Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami mahasiswa Lanjut Jenjang D4 Teknik Infrastruktur
Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dapat menyelesaikan makalah
Dinamika Struktu dan Gempa ini. Shalawat serta Salam kami panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai suri tauladan pembawa kebenaran dan ilmu pengetahuan.

Keberhasilan penyusun makalah ini merupakan kerja keras kelompok kami yang
tentunya tidak lepas dari pengarahan beberapa pihak. Tidak lupa kami menyampaikan terima
kasih kepada dosen pembimbing yang membimbing kami dalam mata kuliah Dinamika
Struktur dan Rekayasa Gempa. Dan tidak lupa juga kepada teman-teman yang memberi
sumbangan pemikiran dalam penyelesaian makalah ini.

Kami harapkan laporan ini dapat membantu dan memberi manfaat kepada pembaca.
Kami juga menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna karena kesempurnaan hanyalah
milik Tuhan yang Maha Esa, untuk itu kami menerima kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan makalah ini. Atas semua itu kami ucapkan terima kasih.

Surabaya, 10 Oktober 2018

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Batasan Masalah .......................................................................................................... 1
1.4 Tujuan.......................................................................................................................... 2
1.5 Manfaat........................................................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................. 3

3
2.1 Umum .......................................................................................................................... 3
2.2 Jenis Gempa Bumi ...................................................................................................... 4
2.2.1 Gempa Bumi Tektonik ......................................................................................... 4
2.2.2 Gempa Bumi Vulkanik ........................................................................................ 5
2.2.3 Gempa Bumi Ledakan ......................................................................................... 6
2.2.4 Gempa Bumi Runtuhan........................................................................................ 6
2.3 Penyebab Terjadinya Gempa Tektonik ....................................................................... 6
2.4 Alat Pengukur Gempa ................................................................................................. 7
2.4.1 Seismograf ........................................................................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................ 8
3.1 Gempa Tasikmalaya 2009 ........................................................................................... 8
3.1.1 Dampak Gempa Tasikmalaya .............................................................................. 8
3.1.2 Penanganan Gempa Tasikmalaya ........................................................................ 9
3.1.3 Tahap Rekonstruksi ............................................................................................. 9
3.2 Upaya Pencegahan Gempa Bumi .............................................................................. 10
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13

4
1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan wilayah yang memiliki intensitas gempa yang sangat tinggi. Hal
itu terjadi karena Indonesia dilewati pertemuan 3 lempeng tektonik yang aktif yaitu lempeng
Indo-Australia, Eurasia dan lempeng Pasifik. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan
lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan lempeng Pasifik
di utara Irian dan Maluku utara. Di sekitar lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi
tabrakan terkumpul sampai suatu titik dimana lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan
tumpukan energi sehingga lepas berupa gempa bumi.
Parameter gempa inilah yang sangat berpengaruh, yaitu menimbulkan percepatan tanah
yang akan bekerja pada massa bangunan. Percepatan yang ditimbulkan akibat gempa
dipengaruhi oleh beberapa faktor magnitudo, kedalamandan jarak pusat gempa ke bangunan,
jenis tanah sebagai media perambatan geombang gempa ke bangunan yang dituju
(Ismail,2012).
Pada tanggal 2 September 2009, Indonesia diguncang gempa di daerah Tasikmalaya
7.3 Skala Richter. Gempa mengakibatkan kerusakan yang besar, baik korban jiwa dan material.
Gempa yang terjadi di Tasikmalaya tersebut disebabkan oleh aktivitas pergeseran lempeng
tektonik telah mengakibatkan kerusakan pada infrastruktur diantaranya yaitu jalan, jembatan,
dan gedung yang mengakibatkan sulitnya melakukan evakuasi korban gempa akibat
lumpuhnya akses dan rusaknya infrastruktur yang digunakan untuk melakukan evakuasi.
Terputusnya jalan dan jembatan serta rusaknya gedung – gedung membuat pemerintah
membuat tenda – tenda pengungsian sebagai sarana untuk menampung para pengungsi gempa.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai dampak dan kerusakan yang ditimbulkan
akibat gempa yang terjadi di Tasikmalaya serta faktor – faktor yang menyebabkan terjadinya
gempa. Dan pembahasan mengenai upaya pencegahan gempa bumi dan cara meminimalisir
kerusakan akibat gempa

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan gempa menjadi salah satu perhatian di indonesia :
1. Apa saja faktor – faktor yang menimbulkan gempa di Tasikmalaya?
2. Apa saja dampak yang ditimbulkan akibat bencana gempa di Tasikmalaya?
3. Kerusakan apa saja yang diakibatkan gempa di Tasikmalaya?
4. Bagaimana penanganan pemerintah terhadap bencana gempa di Tasikmalaya?
5. Bagaimana upaya pencegahan gempa bumi dan cara meminimalisir kerusakan akibat
gempa?

