Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Preeklamsia adalah suatu kondisi hipertensi pada kehamilan yang dapat

ditandai dengan tekanan darah >140/90 mmHg, proteinuria (protein >100 mg/dl

dengan analisa urin atau >300 mg dalam urin per 24 jam), dan atau edema yang

terjadi setelah kehamilan 20 minggu (Kristanto, 1999). Pada kondisi berat

preeklamsia dapat menjadi eklamsia dengan penambahan gejala kejang

(Rozikhan, 2007).

Preeklamsia merupakan gangguan multisistem yang mengakibatkan

komplikasi pada kehamilan 3%-8% di negara barat dan merupakan penyebab

utama morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia (Uzan et al., 2011). Insiden

preeklamsia di masingmasing negara berbeda-beda. Di Indonesia, frekuensi

terjadinya preeklamsia dilaporkan sekitar 3%–10% (Priati, 2008). Hasil penelitian

Madi dan Sulin tahun 2003 di RSUP dr. M.Djamil Padang, dari 12.203 persalinan

didapatkan angka kejadian preeklamsia 5,5% atau 663 kasus (Putra, 2010).

Preeklamsia disebut “disease of theories” karena ada beberapa teori yang

bisa menjelaskan keadaan tersebut tersebut. Teori-teorinya antara lain: teori

implantasi plasenta, maladaptasi imunologi, genetik, disfungsi endotel, nutrisi dan

hormon (Fhelsi, 2008; Solomon dan Seely, 2004; Wagner, 2004). Pada akhir-

akhir ini, faktor endotel dan plasenta dianggap penting dalam patogenesis

preeklamsia, namun disadari banyak faktor lain yang yang belum diketahui (Fhelsi,

2008). Pada preeklamsia tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas pada lapisan otot
arteri spiralis dan jaringan matriks sekitarnya yang dapat mengakibatkan

penurunan dari perfusi plasenta dan berlanjut terjadi hipoksia dan iskemia

plasenta. Iskemia pada plasenta mengakibatkan terganggunya aliran darah ke janin

(Angsar, 2010).

Hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan insiden Intra Uterine

Growth Retardation (IUGR), hipoksia janin hingga kematian dalam kandungan.

Walaupun bayi dapat lahir hidup, bayi tersebut memiliki risiko lebih tinggi untuk

mengalami berat bayi lahir rendah dan berbagai penyakit lainnya dibandingkan

bayi yang lahir dari ibu yang tidak mengalami preeklamsia (Akbar, 2011; Felicia

dkk., 2010). Maryam (2009) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa

preeklamsia dan eklamsia merupakan golongan penyakit obstetrik yang paling

banyak menyebabkan kematian dengan Case Fatality Rate (CFR) 2,35%. Dan

kebutuhan atas perawatan intensif neonatus (neonatal intensive care) akan

meningkat karena angka mortalitas perinatal meningkat hingga lima kali.

Berdasarkan penelitian di 6 negara yaitu Argentina, Mesir, India, Peru,

Afrika Selatan dan Vietnam pada tahun 2001–2003 memperlihatkan bahwa angka

kelahiran mati (stillbirth) 12,5 per 1000 kelahiran dan angka kematian neonatal

dini adalah 9 per 1000 kelahiran pada kejadian preeklamsia dan eklamsia

(Wahyuni, 2009). Ngoc et al. (2006) melakukan penelitian di Rumah Sakit Hung

Vuong di Vietnam mendapatkan gangguan hipertensi saat kehamilan

menyebabkan kematian perinatal sebesar 23,6%. Di Bangkok, dari penelitian yang

dilakukan pada 99 wanita hamil usia gestasi 24-33+6 minggu dengan preeklamsia

berat didapatkan 11 kematian perinatal dengan rincian 8 kematian pada usia getasi
kurang dari 28 minggu dan 3 pada usia getasi 28-29 (Jantasing dan

Tanawattanacharoen, 2008).

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Defenisi

Preeklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema, dan

proteinuria yang timbul karena kehamilan (Wiknjosastro, 2010).

Penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester III masa kehamilan.

Preeklampsia dibagi dalam golongan ringan dan berat. Penyakit preeklampsia

digolongkan berat satu atau lebih tanda/ gejala dibawah ini (Wiknjosastro, 2010):

 Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥

110 mmHg. Tekanan darah ini tidak menurun meskipun ibu hamil

sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani tirah baring.

 Proteinuria lebih 5 g/ 24 jam atau 4 + dalam pemeriksaaan

kualitatif.

 Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc/ 24 jam.

 Kenaikan kadar kreatinin plasma.

 Gangguan visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala,

skotoma, dan pandangan kabur.


 Nyeri epigastruium dan nyeri pada kuadran kanan atas abdomen

(akibat terenggangnya kapsula Glisson).

 Gangguan fungsi hepar (kerusakan hepatoseluler): peningkatan

kadar alanin dan aspartate amino transferase.

 Pertumbuhan janin intrauterin yang terhambat.

