Literatur
Landasan teori atau studi literature atau literature review yang digunakan oleh
penulis, melingkupi penelitian Praktek Manajemen Kualitas, Komitmen Manajemen
dalam Pelaksanaan Manajemen Kualitas, serta Permasalahan dalam Pelaksanaan
Manajemen Kualitas.
a. Praktisi Manajemen Kualitas
b. Komitmen Manajemen dalam Pelaksanaan Manajemen Kualitas
Ada beberapa alat atau teknik yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk menerapkan
manajemen kualitas. Dari hasil analisis, diketahui bahwa “Designs of Experiment dan
Inspection” lebih banyak diterapkan dengan persentase sebesar 75%
Hasil analisis State of Resources Allocation of Top Management for Quality Management
Dari analisis hasil responden, suatu perusahaan cenderung lebih mencari alokasi sumber
daya yang mengarah pada financial maupun tenaga kerja, dengan masing-masing persentase
sebesar 58 %.
Kesimpulan
Beberapa kesimpulan dari hasil penelitian yang diungkapkan oleh penulis di antaranya adalah
a. TQM bukanlah sebuah hal yang umum
b. Pendaftaran ISO lebih digunakan untuk tujuan marketing
c. Implementasi manajemen mutu sangat dirasakan dengan tujuan untuk memenuhi kewajiban
kontrak, bukan untuk memuaskan kebutuhan klien
d. Dalam hal alat dan teknik manajemen mutu, perusahaan konstruksi umumnya menggunakan
metode tradisional seperti eksperimen dan inspeksi.
e. Kepemimpinan dan partisipasi atasan manajemen perusahaan konstruksi dalam manajemen
mutu perlu diperkuat.
f. Alokasi sumber daya keuangan dan manusia untuk tujuan masalah pelaksanaan manajemen
mutu harus lebih ditingkatkan.
g. Sebagian besar masalah pelaksanaan manajemen mutu ditemui di tempat lain yang relevan
dalam konteks lokal dan memerlukan perhatian.
Kekurangan
Ada beberapa kekurangan yang diungkapkan langsung oleh penulis, di antaranya yaitu :
a. Sampel terlalu kecil untuk analisis kuantitatif dengan menggunakan alat statistik.
b. Pengambilan sampel tidak presisi dan tidak terkontrol.
c. Para penulis tidak memiliki kontrol untuk memastikan orang yang paling tepat ditugaskan
oleh setiap perusahaan untuk diwawancarai meskipun mereka telah melakukan yang terbaik.
d. Kemauan responden untuk mengungkapkan kelemahan dalam organisasi masing-masing
tidak pasti.
e. Beberapa responden tidak bisa berkonsentrasi penuh pada saat sesi wawancara, hal ini
menyebabkan wawancara mendalam dimaksudkan tidak dapat sepenuhnya tercapai.