Anda di halaman 1dari 25

BAB 2

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Perawatan Diri / Personal Hygiene

2.1.1 Defenisi Perawatan Diri/Personal Hygiene

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi
kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Departemen Kesehatan, 2000).

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan


aktifitas perawatan diri(mandi, berhias, makan, toileting). Personal hygiene
adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Kurang perawatan diri adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya (Potter &
Perry, 2005).

Defisit perawatan diri mandi yaitu hambatan kemampuan untuk


melakukan atau memenuhi aktivitas mandi/hygiene. Defisit perawatan diri
menggambarkan suatu keadaan seseorang yang mengalami hambatan kemampuan
untuk melakukan aktivitas perawatan diri, seperti mandi, berganti pakaian, makan
dan eliminasi. Jika seseorang tidak dapat melakukan semua perawatan diri, situasi
ini digambarkan sebagai defisit perawatan total.Namun, diagnosis tersebut dapat
diklasifikasi dalam masalah yang lebih spesifik, dengan batasan karakteristiknya
masingmasing,masalah-masalah ini dapat berdiri sendiri atau dalam berbagai
kombinasi, seperti Defisit perawatan diri:mandi/hygiene, (Nursing Interventions
Clarification/NIC,2012).

7
2.1.2 Klasifikasi Perawatan Diri/Personal Hygiene
Menurut Nanda-I (2012), klasifikasi perawatan diri terdiri dari :
1.Defisit Perawatan Diri : Mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas
perawatan diri untuk diri sendiri.
2.Defisit Perawatan Diri : Berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian
dan berias untuk diri sendiri.
3.Defisit Perawatan Diri : Makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas makan
sendiri.
4.Defisit Perawatan Diri : Eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas eliminasi
sendiri.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi Perawatan Diri/Personal Hygiene


Menurut DepKes (2000) penyebab kurang perawatan diri adalah:
1. Faktor Predisposisi
Yang termasuk faktor predisposisi pada klien jiwa dengan kebutuhan
Personal Hygiene adalah :
a. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidak pedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
b. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
2. Faktor Presipitasi
Yang merupakan factor presipitasi personal hygiene adalah kurang
penurunan motivasi,kerusakan kognisi atau perceptual,cemas,lelah/lemah

8
yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri.
Menurut wartonah (2006) ada beberapa faktor persipitasi yang dapat
menyebabkan seseorang kurang perawatan diri. Faktor-faktor tersebut
dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan
diri misalnya karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli terhadap kebersihannya.
b. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada klien jiwa
agar menjaga kebersihan dirinya..

2.1.4 Dampak dari masalah Perawatan Diri/Personal Hygiene

a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang di derita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang
sering terjadi adalah: gangguan integrasi kulit, gangguan membrane
mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada
kuku.
b. Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial
(Tarwoto & Wartonah, 2010).

2.1.5 Manifestasi Klinis Defisit perawatan diri


Menurut DepKes (2000), menifestasi klien dengan defisit perawatan diri
adalah:
1. Fisik
a. Badan bau, pakaian kotor
b. Rambut dan kulit kotor

9
c. Kuku panjang dan kotor
d. Gigi kotor disertai mulut bau
e. Penampilan tidak rapi
2. Psikologi
a. Malas, tidak ada inisiatif
b. Menarik diri, isolasi diri
c. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berprilaku sesuai normal
d. Cara makan tidak teratur
e. BAB dan BAK disembarang tempat

2.1.6 Tujuan Perawatan Personal Hygiene


Menurut Tarwoto&Wartonah(2010),tujuan perawatan personal hygiene adalah
meningkatkan derajat kesehatan seseorang,memelihara kebersihan diri
seseorang,pencegahan penyakit,memperbaiki personal hygiene yang
kurang,meningkatkan percaya diri seseorang,menciptakan keindahan.

2.2 Konsep Dasar Asuhan keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar


Perawatan Diri/Personal Hygiene
2.2.1 Pengkajian

Data pengkajian dikumpulkan dari klien, keluarga dan orang terdekat, catatan
informasi sebelumnya, dan orang yang terlibat dalam memberi dukungan atau
perawatan klien. Pengkajian menurut Muslim (2001), meliputi beberapa faktor
antara lain:

a. Identitas klien dan penanggung


Hal yang perlu dikaji yaitu: nama, umur, jenis kelamin, agama, suku,
status, pendidikan, pekerjaan dan alamat.