2. Etiologi

Penyebab preeklampsia sampai saat ini belum diketahui secara pasti,

ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan perkiraan etiologi dari

kelainan tersebut sehinggga kelainan ini sering dikenal sebagai the diseases

of theory, adapun teori-teori tersebut antara lain (Hapsari, 2009):

a. Peran prostaksiklin dan trombokson

Pada preeeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan

pada endotel vaskuler sehingga terjadi penurunan produksi

prostaksiklin (PG12) yang pada kehamilan normal meningkat.

Aktivitas pengumpulan dan fibrinolosis yang kemudian akan

diganti trombin dan plasmin, trombin dan akan mengkonsumsi

anti trombin III sehingga terjadi deposit fibrin. Aktivitas

trombosit menyebabkan pelepasan tromboksan (TXA2) dan

serotonin, sehingga terjasi vasospasme dan kerusakan endotel.

b. Peran faktor imunologis

Preeklampsai sering terjadi pada kehamilan pertama dan

tidak timbul lagi kehamilan selanjutnya. Hal ini dapat


diterangkan bahwa pada kehamilan pertama

pembentukanblocking antibodies terhadap antigen plasma tidak

sempurna, yang semakin sempurna pada kehamilan berikutnya.

c. Peran faktor genetic

Beberapa bukti yang menunjukkan pera faktor genetik pada

kejadian preeklampsia antara lain:

 Preeklampsia hanya terjadi pada manusia

 Terdapat kecenderungan meningkatnya frekuensi

preeklampsi/ eklampsia pada anak-anakl dari ibu yang

menderita preeklampsia/ eklampsia.

3. Patofisiologi

Perubahan Fisiologi Wanita Hamil

Segala perubahan fisik dialami wanita selama hamil berhubungan

dengan beberapa sistem yang disebabkan oleh efek khusus dari hormon.

Perubahan ini terjadi dalam rangka persiapan perkembangan janin,

menyiapkan tubuh ibu untuk bersalin, perkembangan payudara untuk

pembentukan/produksi air susu selama masa nifas. (Salmah dkk, 2006)

a. Uterus

Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama di bawah

pengaruh estrogen dan progesteron yang kadarnya meningkat.

Pembesaran ini pada dasarnya disebabkan oleh hipertrofi otot

polos uterus.Pada bulan-bulan pertama kehamilan bentuk uterus


seperti buah advokat, agak gepeng.Pada kehamilan 4 bulan

uterus berbentuk bulat dan pada akhir kehamilan kembali seperti

semula, lonjong seperti telur. (Wiknjosastro, H, 2006)

Perkiraan umur kehamilan berdasarkan tinggi fundus uteri :

 Pada kehamilan 4 minggu fundus uteri blum teraba

 Pada kehamilan 8 minggu, uterus membesar seperti

telur bebek fundus uteri berada di belakang simfisis.

 Pada kehamilan 12 minggu kira-kira sebesar telur

angsa, fundus uteri 1-2 jari di atas simfisis pubis.

 Pada kehamilan 16 minggu fundus uteri kira-kira

pertengahan simfisis dengan pusat.

 Kehamilan 20 minggu, fundus uteri 2-3 jari di bawah

pusat.

 Kehamilan 24 minggu, fundus uteri kira-kira setinggi

pusat.

 Kehamilan 28 minggu, fundus uteri 2-3 jari di atas

pusat.

 Kehamilan 32 minggu, fundus uteri pertengahan

umbilicus dan prosessus xypoideus.

 Kehamilan 36-38 minggu, fundus uteri kira-kira 1 jari

di bawah prosessus xypoideus.


 Kehamilan 40 minggu, fundus uteri turun kembali kira-

kira 3 jari di bawah prosessus xypoideus.

(Wiknjosastro, H, 2006 dan Mandriwati, G. A. 2008)

b. Vagina

Vagina dan vulva juga mengalami perubahan akibat hormon

estrogen sehingga tampak lebih merah, agak kebiru-biruan

(livide).Tanda ini disebut tanda Chadwick. (Wiknjosastro, H.

2006)

c. Ovarium

Pada permulaan kehamilan masih terdapat korpus luteum

graviditatis sampai terbentuknya plasenta pada kira-kira

kehamilan 16 minggu.Namun akan mengecil setelah plasenta

terbentuk, korpus luteum ini mengeluarkan hormon estrogen

dan progesteron. Lambat laun fungsi ini akan diambil alih oleh

plasenta. (Wiknjosastro, H. 2006)

d. Payudara

Payudara akan mengalami perubahan, yaitu mebesar dan

tegang akibat hormon somatomammotropin, estrogen, dan

progesteron, akan tetapi belum mengeluarkan air susu. Areola

mammapun tampak lebih hitam karena hiperpigmentasi.

(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 95)

e. Sistem Sirkulasi
Sirkulasi darah ibu dalam kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke plasenta, uterus yang membesar dengan pembuluh-

pembuluh darah yang membesar pula.Volume darah ibu dalam

kehamilan bertambah secara fisiologik dengan adanya pencairan

darah yang disebut hidremia. Volume darah akan bertambah

kira-kira 25%, dengan puncak kehamilan 32 minggu, diikuti

dengancardiac output yang meninggi kira-kira 30%.

