Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh terapi oksigen hiperbarik terhadap penyembuhan luka pada

luka bakar derajat dua dalam pada hewan coba kelinci

1
Rudy H. Susilo, 2Mendy Hatibie, 3Jan T. Ngantung, 4Meilany F. Durry

1
Program Studi Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
KSM Ilmu Bedah RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
3
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
4
Bagian Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: dr.rudyhs@yahoo.com

Abstract: Wound healing process consists of inflammation, proliferation, and remodelling


phases with increasing inflammatory cells, angiogenesis, and epithelization. Mechanism of
hyperbaric oxygen therapy is O2 pressure over 1 ATA will increase oxygen pressure in the
tissue. The main outcome measure is wound healing. This study was aimed to obtain the
influence of hyperbaric oxygen therapy to wound healing process of deep second degree
burn wounds. This was an experimental study. Subject were 36 rabbits divided into 2 groups,
each of 18 rabbits. Deep second degree burn wounds were performed on all rabbits. One
group was treated with hyperbaric oxygen therapy 2.4 ATA for 6 days, meanwhile the other
group as control. The result of Mann-Whitney U test showed significant differences in
inflammatory cells (P = 0.025) and epithelization (P = 0.024); albeit, there was not
significant difference in angiogenesis (P = 0.442) between the two groups. Conclusion:
Hyperbaric oxygen therapy could influence the inflammatory cells and epithelization but not
the angiogenesis.
Keywords: second degree burn wound, healing process, hyperbaric oxygen therapy

Abstrak: Proses penyembuhan luka terdiri dari: fase inflamasi, proliferasi, dan perupaan
kembali/remodeling, yang tampak dengan meningkatnya sel-sel radang, angiogenesis serta
epitelialisasi. Mekanisme kerja terapi oksigen hiperbarik (TOHB) ialah pemberian tekanan
O2 yang melebihi 1 ATA akan menyebabkan peningkatan tekanan O2 dalam jaringan. Jenis
penelitian ialah eksperimental. Subyek penelitian 36 ekor kelinci yang dibuat luka bakar
derajat dua dalam, kemudian dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing 18 ekor.
Kelompok perlakuan diberikan TOHB dengan dosis 2,4 ATA selama 6 hari sedangkan
kelompok lain sebagai kontrol. Hasil uji Mann-Whitney U menunjukkan terdapat perbedaan
bermakna pada jumlah sel radang (P = 0,025) dan epitelialisasi (P = 0,024), tetapi tidak
terdapat perbedaan bermakna pada angiogenesis (p=0,442), serta ada perbedaan bermakna
pada pada kedua kelompok. Simpulan: Terapi oksigen hiperbarik berpengaruh terhadap
jumlah sel radang dan epitelialisasi namun tidak terhadap angiogenesis.
Kata kunci: penyembuhan luka bakar, oksigen hiperbarik, luka bakar derajat dua dalam

Luka bakar adalah salah satu kondisi yang mortalitas yang cukup tinggi. Di Amerika
dapat mematikan dan masih merupakan dilaporkan sekitar 2-3 juta penderita setiap
masalah kesehatan utama. Penanganan dan tahunnya dengan jumlah kematian sekitar
perawatan luka bakar (khususnya luka 5-6 ribu kematian per tahun.1 Di Indonesia,
bakar berat) memerlukan perawatan yang data dari Unit Luka Bakar RSCM pada
kompleks dan masih merupakan tantangan periode Januari 2011-Desember 2012,
tersendiri karena angka morbiditas dan tercatat 275 pasien dirawat akibat luka