10
b. Alasan masuk rumah sakit
Umumnya klien defisit perawatan diri dibawa kerumah sakit karena
keluarganya merasa tidak mampu merawat, terganggu karena prilaku klien
dan hal lain, gejala yang dinampakkan dirumah sehingga klien dibawa ke
rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
c. Pemeriksaan fisik
Hal yang dikaji adalah tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan
tekanan darah), berat badan, tinggi badan serta keseluruhan fisik yang
dirasakan klien.
d. Status mental
Pengkajian status mental meliputi:
1) Penampilan : tidak rapi, tidak serasi dan berpakaian
2) Pembicaraan : teroganisir atau berbelit-belit
3) Aktivitas motorik : meningkat atau menurun
4) Alam perasaan: suasana hati dan emosi
5) Afek: sesuai atau maladaptive seperti tumpul, datar, labil, dan
ambivalen
6) Interaksi selama wawancara: respon verbal dan nonversal
7) Persepsi: ketidak mampuan menginterpretasikan stimulus yang ada
sesuai dengan informasi
8) Proses fikir: proses informasi yang diterima tidak berfungsi dengan
baik dan tepat mempengaruhi proses piker
9) Isi pikir: berisikan keyakinan berdasarkan penilaian relistis
10) Tingkat kesadaran: orientasi waktu, tempat dan orang
11) Memori
i. Memori jangka panjang: mengingat peristiwa setelah lebih
setahun berlalu
ii. Memori jangka pendek: mengingat peristiwa seminggu
yang lalu dan pada saat dikaji
12) Kemampuan konsentrasi dan berhitung: kemampuan
menyelesaikan tugas dan berhitung sederhana

11
13) Kemampuan penilaian: apakah terdapat masalah ringan sampai
berat
14) Daya tarik diri: kemampuan dalam mengambil keputusan tentang
diri
15) Kebutuhan persiapan pulang: yaitu pola aktifitas sehari-hari
termasuk minum, BAB dan BAK, istirahat tidur, perawatan diri,
pengobatan dan kesehatan serta aktifitas dalam dan luar ruangan.

2.2.2 Analisa Data


Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status
kesehatan klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya
sendiri, dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data fokus
adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan
dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang
dilaksanakan terhadap klien (Potter & Perry, 2005).

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang


dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-
kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan
tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan
data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar
tersebut digunakan untuk menentukan diagnosa keperawatan, merencanakan
asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-
masalah pasien. Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit,
selama pasien dirawat secara terus-menerus, serta pengkajian ulang untuk
menambah/melengkapi data (Potter & Perry, 2005).
Tujuan pengumpulan data:
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien
3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah
berikutnya.

12
Tipe data:
1. Data Subjektif
Data yang didapatkan dari pasien sebagai suatu pendapat terhadap suatu
situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat,
mencakup persepsi, perasaan, ide pasien tentang status kesehatannya.
Misalnya tentang nyeri, perasaan lemah, ketakutan, kecemasan, frustasi,
mual, perasaan malu (Potter & Perry, 2005).
2. Data Objektif
Data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat diperoleh menggunakan
panca indera (lihat, dengar, cium, raba) selama pemeriksaan fisik.
Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, edema, berat badan,
tingkat kesadaran (Potter & Perry, 2005).
Analisa data pada klien dengan kebutuhan dasar personal hygiene :

No Masalah Keperawatan Batasan Karakteristik


1. Defisit Perawatan diri : Ketidakmampuan untuk melakukan tugas-
Mandi/Hygiene
tugas berikut:
a) Mengakses kamar mandi.
b) Mengeringkan badan.
c) Mengambil perlengkapan mandi.
d) Mendapatkan sumber air.
e) Mengatur suhu atau aliran air mandi.
f) Membersihkan tubuh atau anggota badan.
Data
DS :
- Klien mengatakan malas mandi.
- Klien mengatakan sering gatal-gatal
pada kulitnya, malas
untuk gosok gigi dan gunting kuku.
- Klien mengatakan perlengkapan mandi
seperti sabun,shampoo,handuk, di kamar
mandi ruangan klien tidak ada sehingga
klien malas mandi.

