Makalah Gempa 3
Makalah Gempa 3
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami mahasiswa Lanjut Jenjang D4 Teknik Infrastruktur
Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dapat menyelesaikan makalah
Dinamika Struktu dan Gempa ini. Shalawat serta Salam kami panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai suri tauladan pembawa kebenaran dan ilmu pengetahuan.
Keberhasilan penyusun makalah ini merupakan kerja keras kelompok kami yang
tentunya tidak lepas dari pengarahan beberapa pihak. Tidak lupa kami menyampaikan terima
kasih kepada dosen pembimbing yang membimbing kami dalam mata kuliah Dinamika
Struktur dan Rekayasa Gempa. Dan tidak lupa juga kepada teman-teman yang memberi
sumbangan pemikiran dalam penyelesaian makalah ini.
Kami harapkan laporan ini dapat membantu dan memberi manfaat kepada pembaca.
Kami juga menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna karena kesempurnaan hanyalah
milik Tuhan yang Maha Esa, untuk itu kami menerima kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah ini. Atas semua itu kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 8
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah .......................................................................................................... 1
1.4 Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.5 Manfaat........................................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 3
3
2.1 Umum .......................................................................................................................... 3
2.2 Jenis Gempa Bumi ...................................................................................................... 4
2.2.1 Gempa Bumi Tektonik ......................................................................................... 4
2.2.2 Gempa Bumi Vulkanik ........................................................................................ 5
2.2.3 Gempa Bumi Ledakan ......................................................................................... 6
2.2.4 Gempa Bumi Runtuhan........................................................................................ 6
2.3 Penyebab Terjadinya Gempa Tektonik ....................................................................... 6
2.4 Alat Pengukur Gempa ................................................................................................. 7
2.4.1 Seismograf ........................................................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 8
3.1 Gempa Tasikmalaya 2009 ........................................................................................... 8
3.1.1 Dampak Gempa Tasikmalaya .............................................................................. 8
3.1.2 Penanganan Gempa Tasikmalaya ........................................................................ 9
3.1.3 Tahap Rekonstruksi ............................................................................................. 9
3.2 Upaya Pencegahan Gempa Bumi .............................................................................. 10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13
4
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.4 Tujuan
1. Mengidentifikasi faktor - faktor yang menyebabkan terjadinya gempa
2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat gempa yang terjadi di Tasikmalaya
3. Mengetahui kerusakan yang terjadi akibat gempa di Tasikmalaya
4. Merngetahui cara pemerintah dalam penanganan terhadap gempa di Tasikmalaya
5. Mengetahui upaya pencegahan gempa bumi dan cara meminimalisir kerusakan akibat
gempa
1.5 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai informasi dan pengetahuan terhadap bencana
gempa yang terjadi di Tasikmalaya. Juga dapat menjadi sarana referensi dalam melakukan
penanganan terhadap bencana gempa dan bagaimana menangani dampak dari gempa yang
terjadi di masa yang akan datang.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa
Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu
wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu.
Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala
yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah
skala yang dilaporkan oleh observatorium seismologi nasional yang diukur pada skala besarnya
lokal 5 magnitude. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3
magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan jika besarnya 7 lebih berpotensi
menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.. [2]
Pergerakan tiba‐tiba dari lapisan batuan di dalam bumi menghasilkan energi yang
dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempabumi atau gelombang seismik. Ketika
gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarannya dapat merusak segala sesuatu di
permukaan bumi seperti bangunan dan infrastruktur lainnya sehingga dapat menimbulkan
korban jiwa dan harta benda. [1]
Berbeda dengan letusan gunung api dan bencana alam lain yang didahului dengan
tanda‐tanda atau gejala‐gejala yang muncul sebelum kejadian, gempabumi selalu datang secara
mendadak dan mengejutkan sehingga menimbulkan kepanikan umum yang luar biasa karena
sama sekali tidak terduga sehingga tidak ada seorang pun yang sempat mempersiapkan diri. [1]
3
2.2 Jenis Gempa Bumi
2.2.1 Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh pelepasan energi
elastis yang tersimpan dalam lempeng tektonik. Karena adanya dinamika yang terjadi pada
lapisan mantel bumi, lempeng tektonik bumi kita ini terus menerima energi dari lapisan
tersebut.