(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96).

f. Sistem Respirasi

Wanita hamil pada kelanjutan kehamilannya tidak jarang

mengeluh rasa sesak nafas.Hal ini ditemukan pada kehamilan 32

minggu ke atas karena usus tertekan oleh uterus yang membesar

ke arah diafragma sehingga diafragma kurang leluasa bergerak.

(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 96)

g. Traktus Digestivus

Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan enek

(nausea) karena hormon estrogen yang meningkat.Tonus otot

traktus digestivus juga menurun.Pada bulan-bulan pertama

kehamilan tidak jarang dijumpai gejala muntah pada pagi hari

yang dikenal sebagai moorning sickness dan bila terlampau sering

dan banyak dikeluarkan disebut hiperemesis gravidarum.

(Wiknjosastro, H. 2006. Hal. 97)

h. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing

tertekan oleh uterus yang membesar sehingga ibu lebih sering

kencing dan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan,

namun akan timbul lagi pada akhir kehamilan karena bagian

terendah janin mulai turun memasuki Pintu Atas Panggul.

(Wiknjosastro, H. 2006)

i. Kulit

Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan

hiperpigmentasi karena pengaruh hormon Melanophore

StimulatingHormone (MSH) yang dikeluarkan oleh lobus

anterior hipofisis. Kadang-kadang terdapat deposit pigmen pada

dahi, pipi, dan hidung, dikenal sebagai kloasma gravidarum.

Namun Pada kulit perut dijumpai perubahan kulit menjadi

kebiru-biruan yang disebut striae livide. (Wiknjosastro, H. 2006)

j. Metabolisme dalam Kehamilan

Pada wanita hamil Basal Metabolik Rate (BMR) meningkat

hingga 15-20 %.Kelenjar gondok juga tampak lebih jelas, hal ini

ditemukan pada kehamilan trimester akhir.Protein yang

diperlukan sebanyak 1 gr/kg BB perhari untuk perkembangan

badan, alat kandungan, mammae, dan untuk janin, serta

disimpan pula untuk laktasi nanti.Janin membutuhkan 30-40 gr

kalsium untuk pembentukan tulang terutama pada trimester

ketiga.Dengan demikian makanan ibu hamil harus mengandung


kalsium, paling tidak 1,5-2,5 gr perharinya sehingga dapat

diperkirakan 0,2-0,7 gr kalsium yang tertahan untuk keperluan

janin sehingga janin tidak akan mengganggu kalsium ibu. Wanita

hamil juga memerlukan tambahan zat besi sebanyak 800 mg

untuk pembentukan haemoglobin dalam darah sebagai persiapan

agar tidak terjadi perdarahan pada waktu persalinan.

(Wiknjosastro, H. 2006.)

k. Kenaikan Berat Badan

Peningkatan berat badan ibu selama kehamilan menandakan

adaptasi ibu terhadap pertumbuhan janin. Perkiraan peningkatan

berat badan adalah 4 kg dalam kehamilan 20 minggu, dan 8,5 kg

dalam 20 minggu kedua (0,4 kg/minggu dalam trimester akhir)

jadi totalnya 12,5 kg. (Salmah, Hajjah.2006)

4. Patofisiologi

Patofisiologi preeklampsia Patofisiologi terjadinya preeklampsia

dapat dijelaskan sebagai berikut (Cunningham et al., 2010):

1. Sistem Kardiovaskuler Pada preeklampsia, endotel mengeluarkan

vasoaktif yang didominasi oleh vasokontriktor, seperti endotelin

dan tromboksan A2. Selain itu, terjadi penurunan kadar renin,

angiotensin I, dan angiotensin II dibandingkan kehamilan

normal.

2. Perubahan Metabolisme Pada perubahan metabolisme terjadi

hal-hal sebagai berikut :


a. Penurunan reproduksi prostaglandin yang dikeluarkan

oleh plasenta.

b. Perubahan keseimbangan produksi prostaglandin yang

menjurus pada peningkatan tromboksan yang merupakan

vasokonstriktor yang kuat, penurunan produksi

prostasiklin yang berfungsi sebagai vasodilator dan

menurunnya produksi angiotensin II-III yang

menyebabkan makin meningkatnya sensitivitas otot

pembuluh darah terhadap vasopressor

c. Perubahan ini menimbulkan vasokontriksi pembuluh

darah dan vasavasorum sehingga terjadi kerusakan,

nekrosis pembuluh darah, dan mengakibatkan

permeabilitas meningkat serta kenaikan darah.

d. Kerusakan dinding pembuluh darah, menimbulkan dan

memudahkan trombosit mengadakan agregasi dan adhesi

serta akhirnya mempersempit lumen dan makin

mengganggu aliran darah ke organ vital.

e. Upaya mengatasi timbunan trombosit ini terjadi

lisis,sehingga dapat menurunkan jumlah trombosit darah

serta memudahkan jadi perdarahan. (Manuaba, 2001)

3. Sistem Darah dan Koagulasi Pada perempuan dengan

preeklampsia terjadi trombositopenia, penurunan kadar

beberapa faktor pembekuan, dan eritrosit dapat memiliki bentuk


yang tidak normal sehingga mudah mengalami hemolisis. Jejas

pada endotel dapat menyebabkan peningkatan agregasi

trombosit, menurunkan lama hidupnya, serta menekan kadar

antitrombin III. (Cunningham et al., 2014).