13
- Klien mengatakan tidak ada pakaian
ganti setelah mandi.
DO :
- Rambut klien kotor, acak- acakan,
pakaian kotor.
- Mulut dan gigi bau,Kulit kusam dan
kotor,Kuku panjang dan tidak terawat.
- Setelah mandi klien masih tampak
kotor,klien tidak membersihkan anggota
badan klien,dan tidak pakai
handuk,akibat dari keterbatasan
tersedianya respon keluarga dan pihak
rumah sakit untuk membenahi
kebutuhan pemenuhan kebersihan diri
klien.
2. Defisit Perawatan Diri : Hambatan kemampuan untuk :
Berpakaian/Berhias
a) Mengancingkan pakaian.
b) Mengambil pakaian.
Mengenakan atau melepas bagian-bagian
pakaian yang penting. Ketidakmampuan
untuk :
a) Memilih pakaian.
b) Mempertahankan penampilan pada
tingkat yang memuaskan.
c) Mengambil pakaian.
d) Mengenakan pakaian pada tubuh bagian
bawah.
e) Mengenakan pakaian pada tubuh bagian
atas.
f) Mengenakan sepatu.
g) Mengenakan kaus kaki.
h) Melepaskan pakaian.

14
i) Menggunakan alat bantu.
j) Menggunakan resleting.
3. Defisit Perawatan Diri : Ketidakmampuan untuk :
Makan a) Menyuap makanan dari piring ke mulut.
b) Mengunyah makanan.
c) Menyelesaikan makanan.
d) Meletakkan makanan ke piring.
e) Memegang alat makan.
f) Mengingesti makanan dengan cara yang
dapat diterima oleh masyarakat.
g) Mengingesti makanan secara aman.
h) Mengingesti makanan yang cukup.
i) Memanipulasi makanan di mulut.
j) Membuka wadah makanan.
k) Mengambil cangkir atau gelas.
l) Menyiapkan makanan untuk diingesti.
m) Menelan makanan.
n) Menggunakan alat bantu.

4. Defisit Perawatan Diri : a) Ketidakmampuan melakukan hygiene


Eliminasi
eliminasi yang tepat.
b) Ketidakmampuan menyiram kloset atau
kursi buang air.
c) Ketidakmampuan mencapai kloset atau
kursi buang air.
d) Ketidakmampuan memanipulasi pakaian
untuk eliminasi.
e) Ketidakmampuan untuk duduk atau
bangun dari kloset atau kursi buang air.

15
Menurut Fitria (2010), tanda dan gejala defisit perawatan diri adalah:

a. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidak mampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta
masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau menukar pakaian.
Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian dalam,
memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, menggunakan kancing
tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaus kaki, mempertahankan
penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian, dan
menggunakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidak mampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, memanipulasi
makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu
memasukkannya kedalam mulut, melengkapi makanan, mengambil gelas
atau cangkir, serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d. Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam mendapatkan
jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi
pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan
tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil. Keterbatasan perawatan diri
di atas biasanya diakibatkan karena stressor yang cukup berat dan sulit
ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga
dirinya tidak mau mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal
mandi, berpakaian, berhias, makan, mauapun BAB/BAK. Bila tidak
dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa
mengalami masalah resiko tinggi isolasi sosial (Fitria, 2010).

16
2.2.3 Rumusan Masalah
Diagnosa keperawatan pada gangguan kebutuhan personal hygiene harus
aktual dan potensial berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian di
mana perawat menyusun strategi keperawatan untuk mengurangi atau mencegah
bahaya atau gangguan kebutuhan personal hygiene (Potter & Perry, 2005).