30
Susilo, Hatibie, Ngantung, Durry: Pengaruh terapi oksigen hiperbarik ... 31

bakar; 203 diantaranya usia dewasa dengan di dalam darah, sehingga dapat memberi
angka mortalitas 27,6%. Terdapat 78% hidup pada keadaan tanpa hemoglobin yang
kasus luka bakar disebabkan oleh api, disebut life without blood.7,8 Dewasa ini
dengan derajat luka bakar grade II sampai TOHB telah banyak dimanfaatkan,
grade III.2 Di RSUP Prof. Dr. R. D. diantaranya untuk penderita luka bakar,
Kandou, Manado selama tahun 2014 decompresion sickness, osteomielitis, dan
tercatat 85 kasus luka bakar yang dirawat di ulkus/gangren diabetikum.9
bangsal bedah, dan menempati urutan ke-6 Mekanisme kerja TOHB ialah dengan
dari 10 kasus terbanyak di bangsal bedah.3 tekanan O2 yang melebihi dari satu
Kematian umumnya terjadi pada 7 hari atmosfer akan menyebabkan peningkatan
pertama masa perawatan (masalah jangka tekanan O2 pada jaringan sehingga gradien
pendek) sedangkan sisa kasus yang difusi oksigen ke dalam jaringan akan
bertahan hidup menghadapi masalah meningkat. Selain itu oksigen dapat larut ke
tersendiri, antara lain lamanya masa dalam cairan darah secara fisika sehingga
perawatan yang berkisar antara 4-14 hari turut membantu membawa oksigen ke
hari rawat dan penyulit yang timbul daerah yang mengalami hipoksia. Oksigen
(masalah jangka panjang).1 yang larut tersebut akan keluar ke ekstra
Terapi luka bakar diarahkan pada vaskuler dan ruang intrasel dengan cara
tujuan untuk meminimalkan edema, difusi dan kemudian digunakan oleh sel,
mempertahankan jaringan yang sehat pada meningkatkan metabolisme enzimatik
zona stasis, melindungi mikrovaskularisasi, dalam sel sehingga aktifitas penyembuhan
meningkatkan daya tahan host, dan luka akan meningkat.10,11
menyediakan substrat yang diperlukan Bilic et al.5 melakukan penelitian
untuk mempertahankan viabilitas jaringan. mengenai pemberian TOHB pada tikus
Tujuan utama dari terapi luka bakar dengan luka bakar derajat II dan
mencakup kelangsungan hidup pasien, menyimpulkan bahwa TOHB memiliki
kecepatan peyembuhan luka, meminimal- keuntungan terhadap penyem-buhan luka
kan scar atau pigmentasi yang abnormal, bakar. Penelitian oleh Cianci et al.4
dan efektifitas biaya pengobatan. Hasil melaporkan data dari beberapa studi
optimal yang diharapkan ialah pemulihan penelitian yang dilakukan baik terhadap
kualitas hidup sedapat mungkin seperti manusia maupun hewan mengenai
keadaan sebelum menderita luka bakar.4,5 penggunaan TOHB pada luka bakar dengan
Paradigma penatalaksanaan luka bakar hasil nyata dan konsisten dalam mencegah
mengalami perubahan seiring dengan iskemik pada kulit, mengurangi edema,
perkembangan ilmu pengetahuan dalam memodulasi zona stasis, mencegah
bidang kedokteran khususnya bidang penambahan kerusakan derajat luka bakar,
biomolekuler dan traumatologi. memelihara metabolisme selular, dan
Permasalahan yang dihadapi memerlukan memicu penyembuhan.
pendekatan beberapa displin ilmu yang RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou telah
mutlak secara terpadu bersama-sama memiliki hyperbaric chamber room sejak
mengupayakan penurunan angka mortalitas Oktober 1995, tetapi umumnya hanya
dan morbiditas luka bakar.6 sering digunakan untuk pasien dengan
Penggunaan oksigen bertekanan tinggi decompression sickness. Tujuan penelitian
sudah dikenal sejak 1662. Pada tahun 1917, ini ialah untuk mengetahui pengaruh
Drager berhasil memanfaatkan terapi pemberian terapi oksigen hiperbarik
oksigen hiperbarik (TOHB) untuk (TOHB) pada proses penyembuhan luka
decompresion sickness, dan selanjutnya bakar derajat dua dalam pada hewan coba
secara lambat laun mulai berkembang. kelinci, yang dinilai dengan parameter
Pada tahun 1960-an Boerema meneliti jumlah sel radang, angiogenesis, dan
penggunaan TOHB yang larut secara fisik epitelialisasi.
32 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 9, Nomor 1, Maret 2017, hlm. 30-37