Lempeng tektonik adalah batuan yang bersifat elastis, sehingga energi yang diterima
dari lapisan mantel tersimpan dalam bentuk energi elastis. Bila energi yang diterima sudah
melebihi batas elastisitas lempeng tektonik, maka energi akan terlepas dalam bentuk
deformasi plastis dan gelombang elastis. Daerah yang melepaskan energi elastis umumnya
daerah yang lemah sehingga di daerah tersebut akan mengalami deformasi plastis, sedangkan
daerah yang jauh dari sumber tersebut akan mengalami deformasi elastis dalam bentuk
gelombang seismik. Dengan adanya deformasi plastis di sekitar sumber gempabumi,
fenomena yang dapat diamati dalam jangka waktu panjang adalah terjadi pergerakan dari
lempeng tektonik dengan jenis pergerakan antara lain: penunjaman antara lempeng samudra
dan lempeng benua, tumbukan antara kedua lempeng benua, dan pergerakan lempeng
samudera yang saling menjauh, serta pergerakan lempeng yang saling bergeser. Dikarenakan
tepian lempeng yang tidak rata maka jika bergesekan maka, timbullah friksi. Friksi inilah
yang kemudian melepaskan energi goncangan gempa bumi. [1]
Lokasi sumber gempabumi berawal dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara,
sebagian berbelok ke Utara di Sulawesi, kemudian dari Nusa Tenggara sebagian terus ke
timur Maluku dan Irian. Hanya pulau Kalimantan yang relatif tidak ada sumber gempa kecuali
sedikit bagian timur. Hal ini dipengaruhi oleh aktifitas lempeng Indo‐Australia yang bergerak
menyusup di bawah lempeng Eurasia, demikian pula lempeng Pasifik bergerak ke arah barat.
Pertemuan lempeng tektonik Indo‐Australia dan Eurasia berada di laut merupakan
sumber gempa dangkal dan menyusup ke arah utara sehingga di bagian darat berturut‐turut
ke utara di sekitar Jawa dan Nusa Tenggara merupakan sumber gempa menengah dan dalam.
Kecepatan gerak lempeng diukur menggunakan sensor GPS (Global Positioning System).
Gempa‐gempa dangkal di bagian timur Indonesia selain berasosiasi dengan pertemuan
lempeng (trench) juga disebabkan oleh sesar‐sesar aktif, seperti sesar Palu Koro, sesar
Sorong, sesar Seram, dan lain‐lain.
Beberapa tempat di Sumatera, Jawa, Nusa tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Irian rentan
terhadap bencana gempabumi baik yang bersifat langsung maupun tak langsung seperti
tsunami dan longsor. [1]
4
Gambar 2.2 Peta zonasi gempa tahun 2017
5
Gambar 2.4 Pertemuan dua lempeng
7
BAB III
PEMBAHASAN
Gempa yang terjadi di Tasikmalaya terfokus tergesernya pelat lempengan yang besar.
Bagaimanapun gempa yang terjadi memicu terjadinya patahan yang lebih besar lagi pada zona
pergeseran lempeng. Gempa lain yang terjadi pada zona pergeseran juga dapa dirasakan hingga
bagian selatan dari Yogyakarta. Oleh karena itu para ahli menyatakan bahwa gempa yang
terjadi pada Yogyakarta dengan magnitudo 6.2 mempunyai keterkaitan dengan gempa yang
terjadi di Jawa Barat.
