Anda di halaman 1dari 6

5.

Standar Operasional Prosedur Pemantauan Terapi Obat (PTO)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMANTAUAN TERAPI OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO/MPO-PRS/007 - 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
RUMAH SAKIT
BALI MANDARA Dr. Putu Lia Hendrayanti, Sp. JP(K), MARS.
18 November 2018 (Direktur Utama Rumah Sakit)
Pengertian Pemantauan Terapi Obat (PTO) merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan
untuk memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien meliputi
pengkajian pemilihan Obat, dosis, cara pemberian Obat, respons terapi, Reaksi
Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD); pemberian rekomendasi penyelesaian
masalah terkait Obat dan pemantauan efektivitas serta efek samping terapi Obat.
Tujuan Prosedur ini dibuat untuk meningkatkan efektivitas terapi dan meminimalkan
risiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD).
Kebijakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit.
Prosedur 1. Dilakukan seleksi pasien melalui kartu/catatan PMR.
2. Dikumpulkan data pemilihan Obat, dosis, cara pemberian Obat, respons terapi,
Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki (ROTD)
3. Identifikasi masalah terkait obat
4. Berikan rekomendasi terapi Obat
5. Dilakukan Pemantauan efektivitas dan efek samping terapi Obat
6. Dilakukan tindak laniut efektivitas dan efek samping
7. Dokumentasikan setiap kegiatan pemantauan terapi obat
Unit Terkait a. Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS)
b. Dokter PenanggungJawab Pasien (DPJP)
c. Perawat
Dokumen Lembar dokumentasi pemantauan terapi obat
Terkait
Lampiran X. Lembar Dokumentasi Pemantauan Terapi Obat
6. Standar Operasional Prosedur Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


EVALUASI PENGGUNAAN OBAT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO/MPO-PRS/009 - 1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
RUMAH SAKIT
BALI MANDARA Dr. Putu Lia Hendrayanti, Sp. JP(K), MARS.
18 November 2018 (Direktur Utama Rumah Sakit)

Pengertian Evaluasi Penggunaan Obat (EPO) merupakan program evaluasi penggunaan


Obat yang terstruktur dan berkesinambungan secara kualitatif dan kuantitatif.
Tujuan Mendapatkan gambaran keadaan saat ini atas pola penggunaan obat,
membandingkan pola penggunaan Obat pada periode waktu tertentu,
memberikan masukan untuk perbaikan penggunaan obat dan menilai pengaruh
intervensi atas pola penggunaan obat.
Kebijakan Permenkes NOMOR 72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian
Di Rumah Sakit
Prosedur 1) Dilakukan seleksi pasien melalui kartu/catatan PMR.
2) Dilakukan penilaian penggunaan obat secara kualitatif
3) Dilakukan penilaian penggunaan obat secara kuantitatif
4) Dilakukan tindak laniut penggunaan obat.
5) Dilakukan dokumentasi pada setiap kegiatan penilaian penggunaan obat.
Unit Terkait a. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
b. Dokter Pennaggungjawab Pasien
Dokumen Terkait Form PMR
PATIENT MEDICATION RECORD
Nama : Alamat :
Tempat/tgl. Lahir : No. Tlp :
Jenis Kelamin : Panggilan Darurat/No. :
Tlp
Berat/Tinggi : Pekerjaan :
Badan
Golongan Darah :- Kewarganegaraan/Agama :
Nama dokter yang menangani :
Nama Apoteker :
RIWAYAT PENYAKIT RIWAYAT PENGOBATAN
 Obat Penyakit/kondisi lain yang Imunisasi : -
 Makanan menyertai  BCG  Tetanus  Pneumonia
 Debu/Serbuk Sari  Gangguan Hati  DPT  Hepatitis  Influenza
 Lainnya  Gangguan Ginjal  Polio  Varicella  Lainnya
Reaksi Alergi :  Kondisi medis lain  Campak