METODE PENELITIAN hari ke-14 semua kelinci dieutanasia dan


Jenis penelitian ini ialah eksperimental jaringan luka bakar dieksisi, kemudian
pada hewan percobaan kelinci. Penelitian dikirim ke Laboratorium Patologi Anatomi
ini dilaksanakan pada bulan Agustus FK Unsrat Manado untuk evaluasi
sampai Desember 2015. Subyek penelitian histopatologik.
ialah 36 ekor kelinci ternak jantan yang
memenuhi kriteria inklusi, dikarantina agar HASIL PENELITIAN
dapat beradaptasi. Setelah selesai masa Hasil pemeriksaan histopatologik,
karantina, dibuat luka bakar derajat dua proses penyembuhan luka dinilai dengan
dalam, berukuran 2x1 cm pada masing- parameter jumlah sel radang, angiogenesis,
masing punggung kelinci, dan semua luka dan proses epitelialisasi (Tabel 1). Hasil uji
dioles dengan Biocream® kemudian kelinci kenormalan data dengan uji Kolmogorov-
dibagi menjadi dua kelompok, masing- Smirnov menunjukkan data jumlah sel
masing 18 ekor. Kelompok A mendapat radang pada kelompok A, angiogenesis
perlakuan TOHB yang dimulai dalam 24 pada kelompok A dan B, serta epitelialisasi
jam pertama, dengan dosis 2,4 ATA pada kelompok A dan B tidak menyebar
(atmosfer absolut) selama 6 hari berturut- normal (Tabel 2); oleh sebab itu uji
turut, dengan masing-masing sesi 90 menit, perbedaan kedua kelompok digunakan uji
sedangkan kelompok B tidak mendapat Mann-Whitney U.
perlakuan TOHB, sebagai kontrol. Pada

Tabel 1. Statistik jumlah sel radang, angiogenesis, dan proses epitelialisasi pada kedua kelompok
Kelompok Jumlah sel radang Angiogeneis Epitelialisasi
A N 18 18 18
Minimum 70 8 10
Maximum 1200 50 80
Median 175,00 10,00 10,00
Mean 340,00 25,78 28,61
Std. Deviation 317,953 18,985 22,739
B N 18 18 18
Minimum 70 8 5
Maximum 950 50 60
Median 550,00 27,50 10,00
Mean 516,67 27,33 14,17
Std. Deviation 273,195 18,156 13,201

Tabel 2. Uji kenormalan data


Variabel Kolmogorov-Smirnov
Kelompok Statistik db p
Jumlah sel radang A ,281 18 ,001
B ,132 18 ,200
Angiogenesis A ,353 18 ,000
B ,275 18 ,001
Epitel A ,349 18 ,000
B ,253 18 ,004
db= derajat bebas
Susilo, Hatibie, Ngantung, Durry: Pengaruh terapi oksigen hiperbarik ... 33

Perbedaan jumlah sel radang Tabel 4. Hasil uji pengaruh TOHB pada
Dari hasil uji statistik terhadap angiogenesis
perbedaan jumlah sel radang pada Kelompok Mean Mann- P
kelompok yang mendapat perlakuan TOHB rank Whitney
dan kontrol dapat disimpulkan bahwa U Test
terdapat perbedaan bermakna antara kedua A (TOHB) 18,75 157,500 0,442
kelompok (P = 0,025) (Tabel 3). B (kontrol) 18,25

Tabel 3. Hasil uji pengaruh TOHB pada Perbedaan proses epitelialisasi


jumlah sel radang Dari hasil uji statistik perbedaan proses
Kelompok Mean Mann- P epitelialisasi pada kelompok yang
rank Whitney mendapat perlakuan TOHB dan kontrol
U test dapat disimpulkan terdapat perbedaan
A (TOHB) 15,06 100,000 0,025 bermakna antara kedua kelompok (P =
B (kontrol) 21,94 0,024 ) (Tabel 5).

