Anda di halaman 1dari 23

LnponaN KnUANGAN DAN

KrNEnye Bnxrc

l,alam Basel Accord 1I dijelaskan bahwa ada tiga pilar yang harus dipenuhi yaitu kecukupan :"odal,
proses pengawasan yang memastikan kecukupan modal bank serta peningkatan peran ;-;blik yang
disebut sebagai disiplin pasar. Dalam Pilar 3 Bnsel Accord 11, bahwa disiplin pasar
:ertujuan mendorong peran publik untuk turut mengawasi bank. Tercapainya tujuan tersebut
nembutuhkan prasyarat utama antara lain (a) tersedia informasi yang cukup bagi publik
:r"engenai kondisi bank, dan (b) kemampuan publik dalam menilai kondisi bank melalui analisa
atas informasi yang tersedia. Oleh karena ifu, bank sebagai lembaga kepercayaan dituntut untuk
:remberikan informasi yang benar mengenai kondisinya kepada nasabah dan investor. Bank
:erlu memberikan transparansi kondisi keuangan bank dan laporan kettangan publikasi bank
:-xrnum yang dapat digunakan oleh khususnya deposan atau investor serta stnkeholder yang
iain. Disamping itu dengan laporan keuangan diharapkan dapat meningkatkan kesepahamarl
entara pengawas dan bank khususnya dalam penggunaan pendekatan yang lebih kompleks
-rieh bank. Untuk ini, BI bekerja sama dengan IkatanAkuntan Indonesia (IAI) telah menetapkan
kebijakan untuk mengadopsilntentational Accounthtg Standards (IAS) 39 dan32 dalam Pernyataan
januari
StandarAkuntansi lndonesia (PSAK) No.50 dan 55 yang akan diimplementasikan mulai L
1rJ10. Sebagai tindak lanjut penerbitan PSAK dimaksud, telah disusun pula PedomanAkuntansi
Ferbankan Indonesia (PAPD.
Laporankeuanganbank dimaksudkanuntuk memberikaninformasiberkala mengenai kondisi
bank secara menyelurutr, termasuk perkembangan usaha dan kinerja bank. Selumh informasi
tersebut diharapkan dapat meningkatkan transparansi kondisi keuangan bank kepada publik
dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan. Laporan keuangan disusun
sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen terhadap pihak-pihak yang berkepentingan
dengan kinerja bank yang dicapai selama periode tertentu. Oleh karena itu laporan keuangan
bank harus memenuhi syarat mutu, dan karakteristik kualitatif. Dengan demikian pihak-pihak
pengguna laporan keuangan dapat menggunakannya tanpa dihinggapi keraguan, sementara

Bab 5 Laponan Keuangan dan Kinerja eank I 151


bagi manajemen bank bahr,r'alaporan keuangan dapat digunakan sebagai pedoman dalam
pengambilan keputusan strategis dan untuk mendukung operasional bank. Selain disampaikan

kepada Pemegang saham dan Bank Indonesia, laporan keuangan bank wajib pula disampaikan
kepada lembaga lain yang berkepentingan terhadap perkembangan usaha bank, seperti Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), lembaga pemeringkat di Indonesia, asosiasi perbankan di
Indonesia, Institut Bankir Indonesia (IBI), 2 (dua) lembaga penelitian di bidang ekonomi dan
keuangary dan 2 (dua)majalah ekonomi dan keuangan.

Laporan keuangan bank seperti tampak dalam tabel 6.1 tentang neraca, bahwa pos-pos yang
dianggap sensitif seperti per"rempatan pada Bank Indonesia disajikan secara terperinci. Ini untuk
memberikan informasi posisi giro BI dan SBI yang dimiliki bank yang bersangkuatn sebagai
sumber likuiditas. Giro pada bank lain dan penempatan pada bank lain disajikan dalam valuta
asing dan rupiah secara terpisah. Informasi ini memudahkan aser untuk mendeteksi net open
position (NOP), sedangkan surat berharga pada bank lain dan obligasi pemerintah disajikan
menurut lama kepemilikannya. Ini penting untuk mendeteksi jumlah yang difokuskan untuk
mencari pendapatan dan jumlahyang menjadi sumber likuiditas melalui perdagangan obligasi.
Surat berharga juga disajikan secara terpisah menurut valuta asing dan rupiah agar mudah
dideteksi net open positiort.
Aktiva yang paling sensitif yaitu kredit yang diberikan disajikan secara terpisah menurut
terkait dan tidak terkait dengan bank. Ini dilakukan untuk pengawasan kinerja bank. Pemisahan
tersebut menunjukkan bahwa bank harus lebih transparary dalam arti deteksi dini adanya bank
yang
memberi kredit untuk anak perusahaannya sendiri atau untuk perusahaan lain yang satu
kelompok dengan bank atau untuk pihak lain yang terafiliasi. Bank harus menunjukkan secara
transparan kemungkinan pelanggaran Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Secara
implisit sebenarnya pengaturan BMPK di sini untuk rnengarahkan bank agar mengatur
portofolionya secara sehat.
Pos deposito
berjangka disajikan dengan memisahkan antara deposito untuk pihak-pihak
terjadi
terkait dengan bank dan pihak lainnya. Pemisahan ini bertujuan untuk mendeteksi apakah
penghimpunan dana yang berasal dari kelompok perusahaan sendiri. Deposito yang
besar perusahaan itr.r
menunjukkan kepercayaan masyarakat yang tinggi, akan tetapi bila berasal dari kelompok
sendiri akan mengandung bahaya bila suatu saat dana tersebut ditarik. Khusus
untuk
sertifikat deposito disajikan berdasarkan jenis valuta. Begitu juga pada rekening; surat
berharga
yang diterbitkan cian pinjaman diterima disajikan secara terpisah rnenurut jenis
valutanya. i