Masalah Keperawatan Data Subyektif Data Obyektif


1.Defisit Perawatan diri: a. Klien mengatakan Ketidakmampuan untuk
Mandi/Higiene malas mandi melakukan tugas-tugas
b. Klien mengatakan berikut :
merasa lemah a)Mengakses kamar
c. Klien mengatakan mandi
lelah untuk b)Mengeringkan badan
beraktivitas c)Mengambil
d. klien mengatakan perlengkapan mandi
sering gatal-gatal pada d)Mendapatkan sumber
kulitnya, malas untuk air
gosok gigi dan e)Mengatur suhu atau
gunting kuku. aliran air mandi
f)Membersihkan tubuh
atau anggota badan

2.2.4 Perencanaan

DIAGNOSA PERENCANAAN KEPERAWATAN


Defisit TUJUAN DAN KRITERIA HASIL :
Perawatan NOC : Self care/Bantuan perawatan diri
Diri:Mandi 1. Menunjukkan kemampuan perawatan diri atau aktivitas sehari-hari
secara mandiri dan klien terbebas dari bau badan.
2. Mampu menunjukkan dalam kebersihan pribadi terutama mandi
dan berpakaian,dandan,toilet dan makan.
3. Mampu menyediakan peralatan mandi pribadi yang diinginkan.

17
4. Klien menunjukkan indikator keberhasilan dengan skala 4 sering
menunjukkan keberhasilan.
RENCANA TINDAKAN RASIONAL
(Self care : bathing/Bantuan
perawatan diri : mandi)
1. Bina hubungan saling 1. Mendekatkan diri pada
percaya dengan pasien. pasien.
2. Pantau kebersihan diri klien 2. Data dasar dalam intervensi.
dan perawatan diri. 3. Memudahkan klien untuk
3. Fasilitasi klien untuk mandi melakukan aktivitas.
secara mandiri. 4. Mengarahkan klien dalam
4. Bantu klien dalam kebersihan diri.
kebersihan 5. Meningkatkan kemauan
badan,mulut,rambut,dan pasien beraktivitas.
kuku. 6. Meningkatkan pengetahuan
5. Tingkatkan motivasi klien dan membuat klien lebih
dalam kebersihan kooperatif.
badan,mulut,rambut,dan
kuku.
6. Lakukan pendidikan
kesehatan mengenai
pentingnya kebersihan
diri,pola kebersihan dan
cara kebersihan diri.

2.3 Asuhan Keperawatan Kasus

2.3.1 Pengkajian

Berdasarkan penugasan dan sesuai dengan jadwal mahasiswa praktik di


Rumah Sakit Jiwa pada tanggal 18-22 Mei 2015,mahasiswa melakukan
pengkajian keperawatan pada pasien Tn.S.Berikut deskripsi dari hasil pengkajian
yang dilakukan dan secara lengkap terdapat di lampiran 1.

18
1. Biodata

Seorang klien laki-laki,dengan inisial Tn.S,berusia 38 tahun,golongan


darah klien B, sudah menikah, beragama islam beralamat di Jl.Pendidikan
Bermula III Desa sipolu-polu, Kecamatan Penyabungan, Kabupaten Madina,
pendidikan terakhir klien SMA, klien anak ke 4 dari 6 bersaudara dan saat ini
pekerjaan klien adalah Pegawai Negeri Sipil, Tn.S memiliki 3 orang anak, dengan
kondisi saat ini klien mengalami skizofrenia, klien masuk Rumah Sakit Jiwa Prov.
Sumatera Utara Medan pada tanggal 06 April 2015, klien tersebut sudah pasien
berulang masuk Rumah Sakit Jiwa dalam pengobatan, dengan No.Register klien
02.68.46, klien dirawat diruangan Gunung sitoli.

2. KeluhanUtama

Pada saat pengkajian klien tidak mau mandi, tampak kotor, bau, klien juga
berbicara dan tertawa sendiri, gelisah. Klien diantarkan oleh adik klien ke Rumah
Sakit Jiwa karena sikap klien yang tidak terarah.