Perbedaan angiogenesis Tabel 5. Hasil uji pengaruh TOHB pada proses


Dari hasil uji statistik perbedaan epitelialisasi
angiogenesis kelompok yang mendapat Kelompok Mean Mann- P
perlakuan TOHB dan kontrol dapat rank Whitney
disimpulkan bahwa tidak terdapat U test
perbedaan bermakna antara kedua A (TOHB) 21,83 102,00 0,024
kelompok (P = 0,442) (Tabel 4). B (kontrol) 15,17

A B

Gambar 1. Perbandingan secara mikroskopik proses epitelialisasi antara kelompok dengan TOHB
(A) dan kontrol (B). Anak panah menunjukkan epitelisasi

BAHASAN oleh suhu, lamanya paparan, dan jenis kulit


Luka bakar merupakan salah satu jenis yang terpapar. Kedalaman luka bakar ini
luka yang dapat didefinisikan sebagai dapat diklasifikasikan menjadi tiga
rusaknya sebagian jaringan tubuh akibat tingkatan, yaitu: superficial, partial
terpapar benda atau sesuatu yang panas, zat thickness dan full thickness.12-15
kimia, dan sengatan listrik.12 Luka bakar Kerusakan jaringan pada luka bakar
dapat mengenai lapisan epidermis atau terjadi karena beberapa faktor, termasuk
dermis bahkan jaringan subkutan. Tingkat kegagalan jaringan sekitar menyediakan
kedalaman luka bakar ini sangat ditentukan oksigen dan nutrien untuk mempertahankan
34 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 9, Nomor 1, Maret 2017, hlm. 30-37