4. Homeostasis Cairan Tubuh Pada preeklampsia terjadi retensi

natrium karena meningkatnya sekresi deoksikortikosteron yang

merupakan hasil konversi progesteron. Pada wanita hamil yang

mengalami preeklampsia berat, volume ekstraseluler akan

meningkat dan bermanifestasi menjadi edema yang lebih berat

dari pada wanita hamil yang normal. Mekanisme terjadinya

retensi air disebabkan karena endothelial injury. (Cunningham et

al, 2014).

5. Ginjal Selama kehamilan normal terjadi penurunan aliran darah

ke ginjal dan laju filtrasi glomerulus. Pada preeklampsia terjadi

perubahan seperti peningkatan resistensi arteri aferen ginjal dan

perubahan bentuk endotel glomerulus. Filtrasi yang semakin

menurun menyebabkan kadar kreatinin serum meningkat. Terjadi

penurunan aliran darah ke ginjal, menimbulkan perfusi dan

filtrasi ginjal menurun menimbulkan oliguria. Kerusakan

pembuluh darah glomerulus dalam bentuk “gromerulo-capilary

endhotelial” menimbulkan proteinuria. (Cunningham et al,

2014).
6. Serebrovaskular dan gejala neurologis lain Gangguan seperti sakit

kepala dan gangguan pengelihatan. Mekanisme pasti penyebab

kejang belum jelas. Kejang diperkirakan terjadi akibat

vasospasme serebral, edema, dan kemungkinan hipertensi

mengganggu autoregulasi serta sawar darah otak.

7. Hepar Pada preeklampsia ditemukan infark hepar dan nekrosis.

Infark hepar dapat berlanjut menjadi perdarahan sampai

hematom. Apaabila hematom meluas dapat terjadi rupture

subscapular. Nyeri perut kuadran kanan atas atau nyeri

epigastrium disebabkan oleh teregangnya kapsula Glisson. 8)

Mata Dapat terjadi vasospasme retina, edema retina, ablasio

retina, sampai kebutaan.

5. Tanda dan Gejala

Gejala klinis preeklampsia sangat bervariasi dari yang ringan sampai

yang mengancam kematian pada ibu. Efek yang sama terjadi pula pada

janin, mulai dari yang ringan, pertumbuhan janin terlambat (PJT) dengan

komplikasi pascasalin sampai kematian intrauterine (Pribadi, A et al., 2015)

Gejala dan tanda preeklampsia meliputi (Morgan &Hamilton,

2009):

1. Hipertensi: Peningkatan sistolik sebesar 30 mmHg atau

diastolic sebesar 15 mmHg.


2. Hiperrefleksi nyata, terutama disertai klonus pergelangan kaki

yang sementara atau terus-menerus.

3. Edema wajah

4. Gangguan pengelihatan

5. Mengantuk atau sakit kepala berat (pertanda konvulsi)

6. Peningkatan tajam jumlah proteinuria (≥5 g pada specimen

24 jam, atau bila menggunakan uji dipstick 3+ sampai 4+)

7. Oliguria : keluaran urine kurang dari 30 ml/jam atau kurang

dari 500 ml/24 jam

8. Nyeri epigastrium karena distensi hati

6. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan tambahan ynag diperlukan untuk penegakan diagnosa

adalah:

1. Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan darah lengkap,

penurunan hemoglobin( nilai rujukan atau kadar normal

hemoglobin untuk wanita hamil adalah 12-14 gr% ), hematokrit

meningkat ( nilai rujukan 37 – 43 vol% ), trombosit menurun(

nilai rujukan 150 – 450 ribu/mm3). Hematokrit merupakan

volume eritrosit per 100 mL dinyatakan dalam %. Trombosit

dalam sirkulasi normalnya bertahan 1 minggu. Trombosit

membantu pembekuan darah dan menjaga integritas vaskular.

Beberapa kelainan morfologi trombosit antara lain giant platelet

(trombosit raksasa) dan platelet clumping (trombosit


bergerombol). Trombosit yang tinggi disebut trombositosis, pada

sebagian orang tidak muncul keluhan, namun pada sebagian

orang yang lain menimbulkan myeloproliferative disorder.

Trombosit rendah (trombositopenia) dapat ditemukan pada

sindrom HELLP, demam berdarah, koagulasi intravaskular

diseminata (KID/DIC), supresi sumsum tulang, idiopatik

trombositopenia purpura (ITP) dll.