PENGGUNAAN OBAT
Tgl Keluhan Pasien Data Lab, atau Nama Dosis Cara dan waktu Tgl berhenti Catatan penggunaan Adverse effect
data Klinis Obat penggunaan obat yang timbul
7. Standar Operasional Prosedur Dispensing Sediaan Steril
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENCAMPURAN SEDIAAN STERIL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO/MPO-PRS/010 - 1/2
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
RUMAH SAKIT
BALI MANDARA Dr. Putu Lia Hendrayanti, Sp. JP(K), MARS.
18 November 2018 (Direktur Utama Rumah Sakit)
Pengertian Pencampuran sediaan steril merupakan rangkaian perubahan bentuk obat dari kondisi
semula menjadi produk baru dengan proses pelarutan atau penambahan bahan lain
yang dilakukan secara aseptis. Prosedur ini berlaku untuk pencampuran sediaan steril,
yang meliputi pencampuran obat suntik, nutrisi parenteral dan obat sitostatika.
Tujuan Prosedur ini memiliki tujuan untuk menjamin agar pasien menerima sediaan steril
sesuai dengan dosis yang dibutuhkan dan menjamin sterilitas dan stabilitas produk
Kebijakan - Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit
- Pedoman Pencampuran Obat Suntik dan Penanganan Sediaan Sitostatika. 2009.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Prosedur Tahap Persiapan
1. Periksa kesiapan dokumen permintaan pencampuran sediaan steril sesuai
dengan prinsip 5 benar (benar pasien, ibat doksis, rute dan waktu pemberian
2. Persiapkan obat yang diperlukan dan pelarut yang sesuai untuk pencampuran
sediaan steril
3. Lakukan perhitungan dosis dan perhitungan pelarut yang digunakan
4. Buat label obat dan label pengiriman berdasarkan nama pasien, nomor rekam
medis, ruang perawatan, dosis, cara pemberian, kondisi penyimpanan, tanggal
pembuatan dan tanggal kedaluwarsa.
5. Masukkan obat-obatan, alat kesehatan dan label ke dalam ruang steril melalui
pass box.
Tahap Pencampuran
6. Cuci tangan sesuai dengan prosedur No. SPO/PPI/011.
7. Digunakan Alat Pelindung diri sesuai dengan prosedur No. SPO/MPO-PRS/012.
8. Petugas masuk kedalam clean room.
9. Lakukan dekontaminasi dan desinfeksi LAF-BSC, alat-alat dan bagian luar
kemasan bahan dengan alkohol 70 %.
10. Hidupkan LAF sesuai dengan prosedur No. SPO/MPO-PRS/014.
11. Siapkan meja kerja LAF dengan memberi alas penyerapan cairan.
12. Letakkan kantong limbah disamping meja kerja LAF dan desinfeksi dengan
alkohol 70%.
13. Ambil bahan melalui pass box sesuai dengan Dokumen No.SPO/MPO-PRS/013.
14. Letakkan seluruh obat dan perlengkapan pencampuran diatas meja kerja.
15. Lakukan pencampuran secara aseptis dalam LAF.
16. Sesudah dioplos, seka syringe dan bag infus dengan alkohol kemudian memberi
etiket.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENCAMPURAN SEDIAAN STERIL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO/MPO-PRS/010 - 2/2
Tanggal Terbit Ditetapkan oleh:
RUMAH SAKIT
BALI MANDARA Dr. Putu Lia Hendrayanti, Sp. JP(K), MARS.
18 November 2018 (Direktur Utama Rumah Sakit)
Prosedur Tahap Penyelesaian Pencampuran
17. Buang sisa bungkus, syringe jarum, bekas vial kekantong limbah tertutup.
18. Masukkan obat yang terlindung dari cahaya dalam kantong plastik hitam
19. Beri etiket dan label yang berisi komposisi cara pemberian, penyimpanan dan
kadaluarsa
20. Beri paraf setelah selesai.
21. Periksa kembali obat yang siap dikirim ke ruang sesuai order
22. Keluarkan wadah untuk pengiriman sediaan yang telah jadi melalui pass box.
23. Dekontaminasi dan mendesinfeksi ruang kerja
24. Lepaskan alat pelindung diri sesuai dnegan Dokumen No. SPO/MPO-
PRS/015
Unit Terkait Bagian Dispensing Sediaan Steril IFRS Universitas Udayana
Dokumen Terkait Dokumen No. SPO/PPI/011
Dokumen No. SPO/MPO-PRS/012
Dokumen No. SPO/MPO-PRS/013
Dokumen No. SPO/MPO-PRS/014
Dokumen No. SPO/MPO-PRS/015

Anda mungkin juga menyukai