3.Riwayat Kesehatan Sekarang

Saat ini klien sering melamun, tidak mau melakukan apa-apa, dan
mengabaikan kebersihan diri klien. Semenjak klien dirawat di Rumah Sakit Jiwa
Prov.Sumatera Utara Medan, klien merasa tubuhnya tidak berguna lagi sudah
tidak pantas lagi dirawat dan bersih, terlebih klien suka menyendiri. Hal yang
memperbaiki keadaan klien mengatakan dengan menyendiri keadaan akan lebih
baik dan merasa senang. Klien mengatakan perasaannya saat ini bahwa klien
sudah lebih tenang selama dirawat di Rumah Sakit karena tidak ada lagi yang
mengganggu klien di luar sekitar tempat tinggal klien. Klien terlihat lebih banyak
diam,sering melamun dan susah diajak berkomunikasi, klien juga terlihat kotor,
malas mandi. Perawatan Diri/Personal Hygiene pada Tn.S menjadi suatu masalah
yang harus ditangani untuk meningkatkan kesehatan Tn.S.

4.Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Sebelumnya pasien sudah pernah di rawat di Rumah Sakit Jiwa


Prov.Sumatera Utara Medan, dan saat ini pasien dirawat kembali di Rumah Sakit

19
tersebut.Klien sudah mengalami gangguan jiwa sejak 5 tahun terakhir
ini.Pengobatan/tindakan yang dilakukan oleh keluarga klien membawa klien
berobat jalan di Rumah Sakit Jiwa Prov.Sumatera Utara Medan 1 tahun terakhir
ini.klien mengkonsumsi obat yaitu Chlorpromazine sering disebut
(CPZ),Halloperidol sebagai penenang.Klien tidak memiliki riwayat alergi
terhadap makanan dan obat.

5.Riwayat Kesehatan Keluarga

Orangtua klien tidak ada riwayat penyakit gangguan jiwa seperti yang
dialami klien,saudara klien juga tidak ada riwayat penyakit keturunan,didalam
anggota keluarga klien yang mengalami gangguan jiwa hanya Tn.S

6.Riwayat Keadaan Psikososial

Persepsi klien tentang penyakitnya,klien merasa malu dengan penyakitnya


saat ini dan klien yakin bahwa klien akan sembuh dan ingin cepat pulang agar
dapat bekerja dan berkumpul dengan keluarga, klien juga mengatakan klien
kepala keluarga dan Ayah bagi ketiga anaknya,klien merasa hidupnya akan
selamanya di Rumah Sakit.Keadaan emosi klien stabil saat akan dilakukan
percakapan namun klien susah diajak berkomunikasi dengan orang lain,klien
mengatakan lebih senang berdiam diri dikamar.Hubungan klien dengan keluarga
baik,namun hubungan klien dengan orang lain klien tidak mau bergaul,klien
merasa tidak percaya pada orang lain karena klien merasa sedang diancam.Klien
beragama Islam dan mempercayai ajaran yang ada pada agama tersebut,sebelum
masuk Rumah Sakit Jiwa klien mengatakan rajin sholat,dan selama di rawat di
Rumah Sakit Jiwa klien tidak melaksanakan sholat karena tidak berguna lagi dan
klien mengatakan tidak niat sholat lagi.

7.Status Mental

Penampilan klien tidak rapi, dan penggunaan pakaian tidak sesuai,klien


kotor dan bau, tingkat kesadaran orientasi/bingung, Pembicaraan lambat dan tidak
mau memulai pembicaraan,alam perasaan klien lesu dan putus asa,isi pikir klien

20
ide yang terkait,kontak mata kurang, proses pikir klien sirkumstansial,klien
mengalami gangguan daya ingat jangka panjang.

8.Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum kondisi klien lesu,gelisah,lebih suka menyendiri,kondisi


penampilan tidak rapi,baju kotor,kuku panjang dan kotor dan badan bau. Tanda-
tanda vital klien dengan tekanan darah 130/80mmHg,nadi 80x/menit,pernafasan
22x/menit,suhu badan 37oC, tinggi badan klien 155cm,berat badan klien 65kg.
Bentuk kepala bulat dan normal, ubun-ubun normal tertutup dan keras,kulit kepala
kotor dan berbau,penyebaran dan keadaan rambut merata, kotor, dan bau, warna
kulit kepala normal sawo matang, warna kulit wajah sawo matang, struktur wajah
normal, kelengkapan dan kesimetrisan mata lengkap simetris kanan dan kiri,
palpebra normal, konjungtiva anemis sclera normal, bentuk hidung normal
simetris kiri dan kanan, bentuk telinga normal dan sejajar dengan mata, ukuran
telinga normal, ketajaman pendengaran normal, keadaan bibir kering, keadaan
gusi dan gigi kotor dan kuning, keadaan lidah kering,orofaring normal mampu
menelan, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, suara pelan, lambat, dan kurang
jelas, tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, kebersihan kulit kotor dan
berbau, warna kulit saawo matang, kelembaban kulit kering.

