Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan karunia-

Nya saya dapat menyelesaikan Makalah Biologi yang berjudul “JARINGAN PADA

TUMBUHAN”. Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak

kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan kedangkalan ilmu

yang saya miliki. Dalam kesempatan ini saya mengucapkan banyak terima kasih kepada

teman-teman dan kepada pihak yang membantu sehingga terselesainya makalah ini.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Guru mata pelajaran Biologi yang

telah membimbing saya belajar banyak hal berkaitan tentang mata pelajaran biologi.

Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa saya berharap dan berdoa agar makalah ini dapat

bermanfaat khususnya bagi kelompok kami sebagai penyusun dan umumnya bagi para

pembaca makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian Jaringan pada Tumbuhan 3


B. Organ Tumbuhan 8
C. Kultur Jaringan Tumbuhan 10

BAB III KESIMPULAN 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia tumbuhan, 420jt tahun yang lalu muncul tumbuhan darat. Sejak itu

tumbuhan darat berevolusi dengan cepat serta mengembangkan struktur yang lebih rumit

dibandingkan dengan alga, yakni membentuk jenis sel, jaringan dan organ.

Secara umum dunia tumbuhan dibagi menjadi tumbuhan berpembuluh

(Tracheophyta) dan tumbuhan yang tidak berpembuluhan (Thallophyta). Tumbuhan

berpembuluh dibagi menjadi 2 kelompok, yang pertama mempunyai alat reproduksi

tersembunyi sebagaimana di temukan pada paku-pakuan. Kelompok kedua mencakup

tumbuhan berbiji atau spermatophyta. Tumbuhan berbiji atau spermatophyta dibagi menjadi

2 yaitu tumbuhan berbji terbuka (Gymnospermae) dan tumbuhan berbiji tertutup

(Angiospermae). Angiospermae merupakan kelompok tumbuhan yang paling akhir muncul.

Tumbuhan ini membentuk bagian utama dari vegetasi alam dan yang dibudidayakan di bumi.

Tumbuhan terdiri atas banyak lapisan sel, dan dibedakan atas berbagai fungsi kegiatan

hidup. Sel-sel yang memiliki bentuk, susunan dan fungsi yang sama disebut jaringan.

Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama.

Jaringan dipelajari dalam cabang biologi yang dinamakan histologi, sedangkan cabang

biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan dalam hubungannya dengan

penyakit adalah histopatolog.

Jaringan dimiliki oleh organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk setiap

kelompok sel-selnya. Organisme bertalus, seperti alga ("ganggang") dan fungi ("jamur"),

tidak memiliki perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk struktur-struktur khas

mirip organ, seperti tubuh buah dan sporofor. Tumbuhan lumutdapat dikatakan telah

memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia belum memiliki jaringan pembuluh yang jelas.
1
B. Rumusan masalah.

Membahas beberapa pokok materi mengenai sistem jaringan pada tumbuhan dan apa saja

jaringan yang ada pada sebuah tumbuhan.

C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk memahami tentang sistem
jaringan pada tumbuhan. Disamping itu juga untuk menambah wawasan kita tentang berbagai
jaringan pada tumbuhan. Sehingga kita lebih mengerti bagaimana tumbuhan itu hidup di
alam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Jaringan pada Tumbuhan

Jaringan tumbuhan adalah Sekelompok sel yang mempunyai asal struktur dan fungsi yang
sama. pada awal perkembangan tumbuhan semua sel melakukan pembelahan diri. akan tetapi,
pada pertumbuhan dan perkembangan lebih lanjut, pembelahan sel menjadi terbatas hanya di
bagian khusus dari tumbuhan. jaringan khusus tersebut tetap bersifat embrionik (selalu
membelah). Jaringan embrionik ini disebut meristem.
Jaringan pada tumbuhan di bedakan menjadi dua jenis, yaitu jaringan meristem dan
jaringan permanen (dewasa).

