Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

BLUD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PALABUHANRATU


Jalan Jenderal Ahmad Yani No. 2 Telepon. (0266) 432081 Faximile. (0266) 432082
Website :www.rsudpalabuhanratu.sukabumikab.go.id E-mail rsudpalabuhanratu@yahoo.com
Palabuhanratu – kode pos : 43364

PROPOSAL BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH


(PELATIHAN MITIGASI BENCANA EKSTERNAL)

A. PENDAHULUAN
Menurut Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 Bab I Pasal 1 bahwa bencana terdiri dari:

1. Bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa
yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa umi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan dan tanah longsor.
2. Bencana nonalam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian
peristiwa nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi dan wabah penyakit.
3. Bencana sosial adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial antar kelompok atau antar
komunitas masyarakat dan teror.

Secara umum kondisi Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu kabupaten yang rawan
bencana. Berdasarkan Indeks Rawan Bencana Indonesia (IRBI) yang keluarkan oleh Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tahun 2013, Kabupaten Sukabumi menempati urutan
Ke-3(Tiga) daerah Rawan Bencana kategori kabupaten/kota di Indonesia. Sedangkan Se-Jawa
Barat, menempati urutan ke-4 (empat). Fakta juga menunjukan bahwa apabila terjadi bencana
ternyata masih belum optimalnya tingkat koordinasi yang baik antar instansi terkait. Padahal
dalam menghadapi dan menanggulangi berbagai macam permasalahanbencana tersebut
diperlukan suatu perencanaan dan penataan yang matang, sehingga dapat dilaksanakan secara
terarah dan terpadu. Di sisi lain, penanggulangan bencana yang dilakukan di Kabupaten
Sukabumi selama ini belum didasarkan pada langkah-langkah yang sistematis dan terencana,
sehingga acapkali terjadi tumpang tindih dan bahkan kadang-kadang terdapat langkah upaya
penting yang terlewati.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan encana,


Pemerintah Kabupaten Sukabumi diwajibkan untuk menyelenggarakan Penanggulangan
Bencana di daerahnya. Penanggulangan bencana tersebut meliputipemenuhan hak masyarakat
yang terkena bencana,perlindungan dari dampak bencana, peningkatan kapasitas masyarakat
untuk mengurangi risiko bencana, dan pembangunan fisik yang ramah bencana. Semua kegiatan
tersebut penganggarannya disesuaikan dengan kemampuanAnggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD).
Selain itu, Pemerintah Kabupaten Sukabumi juga memiliki hak untuk menetapkan kebijakan
penanggulangan bencana di daerahnya yang diselaraskan dengan kebijakan pembangunan daerah
serta memasukan unsur-unsur potensial dan teknologi yang ada di daerahnya.Mitigasi
merupakan suatu upaya untuk mengurangi resiko terburuk jika terjadi suatu bencana. Istilah
mitigasi sudah berkembang diindonesia terutama ketika bencana telah terjadi. Pemerintah
dengan wewenangnya telah peka akan istilah mitigasiini dengna pembuatan kebijakan dan
peraturan perundang-undangan diantaranya dengan adanya undang-undang no 24 tahun 2007
yang menjelaskan menganai dasar, prinsip, kewenangan dan tanggung jawab daerah serta
penyelenggara pemerintahan untuk penanggulangna s
uatu bencana. Pada undang-undang inipun dijelaskan menganai hak dan kewajiban masyarakat
dalam hal penanggulanagan bencana. Selain itu adapula peraturan pemerintah no 21 tahun 2008
mengenai penyelenggaraan penanggulangan bencana khususnya pada paragraph 5 pasal 87 poin
1 yang berbunyi “Partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia
usaha dan masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) huruf E bertujuan untuk
meningkatkan partisipasi dalam rangka membantu penataan daerah rawan bencana kearah lebih
baik dan rasa kepedulian daerah rawan bencana”. Berbagai terobosan yang dikeluarkan
pemerintah terssebut merupakan bukti nyata akan keseriusan dalam hal antisipasi suatu bencana,
hanya saja cukup disayangkan peraturan dan perundang-undangan yang dimaksudkan seringkali
sifatnya sporadis ketika bencana sudah terjadi, padahal yang dibutuhkan adalah bentuk prefentiv
atau antisipasi dini sebelum bencana terjadi.Pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu
cara prefentif untuk mengantisipasi dampak bencana yang terjadi, peberdayaan tersebut dapat
dimulai dari lembaga-lembaga masyarakat. Sebagai kajian empiric dari bencana dicontohkan
wilayah Kabupaten Sukabumi dimana potensi bencana dikatakan cukup tinggi dengan
keberadaan kota yang dikelilingi gunung dan terdapat gunung berapi serta kondisi tanah yang
labil akibat tingkat kecekungan yang rendah selain itu potensi jumlah korban jiwa akan banyak
akibat jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi
yang banyak.Berdasarkan latar belakang diatas maka sudah semestinya perlu adanya pendidikan
dan pelatihan mitigasi bencana dimulai dari lembaga-lembaga masyarakat yang ada
diwilayah Kabupaten Sukabumi, hal tersbeut dilakukan sebagai bentuk nyata dari upaya
preventif terhadap pengurangan resiko korban jiwa jika suatu bencana terjadi.