1.3 Batasan Masalah


Adapun batasan masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Tidak membahas bencana gempa dalam segi sosial

1
1.4 Tujuan
1. Mengidentifikasi faktor - faktor yang menyebabkan terjadinya gempa
2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat gempa yang terjadi di Tasikmalaya
3. Mengetahui kerusakan yang terjadi akibat gempa di Tasikmalaya
4. Merngetahui cara pemerintah dalam penanganan terhadap gempa di Tasikmalaya
5. Mengetahui upaya pencegahan gempa bumi dan cara meminimalisir kerusakan akibat
gempa

1.5 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai informasi dan pengetahuan terhadap bencana
gempa yang terjadi di Tasikmalaya. Juga dapat menjadi sarana referensi dalam melakukan
penanganan terhadap bencana gempa dan bagaimana menangani dampak dari gempa yang
terjadi di masa yang akan datang.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Umum
Gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat
pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik. Gempa
Bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi). Frekuensi suatu
wilayah, mengacu pada jenis dan ukuran gempa Bumi yang dialami selama periode waktu.
Gempa Bumi diukur dengan menggunakan alat Seismometer. Moment magnitudo adalah skala
yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia. Skala Rickter adalah
skala yang dilaporkan oleh observatorium seismologi nasional yang diukur pada skala besarnya
lokal 5 magnitude. Kedua skala yang sama selama rentang angka mereka valid. Gempa 3
magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terlihat dan jika besarnya 7 lebih berpotensi
menyebabkan kerusakan serius di daerah yang luas, tergantung pada kedalaman gempa.. [2]

Pergerakan tiba‐tiba dari lapisan batuan di dalam bumi menghasilkan energi yang
dipancarkan ke segala arah berupa gelombang gempabumi atau gelombang seismik. Ketika
gelombang ini mencapai permukaan bumi, getarannya dapat merusak segala sesuatu di
permukaan bumi seperti bangunan dan infrastruktur lainnya sehingga dapat menimbulkan
korban jiwa dan harta benda. [1]

Berbeda dengan letusan gunung api dan bencana alam lain yang didahului dengan
tanda‐tanda atau gejala‐gejala yang muncul sebelum kejadian, gempabumi selalu datang secara
mendadak dan mengejutkan sehingga menimbulkan kepanikan umum yang luar biasa karena
sama sekali tidak terduga sehingga tidak ada seorang pun yang sempat mempersiapkan diri. [1]

Gambar 1.2 Patahan yang terjadi akibat gempa

3
2.2 Jenis Gempa Bumi
2.2.1 Gempa Bumi Tektonik
Gempa bumi tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh pelepasan energi
elastis yang tersimpan dalam lempeng tektonik. Karena adanya dinamika yang terjadi pada
lapisan mantel bumi, lempeng tektonik bumi kita ini terus menerima energi dari lapisan
tersebut.
Lempeng tektonik adalah batuan yang bersifat elastis, sehingga energi yang diterima
dari lapisan mantel tersimpan dalam bentuk energi elastis. Bila energi yang diterima sudah
melebihi batas elastisitas lempeng tektonik, maka energi akan terlepas dalam bentuk
deformasi plastis dan gelombang elastis. Daerah yang melepaskan energi elastis umumnya
daerah yang lemah sehingga di daerah tersebut akan mengalami deformasi plastis, sedangkan
daerah yang jauh dari sumber tersebut akan mengalami deformasi elastis dalam bentuk
gelombang seismik. Dengan adanya deformasi plastis di sekitar sumber gempabumi,
fenomena yang dapat diamati dalam jangka waktu panjang adalah terjadi pergerakan dari
lempeng tektonik dengan jenis pergerakan antara lain: penunjaman antara lempeng samudra
dan lempeng benua, tumbukan antara kedua lempeng benua, dan pergerakan lempeng
samudera yang saling menjauh, serta pergerakan lempeng yang saling bergeser. Dikarenakan
tepian lempeng yang tidak rata maka jika bergesekan maka, timbullah friksi. Friksi inilah
yang kemudian melepaskan energi goncangan gempa bumi. [1]
Lokasi sumber gempabumi berawal dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara,
sebagian berbelok ke Utara di Sulawesi, kemudian dari Nusa Tenggara sebagian terus ke
timur Maluku dan Irian. Hanya pulau Kalimantan yang relatif tidak ada sumber gempa kecuali
sedikit bagian timur. Hal ini dipengaruhi oleh aktifitas lempeng Indo‐Australia yang bergerak
menyusup di bawah lempeng Eurasia, demikian pula lempeng Pasifik bergerak ke arah barat.
Pertemuan lempeng tektonik Indo‐Australia dan Eurasia berada di laut merupakan
sumber gempa dangkal dan menyusup ke arah utara sehingga di bagian darat berturut‐turut
ke utara di sekitar Jawa dan Nusa Tenggara merupakan sumber gempa menengah dan dalam.
Kecepatan gerak lempeng diukur menggunakan sensor GPS (Global Positioning System).
Gempa‐gempa dangkal di bagian timur Indonesia selain berasosiasi dengan pertemuan
lempeng (trench) juga disebabkan oleh sesar‐sesar aktif, seperti sesar Palu Koro, sesar
Sorong, sesar Seram, dan lain‐lain.
Beberapa tempat di Sumatera, Jawa, Nusa tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Irian rentan
terhadap bencana gempabumi baik yang bersifat langsung maupun tak langsung seperti
tsunami dan longsor. [1]

