Anda di halaman 1dari 3

Hiperbilirubinemia

Patofisiologi

Hiperbilirubinemia neonatal atau ikterus fisiologis, suatu kadar bilirubin serum yang lebih dari 5
mg/dl, di sebabkan oleh predisposisi neonatal untuk memproduksi bilirubin dan keterbatasan
kemampuan untuk mengekskresikannya. Dari defenisinya, tidak adad ketidak normalan lain atau proses
patologis yang mengakibatkan ikterus. Warna kuning pada kulit danmembran mukosa adalah karena
deposisi pigmen bilirubin tak-terkonjugasi. Sumber utama bilirubin adalah dari pemecahan
hemoglobinyang sudah tua atau sel darahmerah yang mengalami hemolisis. Pada neonatus,sel darah
merah mengalami pergantian yang lebih tinggi dan waktu hidup yang lebih pendek,yang meningkatkan
kecepatan produksi bilirubin lebih tinggi ketidak matangan hepar neonatal merupakan factor yang
membatasi ekskresi bilirubin.

Bilirubin tak-terkonjugasiatau indirek bersifat larut lemak dan mengikat albumin plasma.
Bilirubin kemudianditerima oleh hati, tempat konjugasinya. Bilirubin terkonjugasi atau direk
diekskresikan dalam bentuk empedukedalam usus. Didalam usus, bakteri mengubah bilirubin
terkonjugasi menjadi urobilinogen. Mayoritas urobilinogen yang sangat mampu larut diekskresikan
kembali oleh hepar dan dieliminasi kan kedalam feses; ginjal mengekskresikan 5% urobilinogen.
Peningkatan kerusakan sel darah merah dan ketidakmatangan hepar hanya menambah peningkatan
kadar bilirubin, tetapi bakteri usus lain dapat mendekonjugasi bilirubin, yang memungkinkan nya
direabsorsi dan selanjutnya meningkatkan kadar bilirubin.

INSIDENS

1. Usia awitan adalah 2 sampai 3 hari


2. Keparahan berbeda-beda diantara ras, dengan bayi Asia dan penduduk asli Amerika menepati
kadar bilirubin tertinggi
3. Bayi-bayi yang berasal dari beberapa area geografis, khusunya area sekitar Yunani,mengalami
peningkatan insidens hiperbilirubinemia.

MANIFESTASI KLINIS

1. Ikterus pertama kali dapat dilihat pada daerah kepala batang tubuh dan berkembang ke bagian
bawah
2. Ikterus dapat dilihat pada sclera,kulit dan membrane mukosa
3. Urine menjadi berwarna emas gelap sampai berwarna colkat
4. Kadar bilirubin menurun setelah lima hari dan biasanya berada dalam batas normal pada hari
kesepulih kehidupan
KOMLIKASI
1. Dehidrasi
2. Letargi
3. Menyusu kurang
4. Kernikterus atau ensefalopati yang diakibatkan oleh deposisi bilirubin tak-terkonjugasi
dalam sel-sel otak

UJI LABORATORIUM DAN DIAGNOSTIK

1. Hitung daerah lengkap, uji fungsi hati, jenis darah,dajn tes coombs-untuk menentukan
penyebab lain
2. Kadar bilirubin indirek-meningkat

PENATALAKSAAN MEDIS

Penatalaksaan medis lebih kearah suportif. Pencegahan hiperbilirubinemia neonatal harus selalu
diusahakan dengan memberikan ASI secepat mungkin setelah lahir. Kadar bilirubin harus dipantau, dan
bayi akan mendapat fototerapi sampai kadar darah diperoleh. Semua penyebab lain
hiperbilirubineharus disingkirkan saat itu.penyebab lain meliputi inkompatibilitas Rh, penyakit hemolitik,
dan atresia bilier. Bayi yang beresiko tinggi mengalami hiperbilirubinemia,seperti bayi premature dan
yang mengalami hipoksia dan asidosis, dapat diberikan fototerapi sebelum kadar bilirubin bermakna.

PENGKAJIANKEPERAWATAN

1. Kaji warna kulit dari adanya ikterus dengan menekan di atas tonjolan tulang, yang
mengakibatkan warna putih dan memungkinkan warna kuning menjadi lebih jelas
2. Kaji status hidrasi
3. Kaji asupan nutrisi
4. Kaji pengendalian suhu saat dilakukan fototerapi
5. Kaji pola defektasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Deficit volume cairan


2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
3. Konstipasi
4. Ketidakmampuan menjadi orang tua
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Perkenalkan ASI sedini mungkin setelah lahir sebagai tindakan pencegahan
2. Pantau status hidrasi
3. Selama fototerapilakukan hal-hal berikut
a. Tutupi mata bayi dengan penutup mata, yang dibuka setiap 3 sampai 4 jam
dan dikaji dari adanya drainase dan iritasi
b. Letakkan bayi telanjang dibawah lampu, tetapi tutupi testis bila posisi
supinasi
c. Ganti posisi ubuh secara sering
d. Pantau suhu tubuh
e. Matikan cahaya fototerapi saat pengembalian sample darah karena dapat
menjadikan kadar bilirubin rendah palsu
4. Berikan kliserin supositoria sesuai kebutuhan untuk memudahkan eliminasi bilirubin
direk pada feses
5. Tingkatkan ikatan dengan mendorong orang tua untuk memeluk dan menyusui bayi
saat dilakukan fototerapi

HASIL YANG DIHARAPKAN


1. Ikterus bayi dan kadar bilirubin akan menurun
2. Bayi tidak akan mengalami cedera dari cahaya fototerapi
3. Bayi akan tetap terhidrasi dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai