OLEH
KELOMPOK 2:
2018
DENGAN KASUS
Memiliki :
1. 2 perawat Ners
2. Sisanya (8) perawat dengan DIII
Dengan Kasus :
Dengan jumlah seluruhnya ialah 40 pasien. Penggunaan pada kasus ini alah dengan
metode asuhan keperawatan professional dengan Metode kasus .
b.Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang sama
c. Kemampuan tenga perawat pelaksana dan siswa perawat yang terbatas sehingga
tidak mampu memberikan asuhan secara menyeluruh
d. Beban kerja tinggi terutama jika jumlah pasien banyak sehingga tugas rutin yang
sederhana terlewatkan
1. Fungsi:
a. Menentukan standar pelaksanaan kerja.
b. Memberi pengarahan kepada ketua dan anggota tim.
c. Supervisi dan evaluasi tugas staf.
2. Uraian Tugas:
a. Perencanaan:
1) Menunjuk ketua tim yang bertugas di kamar masing-masing.
2) Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya.
3) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien.
4) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkanberdasarkan aktifitas dan
kebutuhan pasien.
5) Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf.
6) Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan.
7) Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas ruangan kelolaan.
8) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
b. Pengorganisasian dan ketenagaan:
1) Merumuskan metode penugasan keperawatan.
2) Merumuskan tujuan dari metode penugasan keperawatan.
3) Merumuskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas.
4) Membuat rentang kendali diruang rawat.
5) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan, misal: membuat roster
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari sesuai dengan jumlah dan
kondisi pasien.
6) Mengatur dan mengendalikan pelaksanaan asuhan keparawatan dalam
bentuk diskusi, bimbingan dan penyampaian informasi.
7) Mengatur dan mengendalikan logistik dan fasilitas ruangan
8) Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktek.
9) Mendelegasikan tugas kepada ketua tim.
10) Melakukan koordinasi dengan tim kesehatan lain.
11) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
c. Pengarahan:
1) Memberi pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
2) Memberikan pengarahan kepada ketua tim tentang pelaksanaan asuhan
keperawatan dan fungsi-fungsi manajemen.
3) Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan dengan
asuhan keperawatan pasien.
4) Memberikan motivasi dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap.
5) Melalui supervisi:
Supervisi langsung terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan melalui
pengamatan sendiri atau laporan langsung secara lisan dari ketua tim.
Supervisi tidak langsung dengan cara mengecek, membaca dan
memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang dibuat selama dan
sesudah proses keperawatan dilaksanakan.
Memperbaiki, mengatasi kelemahan atau kendala yang terjadi pada saat
itu juga.
6) Membimbing bawahan yang kesulitan dalam melaksanakan tugasnya.
7) Memberi pujian kepada bawahan yang melaksanakan tugas dengan baik.
8) Memberi teguran kepada bawahan yang membuat kesalahan.
9) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
10) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
d. Pengawasan:
1) Melalui komunikasi: mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim maupun anggota tim/ pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan secara langsung kepada pasien.
2) Melalui evaluasi: mengevaluasi upaya/ kerja ketua tim dan anggota tim/
pelaksana dan membandingkan dengan peran masing-masing serta dengan
rencana keperawatan yang telah disusun.
3) Memberi umpan balik kepada ketua tim.
4) Mengatasi masalah dan menetapkan upaya tindak lanjut.
5) Pengendalian logistik dan fasilitas ruangan.
6) Memperhatikan aspek etik dan legal dalam pelayanan keperawatan.
7) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian.
e. Gaya kepemimpinan yang bisa diterapkan: demokratik, otokratik, pseudo
demokartik, situasional, dll
f. Peran manajerial: informasional, interpersonal, decisional.
TUGAS KEPALA RUANGAN YANG LAIN :
Melaksanaan fungsi perencanaan (P1), meliputi :
1. Menyusun rencana kerja kepala ruangan
2. Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan
di ruang rawat yang bersangkutan
3. Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan
sesuai kebutuhan
4. Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi jumlah
maupun kualifikasi untuk di ruang rawat, koodinasi dengan kepala instansi
5. Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/ asuhan keperawatan
yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan
Melaksanaan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2)
1. Mengatur dan menkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang
rawat, melalui kerja sama dengan petugas lain yang bertugas diruang rawatnya.
2. Menyusun jadwal dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan
3. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
meliputi: penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang inap,
fasilitas yang ada dan cara penggunaaanya dan kegiatan rutin sehari hari
4. Membimbing tenaga keperawatan untuk melakukan pelayanan/ asuhan
keperawatan yang sesuai ketentuan.
5. Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu waktu dengan staf
keperawatan dan petugas lain yang bertugas diruang rawatnya.
6. Melaksanakan orientasi tenaga perawatan yang baru atau tenaga lain
yang akan bekerja diruang rawat
7. Memeberikan kesempatan /ijin kepada staf keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah/ penataran dengan koordinasi kepala instansi / kasi
keperawatan / kepala bidang keperawatan.
8. Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat obatan sesuai kebutuhan
berdasarkan ketentuan atau kebijakan rumah sakit
9. Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar selalau
dalam keadaan siap pakai
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi:
1. Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
telah di tentukan
2. Mengawasi dan menilai siswa/ mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan program bimbingan yang telah
ditentuka
3. Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang berada dibawah
tanggung jawabnya.
4. Menguasai, mengendalikan dan menilai pendayagunaan tenaga
perawatan, peralatan perawatan serta obat-obatan secara efektif dan efisien.
5. Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai standar yang
berlaku secara mandiri atau kordinasi dengan tim pengendali mutu asuhan
keperawatan
1) TOTAL CARE
17 x 0,36 = 6,12
17 x 0,30 = 5,1
17 x 0,36 = 3,4
+
15
2) PARSIAL CARE
16 x 0,27 = 4,32
16 x 0,15 = 2,4
16 x 0,10 = 1,6
+
8
3) SHIFT MALAM
7 x 0,17 = 1,19
7 x 0,14 = 0,98
7 x 0,07 = 0,49
+
3.
Jumlah TOTAL : 15 + 8 + 3 = 26
= 7,18
= 33,18 x 25 %
= 33,18 x
= 33,18 x 0,25
= 8,29
=8
Sehingga perhitungannya jumlah perawat 26 ditambah dengan perawat ang non job nursing 8 orang =
26+8 = 34
Jumlah perawat yang dbutuhkan ialah 34 perawat dengan dikasus ada 10 perawat sehingga yang
C. PENJADWALAN SHIFT
Pada metode kasus ini shift perharinya harus tetap untuk ada perawat perstiap
kasusnya agar bisa menangani pasien dengan baik dengan pembagian jam shift :
1. Shift pagi ( jam 07:00 – 14:00 )
2. Shift siang ( jam 14:00 – 20:00 )
3. Shift malam ( jam 20:00 – 07:00 )