2. Urinalisis: Ditemukan protein dalam urin

Kenaikan berat badan dan edema yng di sebabkan

penimbunan cairan yang berlebih dalam ruang instertisial belum

diketahui sebabnya. Pada pre eklamsia di jumpai kadar

aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang tinggi

dari pada kehamilan normal. Aldosteron penting untuk

mempertahankan volume plasma dan mengatur retensi garam

dan natrium. Pada pre eklamsia permeabilitas pembuluh darah

terhadap protein meningkat.

3. Pemeriksaan fungsi hati

 Bilirubin meningkat ( N= < 1 mg/dl )

 LDH ( laktat dehidrogenase ) meningkat

 Aspartat aminomtransferase ( AST ) > 60 ul.

 Serum Glutamat pirufat transaminase ( SGPT ) meningkat (

N= 15-45)
 Serum glutamat oxaloacetic trasaminase ( SGOT )

meningkat ( N= <31 u/l )

 Total protein serum menurun ( N= 6,7-8,7 g/dl )

7. Penatalaksanaan

Menurut Yulaikhah (2008:100) penatalaksanaan preeklamsi terdiri dari:

a. Preeklamsi ringan

a. Beri diet rendah garam.

b. Beri obat penenang (valium, fenobarbital).

c. Hindari pemberian diuretikum dan antihipertensi.

d. Pantau keadaan janin.

e. Persalinan dapat dilakukan spontan bila perlu

memperpendek kala II dengan vakum atau forceps

f. Jika ada indikasi, lakukan Sectio Caesaria (SC).

b. Preeklamsi berat

a. Beri diet rendah garam dan tinggi protein.

b. Pasang infus RL atau asering.

c. Pemantauan tanda-tanda vital.

d. Beri antikonvulsan: obat pilihan MgSO4 (magnesium sulfat),

alternative diazepam.

e. Beri obat antihipertensi: obat pilihan hidralazin, alternative

labetalol, nifidipin, metildopa.


f. Hindari pemberian diuretik, kecuali pada edema umum, edema

paru, gagal jantung kongestif.

g. Persingkat kala II dengan vakum atau forseps.

h. Jika partus pervaginam, dalam 24 jam bayi harus lahir.

i. Hindari pemberian metergin pasca partum, kecuali ada

perdarahan hebat

8. Komplikasi

Komplikasi preeklamsi Menurut Benson (2008:374) komplikasi pada

preeklamsi terdiri dari:

1. Komplikasi pada ibu

Menurut Benson (2008:374) komplikasi pada preeklamsi

terdiri dari :

a. Sindrom Hemolysis Elevated Liver enzyme Low Platelet

Count (HELLP) yaitu: mengalami hemolisis (H),

peningkatan enzim hati (EL), dan jumlah trombosit rendah

(low platelet, LP).

b. Eklamsia

c. Edema paru

d. Dekompensasi jantung

e. Koagulopati

f. Gagal ginjal

g. Nyeri epigastrik, gejala-gejala serebral

2. Kelainan pada janin


a. Terjadinya gawat janin

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a. Identitas pasien biasanya nama, umur, agama, jenis kelamin, pekerjaan, alamat,

status perkawinan, tanggal masuk, no RM, tanggal lahir, nama ibu kandung,

b. Keluhan utama

Biasanya pasien dengan preeklamsi mengeluh demam, sakit kepala, pusing,

kuduk tersa sakit

c. Riwayat kesehatan

a) Riwayat kesehatan sekarang

Terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epgastrium, mual muntah,

penglihatan kabur.

b) Riwayat kesehatan dahulu

Biasanya pasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi atau DM

c) Riwayat kesehatan keluarga

Biasanya pasien memiliki riwayat keluarga yang mempunyai hipertensi

d. Pemeriksaan fisik

- TTV

Tekanan Darah : Tekanan darah biasanya meningkat >140/90 mmHg

Nadi : Nadi biasanya cepat

RR (Pernapaan) : biasanya meningkat

Suhu : biasanya normal


- Kepala : biasanya bersih, tidak ada lesi atau pemebngkakan

- Rambut : biasanya normal bewarna hitam tidak ada ketombe

- Mata : biasanya konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik, penglihatan

kabur.

- Hidung : biasanya bentuk dan fungsi hidung normal tidak ada infeksi

- Mulut : biasanya membrane mukosa kering, tidak ada gangguan

pengecapan

- Telingan : biasanya tidak ada tanda-tanda infeksi dan tidak adagangguan

pendengaran

- Leher : biasanya tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan tidak ada

pembengkakan

- Dada

I : biasanya simetris kiri dan kanan

P : biasanya ada nyeri

P : biasanya bunyi sonor

A : Biasanya tidak ada suara tambahan

- Jantung

I : biasanya simetris, tidak ada retraksi dinding dada

P : biasanya iktus cordis tidak teraba

P : biasanya bunyi nya pekak

A : biasanya s1 dan s2 normal regular, tidak ada suara tambahan

- Abdomen

I : biasanya simetris
P : biasanya tidak ada pembengkakan

P : biasanya bunyi timpani

A : biasanya bising usu Normal

Ekstrmitas

- Kekuatan otot : biasanya melemah

Integumen

- Inspeksi : biasnya normal

- Palapsi : biasanya normal

Neurologis

- Status mental : biasanya compos mentis

- Reflek fisiologis : biasanya positif

- Reflek patologis : biasanya negative

Payudara : biasanya normal

Genitalia : biasanya normal

Rectal : biasanya normal

e. Pola Kebiasaan Sehari-hari

1) Persepsi Dan Penanganan Kesehatan

Persepsi terhadap penyakit :

Biasanya klien takut penyakitnya akan bertambah parah.