9.Pola kebiasaan Sehari-hari

Frekuensi makan klien 3 kali dalam sehari,selera makan klien baik, tidak
ada nyeri ulu hati, tidak ada alergi, tidak ada mual muntah, makan pagi pukul
08.00, makan siang pukul 12.30, makan malam pukul 18.00, jumlah dan jenis
makanan Nasi, lauk dan sayur, klien memisahkan diri ketika makan, tidak ada
kesulitan dalam menelan dan minum, kebersihan tubuh klien badan kotor,bau,dan
berdaki,kebersihan gigi dan mulut klien kuning, mulut kering dan kotor,
kebersihan kuku tangan dan kaki kotor dan kuku panjang, dalam hal kebersihan
diri klien harus diarahkan agar mau membersihkan dirinya, pola eliminasi BAB 1-
2 kali sehari, karakter feses lembek, tidak ada riwayat perdarahan, pola BAK
lancar, tidak ada nyeri saat BAK.

21
10.Mekanisme Koping

Klien melakukan mekanisme koping dengan aktivitas konstruktif dan


dengan berbincang dengan orang lain sesuai yang diajarkan oleh perawat.

2.3.2 Analisa Data

No Data Penyebab Masalah Keperawatan


1. Data Subyektif : Skizofrenia Defisit perawatan diri :
a) Klien mengatakan Mandi/ Hygiene
malas mandi Penurunan motivasi
b) Klien mengatakan
merasa lemah Defisit perawatan
c) Klien mengatakan diri
lelah untuk
beraktivitas
d) klien mengatakan
sering gatal-gatal
pada kulitnya, malas
untuk gosok gigi
dan gunting kuku.

Data Obyektif :
a) Klien terlihat lebih
kurang
memperhatikan
kebersihan, badan
bau, kulit kotor
b) Rambut klien kotor,
acak – acakan,
pakaian kotor
c) Mulut dan gigi
bau,Kulit kusam dan
kotor,Kuku panjang

22
dan tidak terawatt
2 Data Subyektif : Skizoprenia Isolasi Sosial
a) Klien mengatakan
klien suka Perubahan status
menyendiri mental
b) Malu dan kadang
kesal karena diejek Perubahan
oleh tetangganya penampilan
c) Lemas, tidak ada
keluarga Isolasi Sosial
yang menjemputnya
d) Klien mengatakan
saya tidak mampu,
tidak bisa, sedih jika
ingat pada anaknya
dan ingin sekali
pulang tapi tidak
tahu apa-apa, bodoh,
mengkritik diri
sendiri,
mengungkapkan
perasaan malu
terhadap diri sendiri.
Data Obyektif :
a) Klien tidak mampu
memulai
pembicaraan, harus
perawat terlebih
dahulu yang
memulai.
b) Pembicaraan klien
lambat, suara pelan

23
c) Kontak mata
kurang, kadang
klien mengalihkan
pandangan jika ada
stimulus
lain, memandang ke
depan lalu
menunduk,
pandangan kosong,
kadang diam
d) Klien terlihat lebih
suka sendiri,
bingung bila disuruh
memilih alternatif
tindakan, Apatis,
Ekspresi
sedih,Komunikasi
verbal kurang,
Aktivitas menurun,
Kurang
memperhatikan
kebersihan

2.3.3 Rumusan Masalah


Dari hasil pengkajian yang dilakukan maka rumusan masalah dari kasus
tersebut sebagai berikut :
a) Defisit Perawatan diri
b) Isolasi sosial

24
2.3.3.1.Diagnosa Keperawatan (PRIORITAS)

1. Defisit perawatan diri; mandi berhubungan dengan penurunan motivasi


ditandai dengan klien terlihat kotor, pakaian tidak rapi, wajah berminyak,
gigi kotor, mukosa mulut putih, kuku kotor.
2. Isolasi sosial berhubungan dengan perubahan status mental ditandai
dengan klien sirkumtansial, kerusakan komunikasi, kontak mata kurang,
menarik diri.