kelangsungan hidup sel-sel yang berbatasan mikrosirkulasi lokal sampai batas terluas
dengan daerah cedera. Hambatan sirkulasi selama 12-24 jam pasca luka bakar. Periode
pada jaringan di bawah daerah cedera dinamis ini dapat terjadi sampai 72 jam
mengakibatkan luka menjadi kurang setelah cedera yang kemudian secara cepat
kelembabannya yang dapat menghambat diikuti dengan iskemi dan nekrosis. Edema
proses penyembuhan luka secara alami.4 merupakan ciri yang paling menonjol, dan
Pemberian TOHB pada luka bakar cepat terjadi pada daerah cedera sebagai
memiliki mekanisme kerja yaitu tekanan O2 akibat peningkatan permeabilitas kapiler,
yang melebihi 1 atmosfer akan menyebab- penurunan tekanan onkotik, peningkatan
kan peningkatan tekanan O2 pada jaringan, tekanan onkotik interstitial, perubahan pada
sehingga gradien difusi oksigen ke dalam ruang interstisial, dan kerusakan sitem
jaringan akan meningkat. Selain itu, limfatik. Proses progresif ini dapat
oksigen dapat larut dalam cairan plasma berkembang secara drastis selama hari-hari
darah secara fisika yamg turut membantu pertama setelah cedera. Kerusakan yang
membawa oksigen ke daerah yang sedang berlangsung pada cedera termal
mengalami hipoksia. Oksigen yang larut terjadi karena beberapa faktor, termasuk
tersebut akan keluar ke ekstravaskuler dan kegagalan jaringan sekitar menyediakan
ruang intrasel dengan cara difusi dan oksigen dan nutrien untuk mempertahankan
kemudian digunakan oleh sel yang kelangsungan hidup sel-sel yang berbatasan
selanjutnya akan meningkatkan meta- dengan cedera. Hambatan sirkulasi pada
bolisme enzimatik intrasel dan aktifitas jaringan di bawah cedera karena edema
penyembuhan luka akan meningkat.4,16,17 mengganggu kelembaban luka karena
Cianci et al.4 pada tahun 2013 melaporkan cairan tidak dapat melalui kapiler yang
data dari beberapa studi penelitian yang mengalami trombus dan obstruksi Netrofil
dilakukan terhadap manusia maupun merupakan sumber utama dari oksidan dan
hewan mengenai penggunaan TOHB pada cedera dalam mekanisme iskemia/
4
luka bakar dengan hasil yang nyata dan reperfusi.
konsisten dalam perlangsungan proses Terapi oksigen hiperbarik (TOHB)
penyembuhan luka, yaitu antara lain dapat meningkatkan jumlah oksigen yang
mencegah iskemi pada kulit, mengurangi terlarut dalam darah, hal ini menyebabkan
edema, memodulasi zona stasis, mencegah peningkatan oksigen yang dilepaskan pada
penambahan kerusakan derajat luka bakar, daerah yang terlibat di sirkulasi plasma
memelihara metabolisme selular, dan darah sehingga dapat mengurangi
selanjutnya mempercepat penyembuhan. hipoperfusi pada daerah luka yang
Hasil analisis data untuk menilai mengalami edema dan vasokonstriksi.18
adanya pengaruh TOHB terhadap proses Hasil penelitian Nylander et al.19 terhadap
penyembuhan luka pada luka bakar derajat hewan coba menjelaskan bahwa TOHB
dua dalam dengan menggunakan parameter menurunkan edema yang disebabkan oleh
jumlah sel radang, angiogenesis, dan luka bakar. Kaiser et al. juga memper-
epitelialisasi pada kedua kelompok, lihatkan penurunan yang sama dari edema
mendapatkan perbedaan bermakna pada subkutan pada hewan coba dengan luka
jumlah sel radang antara kedua kelompok bakar yang diberi TOHB, dan melaporkan
(P = 0,025). Kelompok dengan TOHB bahwa pada hewan coba kontrol, ukuran
secara histologik memperlihatkan jumlah luka bakar terus bertambah sedangkan pada
sel radang (rerata 340) lebih sedikit hewan coba yang diberikan TOHB ukuran
dibandingkan kelompok kontrol (rerata luka berkurang.5 Hammarlund et al.20
516,67). Menurut acuan pustaka, pada luka menjelaskan bahwa TOHB menurunkan
bakar terjadi perubahan respon imunologik pembentukan edema. Beberapa peneliti lain
yang mencakup perubahan fungsi makrofag menjelaskan penurunan pembentukan
dan gangguan imunitas baik seluler edema pada hewan coba yang diberi
maupun humoral. Terjadi kerusakan TOHB. Dalam hal ini penurunan edema
Susilo, Hatibie, Ngantung, Durry: Pengaruh terapi oksigen hiperbarik ... 35

berhubungan tidak hanya dengan bermakna dalam hal angiogenesis.