 Jaringan Meristem
Jaringan meristem adalah suatu jaringan yang sel-selnya bersifat embrional, sehingga
mampu membelah diri secara terus-menerus serta belum berdirefensial atau belum memiliki
fungsi yang jelas.
Bedasarkan asal terbentuknya, jaringan meristem di kelompokan menjadi tiga jenis
jaringan sebagai berikut.
a) Meristem primer adalah jaringan meristem yang berasal dari perkembangan embrio.
Contohnya adalah meristem yang terletak di ujung batang dan yang berada di ujung
akar yang menyebabkan pertumbuhan memanjang.
b) Meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan dewasa yang
berubah kembali menjadi jaringan meristem. Contohnya kambium dan kambiun gabus
yang menyebabkan penebalan batang pada tumbuhan.

Berdasarkan letaknya, jaringan meristem di bedakan menjadi tiga jenis, seperti


berikut.
a) Meristem apikal yang merupakan meristem primer yang terdapat pada ujung akar dan
ujung batang. Meristem apikal menyebabkan batang tumbuhan memanjang ke atas
dan akar tumbuhan memanjang ke bawah.
b) Meristem lateral yang merupakan meristem sekunder yang menyebabkan
pertumbuhan melebar ke arah samping (lateral), contohnya kambium dan felogen.

3
c) Meristem interkalar yang terletak di ruas-ruas batang tumbuhan rumput-rumputa
(graminae). pertumbuhan sel meristem interkalar menyebabkan pemanjangan batang
lebih cepat.

 Jaringan Dewasa (Jaringan Permanen)


Jaringan permanen adalah jaringan yang sudah terspesialisasi dengan adanya fungsi
tertentu dari jaringan tersebut. Karena jaringan ini telah terspesialisasi, maka akan
membentuk jaringan yang lebih komleks.
Jaringan permanen pada tumbuhan berfungsi antara lain :

1. Jaringan epidermis, melindungi jaringan yang berada didalamnya.


2. Jaringan parenkim palisade, tempat penyelenggara fotosintesis.
3. Jaringan parenkim spons, sebagai tempat penyimpan hasil fotosintesis sebelum
dialirkan ke floem dan diedarkan keseluruh tubuh , kadang kadang bisa utuk
membantu fotosintesis
4. Jaringan kolenkim, sklerenchym jaringan penguat pada organ tubuh tumbuhan yang
muda.
5. Berkas pembuluh atau berkas vaskuler daun yaitu floem dan xilem terdapat pada ibu
tulang daun
6. Xilem , mengangkut air dan mineral dari dalam tanah melalui akar sampai daun
7. .Floem, mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.

1. Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis adalah jaringan terluar pada organ-organ tumbuhan seperti akar,
batang, daun, bunga, buah, dan biji. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah
dalam terhadap kerusakan mekanik, infeksi, dan kekeringan. Pada beberapa tanaman, sel
epidermis mengalami modifikasi sesuai fungsinya, minsalnya stomata (mulut daun),
trikoma(rambut-rambut), spina(duri) sel kipas dan sel kersik.

Berikut adalah ciri-ciri jaringan epidermis:

a. Terdiri dari satu lapis yang tersusun atas sel-sel hidup dan tersusun rapat sehingga
tidak ada ruang antarsel.

4
b. Bentuk, ukuran, dan susunannya beragam. Namun umumnya berbentuk persegi
panjang.
c. Tidak memiliki klorofil. Kecuali pada epidermis tumbuhan paku.
d. Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami
penebalan, namun dinding sel epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan
jaringan lain tetap tipis.

2. Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim atau jaringan dasar adalah jaringan yang terdapat hampir di semua
bagian tumbuhan dan mengisi jaringan tumbuhan, baik pada akar, batang, daun, biji, mau
pun buah. Jaringan parenkim berfungsi agar kedudukan jaringan lain lebih kuat.
Ciri-ciri jaringan parenkim yaitu sel-selnya merupakan jaringan hidup yang memiliki
ukuran yang besar dan tipis serta umumnya berbentuk segi enam, letak inti sel mendekati
dasar sel, mampu bersifat embrional atau meristematis karena dapat membelah diri, serta
memiliki ruang antar sel yang banyak sehingga letaknya tidak rapat.
Bedasarkan fungsinya jaringan parenkim di kelompokan menjadi beberapa jenis sebagai
berikut .
a. Parenkim untuk fotosintesis adalah jaringan parenkim yang selnya banyak mengadung
klorofil. contohnya, jaringan pager (palisade) dan jaringan spons (bunga karang) untuk
menyimpan hasil fotosintesis yang bersifat sem entara.
b. Parenkim penimbun adalah jaringan parenkim yang biasanya terdapat pada umbi, umbi
lapis, empulur batang, dan biji. Di dalamnya terdapat cadangan makanan berupa tepung,
gula, lemak, dan protein. Parenkim yang berklorofil di sebut klorenkim.
c. Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang ruang selnya besar-besar.
Parenkim udara terdapat pada akar tumbuhan air yang di gunakan untuk mengapung.
d. Parenkim air adalah jaringan parenkim yang sel-senya besar, dinding selnya tipis dan
tidak mengapung kloroplas, plasma selnya sedikit , serta vakuola besar yang kadang-
kadang berisi air. Terdapat pada tumbuhan xerofit dan epifit. Pada tumbuhan xerofit dan
epifit, sukulennya di gunakan untuk penimbunan air untuk menghadapi masa kering,
minsalnya Aloe Vera.

5
3. Jaringan Penyokong

Jaringan penyokong adalah salah satu jaringan penyusun tumbuhan yang berfungsi
memperkuat atau menyokong tubuh tumbuhan sehingga dapat berdiri tegak. Berdasarkan
bentuk dan sifatnya, jaringan penguat dibedakan menjadi 2 yaitu jaringan kolenkim dan
sklerenkim.

a. Jaringan Kolenkim

Fungsi jaringan kolenkim adalah sebagai jaringan penguat terutama pada organ-organ
tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan kolenkim
tersusun dari sel-sel hidup dan bentuknya memanjang serta umumnya memiliki dinding
dengan penebalan yang tidak teratur. Penebalan dinding terutama terjadi pada sudut-sudutnya
dan terdiri atas bahan selulosa yang tebal. Jaringan kolenkim hanya memiliki dinding primer
yang lunak lentur, dan tidak berlignin. Isi selnya dapat mengandung tanin dan kloroplas.
Kolenkim dapat dijumpai pada batang, daun, bunga, dan buah. Pada akar yang terkena sinar
matahari juga dapat dijumpai kolenkim.

Secara lebih jelas, ciri-ciri jaringan kolenkim dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Sel kolenkim berbentu memanjang sejajar pusat organ yang ditempatinya.


2. Dinding sel tidak mengandung lignin, tapi mengandung pektin, selulosa, dan
hemiselulosa.
3. Beberapa sel kolenkim memiliki kloroplas sehingga juga dapat berfungsi menunjang
fotosintesis.
4. Pada dinding sel kolenkim biasanya mengalami penebalan setempat.

b. Jaringan Sklerenkim

Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dengan dinding sekunder yang tebal
karena mengandung zat lignin. Jaringan sklerenkim hanya dijumpai pada organ tumbuhan
yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. .

Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut sklerenkim (serat sklerenkim) dan sklereid (sel
batu). Serabut sklerenkim memiliki bentuk yang panjang, ramping, dan terdapat dalam
bentuk untaian atau lingkaran. Serabut sklerenkim dapat ditemukan pada serat rami, Agave,
dan Hibiscus sabdariffa. Sementara itu, sklereid berukuran lebih pendek dan memiliki bentuk

6
yang tidak beraturan. Adapun sklereid sebetulnya dapat ditemukan pada semua bagian
tumbuhan terutama kulit kayu, pembuluh tapis, dan biji. Pada tempurung kelapa hampir
seluruhnya terdiri atas sklereid. Sel-sel batu pada buah dapat memberikan ciri khas, misalnya
struktur berpasir pada kulit buah dan daging buah pir atau butiran berpasir pada daging buah
jambu biji. .

Fungsi jaringan sklerenkim adalah sebagai penguat bagian tumbuhan yang sudah
dewasa serta sebagai pelindung bagian-bagian atau organ lunak yang ada di dalamnya,
misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji jarak, dan buah kenari.