Hal yang
perlu dicermati adalah penyajian penyisihan Penghapusan aktiva produktif yang
j
secara
terpisah menurut jenis aktiva produktif. Pemisahan ini bertujuan untuk mendeteksi
I
I52 I Manaiemen penbankan
i :aliias aktiva produktif dari masing-masing jenis aktiva produktif, karena besarnya penyisihan
:-i.:va produktif akan mencerminkan kualitas aktiva produktif. Semakin besar penyisihan
:anghapusan aktiva produktif mengindikasikan bahwa semakin besar aktiva produktif 1'ang
:e:kualitas rendah. lni akan mernberikan indikasi bahrva pada bank tersebut terdapat
:cnempatan aktiva yang berisiko tinggi.
Pacla laporan perhitung;an laba/ru6;i juga tampak bahwa laporan tersebut menggunakan
:erttrk ruultiple step atau berjenjang. Penclapatan bunga bersih bisa clideteksi setelah
:remperhitungkan pendapatan bunga dan biaya bunga. ]umlah prendapatan bunga bersih akan
::ngindikasikan tingkat spread yang terjadi cli bank yang bersangkutan. Laba bersih harus
:::enghitung laba kotornya terlebih dahulu, baru kemudian memperhitungkan lababersih dengan
:-engiritung pendapatan dan biaya di luar bunga. Dengan memperhitungkan pendapatan dan :rban
operasional maka selanjutnya dapat ditenLukan pendapatan operasional bank. Penyajian :,ara
operasional dan beban operasional secara berjenjang akan memudahkan penggulla laporan l"euangan
--ntuk
cialam menentukan rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO). fee base
ittcome terlihat pada pendapatan non bunga. Semakin besar jasa perbankan yang riberikan kepada
masyarakat, akan semakin besar pendapatan non operasional atau berupafee
--.;;e income.

Hal yang perlu dicermati bahwa Net lnterest Margin bisa bermakna ganda yaihr NIM yang j.ggi
bisa dimaknai bahwa biaya intermediasi bank iru relatif tinggi. Oleh karena itu NIM ".:ng tinggi
bisa dihindari, mengingat tingkat bunga simpanan yang rendah mencerminkan :rgkat return
yang kurang menarik bagi para deposan, sedangkan biaya dan (cost of funds)
".ang tinggi kulang menarik bagi para debitur untuk menggunakan fasilitas pinjaman. Meskiprm
\LV mencerminkan inefisiensi, NIM rnempunyai peran yang sangat besar dalam rnemperkuat
=Lstem perbankan nasional (Saunder dan Schumachel, 2000). Hal ini terjadi jika laba usaha yang
aihasilkan darispread (perbedaantingkatbungasimpanandantingkatbungapenempatankredit)
iisalurkan untuk nemperkuat modal bank. Disisi lainbllaspread itu rendah tidak dapat dimaknai
=ebagai suatu yang positif apabila bank-bank kurang sehat (dalam permodalan) tetap
liperkenankan untuk tetap beroperasi. Bank-bank yang kurang sehat dikhawatirkan cenderung
nenawarktrn tingkat bunga kredit yang rendah sernata-mata untuk tujtran memperluas pangsa
:asar dan kurang mempertimbangkan faktor likuiditas dan solvabilitas. Apabila ini terjadi,
maka akan berakibat pada kesulitan usaha yang dimungkinkan akan ciapat merlgganggu sistem
perbankan nasional. Jadi dapat dikatakan bahwa NIM yang tinggi ittt sangat baik ketika NIM
itu dipergunakan unLuk memperkuat posisi modal bank.
Informasi posisioffbnlance sheet juga perlu disajikan dalam laporan komitmen dan kontinjensi
secara terpisah antara komitmen dengan kontinjensi, bahkan komitmen dan kontirrjensi tersebut
dirinci rnenurut tagihan dan kewajiban secara urut dengan memperhatikan kemungkinan
pengaruhnya terhadap neraca atau laba/rugi bank. Hal ini akan mempermudah deteksi transaksi
sff bnlanced dan posisinya. Posisi off bnlnnce sheet ini akan dapat digunakan untuk mengantisipasi

Bab 6 Laponan Keuangan dan Kinerja aank I 153


likuiditas dan kemungkinan sumber-sumber likuiditas potensial, karena di dalamnya terclapat
peristirn'akeuangan yang diperjanjikan baik yang bersifat pasti maupun bersyarat di masa
mendatang, baik yang merupakan kewajiban maupun tagihan.
Dalam laporan keuangan bank juga harus disajikan para pengurus dan pemilik bank
tersebut, Kepengurusan meliputi susunan dewan komisaris, direksi dan pejabat eksekutif beserta
jabatan dan rir-rgkasan riwayat hidtrpnya. Begitu juga rincian kepemilikan saham, berupa nama
pemilik dan besaran kepemilikan. Dalam kaitannya dengan ini, masyarakat pengguna laporan
ini akan mengetahui para pengurus bank, kemudian sejauh mana integritas para pengurus dan
pemilik bank tersebut. Informasi ini juga akan memberikan informasi apakah bank tersebut
telah go public atau belum. Lebih jauh, informasi per"rgurus dan struktur kepemilikan akan dapat
memberikan informasi kemungkinanpoller pemilik dalam mengendalikan manajemen. Semakin
terkonsentrasi semakin besar kemungkinan pemilik melakukan pengendalian secara efektif
ter:hadap manajemen atau p;rda kondisi keuangan yang tidak sehat ada potensi pemilik bersama
manajernen melakukan moralhazard. Investor atau deposan dapat mengkritisi dan mengantisipasi
masalah ini derni mencegah transfer kekayaan ke pemilikbank dengan cara pengambilan risiko
yang berlebihan, karena penggunaan dana nasabah ke penempatan yang berisiko tinggi akan
menghasilkan retttnt tinggi, namun ketika gagal maka pihak deposan atau investorlah yang
menanggung kerug;ian.
Untuk transparansi laporan keuangan, bank wajib pula memuat informasi yang terkait
dengan kegiatan di dalam kelompok usaha, yang terdiri dari:
(ultimate
a. struktur kelompok usaha bank, yang disajikan sampai dengan pemilik terakhir
shareholder), serta struktur keterkaitan kepengurusan dan pemegang saham yang bertindak
atas nama pemegang saham lain(shfireholders actingin concert). Pengertian pemegang saham
yang bertindak atas nama pemegang saham lain adalah pemegang saham perorangan atau
perusahaan/badan hukum yang memiliki tujuan bersama yaitu mengendalikan bank,
berdasarkan atau tidak berdasarkan suatu perjanjian;
b. transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa(related party transaction),
dengan memperhatikan l"ral-hal sebagai berikut:
1) informasi transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa disajikan
baik yang clilakukan bank maupun yang dilakukan oleh setiap perusahaan atau badan
hukum cli dalam kelompok usaha bank yang bergerak di bidang keuangan;
2) pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah pihak-pihak sebagaimana
diatur clalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku;
3) jenis transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, antara lain
rneliputi:
a) kepemilikan silang (cross shnreholdings);
b) transaksi dari suatu kelompok usaha yang bertindak untuk kepentingan kelompok
usaha yang lain;

1,54 I Manalemen penbankan


c) pengelolaan likuiditas jangka pendek yang clipusatkan clalarn kelompok usaha;
c{) penyediaan dana yang diberikan atau diterima oleh perusahaan lain dalam
satu kelompok usaha;
e) eksposur kepada pemegang saham mayoritas antara lain dalam bentuk pinjaman,
komitmen dan garansi;
f ) pembelian atau penjr.ralan aset dengan perusahaan lain dalam suatu kelompok usaha,
termasuk yang clilakukan dengan repurchttse rtgreement.

: pernberian penyediaan dana, komitmen maupun fasilitas lain yang dapat dipersamakan
dengan itu dari setiap perusahaan atau badan hukum yang berada dalam satu kelompok
usaha dengan bank kepada debitur yang telah memperoleh penyediaan dana ciari bank.
trntutan transparansi laporan keuan65an bank, mulai tahun 2001 Iaporan kettangan bank
:.arus dilengkapi laporan kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya. Kualitas aktiva :roduktif
akan terindikasi dari tingkat kolektibilitasnya. Tingkat kolektibilitas adalah Lancar
Li, Dalam Periratian Khusus (DPK), Kurang Lancar (KL), Diragukan (D) dan Macet (M). Semakin
:endah tingkat kolektibilitasnya menunjukkan semakin banyak arktiva produktif yang iermasalah.
Aktiva produktif bermasalah bila masuk kelompok Kurang Lancal, Diragukan :ahkan Macet. Bil.r ini
yang terjadi mengindikasikan aktiva produktif semakin ticlak sehat.

Laporan keuangan disajikan dua periode sekaligus yaitu posisi tanggal laporan dan posisi
-belumnya baik untuk bank yang bersangkutan maupun laporan konsolidasinya. Hal ini untuk
:rendeteksi kecenderungannya a.ntara periode sebeltrmnya dan pe.riocle mendatang. Di samping
::,r dalam laporan keuangan juga terdirpat Laporan Transaksi Valuta Asin6; Dan Derivatif,
. aporan Ken'ajibanPenyediaan Modal Minimum dan laporan mengenai Rasio-rasio Keuangan
Bank. Laporan-laporan ini menginclikasikan profil ketaatan bank terhadap regulasi. Laporan
Transaksi valuta Asing dan l)erivatif akan berguna rnengukur tingkat Net Open Positiort,
I'enyediaanKewajban Modal Minimum n"remberikan indikasi ketaatanbank dalam memenuhi :ermcrdalan
(a:pitnl
a1als Adequacy Ratio. Unluk laporan rasio keltangan akan memberikan
aambaran secara singkat rnengenai kinerja bank yarrg bersangkutan.
Lapclran keuangan disusun antara lain untuk memberikan informasi mengenai posisi
ieuan€tan, kinerja atar.r irasil usaha bank serta informasi keuangan lainnya kepada berbagai :ihak
yar"rg berkepentingan dengan perkembangan usaha bank. Agar laporan keuangan bank iapat
cliperbandingkan, perlu ditetapkan bentuk dan cakupan penyajian yang didasarkan pada Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang relevan untuk industri perbankan,
PedomanAkuntansi Perbankan Indonesia (PAPI), serta ketentuan dan pedoman yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia. Laporan Keuangan Tiiwulanan ini selain wajib diumumkan dalam surat
kabar juga akan diumumkan dalam lnme pnge Bank Indonesia.

Bab 6 Laporan Keuangan dan Kinenja eant I 155


Tabel 5.1.
Neraca Bank
Bank:
Ta ngga I

2. Penempatan pada Bank lndonesia


a. Giro Bank lndonesia

4. Penempatan pada bank lain

PPAP - Penempatan pada bank lain


5, Surat Berharga yang Dimiliki

ii. Tersedia untuk dijual


hingga jatuh tempo

- Surat berharsa vans dimili

c. Dimiliki hi

7. Surat berharga yang dibeli dengan ianii iuai

PPAP - Surat berharga yang dibeli de

i. pihak terkait dengan

1,56 I ManaSemen perbankan


iberikan -
=3 ran akseptasi
r:it- Tagihan akseptasi -/-

:::dapatan yang masih akan diterima

-:ng Muka Pajak


: r-riva Paiak

l<rmulasi penyusutan a teta p


l<tiva Sewa Guna
.1.<u m ulasi n aktiva sewa
_! :qunan yang
:<tiva lain-lain

a. Rupiah
:, Valuta asing
(ewajiban
segera lainnya
: .Tabungan
i Srmpanan Berjangka
a. Rupiah
pihak terka
ii. pihak lain
b, Valuta asing
pihak terkait den n bank

a. Rupiah
b. Valuta asin
: Simpanan dari bank
Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli
kembali (repo
i Kewajiban derivative
i Kewajiban akseptasi
arga yang diterbitkan
a. Rupiah
b. Valuta asing
:1. Pinjaman yang diterima
Pendanaan Jangka Pendek Bl
b. Lainnya
i. Rupiah
pihak terkait dengan bank
pihak lain
ii. Valuta asing
pihak terkait dengan bank

12. Estimasi kerugian komitmen & kontinjensi


i3. Kewajiban sewa guna usaha
L4 n yang ma

gank
Bab 6 Laporan Keuangan dan Kinerja I 157
1.7. Kewajiban lain-lain

a. pihak terkait dengan ban


l-9. Modal Pinjaman
pihak terkait dengan bank

20. Hak Minoritas


21. Ekuitas

Agio (disagio)

d. Selisih penjabaran laporan keuangan


e. Selisih penilaian kembali aktiva tetap
g. Pendapatankomprehensiflainnya
Total Pasiva

Tabel 5.2.
Laporan Laba Rugi dan Saldo laba

1.1..Hasil bunga

1.2.Provisi dan komisi

Jumlah Pendapatan Bunga

b. Valuta asing
2.2. Komisi dan provisi

tan Bunga Bersih


3. Pendapatan operasional lainnya
3.L. Pendapatan
3.2.Pendapatan transaksi valuta asing
3.3. Pendapatan kenaikan nilai surat berhar
3.4 Pendapatan
Jumlah Pendapatan Operasional lainnya
patan) Penghapusan Aktiva P
5. Beban Estimasi kerugian Komitmen & Kontinjens