penurunan aliran darah dan perfusi kapiler Kemungkinan penyebab hasil yang berbeda
tetapi juga karena mempertahankan pada penelitian ini ialah secara konseptual
metabolisme aerobik yang berperan penting proses penyembuhan luka terdiri dari fase
dalam integritas mikrovaskular. Penurunan inflamasi, fase proliferasi, dan fase
pembentukan edema kemungkinan merupa- perupaan kembali/remodelling. Proses
kan hasil mempertahankan integritas angiogenesis terjadi pada fase proliferasi
mikrovaskular dan oksigen yang diberikan yang dimulai dari hari ke-5 cedera dan
pada TOHB diperlukan untuk memper- berlangsung sampai minggu ke-3. Sampel
tahankan kelangsungan hidup seluler.5 kulit pada penelitian ini diambil pada hari
Pada penelitian ini jumlah sel radang ke-14 dimana fase proliferasi masih
yang lebih sedikit pada kelompok dengan berlangsung, sehingga sangat dimungkin-
perlakuan TOHB berhubungan dengan kan pada saat pengambilan sampel, proses
pengaruh TOHB untuk menurunkan angiogenesis masih berlangsung. Karena
pembentukan edema, sehingga mikro faktor tersebut maka data yang didapat
sirkulasi serta perfusi di tingkat seluler pada penelitian ini menyatakan tidak
tetap terjaga, dan kerusakan jaringan akibat terdapat perbedaan bermakna antara kedua
iskemi yang disebabkan oleh netrofil kelompok. Disarankan untuk dapat
sebagai agen utama oksidan dan cedera sel dilakukan penelitian lanjutan mengenai
dalam mekanisme iskemik seluler dapat pengaruh TOHB pada angiogenesis dan
ditekan. Hal ini mendukung penelitian yang sampel diambil pada saat fase proliferasi
dilakukan oleh Thom et al.21 yang telah selesai. Di sisi lain, hasil yang didapat
menjelaskan bahwa TOHB pada 2,8 atau ini mendukung pernyataan dari Boerema
3,0 ATA dapat menghambat beta 2 integrin yaitu penggunaan TOHB dapat memberi
dependent yang terikat dengan netrofil.5 hidup pada keadaan tanpa hemoglobin yang
Dosis TOHB yang digunakan pada disebut life without blood.8,9
penelitian ini yaitu 2,4 ATA lebih sedikit Pada proses epitelialisasi didapatkan
dibandingkan pada penelitian yang adanya perbedaan bermakna antara
dilakukan oleh Thom et al.21 tetapi ternyata kelompok perlakuan TOHB dan kelompok
cukup memberikan pengaruh bermakna kontrol (P = 0,024). Rerata proses
terhadap penurunan jumlah sel radang. Hal epitelialisasi pada tiap luka dengan
ini dapat memberikan peluang untuk perlakuan TOHB mencapai 28,61%,
penelitian lanjutan agar mendapatkan nilai sedangkan pada kontrol hanya 14,17%
cut of point dari dosis TOHB yang cukup (Gambar 1).
untuk memberikan pengaruh bermakna Epitelialisasi merupakan kejadian yang
terhadap jumlah sel radang. paling penting dalam proses penyembuhan
Pada penelitian ini, untuk angiogenesis luka bakar derajat dua dalam karena
tidak terdapat perbedaan bermakna antara epitelialisasi merupakan penanda akhirnya
kelompok perlakuan TOHB dan kontrol (P stadium awal penyembuhan. Ada beberapa
= 0,442). Hasil ini berbeda dari acuan kemungkinan, bagaimana TOHB dapat
pustaka oleh Bilic et al.5 yang meneliti memengaruhi proses epitelialisasi luka
pengaruh TOHB terhadap luka bakar pada bakar derajat dua, pertama TOHB dapat
mencit, dan mendapatkan angiogenesis membantu meminimalkan pengaruh
yang cukup tinggi dibandingkan kontrol. merusak setelah luka bakar dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan membiarkan jaringan hidup untuk
penelitian yang dilakukan Nikijuluw et al.22 membentuk permukaan luka, yang kedua
mengenai pengaruh TOHB terhadap dapat meningkatkan kecepatan mitotik sel
penyembuhan luka primer fraktur dengan sub epitelial atau dapat mempercepat
intramedulary nail pada hewan coba migrasi sel epitel sehingga mempercepat
kelinci, dan hasil yang didapat penyembuhan.
menunjukkan tidak terdapat perbedaan Korn et al.23 memperlihatkan bahwa
36 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 9, Nomor 1, Maret 2017, hlm. 30-37

