Anda di halaman 1dari 30

HIV/AIDS

Oleh:
dr. Yanova Tr
Puskesmas Takokak
Pendahuluan
 HIV/AIDS --- masalah global
 UNAIDS, badan WHO yang mengurusi
AIDS, memperkirakan jumlah ODHA di
seluruh dunia pada Desember 2004
adalah 35,9 – 44,3 juta orang
 Tidak ada negara yang terbebas dari
AIDS
 HIV menyebabkan krisis multidimensi
Zubairi Djoerban, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, hal. 1825
Definisi
AIDS dapat diartikan sebagai kumpulan
gejala atau penyakit yang disebabkan oleh
menurunnya kekebalan tubuh akibat
infeksi oleh virus HIV yang termasuk famili
retroviridae.

Zubairi Djoerban, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, hal. 1825
Etiologi

Virus HIV-1, retrovirus, famili lentivirus


HIV medicine 2006, hal. 62
Penularan HIV/AIDS
 Hubungan seksual dengan pasangan yang
terinfeksi (tanpa pelindung).
 Suntikan atau transfusi darah/komponen darah
yang terkontaminasi (infeksi melalui inseminasi
buatan, skin grafts, transplantasi organ juga
mungkin).
 Berbagi peralatan suntik yang tidak steril yang
sebelumnya telah digunakan oleh seseorang
yang terinfeksi.
 Transmisi maternofetal (selama kehamilan, saat
kelahiran, dan saat menyusui).
Gejala Klinis
 Infeksi HIV tidak akan langsung
memperlihatkan tanda atau gejala
tertentu
 Gejala tidak khas pada infeksi HIV akut
(3-6 minggu setelah terinfeksi):
 Demam, nyeri menelan, pembengkakan kelenjar
getah bening, ruam, diare, atau batuk.
 Setelah itu, dimulailah infeksi HIV
asimptomatik (selama 8-10 tahun)
Zubairi Djoerban, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, hal. 1826
 Seiring dengan makin memburuknya
kekebalan tubuh, akan mulai
memperlihatkan gejala-gejala akibat
infeksi oportunistik:

 Berat badan menurun, demam lama,


pembesaran KGB, diare, tuberkulosis,
infeksi jamur, herpes, dan lain-lain

masuk tahap AIDS


Zubairi Djoerban, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
hal. 1826
Sindroma HIV Akut

1. Umum
 Demam
 Faringitis
 Limfadenopati
 Nyeri kepala / retroorbital
 Artralgia/myalgia
 Lemas & mudah lelah
 Anoreksia & penurunan BB
 Mual, muntah, diare

HIV Classification: CDC and WHO Staging Systems


2. Neurologi
 Meningitis
 Ensefalitis
 Neuropati perifer
 Myelopathy

3. Dermatologi
 Erythematous maculopapular rash
 Mucocutaneous ulceration

HIV Classification: CDC and WHO Staging Systems


Candidiasis Orofaringeal Oral Hairy leukoplakia
.

Swollen cervical lymph nodes due to


AIDS patient with Kaposi's sarcoma.
Kaposi's sarcoma in an AIDS patient

Kaposi's sarcoma lesions on the palate Classic Kaposi's sarcoma


intraoral Kaposi’s sarcoma lesion with
an overlying candidiasis infection
Oral Hairy Leukoplakia
Herpes Simpleks
Infeksi HIV Primer

1. Asimtomatik

2. Sindrom retroviral akut

HIV Classification: CDC and WHO Staging Systems


Stadium Klinis 1

1. Asimtomatik
2. Limfadenopati generalisata

 Skala penampilan 1 : asimtomatik


: aktivitas normal

HIV Classification: CDC and WHO Staging Systems


Stadium Klinis 2

1. Berat badan ↓ < 10%


2. Manifestasi mukutaneous ringan (dermatitis
sebarrhoik, prurigo, infeksi jamur di kuku,
ulserasi oral berulang)
3. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
4. ISPA berulang (sinusitis bakterialis)