2.3.4 Perencanaan

Hari/tanggal No.Dx Perencanaan Keperawatan

Selasa, 1. Tujuan dan Kriteria Hasil :

19 Mei 2015 1.Menunjukkan kemampuan perawatan diri atau aktivitas


sehari-hari secara mandiri dan klien terbebas dari bau badan.
2Mampu menunjukkan dalam kebersihan pribadi terutama
mandi dan berpakaian,dandan,toilet dan makan.
3.Mampu menyediakan peralatan mandi pribadi yang
diinginkan.
4.Klien menunjukkan indikator keberhasilan dengan skala 4
sering menunjukkan keberhasilan.

Rencana Tindakan Rasional

1. Bina hubungan saling 1.Mendekatkan diri


percaya dengan pasien. pada pasien. Rasa
2. Pantau kebersihan diri klien saling percaya
dan perawatan diri. adalah fasilitas
3. Fasilitasi klien untuk mandi untuk ekspresi
secara mandiri. pikiran/perasaan
4. Bantu klien dalam kebersihan secara terbuka.
badan,mulut,rambut,dan 2.Data dasar dalam
kuku. intervensi.
5. Tingkatkan motivasi klien 3.Memudahkan

25
dalam kebersihan klien untuk
badan,mulut,rambut,dan melakukan
kuku. aktivitas.
6. Lakukan pendidikan 4.Mengarahkan
kesehatan mengenai klien dalam
pentingnya kebersihan kebersihan diri.
diri,pola kebersihan dan cara 5.Meningkatkan
kebersihan diri kemauan pasien
beraktivitas.
6Meningkatkan
pengetahuan dan
membuat klien
lebih kooperatif.
Kamis, 2 Tujuan dan Kriteria hasil :

21 Mei 2015 1.Menunjukkan keterlibatan sosial,mampu


mengidentifikasi dan menerima karakteristik atau
perilaku pribadi yang berpengaruh pada isolasi sosial

2.Mampu mengungkapkan penurunan perasaan atau


pengalaman diasingkan

3.Mampu membina hubungan satu sama lain

3.Mampu berpartisipasi dalam kegiatan

4.Mampu berpartisipasi dalam aktivitas pengalihan


dengan orang lain

5.Mulai membina hubungan dengan orang lain

6.Mampu mengembangkan keterampilan sosial yang


dapat mengurangi isolasi sosial.

26
Rencana Tindakan Rasional

1.Bina hubungan saling percaya 1.Mendekatkan diri


dengan klien. pada klien.
2.Bantu klien mengembangkan 2.Mengarahkan
dan meningkatkan keterampilan klien dalam
sosial interpersonal. bersosialisasi.
3.Memotivasi klien
3.Bantu klien membina hubungan
agar dapat
terapeutik dengan klien yang
berinteraksi.
mengalami kesulitan berinteraksi
4.Memudahkan
dengan orang lain
klien untuk
4.Fasilitasi kemampuan individu melakukan aktivitas
untuk berinteraksi dengan orang dan berinteraksi.
lain
5.Meningkatkan
5.Buat jadwal kegiatan pada klien rasa percaya diri
agar berinteraksi dengan orang pada klien.
lain.
6.Agar Klien
6.Jelaskan makna manfaat termotivasi untuk
berhubungan dengan orang lain berinteraksi.
dan kerugian menarik diri