PENGGUNAAN :
Tembakau:

Alkohol :

Biasanya klien tida ada kebiasaan meminum alkohol.

Obat lain :

Biasanya klien tidak ada kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan.

Alergi (obat-obatan, makanan, plester, zat warna):

Biasanya klien tidak ada alergi.

Obat-obatan warung/tanpa resep dokter :

Biasanya klien tidak ada mengkonsumsi obat-obatan warung tanpa resep dokter.

2) Pola Nutrisi/Metabolisme

Pola Makan dan Minum

Biasanya terjadi perubahan pola makan pada klien karena penyakit yang

dialaminya.

3) Pola Eliminasi

BAB dan BAK

Biasanya terjadi perubahan BAB dan BAK.

4) Pola Aktivitas /Latihan

a) Kemampuan Perawatan Diri

Biasanya terjadi perubahan akibat penyakit yang dialaminya

b) Kebersihan diri (x/hari)

Biasanya tidak terjadi perubahan

c) Alat bantu

Biasanya klien tidak ada memakai alat bantu

d) Rekreasi dan aktivitas sehari-hari dan keluhan

e) Olah raga :
Biasanya klien tidak ada melakukan kegiatan olahraga

5) Kekuatan otot

Biasanya terjadi penurunan

6) Pola Istirahat Tidur

Biasanya terjadi peruban pola tidur akibat nyeri yang dialaminya.

7) Pola Kognitif –Persepsi

Status mental : biasanya compos mentis

Bicara : normal

Bahasa sehari-hari :-

Kemampuan membaca : biasanya baik

Kemampuan berkomunikasi : biasanya baik

Kemampuan memahami : biasanya baik

Tingkat Ansietas : biasanya ringan-berat

Pendengaran : biasanya normal

Penglihatan : biasanya normal

Vertigo :-

Ketidaknyamanan/Nyeri : klien mengalami nyeri pada lika post SC

Deskripsi :

P : biasanya klien nyeri saat bergerak

Q: biasanya nyeri seperti berdenyut

R: biasanya nyeri dirasakan di daerah bekas operasi

S:biasanya skala nyeri ringan-berat

T : biasanya durasi ± 1 menit

8) Pola Peran Hubungan

Pekerjaan :
Status Pekerjaan:

Sistem pendukung:

Biasanya sistem pendukung adalah keluarga

Kegiatan sosial :

Biasanya klien aktif melakukan kegiatan sosial

9) Pola Seksualitas/Reproduksi

Biasanya terjadi perubahan pola seksualitas.

10) Pola Persepsi Diri/ Konsep Diri

a) Body image/gambaran diri :

biasanya terjadi perubahan

b) Role/peran:

biasanya terjadi perubahan

c) Identity/identitas diri:

biasanya terjadi perubahan

d) Self esteem/harga diri:

biasanya terjadi perubahan

e) Self ideal/ideal diri:

biasanya terjadi perubahan

11) Pola Koping-Toleransi Stres

a) Masalah selama di rumah sakit (penyakit, finansial, perawatan diri)

Biasanya klien mengalami masalah terkait dengan perawatan diri.

b) Kehilangan/perubahan besar di masa lalu:

Biasanya klien tidak ada mengalami perubahan besar di masa lalu


c) Hal yang dilakukan saat ada masalah:

Biasanya klien mendiskusikan dengan keluarga

d) Penggunaan obat untuk menghilangkan stress:

Biasanya klien ada menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stress.

e) Keadaan emosi dalam sehari-hari:

Biasanya normal

12) Pola Keyakinan Nilai

Agama: -

Pantangan Keagamaan:

Biasanya klien tidak ada pantangan keagamaan

Permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini:

Biasanya tidak ada permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini.

f. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostic
- Pemeriksaan laboratorium: Pemeriksaan darah lengkap
- Urinalisis: Ditemukan protein dalam urin

g. Penatalaksanaan
a) Preeklamsi ringan

g. Beri diet rendah garam.

h. Beri obat penenang (valium, fenobarbital).

i. Hindari pemberian diuretikum dan antihipertensi.

j. Pantau keadaan janin.


k. Persalinan dapat dilakukan spontan bila perlu

memperpendek kala II dengan vakum atau forceps

l. Jika ada indikasi, lakukan Sectio Caesaria (SC).

b) Preeklamsi berat

a. Beri diet rendah garam dan tinggi protein.