4
Gambar 2.2 Peta zonasi gempa tahun 2017

Gambar 2.3 Tipe pergerakan lempeng bumi

2.2.2 Gempa Bumi Vulkanik


Gempa bumi vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh kegiatan gunung api.
Magma yang berada pada kantong di bawah gunung tersebut mendapat tekanan dan
melepaskan energinya secara tiba‐tiba sehingga menimbulkan getaran tanah. Selain itu,
pelepasan energi stress tersebut juga menyebabkan gerakan magma secara perlahan.

5
Gambar 2.4 Pertemuan dua lempeng

2.2.3 Gempa Bumi Ledakan


Gempa ini disebabkan oleh suatu ledakan. Gempa ini pada dasarnya adalah akibat dari
perbuatan manusia. Ledakan yang besar dapat menyebabkan gempa, ledakan tersebut bisa
berasal dari bom atau ledakan nuklir. Gempa bumi ledakan diperkirakan banyak terjadi dan
merupakan dampak terbesar dari perang nuklir modern. Selama tes nuklir tahun 1930-an yang
dilakukan oleh United Sate, banyak kota kecil dan desa hancur akibat perbuatan tersebut.

2.2.4 Gempa Bumi Runtuhan


Jenis gempa ini umumnya lebih kecil dan paling umum terjadi di dekat tambang bawah
tanah. Gempa jenis ini kadang-kadang disebut sebagai ledakan tambang. Gempa bumi
runtuhan ini disebabkan oleh tekanan yang dihasilkan di dalam bebatuan. Gempa semacam
ini menyebabkan runtuhnya atap tambang yang memicu guncangan. Gempa bumi runtuhan
terjadi di daerah-daerah kecil di mana masih terdapat tambang-tambah bawah tanah.