4 Jaringan Pengangkut

Jaringan pengakut bertugas untuk mengakut zat-zat yang di butuhkan oleh tumbuhan.
Ada dua jenis jaringan yaitu pembululuh kayu (xilem) dan pembuluh tapis (floem).
1) Xilem (pembuluh kayu), yang memiliki fungsi untuk mengakut air dan hara mineral dari
akar menuju daun. Xilem terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut.
a. Trakea, terdiri atas sel-sel besar berbentuk tabung/tong.
b. Trakeid, terdiri atas sel-sel lancip dan berbentuk panjang dengan dinding selnya
berlubang-lubang. (bernoktah).
c. Serabut xilem, terdiri atas sel-sel panjang dengan ujung meruncing.
d. Parenkim kayu, berisi cadangan makanan.
2) Floem (pembuluh tapis), memiliki fungsi untuk menyalurkan zat makanan dari hasil
fotosintesis ke seluruh bagian tubuh. Floem terdiri dari atas unsur-unsur sebagai berikut.
a. Buluh tapis, bentuk tabung dengan bagian unju ng berlubang-lubang.
b. Serabut Floem, bentuknya panjang dan ujung-ujungnya berhimpit serta dindingnya
tebal.
c. Sel pengiring, berfungsi untuk menyediakan nutrisi bagi floem.
5. Jaringan Gabus
Jaringan gabus atau peridem adalah jaringan yang tersusun oleh sel-sel parenkim
gabus. Jaringan ini mempunyai sel gabus yang mati dan kosong. Jaringan gabus pada
tumbuhan di bentuk oleh kambium gabus (felogen) yang ada di bawah epidermis. Jaringan
gabus di bagi menjadi dua bagian yaitu jaringan gabus yang di bentuk kambium gabus ke
arah luar dan sel-selnya mati (felem) serta jaringan gabus di bentuk kambium gabus ke arah
dalam sel-sel hidup menyerupai parenkim (feloderm).

7
B. Organ Tumbuhan
Susunan jaringan-jaringan yang saling bekerja sama terhadap dalam pembentukan
organ tubuh. Organ tumbuhan meliputi akar, batang, daun, dan organ tambahan atau
aksesoris.

1. Struktur Jaringan Penyusun Akar

Akar terbagi menjadi empat bagian yaitu daerah duferensiasi, daerah perpanjangan,
daerah pembelahan, dan tudung akar (kaliptra)

Urutan dari luar ke dalam penampang melintang akar terdiri dari jaringan-jaringan
sebagai berikut.

a) Epidermis, memiliki rambut akar sebagai aktivitas sel-sel di belakang titik tumbuh
yang berfungsi untuk memperluas bidang penyerapan
b) Korteks, terdapat jaringan-jaringan antara lain parenkim, kolenkim, dan skelerenkim.
Fungsinya sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
c) Endodermis, merupakan selapis sel yang menjadi pembatas antara korteks dan stele.
Sel-sel endodermis memiliki penebalan lignin dan suberin sehingga tidak mudah
ditembus air. Penebalan tersebut membentuk semacam pita yang dinamakan Pita
Kaspary. Sel endodermis yang dindingnya tidak menebal disebut sel penerus atau
peresap. Fungsinya sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk
silinder pusat.
d) Stele (sislinder pusat), tersusun dari jaringan-jaringan sebagi berikut.
1. Perisikel/perikambium, pada akar dikotil perisikel berfungsi umtuk membentuk
cabang akar dan cambium gabus.
2. Berkas pengangkut, terdapat di sebelah dalam perisikel.
a. Pada akar tumbuhan monokotil, letak xilem dan floem berselang seling (radial)
membentuk lingkaran.
b. Pada akar tumbuhan dikotil, xilem berbentuk bintang dan berada di pusat akar,
sedangkan floem mengelilingi xilem, diantara xilem dam floem terdapat
kambium.
3. Empulur, terdiri dari jaringan parenkim. Pada akar tumbuhan dikotil tidak terdapat
empulur atau empulurnya sempit. Fungsinya untuk menyimpan cadangan
makanan.

