Anda di halaman 1dari 2

Gempa Vulkanik:

1. Gempa bumi Hawaii 2018 adalah sebuah gempa bumi dengan magnitude 6.9 yang menghantam
pulau Hawaii di kepulauan Hawaii pada tanggal 4 Mei 2018, sekitar pukul 12.33 malam, waktu
setempat. Pusat gempa berada di dekat sisi selatan Kīlauea, yang telah menjadi lokasi aktivitas
seismik dan vulkanik sejak akhir April 2018[1]. Menurut Survei Geologis Amerika Serikat,
gempa itu terkait dengan wabah lava baru di gunung berapi, dan mengakibatkan Hilina Slump
bergerak sekitar dua kaki.
Ini adalah gempa terbesar di Hawaii sejak gempa tahun 1975, yang melanda wilayah yang sama,
yang menewaskan dua orang dan melukai 28 lainnya. Gempa ini memiliki kekuatan maksimum
pada skala intensitas Mercalli VIII. Gempa ini didahului oleh gempa bumi yang lebih kecil,
berukuran 5,4, yang dirasakan di seluruh pulau dan sejauh Oahu. Gempa bumi ini menghasilkan
tsunami kecil yang mencapai ketinggian maksimum 40 cm di Kapoho, 20 cm di Hilo dan 15
cm di Honuapo. Gempa ini telah merusak banyak bangunan, menyebabkan tanah longsor yang
merusak garis pantai, dan menyebabkan retakan di jalan, sehingga jalan ditutup
Tanggal * 4 Mei 2018
Waktu awal * 22:32:54 UTC
Kekuatan 6,9
Kedalaman 5 km (3,1 mi)
Episentrum 19,313°LU 154,998°BBKoordinat: 19,313°LU 154,998°BB
Jenis Dip-slip
Intensitas maks. VIII MMI
Tsunami Ya (kecil)
Gempa awal 5,4
2. Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivitas vulkanik Gunung Agung, Kabupaten Karangasem
Provinsi Bali terus meningkat. Indikasi pergerakan magma ke permukaan terus berlangsung
sehingga menyebabkan gempa vulkanik.

Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho,
berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral, sejak Rabu (20/9) hingga Kamis (21/9) terjadi ratusan kali
gempa vulkanik.

Pos Pengamatan Gunung Agung, merekam 563 kali gempa vulkanik dalam, dan delapan kali
gempa vulkanik dangkal, pada Rabu (20/9)

Sedangkan Kamis (21/9) antara pukul 06.00-12.00 Wita terekam 144 kali gempa vulkanik
dalam dan 10 kali gempa vulkanik dangkal.
Kata Sutopo, ada proses pergerakan magma yang mendorong permukaan dan meruntuhkan
batuan yang menyumbatnya di pada jarak lima kilometer di bawah permukaan bumi.

"Status Gunung Agung masih Siaga (Level III)," kata Sutopo dalam keterangan tertulisnya.

Kata Sutopo, masyarakat, termasuk pendaki, pengunjung dan wisatawan di sekitar Gunung
Agung diimbau tidak beraktivitas, di dalam radius enam kilometer dari kawah puncak
Gunung Agung.

"Artinya di dalam wilayah tersebut harus kosong atau tidak ada aktivitas masyarakat karena
berbahaya jika sewaktu-waktu gunung meletus," kata dia.

Sutopo menambahkan, jumlah pengungsi hingga saat ini juga terus bertambah. Kata Sutopo,
pendataan pengungsi terus dilakukan.

"Jumlah pengungsi terus bergerak naik. Data sementara dari Pusdalops BPBD Provinsi Bali,
saat ini terdapat 1.259 jiwa pengungsi," kata Sutopo.

Dikatakan Sutopo, jumlah penduduk di kawasan rawan Bencana Gunung Agung mencapai
49.485 jiwa. Jumlah tersebut merupakan warga dari enam desa di Kabupaten Karangasem,
yaitu Desa Jungutan Kecamatan Bebandem, Desa Buana Giri Kecamatan Bebandem, Desa
Sebudi Kecamatan Selat, Desa Besakih Kecamatan Rendang, Desa Dukuh Kecamatan Kubu,
dan Desa Ban Kecamatan Kubu.
Kata dia, pemerintah Kabupaten Karangasem dan Pemda Provinsi Bali masih menyiapkan
sarana dan prasarana pengungsian.
"Titik pengungsian sudah ditetapkan. Pendirian tenda, MCK, dapur umum, logistik,
kendaraan evakuasi, dan lainnya masih terus disiapkan," kata dia.
Lebih lanjut, Sutopo mengimbau masyarakat agar tetap tenang. "Pemerintah dan pemda
bersama unsur lainnya pasti akan melindungi masyarakat," ujar Sutopo.

3. DENPASAR, KOMPAS.com - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)


kembali mengingatkan potensi bahaya dari aktivitas vulkanik gunung Agung. Ini menyusul
terjadinya gempa vulkanik yang terekam seismograf beberapa hari terakhir. Kasubid Mitigasi
Bencana Geologi PVMBG wilayah timur Devy Kamil Syahbana mengatakan, gempa vulkanik
dalam menunjukan adanya pergerakan magma baru menuju permukaan. "Ini adalah indikasi
intrusi magma baru. Gempa-gempa vulkanik kemarin ini, kalau melihat pengalaman di Gunung
Agung selama ini, mengindikasikan bahwa aktivitas Gunung Agung masih tidak stabil dan
berpotensi untuk terjadi erupsi atau hembusan," Kata Devy, Sabtu (15/9/2018). Berdasarkan
pantauan petugas di pos pantau Gunung Agung di Desa Rendang, gempa vulkanik dalam mulai
terdeteksi sejak Rabu (13/9/2018) lalu. Dalam rentang 3 hari, gempa vulkanik dalam mencapai
lebih dari 20 kali. Gempa pun diselingi beberapa kali gempa vulkanik dangkal yang
mengindikasikan pergerakan magma mendekati permukaan. Selain munculnya gempa vulkanik
pola GPS juga menunjukan adanya inflasi. Namun, jika dilihat dari magnitudo gempanya dan
perubahan deflasinya, jika erupsi terjadi saat ini maka skala erupsinya masih belum tinggi.
Meski demikian, PVMBG terus memantau 24 jam aktivitasnya untuk mengamati setiap
perubahan. "Karena aktivitas gunungapi bisa berubah dengan cepat. Kami berharap masyarakat
dan pengunjung tetap sabar dan mematuhi rekomendasi kami," kata Devy.

Anda mungkin juga menyukai