158 I Manaiemen penbankan


n uperasronal latnnya
6. 1. Beban Administrasi dan
5.2. Beban Personalia
penurunan nilai surat berharga
5.4. Beban Transaksi valas
5.5. Beban lainnya
.rumlah Lainnya
UGI) OPERASIONAL
PENDAPATAN & BEBAN NON OPERASIONAL
cendapatan Non O
3eban Non Ooerasional
Dendapatan
(Beban) Non Operasional
Penda Luar Biasa
-: _ABA/ RUGI SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
Taksiran pajak penghasilan -/-
.ABA/ RUGI TAHUN BERJALAN
tas
Saldo laba (rugi) awal tahun
Dividen
Saldo laba (
*)
Laba bersih per saham

Tabel 6.3.
Laporan Komitmen dan Kontinjensi
PT BANK X
LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI
PER.......2009

Pos - PoS

.I,VITMEN
ragihan
Komitmen
Fasilitas pinjaman dit an belum digunakan
a. Rupiah
b. Valuta asing
1 Lainnya
Jumlah Tagihan Ko

I Fasilitas kredit kepada nasabah belum ditarik


a. Rupiah
Valuta asing
- lrrer,nrcable VC masih berjalan dlm impor & ekpor
! Lainnya
Jumlah
,MLAH KOMITMEN BERSIH

Bab 6 Laporan Keuangan dan Kinerja eank I 759


KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi
1. Garansi yang diterim-
a. Rupiah
b. Valuta asing
2. Pendapatan bungaTabm penyeiesaian
a. Rupiah
b. Valuta asing
3. Lainnya
Jumlah Tagihan Kontinjensi
Kewajiban Kontinjensi
1. Garansi yang diberikan
a. Bank garansi
Dalam valuta Rupiah
Dalam Valuta Asing
b. Lainnya
2. Revocable L/C masih berjalan d@
3. Lainnya
Jumlah Kewajiban Kontinjensi
JUMLAH KONTINJENSI BERSIH

Tabel 5.4.
Format
[aporan Transaksi Valuta Asing dan Derivatif
PT BANK X
LAPORAN TRANSAKSIVALUTA ASING DAN DERIVATIF
PER......2009

A. Terkait dengan NilaiTukar

a. Purchased

JUMLAH

160 I Manaiemen penbankan


Tabel 6.5.
Format Laporan Kualitas Aktiva Produktif dan lnformasi Lainnya
PT BANK X
LAPORAN KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF & INFORMASI LAINNYA
PER.....2009

::-:npatan pada Bank Lain

.-::
t kepada Pihak ke

d i restru ktu risasi

tidak direstru kturisasi


<redit lain vane direstrukturisasi

non-bank
: f,alam rangka restrukturisasi kredit
-:sihan Lain
.
: : r'rmendan Kontinjensi kepada pihak ket

Bank Lain
: 5!rat-surat kepada Pihak
3ank lndonesia

a. KUK
propertv
r. kredit
i. direstrukturisasi
ii. tidak direstrukturisasi
c. kredit lain vans direstrukturisasi

: Penvertaan pada pihak


a. Pada perusahaan non-bank
b. Dalam ranska restrukturisasi kredit
Lain kepada pihak

-:. Komitmen dan

r PPAP vane waiib dibentuk


3 PPAP vans telah dibentuk
I Total Asset bank vane d
a. Pada Bank lndonesia
b. Pada Pihak Lain
l0.Persentase KUK terhadap total kredit
Dersentase
:1 lmlh Debitur KUK terhdp Total Debitur

Bab 6 Laporan Keuangan dan Kinenja Bank I 767


Tabel 6.5.
penyediaan
Format Laporan Perhitungan Kewajiban Modal Minimum
PT BANK X
LAPORAN PERHITUNGAN KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM
Per "...... 2009
KETERANGAN
KOMPONEN MODAL
A. MODAL INTI
1. Modal Disetor
2. Cadangan Tambahan ruodal {oiscloffi
a. Agio Saham
b. Disagio (-/-)
c. Modal Sumbangan
d. Cadangan Umum dan Tujuan
e. Laba tahun-tahun lalu setelah diperhitungkan pajak
f Rugi tahun-tahun lalu (-/-)
g. Laba tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak -502"
h. Rugi tahun berjalan (-/-)
Selisih penjabaran lap. keuangan fantoi CaEang Luar t\jegeri
1) Selisih Lebih
2) Selisih Kurang (-/-)
Dana Setoran Modal
k. Penurunan nilai Penyertaan pada porto@
3. Goodwill (-/-)
B. MODAL PELENGKAP
(Maks. 1,00% dari Modal lnti)
1-. Cadangan Revaluasi Aktiva Tetap
2. Cadangan Umum PPAP (maks.1,25% dari RTHz1R)
3. Modal Pinjaman

!, Pinjaman Subordinasi (maks.50% dari Modal thti)


5. Peningkatan harga saham pada portofolio tersedia
untuk dijual (45%)
ll. roTAL MODAL lNTt DAN MODAL PELENGKAp (A+B)

ilr. PENYERTAAN (-/-)


tv TomL MODAL (tr- ilt
V AKTIVA TERTIMBANG MENURUT RISIKO (ATMR)
VI. RASIO
KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUIVI VANC TERSEDIAIIV :VJ
VII. RASIO
KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL TVINIIVILIITA YIXIC OLW,qLTAKAN

162 I Manaiemen perbanl<an


Tabel 6.7.
Format Ibbel Perhitungan Rasio Keuangan Bank
PT BANK X
PERHITUNGAN RASIO KEUANGAN
PER.......2009
iermodalan

- Aktiva Tetap terhadap modal


iKi\ra Produ
bermasa la
. \PL
)PAP
: terhadap Aktiva Produktif
: Pemenuhan PPAP
lll Rentabilitas

-)R
. i{epatuhan
_.4

a.2. Pihak Tidak Terkait


b. Persentase Pelampauan BMPK
b.1
b.2. Pihak Tidak Terkait
2. GWM Rupiah

Tabel 6.8.
Laporan Pemilik dan Pengurus Bank

PT BANK X
LAPORAN PENGURUS BANK
PER ..... 2009

PEMILIK BANK

PENGURUS BANK
Direksi
.,lcmisaris
Utama Direktur Utama
{:cmisaris
(cm
isaris
(cm
isaris Di rektur

Bab 6 Laponan Keuangan dan Kiner ja aank I 763


C. Kinerja Bank Komersial
Kinerja bank secara eksplisit direpresentasikan oleh rasio-rasio di bawah ini, meskipr-rn tidak
menafikan bahwa pada akhirnya bank akan dinilai kesehatannya, Namun informasi untuk
konsumsi publik adalah dalam bentuk rasio-rasio ini. Rasio kinerja ini telah rnampr-r
mengS;ambarkan kinerja bank dari aspek permodalan. Aktiva produktif, non perfornilng lortn, retrrn
on equity, return on asset, efisiensi ekonomis bank (BOPO), likuiditas, kepatuhan pada regulasi.
Secara terinci bagaimana mengukurnya dapat dilihat pada Tabel6.9 di bawah ini.

Tabel 6.9.
Pedoman Perhitungan Rasio Keuangan

RASIO fioRMUr {,XI00%l KE:TERANGAN


t,
1, CAR (Modal terhadap ATMR) Modal Perhitungan Modal dan Aktiva Tertimbang
ATMR Menurut Risiko Dilakukan berdasarkan
ketentuan Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum yang berlaku

a. Perhitungan modal dilakukan


2. Aktiva tetap terhadap modal Aktiva tetap & inventaris berdasarkan ketentuan Kewajiban
Modal Penyediaan Modal Minimum yang
be rla ku.
b. Termasuk dalam aktiva tetap adalah
inventaris dan aktiva sewa guna
usa ha.

ll. Aktiva Produktif Cakupan komponen aktiva produktif


sesuai ketentuan yang berlaku.
1 Aktiva produktif bermasalah Aktiva produktif bermasalah
(Aktiva produktif bermasalah Total Aktiva Produktf Aktiva produktif bermasalah adalah
terhadap total aktiva produktif) aktiva produktif dengan kualitas
kurang lancar; diragukan dan macet.
Aktiva produktif bermasalah dihitung
secara gross (tidak dikurangi PPAP).
Angka dihitung per posisi (tidak
disetahunkan).

2. NPL
(Kredit bermasalah terhadap Kredit bermasalah a. Kredit merupakan kredit yang
diberikan kepada pihak ketiga (tidak
total kredit) Total Kredit
termasuk kredit kepada bank lain).
b. Kredit bermasalah adalah kredit
dengan kualitas kurang lancar,
diragukan dan macet.
c. Kredit bermasalah dihitung secara
grross
(tidak dikurangi PPAP).
d. Angka dihitung per posisi (tidak
disetahunkan).

164 I Manaiemen penbankan


F.ru terhadap aktiva produktif i Penyisihan Penghapusan a. Cakupan komponen aktiva produktif
ftsrybihan Penghapusan Aktiva Aktiva Prod vane telah dibentuk sesuai ketentuan Kualitas Aktiva
lbdu&tif terhadap total
Total aktiva produktif Produktif yang berlaku.
1 pnftif) aktiva
b. Angka dihitung per posisi (tidak
r disetahunkan)

[. kruhan PFAP
Penyisihan Penghapusan a. Perhitungan Penyisihan Pengha-
! F
tbr.tisihan Penghapusan Aktiva Aktiva Produktif vans telah dibentuk pusan Aktiva Produktif yang wajib
toduktif yang telah dibentuk Penyisihan Penghapusan Aktiva dibentuk dilakukan sesuai ketentuan
I ; yang berlaku.
tilndap Penyisihan Penghapusan tkiva Produktif yang wajib dibentuk
Produktif yang wajib
' Serruk)
Er*as a. Penghitungan laba sebelum pajak
Frn Laba sebelum oaiak
d iseta h unkan.

i Wt* On Assets\ Rata- rata total aset


Contoh :
t Untuk posisi Juni : (akumulasi laba
t
: per posisi Juni76) x 12
i b. Rata-rata total aset
p;:
Contoh :
tr Untuk posisi Juni :
(penjumlahan total aset Januari-
Juni)F

a. Rata-rata equity :.ala-ratamodal inti


2- rcE Laba setelah oaiak {tier
1}
I,kurn On Equityl Rata-rata fquity Contoh :
Untuk posisi Juni :
(penjumlahan modal inti Januari-
Juni)76
b. Perhitungan modal inti dilakukan
berdasarkan ketentuan Kewaji ban
Penyediaan Modal Minimum yang
berlaku.

a. Pendapatan bunga bersih:


3_ iltM Pendaoatan bunea bersih Pendapatan Bunga-Beban bunga
lMet lnterest Morgin) Rata-rata aktiva produktif b. Pendapatan bunga bersih
disetah u n kan.
Contoh :
Untuk posisi Juni :
(akumulasi pendapatan bunga bersih
per posisi Juni76) x 12
c. Aktiva produktif yang diperhi-
tungkan adalah aktiva produktif yang
menghasilkan bunga (interest bear-
ing assets\

Bab 5 Laponan Keuangan dan Kinenja aank I 165


4. BOPO
(Beban Angka dihitung per posisi (tidak
operasi terhadap Total beban operasional
pendapatan operasi) Total pendapatan operasional disetah u nka n)

lV Likuiditas
LDR
Kredit a. Kredit merupakan kredit yang
(Kredit terhadap dana pihak ketiga) Dana pihak ketiga diberikan kepada pihak ketiga
(tidak termasuk kredit kepada bank
la in).
b. Dana pihak ketiga mencakup giro,
tabungan, deposito (tidak termasuk
giro dan deposito antar bank)

V, Kepatuhan (Compliance\
Perhitungan pelanggaran dan pelampauan
1. a. Peruentase Pelanggaran BMPK
a.1. Pihak Terkait BMPK dilakukan sesuai ketentuan BMPK
a.2. Pihak Tidak Terkait yang berlaku.
b. Penentase Pelampauan BMPK
b.1. Pihak Terkait
b,2. Pihak Tidak Terkait
2. GWM Rupiah Perhitungan persentase GWM pada posisi
(Persentase Giro Wajib
laporan dilakukan sesuai ketentuan GWM
Minimum Rupiah) yang berlaku.

PDN
Perhitungan persentase PDN pada posisi
(Persentase
Posisi Devisa Neto) laporan dilakukan sesuai ketentuan PDN
yang berlaku.
Penjelasan singkat indikator atau rasio-rasio keuangan untuk mengukur kinerja bank
1. Rasio CAR merupakan perbandingan modal bank dengan Aktiva Tertimbang Menurut
Risiko. Semakin tinggi rasio CAR mengindikasikan bank tersebut semakin sehat
permodalannya. Pemenuhan CARminimum 8% mengindikasikan bank mematuhi regulasi
permodalan. Contoh perhitungan CARbisa dilihat pada Bab B atau Bab 16 pada buku ini.
2. Rasio aktiva tetap terhadap modal mengindikasikan bahwa semakin tinggi rasio ini
menunjukkan semakin besar alokasi dana pada aktiva tetap dan inventaris. Aktiva tetap
dan inventaris adalah bukan aktiva produktif. Dengan demikian semakin besar rasio ini
semakin Rasio
l'rurukkinerja bank. Sebaliknya sernakin kecil semakin baik kinerja bank ini.
3. aktiva produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif menginclikasikanbahr,r'a
senlakin besar rasio ini semakin buruk kualitas aktiva produktifilya, sebaliknya semakin
kecil semakin baik kualitas asset produktifnya. Contoh bisa clilihat pacla Bab 15 mengenai
penilaian kesehatan bank buku ini.
Rasio (NPL)
4. Non Performance Loan yaitu perbandingan arltara kredit bermasalah terhadap
total kredit. Rasio ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi rasio NPL menunjukkan
semakin buruk kualitas kreditnya. Rasio ini sudah cukup jelas.

166 | Nanaiemen penbankan


I -.ro penyisihan aktiva produktif terhadap total aktiva produktif mengindikasikan bahwa
-:.akrn besar rasio ini menunjukkan semakin menurun kualitas aktiva produktif. Contoh
:e:ittungan bisa dilihat pada Bab 16 mengenai penilaian kesehatan bank pada buku ini.
l.sio PPAP dibentuk terhadap PPAP wajib dibentuk merupakan rasio yang mengukur
r::afuhan bank dalam membentuk PPAP dan mengukur kualitas aktiva produktif. Semakin ::,3tr
rasio ini bank semakin mematuhi ketentuan pembentukan PPAP Perhitungannya
::a dilihat pada Bab 16 .
Vzsto Return on Asset atau ROA mengindikasikan kemampuan bank menghasilkan laba
:=ngan menggtrnakan asetnya. Semakin besar rasio ini mengindikasikan semakin baik
r::erja bank. Contoh perhitungan ROA dapat dilihat pada Bab 16 mengenai penilaian
1..s€hatan bank di buku ini.
i:sio Return on Equity (ROE) mengindikasikan kemampuan bank dalam menghasilkan laba
:.ngan menggunakan ekuitasnya. Semakin besar rasio ini semakin baik kinerja bank. Contoh
:*rbritungan ROE dapat dilihat pada Bab 16 mengenai penilaian kesehatan bank di buku
,:i.
J,asio Nef lnterest Margin (NIM) yaitu perbanclingan antara pendapatan bunga bersih
:.rhadap rata-rata aktiva produktif. Rasio ini mengindikasikan kemampuan bank
:"enghasilkan pendapatan bunga bersih dengan penempatan aktiva produktif. Semakin
3esar rasio ini semakin baik kinerja bank dalam menghasilkan pendapatan bunga. Namun
:iarus dipastikan bahwa ini bukan karena biaya intermediasi yang tinggi, asumsinya
-ndapatan bunga harus ditanamkan kembali untuk memperkuat modal bank. Perhitungan \LM
dapat dilihat pada Bab 16 mengenai penilaian kesehatan bank di buku ini.
Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). Rasio ini
rrengindikasikan efisiensi operasional bank. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin
idak efisien biaya operasional bank. Perhitungan BOPO dapat dilihat pada Bab 16 mengenai
renilaian kesehatan bank pada buku ini.
Rasio likuiditas atau Loan to Deposit Raflo (LDR) adalah perbandingan kredit yang diberikan
terhadap dana pihak ketiga. Semakin besar rasio ini mengindikasikan bank itu semakin
agresif likuiditasnya, sebaliknya semakin kecil rasio ini juga semakin besar dana pihak
ketiga yang tidak digunakan untuk penempatan ke kredit ftanyak dana menganggur). Oleh
karena itu disarankan rasio ini yang paling tepat antara 89% hingga 11.5%. Perhitungan
LDR dapat dilihat pada Bab 9 buku ini atau Bab 16 mengenai kesehatan bank.
Rasio Pelanggaran BMPK dan rasio pelampauan BMPK. Kedua rasio mengindikasikan
dngkat kepafuhan bank dalam memenuhi regulasi Batas Maksimum Pemberian Kredit.
Bank yang patuh semestinya tidak menempatkan dana pada pihak terkait sampai melebihi
70 "h dari modal bank, sedangkan BMPK kepada pihak tidak terkait kepada 1 (satu
peminjam) paling tinggi 20"/o dari modal bank. Namun bila peminjam pihak tidak terkait
merupakan L kelompok peminjam maka maksimum dibolehkan 25"/" dari modal bank.

Bab 5 Laporan Keuangan dan Kinerja aank I 167


Pelanggaran terhadap ketentuan BMPK mengindikasikan bahwa kreclit cli bank tersebut
tidak terdiversifikasi dengan baik, portofolio kredit buruk dan tentu potensi terjaclinya risiko
besar. Sedangkan pelampauan BMPK merupakan pelanggaran BMPK yang disebabkan oleh
perubahan nilai kredit rnisalnya perubahan nilai tukar. Contoh perhitungan BMPK dapat
clilihat pada Bab L2 mengenai BMPK di buku ini.
13. Itasio Giro Wajib Minimum merupakan perbanclingan kas dan Ciro BI terhadap dana pihak
ketiga.
Rasio ini mengukur kepatuhan bank dalam memenuhi liku:iditas wajib yang besarnya
untr"tk GWM valuta rupiah sebesar 7,5u1, dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terdiri dari
GWM valuta rupiah Utama 5% dari DPK dan GWM rupiah sekunder 2,5o/o dariDPK. Di
sarnping GWM valuta rupiatr, untuk bank devisa diwajibkan memelihara GWM valuta
asing sebesar To/u dari DPK Valas. Semakin besar rasio ini maka semakin tinggi likuiditas
jangka
pendeknya dan sebaliknya. Bar"rk yang mematuhi regulasi GWM akan memelihara
GWM sesuai ketentuan GWM. Narnun patuh secara kaku juga kurang tepat dalarn perspektif
manajemen likuiditas, bank harus memiliki GWM lebih dari 7,57o untuk GWM rupiah dan
1% untlrk GWM valuta asing agar bisa nlengantisipasi kebutuhan likuiditas yang lebjh
aman. Contoh perhitungan GWM bisa dilihat pada Bab 9 di buku ini.
14. Posisi Devisa Neto (PDN) adalah angka yang merupakan penjumlahan dari nilai absolut
urrtuk jumlah dari:
a. Selisih bersih aktiva dan pasiva dalam neraca untuk setiap valuta asing ditarnbah,
b. Selisih bersih tagihan clan kewajiban baik yang merupakan komitmen maupun
kontinjernsi dalam rekening adrninistratif untuk setiap valuta asin6;, yang semuanya
dinyatakan dalam rupiah.
Posisi devisa neto akan membatasi risiko bank akibat transaksi valuta asing sebagai akibat
fluktr.rasi perubahan kurs, membatasi transaksi spekulatif bank-bank <levisa dan untuk
memelihara keseimbangan sumber dan penggunaan dana valuta asing. Posisi ctevisa neto
maksimum yang diijinkan Bank Indonesia aclalah 20o/o dari modal bar"rk, Bank yang memiliki
PDN di atas 20'loadalah bank yang spekulatif, berisiko valas tinggi dan yang jelas tidak patuh
terhadap regulasi ini. Dengan demikian bank yang berkinerja baik dan patuh regulasi djlil-rat
dar:i rasjo ini adalah yang memiliki PDN dibawah 20,/o.

Ukuran PDN ini berlaku untuk bank-bank yang melakukan transaksi valas atau bank devisa.
Pengukuran PDN relatif sangat kompleks dibandingkan dengan ukuran-ukuran kinerja yang
lain'OIeh karena itr"r
dalam bab ini perlu ;rembahasan dan penjelasan secara khusus mengenai
PDN yang lebih komprehensif berikut contoh perhitungannya.
Dalam
pengukr.rran PDN diperlukan informasi data posisi aktiva valuta asing, posisi pasiva
valuta asing, dan posisi rekening administratif dalam valuta asir'rg.Secara terinci komponer.
yang diperhitungkan dalam PDN adalah sebagai berikut:

i68 I ManaSemen penbanl<an


-{ktiva dalam Valuta Asing

-\ktiva dalam valuta asing terdiri dari kas, emas, giro (termasuk giro pada BI), deposit on
-rll, deposito berjangka, sertifikat deposito, margin deposit, surat berharga, kredit yang
liberikan sebesar nilai buku yaitu setelah dikurangi nilai penyisihan penghapusan aktiva
produktif, nilai bersih wesel ekspor yang telah diambil-alih, rekening antar kantor aktiva
dan tagihan lainnya dalam valuta asing baik kepada penduduk maupun bukan penduduk.
lCrusus untuk perhitungan PPAPharus dilakukan dalam valuta yang sama dengan valuta
untuk kredit yang diberikan. Begitu juga untuk perhitungan PPAP aktiva produktif lainnya
:uga harus menggunakan cara yang sama dengan perhitungan PPAP untuk kredit yang
diberikan.

Pasiva dalam Valuta Asing


Pasiva ini terdiri dari giro, deposit on call, deposito berjangka, sertifikat deposito, nmrgin
leposit, pinjaman yang diterim4 jaminan impor, rekening antar kantor pasiva dan kewajiban
lainnya dalam valuta asing baik terhadap penduduk maupun bukan penduduk. Khusus
untuk rekening antar kantor cabang bank asing yang diperhitungkan adalah kelebihar-r
dari selisih bersih rekening antar kantor.

Rekening Administratif
Rekening administratif dalam valuta asing adalah rekening yang dapat menimbulkan
tagihan dan/atau kewajiban di masa mendatang yang merupakan komitmen dan kontinjensi
melalui transaksi valuta asing yang mencakup spot, forward, option yang diterbitkan oleh bank (bank sebagai
writter), future, kerugian/keuntungan margin trading yang belum
terselesaikaru bank garansi danLeter of Credit (L/C) yang dipastikan akan menjadi kewajiban
bank setelah dikurangi margin deposit, serta produk-produk lain yang sejenis terhadap
penduduk maupun bukan penduduk.
Option yang dibeli oleh bank (bank sebagai holder) dapat diperhitungkan dalam posisi
devisa neto sepanjang memiliki kontrak yang identik dengan optiott yang diterbitkan oleh
bank (back to back option) dalam nilai kontrak, jenis valuta, tanggal pelaksanaan (exercise
date) dan harga yang disepakati (Sfrlk e price). Contoh bank menju al call option US$ 10'000
dengan strike price tI$$1=Rp 8.000, jangka waktu 3 bulan s|d31.1312009, sementara itu bank
membeli call optionus$10.000 dengan sfrlke priceUs$ L= 8.000, jangka waktu 3 bulan sampai
dengan 31 Maret 2009. Kita ketahui bahwa pembelian call option memiliki kontrak identik
dengan penjualan call option, maka pembelian call option dapat dimasukkan dalam
perhitungan Posisi Devisa Neto. Pembelian option sebagai hedge atas outstanding LIC atau
bank garansi atau exposure valuta asing bank lainnya tidak dapat dimasukkan dalam
perhitungan Posisi Devisa Neto.
Dalam transaks valuta asingfuture, termasuk kontrak penjualan dan pembelianfuture,
serta keuntungan dan kerugian yang belum diperhitungkan dalam rekening laba/rugi.
Sedangkan pada garansi dan LiC yang diperhitungkan dalam PDN adalah yang dipastikan
akan menjadi kewajiban bank setelah dikurangi margin deposit. Garansi dan L/C (termasuk

gank
Bab 5 Laporan Keuangan dan Kinerja I 169
standby L/C) yang dimaksud adalah garansi dan L/C yang masing-masing diberikan kepacia
pemohon garansi dan importir, yang menurut perkiraan dipastikan tidak akan dapat
memenuhi kewajibannya kepada bank pada saat jatuh tempo. Perhitungan PDN untuk
garansi c{an L/C tersebut setelah dikurangi dengan margin deposit atau jaminan impor.

4. Modal Bank
Modal bank yang dipergunakan untuk menentukan PDN terdiri dari modal inti (tier 1)
modal pelengkap (tier2). Modal inti terdiri dari modal disetor dan tambahnnya, agio saham,
cadangan umum, cadangan khusns,laba ditahan,laba tahun lalu,laba tahunberjalan (50%),

rugi tahun berjalan (mengurangi), goodwill (mengurangi) , kekurangan cadangan yang


disyaratkan (mengurangi). Seclangkan modal pelengkap terdiri dari revaluasi aktiva tetap,
cadangan penyisihan aktiva produktif (hanya dari ctrdangan umum maksirnum 7,25o1, dari
aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR), pinjan'ranmodal, pinjaman suborciinasi
(maksimum 50% dari modal inti). Besarnya modal pelengkap yang diperhitungkan dalam
posisi devisa neto maksimum sebesar modal inti. Misalnya bank domestik mernpunyai
modal inti (l:ier 1) sebesar IDR 5,000 miliar, modal pelengkap (tier 2) sebesar IDR 7.000
milial maka modal yang diperhitungkan dalam posisi devisa neto sebesar IDR 10.000 miliar,
bukan IDR i2.000 miliar, Modal pelengkap sebesar IDR 7.000 miliar hanya cligunakan
maksimum sebesar modal inti sebesar IDR 5.000 rniliar dalam perhitungan PDN. Kalau
ktrrs tengah yang berlaku menurut reuters adalah USD/IDR adalah IDR 8.000, maka jumlah
modal yang diperhitungkan adalah: IDR 10.000 miliar/8.000 =USD 1.250.000.000 Dengan
demikian maksimum PDN adalah 2A'%x USD 1.250.000 = USD 250.000.000
Bank wajib memelihara Posisi Devisa Neto pada setiap akhir hari keq'asetinggi-tingginya
20"/" darimodal. Posisi Devisa neto ini dilritung secara konsolidasi, yaitu mencakup seluruh
kantor cabang dalam negeri maupun luar negeri. Laporan Posisi Devisa Neto disusun
clengan menggunakan kurs penutupan. Kurs penutupan adalah kurs tengah berdasarkan
reuters
pada pukul 16.00 WIB setiap hari. Apabila kurs penutupan untnk valuta asing tertentu
tidak tersedia, bank dapat menggunakan crossing rate padawaktu yang sama dengan kurs
penutupan yang terjadi. Cara perhitungannya c{engan menggun akan crossing rate misalnya
kurs MYR1 =...? ; kurs usD i= MYII a ; kurs usD 1 = Rp b, rnaka kurs yang dimaksud
adalah kurs MYR 1= Rp b/a.
Posisi Devisa Neto (PDN) suatu bank akan mempunyai tiga kemr"rngkinan yaitu:
(Oaerhought),yaitutotal
1. Posisi long aktiva valuta asing Iebih besar daripada total pasiva
valuta asing; setelah memperhitungkan r"ekening; administratif (off bnlance sheet) bank
yang bersangkutan,
Posisi
2. short hversold), yaitu total aktiva valuta asing lebih kecil daripada total pasiva
valuta asing setelah memperhitungkan rekening administratif (off bal.ance sheet) bank
yang bersangkutan.

170 I Manaiemen penbankan


: Posisi Square, yaitu total aktiva valuta asing sama dengan total pasiva valuta asing
setelah memperhitungkan rekening administratit (off balance sheet) bank yang
bersangkutan.

l:ntoh perhifungan PDN dapat dilihat pada tabel 6.10 di bawah ini. Dalam contoh ini
lasumsikan bank melakukan transaksi valas dalam bentu USD, YEN, GBB DEM, danAUD.
,:Jormasi data posisi aktiva dan pasiva serta rekening administratif terlihat pada tabel ini, :an
selanjutnya bisa dicermati perhitungannya pada poinA, B, C,D, E dan F. Posisi modal
;iasumsikan setelah memperhitungkan modal utama (tier 1) d an modal pelengkap (tier 2)
:equmlah usD 5oo'
Taber 6.10.
Contoh Perhitungan Posisi Devisa Neto
tr: KETERANGAN USD YEN GBF DEM AUD Jr.rmleh
NERACA
Aktiva Valas 100 100 0 x5t) 40
giro 40 50 0 100 40
a. Aktiva valas tidak termasuk saldo pada bank lain
b. Giro pada Bank Lain 50 50 0 50 0
2 Pasiva Valas L5 0 60 25 0
3 Selisih aktiva densan oasiva valas {A1 : A2) 85 100 12s 40
j60
REKENING ADMINISTRATIF

1 Rekenine aktiva valas 0 25 vo 2S 0


a. Kontrak Pembelian forword 0 25 20 25 0
b. Kontrak Pembelian f utures 0 0 50 0 0
(tidak 0 0 0 0 0
c. Kontrak oeniualan Dut oDtion sebasai writter\
d. Kontrak pembelian coll option (bank sebagai holderl 0 0 0 0 0
(bock to back optionl 0 0 0 0 0
e. Rekenins administratif aktiva valas diluar kontrak 0 0 0 0 0
f. Pembelian f orword, futures dan option 0 0 0 0 0
2 Rekenine administratif nasiva va las 100 100 0 125 60

a. Kontrak Peniualan lorward 100 100 0 100 50


peniualan 0 0 0 25 0
b. Kontrak futures
(bank 0 0 0 0 0
c. Kontrak Peniualan coll option sebagai writter)
(bank 0 0 0 0 0
d. Kontrak oembelian out ootion sebaeai holder\
bock to back optionl 0 0 0 0 0
e. Rekenins administratif valas diluar kontrak 0 0 0 0 0
f. Peniualan forword. futures dan oation 0 0 0 0 0
3 -100 ;75 70 ,60
(BX iB2) ;100
Selisih Rekenins edministratif
c (A3 -15 25 10 25 "20
Posisi Devisa Neto oer mata uang + 83)
D (Nilai 15 25 10 25 20 95
Posisi Devisa Neto Absolut C)
E
Modal dalam Ruoiah 500
F
Persentase Posisi Devisa Neto {D/E) L9%

gank
Bab 6 Laponan Keuangan dan Kinerja I 171

Anda mungkin juga menyukai