3.1.1 Dampak Gempa Tasikmalaya
Dampak dari terjadinya gempa di Tasikmalaya pada tahun 2009 dengan kekuatan
6.2 magnitudo yaitu terutama terdapat pada kerusakan pada bangunan khususnya keretakan
pada bangunan gedung. Hal ini dapat terlihat pada bangunan gedung yang terdapat di
Bandung dan Tasikmalaya yang menjadi episentrum atau pusat gempa. Selain itu juga
terjadi longsor yang menutupi 11 rumah di Cianjur. Bencana gempa juga mengakibatkan 1
rumah sakit rusak parah. Kerugian akibat gempa bumi ini ditaksir mencapai Rp322 miliar.
Kerugian yang dialami terutama pada hancurnya rumah-rumah penduduk. Rumah penduduk
yang rusak berat mencapai 11.939 rumah. Sedangkan rusak ringan mencapai 30.997 rumah,
untuk fasilitas pendidikan, sebanyak 172 sekolah rusak berat, sebanyak 179 madrasah
mengalami rusak berat dan 314 madrasah mengalami rusak ringan dan 13 pondok pesantren
mengalami kerusakan, sedangkan fasilitas umum yang rusak meliputi 87 kantor rusak berat,
159 kantor rusak ringan, 517 mesjid rusak berat dan 1036 mesjid rusak ringan. Sementara
pengungsi mencapai 38.296 kepala keluarga atau sebanyak 142.577 jiwa. Kerugian di Kota
8
Tasikmalaya sendiri kerugian tersebut berasal dari jumlah bangunan yang hancur. Sekitar
28 bangunan hancur, 283 rusak berat, dan 1.852 rusak ringan. Petugas dan pengamat
Gunung Galunggung menyebutkan Gunung Galunggu yang berada di Tasikmalaya retak
sepanjang 350 meter dengan lebar 0,5 centi meter. Keretakan tersebut melingkar di wilayah
bibir kawah, di Kecamatan Padakembang, dan kondisinya rentan berpotensi longsor apabila
terjadi hujan.
Gempa yang terjadi tidak hanya menyebabkan kerusakan pada bangunan gedung.
Dampak dari gempa tersebut juga merenggut korban jiwa sebanyak 79 orang dan korban
luka - luka. Selain itu korban juga mengalami berbagai penyakit, menderita kelaparan,
kedinginan karena mengungsi di tempat terbuka (bukan bangunan) dan sakit.
9
membutuhkan koordinasi dan perencanaan yang signifikan serta saling terintegrasi dengan
perencanaan pembangunan secara utuh (Coppola, 2006; Phillips, 2009).
Dana tanggap darurat diberikan pemerintah pada para korban bencana. Pendanaan
rekonstruksi maupun rehabilitasi merupakan kombinasi antara APBN, APBD Provinsi, dan
APBD Kabupaten/Kota. Besaran dana diberikan kepada masyarakat sesuai kerusakan atau
kerugian yang didapat. Contohnya dana tanggap darurat yang disalurkan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah kepada korban Tasikmalaya. Dana itu akan disalurkan kepada para
korban melalui masing-masing kecamatan. Rumah roboh diberi bantuan sebesar Rp 3 juta,
rumah rusak berat diberi Rp 2 juta, dan rumah rusak ringan diberi Rp 250.000. Dana bantuan
itu akan dibagikan untuk 258 rumah roboh, 962 rumah rusak berat, dan 2.345 rumah rusak
ringan.
PT Perusahaa Listrik Negara (PLN) Distribusi Jabar dan Banten memperbaiki
jaringan instalasi dan menargetkannnya untuk selesai dalam 3 hari pasca gempa. Akibat
kerusakan jaringan listrik, kerugian PLN mencapai Rp 4,26 miliar. Sebanyak 20.562 rumah
tidak bisa menikmati listrik karena rusaknya saluran listrik dari PLN ke rumah penduduk.