2.3 Penyebab Terjadinya Gempa Tektonik


Gempa tektonik yang kuat sering terjadi di sekitar tapal batas lempengan-lempengan
tektonik. Lempengan-lempengan tektonik ini selalu bergerak dan saling mendesak satu sama
lain. Pergerakan lempengan-lempengan tektonik ini menyebabkan terjadinya penimbunan
energi secara perlahan-lahan. Gempa tektonik kemudian terjadi karena adanya pelepasan
energi yang telah lama tertimbun tersebut. Gempa tektonik biasanya jauh lebih kuat getarannya
dibandingkan dengan gempa vulkanik, maka getaran gempa yang merusak bangunan
kebanyakan disebabkan oleh gempa tektonik. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara
batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic plate (lempeng tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area dari lapisan
kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan tersebut begerak
perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya gempa tektonik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang
khusus dan menyempit, yakni mengikuti pola-pola pertemuan lempeng-lempeng tektonik yang
menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik lempeng
merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa Bumi tektonik yang melanda hampir
seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng tektonik.
6
2.4 Alat Pengukur Gempa
2.4.1 Seismograf
Seismometer (bahasa Yunani: seismos: gempa bumi dan metero: mengukur) adalah alat
atau sensor getaran, yang biasanya dipergunakan untuk mendeteksi gempa bumi atau getaran
pada permukaan tanah. Hasil rekaman dari alat ini disebut seismogram.
Prototip dari alat ini diperkenalkan pertama kali pada tahun 132 SM oleh
matematikawan dari Dinasti Han yang bernama Chang Heng. Dengan alat ini orang pada
masa tersebut bisa menentukan dari arah mana gempa bumi terjadi.
Dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka kemampuan seismometer dapat
ditingkatkan, sehingga bisa merekam getaran dalam jangkauan frekuensi yang cukup lebar.
Alat seperti ini disebut seismometer broadband.
Seismograf adalah sebuah perangkat yang mengukur dan mencatat gempa bumi. Pada
prinsipnya, seismograf terdiri dari gantungan pemberat dan ujung lancip seperti pensil.
Dengan begitu, dapat diketahui kekuatan dan arah gempa lewat gambaran gerakan bumi yang
dicatat dalam bentuk seismogram.
Jenis-Jenis Seismograph yang Pernah di Buat :
 Seismograf mekanis wiechert
 Seismograf mekanis optis Milne-Shaw
 Seismograf puntiran/torsi
 Seismograf kumparan bergerak
 Seismograf press dan ewing
 Seismograf reluktansi Benioff
 Seismograf elektrostatis Benioff
 Seismograf strain Benioff
Klasifikasi Pengukuran Gempa
Seismograf menggunakan dua klasifikasi yang berbeda untuk mengukur gelombang
seismik yang dihasilkan gempa, yaitu besaran gempa dan intensitas gempa. Kedua klasifikasi
pengukuran ini menggunakan skala pengukuran yang berbeda pula. Skala pengukuran gempa
tersebut terdiri dari Skala Richter dan Skala Mercalli. Skala Richter digunakan untuk
menggambarkan besaran gempa sedangkan Skala Mercalli digunakan untuk menunjukkan
intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah, gedung, dan manusia.

Gambar 2.5 Seismograf

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Gempa Tasikmalaya 2009


Terjadi gempa tektonik pada tanggal 2 September 2009 pada pukul 14:55:21 WIB dengan
pusat gempa di 142 km barat daya Tasikmalaya, Jawa Barat yang berkekuatan 7,3 pada Skala
Richter. Gempa tektonik tersebut terjadi akibat tumbukan lempeng Indo-Australia terhadap
lempeng Eurasia. Gempa yang mengguncang dilaporkan juga dirasakan hingga ke pulau Bali.
Terjadi gempa susulan berkekuatan 4,9 pada Skala Richter pada pukul 16.28 WIB.

Gambar 3. 1 Gempa Bumi Jawa Barat 2009

Gempa yang terjadi di Tasikmalaya terfokus tergesernya pelat lempengan yang besar.
Bagaimanapun gempa yang terjadi memicu terjadinya patahan yang lebih besar lagi pada zona
pergeseran lempeng. Gempa lain yang terjadi pada zona pergeseran juga dapa dirasakan hingga
bagian selatan dari Yogyakarta. Oleh karena itu para ahli menyatakan bahwa gempa yang
terjadi pada Yogyakarta dengan magnitudo 6.2 mempunyai keterkaitan dengan gempa yang
terjadi di Jawa Barat.
3.1.1 Dampak Gempa Tasikmalaya
Dampak dari terjadinya gempa di Tasikmalaya pada tahun 2009 dengan kekuatan
6.2 magnitudo yaitu terutama terdapat pada kerusakan pada bangunan khususnya keretakan
pada bangunan gedung. Hal ini dapat terlihat pada bangunan gedung yang terdapat di
Bandung dan Tasikmalaya yang menjadi episentrum atau pusat gempa. Selain itu juga
terjadi longsor yang menutupi 11 rumah di Cianjur. Bencana gempa juga mengakibatkan 1
rumah sakit rusak parah. Kerugian akibat gempa bumi ini ditaksir mencapai Rp322 miliar.
Kerugian yang dialami terutama pada hancurnya rumah-rumah penduduk. Rumah penduduk
yang rusak berat mencapai 11.939 rumah. Sedangkan rusak ringan mencapai 30.997 rumah,
untuk fasilitas pendidikan, sebanyak 172 sekolah rusak berat, sebanyak 179 madrasah
mengalami rusak berat dan 314 madrasah mengalami rusak ringan dan 13 pondok pesantren
mengalami kerusakan, sedangkan fasilitas umum yang rusak meliputi 87 kantor rusak berat,
159 kantor rusak ringan, 517 mesjid rusak berat dan 1036 mesjid rusak ringan. Sementara
pengungsi mencapai 38.296 kepala keluarga atau sebanyak 142.577 jiwa. Kerugian di Kota
8
Tasikmalaya sendiri kerugian tersebut berasal dari jumlah bangunan yang hancur. Sekitar
28 bangunan hancur, 283 rusak berat, dan 1.852 rusak ringan. Petugas dan pengamat
Gunung Galunggung menyebutkan Gunung Galunggu yang berada di Tasikmalaya retak
sepanjang 350 meter dengan lebar 0,5 centi meter. Keretakan tersebut melingkar di wilayah
bibir kawah, di Kecamatan Padakembang, dan kondisinya rentan berpotensi longsor apabila
terjadi hujan.
Gempa yang terjadi tidak hanya menyebabkan kerusakan pada bangunan gedung.
Dampak dari gempa tersebut juga merenggut korban jiwa sebanyak 79 orang dan korban
luka - luka. Selain itu korban juga mengalami berbagai penyakit, menderita kelaparan,
kedinginan karena mengungsi di tempat terbuka (bukan bangunan) dan sakit.