b. Pasang infus RL atau asering.

c. Pemantauan tanda-tanda vital.

d. Beri antikonvulsan: obat pilihan MgSO4 (magnesium

sulfat), alternative diazepam.

e. Beri obat antihipertensi: obat pilihan hidralazin,

alternative labetalol, nifidipin, metildopa.

f. Hindari pemberian diuretik, kecuali pada edema umum,

edema paru, gagal jantung kongestif.

g. Persingkat kala II dengan vakum atau forseps.

h. Jika partus pervaginam, dalam 24 jam bayi harus lahir.

i. Hindari pemberian metergin pasca partum, kecuali ada

perdarahan hebat

c) DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d tindakan invasife

2. Pola nafas tidak efektif b/d Deformitas dinding dada (adanya


edema pada paru)
3. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasife
DIAGNOSA
NO. NOC
KEPERAWATAN
1 Nyeri akut b.d tindakan invasife Kontrol Nyeri Manajemen Nyeri
 Menilai lamanya nyeri  Lakukan penilaia
 Menilai faktor penyebab nyeri  Kaji ketidaknyam
 Gunakan catatan nyeri  Pastikan pasien m
 Penggunaan analgesik yang disarankan  Gunakan komun
 Melaporkan tanda dan gejala nyeri menceritakan pe
 Menilai gejala nyeri  Tentukan dampa
 Melaporkan jika nyeri terkontrol  Evaluasi pengon
 Gunakan metod
 Tentukan tingka
untuk pengurang
 Kontrol faktor li
 Mengurangi fakt
2. Hambatan mobilitas fisik b.d Bantuan Perawatan
Tingkat Nyeri  Pertimbangkan b
nyeri
 Nyeri yang dilaporkan aktivitas perawat
 Panjangnya episode nyeri  Pertimbangkan u
 Ekspresi nyeri wajah aktivitas perawat
 Tidak bisa beristirahat  Monitor kemam
 Mengeluarkan keringat  Monitor kebutuh
 Kehilangan nafsu makan kebersihan diri, a
 Frekuensi nafas berdandan, elim
 Tekanan darah  Bantu pasien me
dengan kondisi k
Pergerakan Sendi  Dorong pasien u
 Pergelangan tangan (kanan) sehari-hari sampa
 Siku (kanan)  Dorong kemand
 Bahu (kanan) tak mampu mela
 Ajarkan orangtua
Status Pernafasan kemandirian den
 Frekuensi pernafasan mampu melakuk
 Irama pernafasan

Manajemen Nyeri
 Lakukan penilaia
 Kaji ketidaknyam
 Pastikan pasien m
 Gunakan komun
menceritakan pe
 Tentukan dampa
 Evaluasi pengon
 Gunakan metod
 Tentukan tingka
untuk pengurang
 Kontrol faktor li
 Mengurangi fakt
BAB III
LAPORAN KASUS
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Umur : 31 tahun
No RM : 01.02.63.94
Jenis kelamin : perempuan
b. Keluhan utama
Klien datang ke RSUP Mdjamil melalui rujukan rumah sakit siti hawa dengan keluhan
kepala terasa pusing nafas sesak dengan tensi 180/100 mmHg klien mengatakan bahwa ini
adalah kehamilan keduanya yang dengan usia kandungan 8 bulan
c. Riwayat kesehatan
a) Alasan masuk rumah sakit
Klien mengeluh kepala pusing dan terasa berat nafas sesak
Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya
Klien langsung membawanya kepelayanan kesehatan setelah mengetahui bahwa
kepalanya terasa pusing dan terasa nyeri pada perut
b) Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan bahwa pada kehamilan sebelumnya tidak ada mengalami tekanan
darah tinggi
c) Riwayat kesehatan keluarga
d) Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarga yang memderita penyakit yang sama
sebelumnya

d.
Gambaran
Tanda Vital Suhu : 36,7 C

Lokasi : aksila

Nadi : 101

Irama : ......................Pulsasi................

TD : 180/100 mmHg Lokasi : lengan atas

RR : 24x/i

Irama : tidak teratur

Tinggi badan 159

Berat badan 120

LILA

Kepala :

Rambut Rambut bersih, tidak ada pembengkakan dikepala

Mata Konjungtiva tidak anemis

Hidung Simetris kiri dan kanan

Mulut Membrane mukosa bibir lembab

Telinga Simetris kiri dan kanan,

Leher

Trakea

JVP Tidak ada pembengkakan vena jugularis

Tiroid

Nodus Limfe Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid


Dada I : simetris kiri dan kanan

Paru P : gerak simetris, vocal premitus kiri dan kanan sama

P : normal (sonor)