 Skala penampilan 1 : asimtomatik


: aktivitas normal

HIV Classification: CDC and WHO Staging Systems


Prurigo Perianal prurigo
Stadium Klinis 3

1. Berat badan ↓ > 10%


2. Diare kronis tanpa penyebab yang jelas,
> 1 bulan
3. Demam berkepanjangan tanpa penyebab
yang jelas (hilang-timbul/menetap) > 1
bulan.
4. Kandidiasis oral (thrush)
HIV Classification: CDC and WHO Staging Systems
 Oral hairy leukoplakia
 TB paru
 Infeksi bakteria berat (pneumonia)

 Dan/atau skala penampilan 3 : terbaring


di tempat tidur < 50% dalam masa 1
bulan terakhir

HIV Classification: CDC and WHO Staging Systems


Stadium Klinis 4
1. HIV wasting sindrome
2. Pneumocystic carinii pneumonia
3. Toksoplasmosis otak
4. Diare karena kriptosporidiosis > 1 bulan
5. Kriptosporidiosis ekstra paru
6. Penyakit CMV pada 1 organ selain hati,
limpa/KGB.

HIV Classification: CDC and WHO Staging Systems


7. Infeksi HSV di mukokutaneous/ organ
dalam > 1 bulan
8. Progressive multifocal
leukoencephalopathy
9. Mikosis endemik yang menyebar
10. Kandidiasis esofagus, trakea/bronki
11. Mikrobakteriosis atipik (paru/extra paru)
12. Septikemia salmonella non tifoid

HIV Classification: CDC and WHO Staging Systems


Pemeriksaan Laboratorium
(A) Diagnosa

Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya antibodi


terhadap HIV.
 Untuk penyaringan: ELISA, aglutinasi, dot-blot
immunobinding assay (di Indonesia: ELISA)
 Untuk konfirmasi: Western Blot.
Pemeriksaan untuk mendeteksi keberadaan virus.
 Isolasi dan biakan virus, deteksi antigen, dan
deteksi materi genetik dalam darah pasien

Clinical Manual for Management of the HIV-Infected Adult 2006 Edition


 Hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan tes antibodi HIV 
masa jendela
 Antibodi terhadap HIV muncul di
sirkulasi 2-12 minggu setelah
infeksi.
 Jika hasil pemeriksaan negatif,
perlu dilakukan pemeriksaan ulang
3 bulan kemudian
Zubairi Djoerban, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, hal. 1826
Penatalaksanaan
Secara umum dibagi menjadi:

 Pengobatan untuk menekan replikasi virus


HIV dengan obat antiretroviral (ARV)
 Pengobatan untuk mengatasi berbagai
penyakit infeksi dan kanker yang menyertai
infeksi HIV/AIDS
 Pengobatan suportif (nutrisi, dukungan
psikososial, istirahat, sanitasi lingkungan)

Zubairi Djoerban, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, hal. 1826
Terapi Antiretroviral (ARV)
Indikasi ARV:
Segera setelah infeksi HIV ditegakkan secara
laboratoris disertai salah satu dari keadaan di
bawah ini:
 Infeksi HIV stadium IV menurut kriteria WHO, tanpa
memandang jumlah CD4
 Infeksi HIV stadium III menurut kriteria WHO dengan jumlah
CD4 < 350/mm3
 Infeksi HIV stadium I atau II menurut kriteria WHO dengan
jumlah CD4 < 200/mm3

Pedoman Nasional Terapi Antiretroviral


Upaya Pencegahan &
Penanggulangan
 Pendidikan kesehatan reproduksi untuk
remaja dan dewasa muda
 Program penyuluhan sebaya untuk berbagai
kelompok sasaran
 Program kerjasama dengan media cetak dan
elektronik
 Paket pencegahan komprehensif untuk
pengguna narkotika

Zubairi Djoerban, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, hal. 1828
 Program layanan pengobatan infeksi
menular seksual
 Program promosi kondom di lokalisasi
pelacuran dan panti pijat
 Pelatihan keterampilan hidup
 Program pengadaan tempat-tempat
untuk tes HIV dan konseling
 Dukungan untuk anak jalanan dan
pengentasan prostitusi anak

Zubairi Djoerban, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, hal. 1828
 Integrasi program pencegahan dengan
program pengobatan, perawatan dan
dukungan untuk ODHA
 Program pencegahan dan penularan HIV
dari ibu ke anak dengan pemberian obat
ARV

Zubairi Djoerban, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, hal. 1829

Anda mungkin juga menyukai