8
2. Struktur Jaringan Penyusun Batang

Struktur anatomi batang terdiri dari jaringan-jaringan yang tersusun dari luar ke dalam
sebagai berikut.

a) Epidermis, pada batabg yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis


digantikan oleh lapisan gabus (lentisel) yang dibentuk dari cambium gabus. Lentisel
berfungsi sebagai tempat pertukaran gas dan penguapan.
b) Kortek tersusun dari jaringan kolenkim, makin kedalam tersusun dari jaringan parenkim.
c) Stele tersusun dari jaringan-jaringan berikut.
1. Perisikel
2. Berkas pengangkut
a. Pada batang dikotil, berkas pengangkut tipe kolateral terbuka yaitu xilem
terletak di sebelah dalam, floem di sebelah luar, dan diantara keduanya
terdapat kambium. Letak berkas pengangkut teratur melingkar. Berdasarkan
letaknya cambium ada dua macam yaitu Kambium fasikuler dan kambium
interfasikuler. Kambium fasikuler, yaitu kambium yang terletak pada berkas
pengangkut diantara floem dan xilem . Kambium intefasikuler, yaitu
kambium yang terletak diantara dua berkas pengankut. Aktivitas kambium
menyebaban terbentuknya lingkaran tahun ( annual ring) yaitu lingkaran atau
lapisan yang menunjukan kambium melakukan pembelahan dan pada saat
kambium tidak melakukan pembelahan. Lingkaran tahun berguna untuk
memperkirakan umur pohon.
b. Pada batang monokotil, berkas pengangkut tipe kolateral tertutup yaitu xilem
terdapat di sebelah dalam, floem terdapat di sebelah luar, dan diantaranya
tidak terdapat kambium sehingga batang monokotil tidak dapat tumbuh
membesar. Letak berkas pengangkut tersebar tidak teratur pada meristem
dasar.

3. Empulur

a. Empulur merupakan parenkim yang terdapat di tengah-tengah stele, juga


terdapat di sekitar kelompok-kelompok ikatan pembuluh berbentuk jari-jari
disebut jari-jari empulur.

9
b. Sel-sel jaringan empulur yang segaris dengan kambium fasikuler berubah
menjadi Kambium.
c. Batang monokotil tidak memiliki jari-jari empulur.

3. Struktur dan Fungsi Jaringan Penyusun Daun


Daun tersusun oleh berbagai macam jaringan sebagai berikut.

a) Epidermis, dinding luarnya di lapisi kutikula yang berfungsi untuk mengurangi


penguapan air. Letaknya pada permukaan atas maupun bawah daun. Terdapat stomata
sebagai jalan keluar masuknya udara. Selain itu, terdapat sel penjaga sebagai pengatur
dalam membuka dan menutup stomata.
b) Parenkim (mesofil), berfungsi sebagai tenpat berlangsungnya fotosintesis. Mesofil
pada daun dikotil terdiferensiasi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut.
1. Parenkim palisade (jaringan tiang), terdiri dari sel-sel berbentuk silinder, tersusun
rapat, dan mengandung banyak kloroplas.
2. Parenkim spons (jaringan bunga karang), tersusun oleh sel-sel yang tidak teratur,
tersusun renggang, dan mengandung lebih sedikit kloroplas. Mesofil pada daun
monokotil letaknya pada cekungan di antara urat daun. Mesofil daun monokotil
tidak berdiferensiasi, bentuknya seragam, kecuali mesofi pada sarung berkas
pengangkut lebih besar, kloroplas sedikit, dan dindingnya lebih tebal.

c) Jaringan pengangkut, terdapat pada bagian bawah daun dan disebut tulang-tulang
daun pada tumbuhan dikotil. Letak jaringan pengangkut pada daun monokotil sejajar
sumbu daun dan dihubungkan oleh berkas pengangkut kecil diantaranya.

C. Kultur Jaringan Tumbuhan

Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi


bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam
media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup
yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi
menjadi tanaman lengkap. Kultur jaringan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk
membuat bagian tanaman (akar, tunas, jaringan tumbuh tanaman) tumbuh menjadi tanaman
utuh (sempurna) dikondisi in vitro (didalam gelas).