3.1.2 Penanganan Gempa Tasikmalaya


Beberapa penanganan pasca gempa Tasikmalaya telah dilakukan oleh beberapa
pihak, seperti mengevakuasi warga serta melakukan mitigasi bencana atau upaya untuk
mengurangi resiko bencana. Bidang Departemen Kesehatan juga mengirimkan beberapa
petugas ke Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur dengan membawa kantong mayat, genset
portable dan MP-ASI, serta menyiapkan tim bantuan bila diperlukan. Jajaran Dinas
Kesehatan setempat telah melakukan berbagai upaya untuk menolong korban gempa antara
lain pelayanan kesehatan di Puskesmas dan rumah sakit serta melakukan pemantauan di
lokasi bencana. Kesehatan. Pemerintah dan beberapa pihak juga mengirimkan kebutuhan
logistik dan kebutuhan tempat tinggal sementara untuk para korban bencana.

Gambar 3. 2 Kerusakan akibat gempa

3.1.3 Tahap Rekonstruksi


Tahap rekonstruksi bertujuan membangun kembali daerah bencana dengan
melibatkan semua masyarakat, perwakilan lembaga swadaya masyarakat, dan dunia usaha.
Pembangunan prasarana dan sarana haruslah dimulai dari sejak selesainya penyesuaian tata
ruang (apabila diperlukan) di tingkat Kota/Kabupaten terutama di wilayah rawan gempa
(daerah patahan aktif). Aktivitas pada fase ini lebih menitik beratkan kepada pembangunan
kembali dalam jangka panjang di berbagai aspek dimana kegiatan berlangsung

9
membutuhkan koordinasi dan perencanaan yang signifikan serta saling terintegrasi dengan
perencanaan pembangunan secara utuh (Coppola, 2006; Phillips, 2009).
Dana tanggap darurat diberikan pemerintah pada para korban bencana. Pendanaan
rekonstruksi maupun rehabilitasi merupakan kombinasi antara APBN, APBD Provinsi, dan
APBD Kabupaten/Kota. Besaran dana diberikan kepada masyarakat sesuai kerusakan atau
kerugian yang didapat. Contohnya dana tanggap darurat yang disalurkan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah kepada korban Tasikmalaya. Dana itu akan disalurkan kepada para
korban melalui masing-masing kecamatan. Rumah roboh diberi bantuan sebesar Rp 3 juta,
rumah rusak berat diberi Rp 2 juta, dan rumah rusak ringan diberi Rp 250.000. Dana bantuan
itu akan dibagikan untuk 258 rumah roboh, 962 rumah rusak berat, dan 2.345 rumah rusak
ringan.
PT Perusahaa Listrik Negara (PLN) Distribusi Jabar dan Banten memperbaiki
jaringan instalasi dan menargetkannnya untuk selesai dalam 3 hari pasca gempa. Akibat
kerusakan jaringan listrik, kerugian PLN mencapai Rp 4,26 miliar. Sebanyak 20.562 rumah
tidak bisa menikmati listrik karena rusaknya saluran listrik dari PLN ke rumah penduduk.
Selain itu rekonstruksi gempa Tasikmalaya meliputi dalam pemberian sandang,
pangan, dan papan itu tidak hanya melibatkan pemerintah (BPBD) melainkan dari berbagai
organisasi masyarakat maupun lapisan dari bidang perbisnisan. Contohnya seperti PT.
Otsuka Indonesia yang memberikan suplemen makanan disalurkan melalui RS Jasa Kartini,
Yayasan Sosial Bina Sejahtera juga memberikan bantuan kepada masyarakat yang terkena
bencana gempa bumi berupa pangan (sembako) yang di salurkan ke daerah pesisir pantai
Tasikmalaya, para pengungsi di Cisalak, Desa Cikangkareng, juga sudah mulai mendapat
distribusi air bersih sebanyak satu tangki dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Cianjur. Hal serupa dilakukan PDAM Tirta Sukapura, Kabupaten Tasikmalaya, dengan
menggilir tiga tangki sehari ke setiap lokasi, bantuan juga datang dari Komite Australia.
Australia menyediakan $5 juta untuk memperbaiki dan membangun kembali hingga 100
sekolah.
Setelah diberi bantuan mereka kemudian membangun rumahnya masing-masing
dengan pendampingan dari tim teknis. Tim teknis dari Institut Teknologi Bandung nantinya
akan memandu bagaimana membuat rumah yang tahan gempa. Adapun proses penilaian
kerusakan dan kerugian, menggunakan metode Economic Commission for Latin America
and the Carribean (ECLAC) yang dinilai memiliki tingkat akurasi tinggi.

