cidera kimia
membutuhkan terapi irigasi dengan menggunakan air dalam jumlah besar untuk sistem
pengenceran konsentrasi zat kimia tersebut. Penderita luka bakar harus segera dikirim ke rumah
sakit dengan fasilitas yang memadi secepat mungkin. Hindari terjadinya hipotermi. Pada penderita
luka bakar yang disertai trauma multi sistem, maka penanganan pertama ditujukan pada trauma
tersebut dan efek sistemik yang ditimbulkan luka bakar, setelah itu baru ditujukan pada luka bakar
itu sendiri.

Anda mungkin juga menyukai