10
1. Tahapan Kultur Jaringan
untuk memperoleh tanaman dengan kultur jaringan, ada lima tahap, yaitu sebagai berikut.
a. Pembuatan media yang mengandung garam-garam mineral, vitamin, dan hormon,
kadang dengan tanaman gula dan agar. Media di tempatkan dalam botol kaca, cawan
petri, atau tabung reaksi.
b. Inisiasi yaitu pengambilan eksplan (bagian dari tanaman yang akan di kulturkan)
c. Inisiasi yaitu pengambilan eksplan (bagian dari tanaman yang akan di kulturkan).
d. Sterilisasi, yaitu mensterilkan eksplan dan alat-alat yang akan di gunakan untuk
mencegah kontaminasi mikroorganisme.
e. Multiplikasi, yaitu suatu kegiatan untuk memperbanyak calaon tanaman denghan
menanam eksplan pada media. Ekplan dapat langsung tumbuh menjadi planlet
(tanaman kecil). Tetapi kadang kala eksplan harus melalui tahap kalus. Kalus adalah
masa sel yang tidak terdeferensiasi. Dengan penambahan hormon, kalus bisa tumbuh
menjadi planlet.
f. Aklimatisasi, yaitu suatu kegiatan yang memindahkan planlet dari media tanah.

2. Syarat Teknik Kultur Jaringan


Agar diperoleh hasil kultur yang baik maka ada suatu syarat yang harus di penuhi saat
melakukan percobaan, yaitu sebagai berikut.
a. Pemilihan eksplan (bahan tanaman) yang pertumbuhannya sehat dan baik. Minsalnya,
jaringan floem, nodus, tunas bunga, daun, atau irisan meristem akar.
b. Penggunaan medium yang cocok dan harus mengandung garam anorganik, sumber
karbon, vitamin, zat pengatur tubuh dan pelengkap organik.
c. Pengambilan eksplan secara steril, media yang steril, dan ruangan yang aseptik.
d. Pengaturan pencahayaan ruangan.

3. Manfaat kultur Jaringan


Manfaat dari kultur jaringan adalah sebagai berikut.
a. Bibit yang di hasilkan mempunyai sifat yang identik dengan induknya.
b. Perbanyakan tidak tergantung musim.
c. Tidak terlalu membutuhkan tempat yang begitu luas.
d. Mampu menghasilkan bibit dengan jumlah yang sangat besar dalam waktu yang
singkat.

11
e. Kecepatan tumbuh bibit lebih cepat di bandingkan dengan perbanyakan
konvensial.yang steril dan terbebas dari hama.
f. Kesehatan dan mutu bibit lebih tejamin karna di tumbuhkan dalam tempat.

12
BAB III

KESIMPULAN

1) Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional ; artinya
mampu membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh. Ciri-ciri sel meristem adalah
berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma, inti besar, dan plastida belum matang.
Jaringan Meristem disebut juga jaringan muda.
2) Jaringan Dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Sehingga jaringan
dewasa dapat di bagi beberapa jenis yaitu.
 Jaringan pengakut yang terdiri dari xilem dan floem.
 Jaringan pelindung yang terdiri dari epidermis dan gabus.
 Jaringan penguat yang terdiri dari klerenkim dan sklerenkim.
 Jaringan parenkim.
Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, ada tiga macam meristem, yaitu al, lateral,
dan interkalar. Sedangkan, dilihat dari asal terbentuknya, meristem dibedakan menjadi
promeristem, meristem primer dan meristem sekunder.
Struktur utama pada tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan bunga. Yang mana
organ-organ tersebut tersusun atas jaringan-jaringan, yaitu jaringan meristem dan jaringan
dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang selalu mengalami pembelahan sel
membentuk jaringan lain pada tubuh tumbuhan. Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah
tidak mengalami pembelahan sel, dan sudah mengalami diferensiasi dan fungsi tertentu pada
tubuh tumbuhan. Jaringan dewasa terbagi menjadi tiga, yaitu jaringan pelindung (epidermis),
jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong, dan jaringan pengangkut (vaskuler).

13

Anda mungkin juga menyukai