Selain itu rekonstruksi gempa Tasikmalaya meliputi dalam pemberian sandang,
pangan, dan papan itu tidak hanya melibatkan pemerintah (BPBD) melainkan dari berbagai
organisasi masyarakat maupun lapisan dari bidang perbisnisan. Contohnya seperti PT.
Otsuka Indonesia yang memberikan suplemen makanan disalurkan melalui RS Jasa Kartini,
Yayasan Sosial Bina Sejahtera juga memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena
bencana gempa bumi berupa pangan (sembako) yang di salurkan ke daerah pesisir pantai
Tasikmalaya, para pengungsi di Cisalak, Desa Cikangkareng, juga sudah mulai mendapat
distribusi air bersih sebanyak satu tangki dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Cianjur. Hal serupa dilakukan PDAM Tirta Sukapura, Kabupaten Tasikmalaya, dengan
menggilir tiga tangki sehari ke setiap lokasi, bantuan juga datang dari Komite Australia.
Australia menyediakan $5 juta untuk memperbaiki dan membangun kembali hingga 100
sekolah.
Setelah diberi bantuan mereka kemudian membangun rumahnya masing-masing
dengan pendampingan dari tim teknis. Tim teknis dari Institut Teknologi Bandung nantinya
akan memandu bagaimana membuat rumah yang tahan gempa. Adapun proses penilaian
kerusakan dan kerugian, menggunakan metode Economic Commission for Latin America
and the Carribean (ECLAC) yang dinilai memiliki tingkat akurasi tinggi.
10
4. Memperkuat bangunan- bangunan vital yang sifatnya penting dan sering dikunjungi
banyak orang.
5. Merencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian
di daerah yang rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah- daerah yang yang rawan gempa bumi dan juga pengaturan lahan.
7. Membekali pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya mengetahui cara- cara
penyelamatan ketika terjadi gempa bumi.
8. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat dan juga praktek penyelamatan diri dari
bencana gempa bumi.
9. Turut serta dalam pelatihan berbagai program upaya penyelamatan, kewaspadaan
masyarakat terhadap gempa bumi, dan juga dalam pelatihan pemadam kebakaran
serta pertolongan pertama ketika menghadapi bahaya.
10. Selalu mempersiapkan alat-alat yang penting, seperti pemadam kebakaran, peralatan
penggalian, dan lainnya.
11. Melatih anggota keluarga untuk melakukan kegiatan yang tanggap darurat.
12. Pembentukan kelompok penyelamat bencana alam.
11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah gempa bumi Tasikmalaya 2009 adalah:
1. Gempa tektonik tersebut terjadi akibat tumbukan lempeng Indo-Australia terhadap
lempeng Eurasia.
2. Dampak dari gempa tersebut juga merenggut korban jiwa sebanyak 79 nyawa. Korban
jiwa terfokus tergesernya pelat lempengan yang besar.
3. Terdapat kerusakan pada bangunan khususnya keretakan pada bangunan gedung.
Beberapa kerusakan terdapat di daerah Bandung dan Tasikmalaya juga tanah Longsor
di Cianjur
4. Penanganan yang dilakukan pasca gempa oleh pemerintah seperti pemberian bantuan
logistik, tempat tinggal sementara, dan kebutuhan dasar lainnya.
5. Beberapa upaya pencegahan gempa bumi atau cara meminimalisir kerusakan dan
korban akibat gempa bumi seperti mendesain bangunan tahan gempa, memperkuat
bangunan, zonasi daerah – daerah rawan gempa, melakukan penyuluhan kepada
masyarakat dan juga praktek penyelamatan diri dari bencana gempa bumi, dan lain lain.
12
DAFTAR PUSTAKA
Sunarjo., Gunawan, M. Taufik., Pribadi, Sugeng. 2012. Gempa Bumi Edisi Populer. Jakarta.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika [1]
https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi [2]
https://www.researchgate.net/publication/325264432_Pasca_Gempa_Tasikmalaya_2010
13