luka bakar derajat dua mengalami SIMPULAN


penyembuhan lebih cepat bila diterapi Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
dengan TOHB. Penelitian ini menjelaskan dapat disimpulkan bahwa penggunaan
bahwa jaringan epitel dapat bertahan tanpa TOHB menurunkan jumlah sel radang dan
oksigen, tetapi sel tidak dapat membelah mempercepat proses epitelisasi namun
atau bermigrasi. Oksigen yang cukup di tidak berpengaruh terhadap angiogenesis.
dalam jaringan, membuat sel epitel dapat Secara keseluruhan, pemberian TOHB
bermigrasi dan membelah merupakan hal dapat mempercepat proses penyembuhan
yang sangat penting untuk penyembuhan luka bakar derajat dua dalam pada hewan
luka. coba kelinci.
Epitelialisasi tergantung pada jumlah
total populasi sel yang bertahan pada awal SARAN
jaringan mengalami cedera, serta 1. Penelitian ini dapat menjadi bahan
kemampuan mitosis dan migrasi sel. referensi ilmiah untuk melakukan
TOHB pada penelitian ini mempengaruhi penelitian lebih lanjut pada manusia
proses ini dengan meminimalkan luasnya dalam hal pengaruh TOHB terhadap
kerusakan luka dan meningkatkan penyembuhan luka bakar.
oksigenasi pada jaringan yang mengalami 2. Dapat dilakukan penelitian lanjutan
hipoksia, di mana pada sel yang mengalami dengan menggunakan parameter,
cedera termal pada umumnya tidak dapat modalitas, serta metode penelitian yang
bertahan. Penelitian ini memperlihatkan lain untuk melihat pengaruh TOHB pada
proses epitelialisasi yang lebih cepat pada proses penyembuhan luka bakar.
kelompok yang mendapat perlakuan TOHB
dibandingkan dengan kelompok kontrol, DAFTAR PUSTAKA
yang mendukung teori bahwa level oksigen 1. Moenadjat RY. Luka Bakar Pengetahuan
yang adekuat merupakan hal yang mutlak Klinis Praktis (1st ed). Jakarta:
untuk penyembuhan luka. Farmedia, 2000.
Dari hasil penelitian ini maka dapat 2. Martina NR, Wardhana A. Mortality
analysis of adult burn patients. Jurnal
disimpulkan bahwa TOHB memberikan
Plastik Rekonstruksi. 2013; p.96.
pengaruh yang baik terhadap proses www.jprjournal.com
penyembuhan luka pada luka bakar derajat 3. Data 10 penyakit terbanyak ruang rawat inap
dua dalam yang dilakukan pada hewan bedah RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou,
coba kelinci, terutama pada jumlah sel Manado tahun 2014
radang dan proses epitelialisasi. Hal ini 4. Cianci P, Slade JB, Sato RM, Faulkner J.
sesuai dengan teori dari mekanisme kerja Adjunctive hyperbaric oxygen
oksigen hiperbarik yaitu dengan tekanan O2 therapy in the treament of thermal
yang melebihi dari 1 atmosfer akan burns. Undersea Hyperb Med.
menyebabkan peningkatan tekanan O2 pada 2013;40(1):89-108
jaringan, sehingga gradien difusi oksigen 5. Bilic I, Petri NM, Bezic J, Alfirevic D,
Modun D, Capkun V, et al. Effects
ke dalam jaringan akan meningkat. Selain
of hyperbaric oxygen therapy on
itu oksigen dapat larut ke dalam cairan experimental burn wound healing in
plasma darah secara fisika sehingga turut rats: A randomized controlled study.
membantu membawa oksigen ke daerah UHM. 2005;32(1-Hyperbaric
yang mengalami hipoksia. Oksigen yang Oxygen and Burn Wound Healing in
larut tersebut akan keluar ke ekstra Rats
vaskuler dan ruang intra seluler dengan 6. Moenadjat RY. Petunjuk Praktis
cara difusi dan kemudian digunakan oleh Penatalaksanaan Luka Bakar. Jakarta:
sel. Selanjutnya akan meningkatkan Asosiasi Luka Bakar Indonesia, 2005.
metabolisme enzimatik dalam sel dan 7. Kawasima M, Tamura H, Nagayoshi I,
aktifitas penyembuhan luka akan Takao K, Yoshida K, Yamaguchi
meningkat. 4,16,17 T. Hyperbaric oxygen therapy in
Susilo, Hatibie, Ngantung, Durry: Pengaruh terapi oksigen hiperbarik ... 37

orthopedic conditions. Undersea (1st ed). Philadelphia: Lippincott


Hyperb Med. 2004;31(1):155-62. Williams & Wilkins, 2004; p. 381-2.
8. Kot J, Desola J, Simao AG, Gough-Allen 16. Sahni T, Singh P, John MJ. Hyperbaric
R, Houman R, Meliet J-L, et al. A oxygen therapy: Current trends and
European code of good practice for applications. JAPI. 2008;51:280-4.
HBO therapy. Prepared by the 17. Delaney JS, Montgomery DL. How can
working group Safety of the COST hyperbaric oxygen contribute to
action B14 Hyperbaric Oxygen treatment? Phys Sportsmed.
Therapy, May 2004. 2001;29(3):1-8.
9. Chris DL, Caroline O. Hyperbaric oxygen 18. Gill AL, Bell CNA. Hyperbaric oxygen: its
therapy: A rapid assesment. KCE use, mechanism of action, and
report vol 74. Belgia, 2008 outcomes. QJ Med. 2004;97:385-95.
10. Origani G, Michael M, Amrroni A. 19. Nylander G, Lewis D, Nordstrom H,
Physiology and physiopathology of Larsson J. Reduction of postischemic
hyperbaric oxygen. In: Oriani G, edema with hyperbaric oxygen. Plast
Marroni A, Wattel F, editors. Reconstr Surg. 1985;76(4):596-603.
Handbook on Hyperbaric Medicine. 20. Hammarlund C, Sundberg. Hyperbaric
Italia: Springer, 1996; p. 1-34. oxygen reduced size of chronic leg
11. Tibbes PM, Edelsberg J. Hyperbaric ulcers: a radomized double-blind study.
oxygen therapy. NEJM. Plast Reconstr Surg. 1994;93(4):829-
1996;334(25):1642-7. 33.
12. Perdanakusuma DS. Skin grafting. 21. Thom SR. Hyperbaric oxygen – its
Surabaya: Airlangga University mechanisms and efficacy. Plast reconstr
Press, 1998; p. 3-9. Surg. 2011;127(Suppl 1):131S-141S.
13. Sudjatmiko G. Luka bakar: Petunjuk 22. Nikijuluw R, Noersasongko D, Sunaryo
Praktis Ilmu Bedah Plastik H, Moningka A. Pengaruh terapi
Rekonstruksi (1st ed). Jakarta: oksigen hiperbarik pada penyembuhan
Yayasan Khasanah Kebajikan, 2007; primer fraktur dengan intramedullary
p. 80-2. nail (pada hewan coba kelinci) [Karya
14. Friedstat J, Endorf FW, Gibran NS. akhir]. Manado: Universitas Sam
Burns. In: Schwartz’s Principle of Ratulangi; 2011.
Surgery (10th ed). New York: Mc 23. Korn HN, Wheeler ES, Miller TA. Effect
Graw-Hill, 2015; p. 227-9. of hyperbaric oxygen on second-degree
15. Brown DL, Burscel GH. Burns. In: burn woound healing. Arch Surg.
Michigan Manual of Plastic Surgery 1977;112(6):732-7.

Anda mungkin juga menyukai