27
2.3.5 Implementasi dan Evaluasi

PELAKSANAAN KEPERAWATAN

Hari/ No.Dx Pukul Implementasi Evaluasi


Tanggal Keperawatan (SOAP)
Selasa, 1. 09.00 - 1. Membina hubungan S : Klien
19Mei 10.00 saling percaya mengatakan merasa
2015 WIB dengan klien. tenang dan akan
2. Memantau berusaha untuk
kebersihan diri klien melakukan
dan perawatan diri. perawatan diri :
3. Memfasilitasi dan mandi.Klien juga
mengarahkan klien mengatakan setelah
untuk melakukan mandi badan terasa
aktivitas kebersihan segar.
diri : mandi, secara O:
mandiri. a) Klien
4. Membantu klien tampak
09.10- dalam kebersihan tenang
11.00 badan,mulut,rambut, b) Klien ada
WIB dan kuku keinginan
5. Meningkatkan untuk
motivasi klien melakukan
dalam kebersihan perawatan
badan,mulut,rambut diri : mandi.
dan kuku. c) Klien mulai
6. Melakukan kooperatif
pendidikan A : Pengkajian
kesehatan mengenai dilanjutkan, klien
pentingnya sudah bersedia
kebersihan diri, pola untuk mandi, tapi
kebersihan masih dengan

28
keinginan untuk
dibantu.
P : Intervensi
Dilanjutkan
- Pantau kebersihan
klien setiap hari
Kamis, 2. 1. 2. Membina hubungan S : Klien
21Mei saling percaya mengatakan
2015 dengan klien. mengerti manfaat
3. Membantu klien hubungan sosial
megembangkan dan dan kerugian
meningkatkan menarik diri setelah
keterampilan sosial dijelaskan oleh
interpersonal. perawat
4. Membantu klien O : Klien mau
membina hubungan mengungkapkan
terapeutik dengan perasaannya
klien yang dengan bahasa
mengalami ferbal
kesulitan a) Klien
berinteraksi dengan berinisiatif
orang lain. berinteraksi
5. Memfasilitasi dengan
kemampuan orang lain
individu untuk b) Klien belum
berinteraksi dengan mau
orang lain. bercakap-
6. Membuat jadwal cakap
kegiatan pada klien dengan
agar berinteraksi orang lain
dengan orang lain. selain
7. Menjelaskan makna perawat

29
manfaat c) Klien masih
berhubungan sering
dengan orang lain menyendiri
dan kerugian A : Klien mau
menarik diri. menjelaskan
penyebab isolasi
sosial,klien belum
mampu sepenuhnya
menjelaskan
keuntungn
berhubungan sosial
dan kerugian tidak
berinteraksi dengan
orang lain, Klien
mampu
mendemonstrasikan
cara berkenalan
dengan satu orang
P:
• Lanjut ke SP2
Yaitu:
-Mengevaluasi
latiahan 1
-Melatih
berhubungan secara
bertahap (1 dan 2
orang).
-Bantu Klien
berinteraksi dengan
orang lain secara
bertahap.

30
EVALUASI

Evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang sudah dilakukan untuk


klien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar Personal Hygiene.
1.Klien mau menerima perawat sebagai terapis di tandai dengan :
a) Klien menerima perawat sebagai perawatnya.
b) Klien mau menceritakan masalah yang dihadapinya kepada perawat.
c) Klien mau bekerja sama dengan perawat dan setiap program yang perawat
tawarkan dilaksanakan oleh klien.
2.Klien dapat menyebutkan :
a) Penyebab tidak merawat diri.
b) Manfaat menjaga perawatan diri.
c) Tanda-tanda bersih dan rapi.
3.Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal :
a) Kebersihan diri (Personal Hygiene).
b) Mandi/Hygiene
Evaluasi keperawatan dari implementasi yang dilakukan pada pasien
dengan masalah Defisit Perawatan Diri : Mandi dapat teratasi,didapatkan data
subyektif bahwa klien mau mandi,ganti pakaian,gosok gigi dan keramas.Klien
mengatakan setelah mandi badan lebih segar dan bersih. Data Obyektif klien
sudah mengganti pakaiannya,dan terlihat rapi.Analisa data dari implementasi
bahwa klien mengerti pentingnya menjaga kebersihan diri dan klien dapat
melakukan perawatan diri,untuk rencana tindak lanjut perawat kepada klien yaitu
Memotivasi klien untuk mempertahankan mandi dua kali sehari.

31

Anda mungkin juga menyukai