A : vesikuler, tidak ada ronchi/wheezing

Jantung I : IC tidak terlihat

P : IC teraba di RIC V

P : bunyi redup / normal

A: irama jantung teratur

Abdomen I : biasanya simetris, membuncit karena hamil

P : tidak ada pembengkakan

P ; bunyi timpani

A ; bising usus normal

Ekstremitas Kekuatan otot

Muskuloskeletal/Sendi Inspeksi

Palpasi

Vaskular Perifer

Integumen Inspeksi : normal

Palpasi : normal

Neurologi

Status mental/GCS compos mentis

Saraf cranial
Reflek fisiologi positif

Reflek patologis negatif

Payudara Tidak terdapat benjolan

Genitalia normal

Rectal normal

a. Pola Kebiasaan Sehari-hari


1) Persepsi Dan Penanganan Kesehatan
Persepsi terhadap penyakit :
klien takut penyakitnya akan bertambah parah.
PENGGUNAAN :
Tembakau:
Alkohol :
Klien tidak ada kebiasaan meminum alkohol.
Obat lain :
klien tidak ada kebiasaan mengkonsumsi obat-obatan.
Alergi (obat-obatan, makanan, plester, zat warna):
klien tidak ada alergi.
Obat-obatan warung/tanpa resep dokter :
Klien tidak ada mengkonsumsi obat-obatan warung tanpa resep dokter.
2) Pola Nutrisi/Metabolisme
Pola Makan dan Minum
Klien mengatakan terjadi perubahan pola makan pada klien karena penyakit yang
dialaminya.
3) Pola Eliminasi
BAB dan BAK
Klien mengatakan, selama di RS klien mengalani perubahan BAB karena selama di RS
klien mengatakan tidak ada BAB, klien tidak dapat melakukan aktivitas fisik untuk
memenuhi kebutuhannya secara mandiri
4) Pola Aktivitas /Latihan
a. Kemampuan Perawatan Diri
terjadi perubahan akibat penyakit yang dialaminya yang membuat klien tidak bisa
melakukan aktivitas secara mandiri
b. Kebersihan diri (x/hari)
Klien mengatakan terjadi perubahan pada pola kebersihan diri karena klien
dibantu oleh perawat dalam menjaga kebersihan diri
c. Alat bantu
klien tidak ada memakai alat bantu
d. Rekreasi dan aktivitas sehari-hari dan keluhan
Klien mengatakan sebelum sakit rekreasi yang dilakukan bersama keluarga adalah
dengan menonton TV bersama
e. Olah raga : .
klien tidak ada melakukan kegiatan olahraga
5) Kekuatan otot
terjadi penurunan karena penyakit yang dialaminya
6) Pola Istirahat Tidur
terjadi peruban pola tidur akibat penyakit yang dialaminya.
7) Pola Kognitif –Persepsi
Status mental : compos mentis
Bicara : normal
Bahasa sehari-hari :-
Kemampuan membaca : baik
Kemampuan berkomunikasi : baik
Kemampuan memahami : baik
Tingkat Ansietas : ringan
Pendengaran : normal
Penglihatan : normal
Vertigo :-
Ketidaknyamanan/Nyeri : klien mengalami nyeri
Deskripsi :
P : nyeri meningkat saat bergerak
Q : nyeri seperti berdenyut
R : nyeri dirasakan di daerah bekas operasi
S : skala nyeri 6
T : biasanya durasi 1 menit
8) Pola Peran Hubungan
Pekerjaan : IRT
Status Pekerjaan:
Sistem pendukung:
sistem pendukung adalah keluarga yaitu suami
Kegiatan sosial :
klien tiadak aktif melakukan kegiatan sosial
9) Pola Seksualitas/Reproduksi
Tidak terjadi perubahan pola seksualitas.
10) Pola Persepsi Diri/ Konsep Diri
a. Body image/gambaran diri :
Terjadi perubahan pada diri
b. Role/peran :
terjadi perubahan karena penyakit yang dialaminya
c. Identity/identitas diri:
Tidak terjadi terjadi perubahan
d. Self esteem/harga diri:
terjadi perubahan karena penyakit yang di laminya
e. Self ideal/ideal diri:
terjadi perubahan penyakit yang di laminya
11) Pola Koping-Toleransi Stres
a. Masalah selama di rumah sakit (penyakit, finansial, perawatan diri)
klien mengalami masalah terkait dengan perawatan diri.
b. Kehilangan/perubahan besar di masa lalu:
klien tidak ada mengalami perubahan besar di masa lalu

c. Hal yang dilakukan saat ada masalah:


klien mendiskusikan dengan keluarga yaitu suaminya

d. Penggunaan obat untuk menghilangkan stress:


klien ada menggunakan obat-obatan untuk menghilangkan stress.

e. Keadaan emosi dalam sehari-hari:


Klien mengatakan bahwa gampang terbawa emosi

f. Pola Keyakinan Nilai


Agama: -

Pantangan Keagamaan:

klien tidak ada pantangan keagamaan

Permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini:

tidak ada permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini.

g. Pemeriksaan laboratorium
Trombosit :280.000
Hematokrit : 36
Hemoglobin : 11,7
Leukosit : 9600

2. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri Akut b.d agen cidera biologis
2) Resiki tinggi infeksi b.d luka bekas operasi
3) Defisit perawatan diri b.d nyeri
4) Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri

Analisa data

Anda mungkin juga menyukai