B. TUJUAN PELATIHAN
1. Memberikan pengetahuan dalam hal pembuatan keputusan darurat untuk lembaga
masyarakat
2. Memberikan dan meningkatkan pengetahuan tentang kebencanaan bagi lembaga
masyarakat
3. Memberikan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mitigasi
kebencanaan mulai dari sebelum bencana, pada saat bencana terjadi dan ketika bencana
usai pada lembaga masyarakat

C. HASIL YANG DIHARAPKAN


1. Lembaga masyarakat mampu mengidentifikasi berbagai gejala bencana alam yang akan
terjadi.
2. Lembaga masyarakat mampu membuat suatu pemetaan wilayah mitigasi bencana alam.
3. Lembaga masyarakat mengetahui apa yang akan dilakukan ketika bencana belum terjadi,
pada saat bencana terjadi dan setelah bencana terjadi.
4. Sebagai agen perubahan lembaga masyarakat mampu memilki kemampuan dalam
pengambilan keputusan secara darurat.

D. SASARAN PELATIHAN

Sasaran pelatihan ini adalah


E. MATERI PELATIHAN
1. Pengetahuan tentang kajian risiko bencana.
2. Pengetahuan tentang ilmu mitigasi kebencanaan.
3. UU No 4/2007 mengenai Penanggulangan Bencana
4. .SOP kebencanaan daerah.
F. WAKTU/TEMPAT

Hari/Tanggal : Agustus 2018


Waktu : 08.00 – 16.00 WIB
Tempat : Aula Manajemen BLUD RSUD Palabuhanratu
Narasumber :

G. Rincian BIAYA
1. Honor Panitia = Rp. 1.150.000

2. Honor Narasumber =Rp 4.500.000

3.

4. Makan 90 Orang x Rp. 25.000 x 1 hari = Rp. 2.250.000

5. Snack 90 Orang x Rp. 10.000 x 1 hari = Rp. 900.000

6. Sertifikat = Rp 2.000.000

7. ATK = Rp 500.000

8.

9.

Jumlah Rp
H. PENUTUP

Demikian proposal ini dibuat, semoga Bapak berkenan untuk menyetujui dan
memberikan dukungan. Atas persetujuannya kami ucapkan terimakasih.

Palabuhanratu Agustus 2018

Ka. Bidang Pelayanan Ka.Sie Keperawatan


BLUD RSUD Palabuhanratu BLUD RSUD Palabuhanratu

Saeful Ramdhan, SKM Ners Syarif Usman, SKep.M.M.Kes


NIP 196501081989021001 NIP 196609261989031007

Anda mungkin juga menyukai