3.2 Upaya Pencegahan Gempa Bumi


Upaya pencegahan gempa bumi adalah upaya pencegahan atau meminimalkan dampak
negatif yang akan terjadi dari gempa bumi. Beberapa upaya pencegahan yang dapat kita
lakukan antara lain sebagai berikut:
1. Membangun konstruksi bangunan yang tahan getaran atau gempa. Hal ini bisa
dilakukan terutama di daerah-daerah yang rawan terjadi gempa bumi.
2. Memperkuat bangunan agar sesuai dengan standar kualitas bangunan.
3. Untuk fasilitas umum, harus dibangun dengan kualitas tinggi.

10
4. Memperkuat bangunan- bangunan vital yang sifatnya penting dan sering dikunjungi
banyak orang.
5. Merencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian
di daerah yang rawan gempa bumi.
6. Zonasi daerah- daerah yang yang rawan gempa bumi dan juga pengaturan lahan.
7. Membekali pendidikan kepada masyarakat tentang pentingnya mengetahui cara- cara
penyelamatan ketika terjadi gempa bumi.
8. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat dan juga praktek penyelamatan diri dari
bencana gempa bumi.
9. Turut serta dalam pelatihan berbagai program upaya penyelamatan, kewaspadaan
masyarakat terhadap gempa bumi, dan juga dalam pelatihan pemadam kebakaran
serta pertolongan pertama ketika menghadapi bahaya.
10. Selalu mempersiapkan alat-alat yang penting, seperti pemadam kebakaran, peralatan
penggalian, dan lainnya.
11. Melatih anggota keluarga untuk melakukan kegiatan yang tanggap darurat.
12. Pembentukan kelompok penyelamat bencana alam.

11
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah gempa bumi Tasikmalaya 2009 adalah:
1. Gempa tektonik tersebut terjadi akibat tumbukan lempeng Indo-Australia terhadap
lempeng Eurasia.
2. Dampak dari gempa tersebut juga merenggut korban jiwa sebanyak 79 nyawa. Korban
jiwa terfokus tergesernya pelat lempengan yang besar.
3. Terdapat kerusakan pada bangunan khususnya keretakan pada bangunan gedung.
Beberapa kerusakan terdapat di daerah Bandung dan Tasikmalaya juga tanah Longsor
di Cianjur
4. Penanganan yang dilakukan pasca gempa oleh pemerintah seperti pemberian bantuan
logistik, tempat tinggal sementara, dan kebutuhan dasar lainnya.
5. Beberapa upaya pencegahan gempa bumi atau cara meminimalisir kerusakan dan
korban akibat gempa bumi seperti mendesain bangunan tahan gempa, memperkuat
bangunan, zonasi daerah – daerah rawan gempa, melakukan penyuluhan kepada
masyarakat dan juga praktek penyelamatan diri dari bencana gempa bumi, dan lain lain.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sunarjo., Gunawan, M. Taufik., Pribadi, Sugeng. 2012. Gempa Bumi Edisi Populer. Jakarta.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika [1]
https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi [2]
https://www.researchgate.net/publication/325264432_Pasca_Gempa_Tasikmalaya_2010

13

Anda mungkin juga menyukai