Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan bakar memiliki peran yang penting dalam kehidupan manusia. Krisis
energi yang terjadi di dunia, khususnya dari bahan bakar fosil yang bersifat tak
terbaharukan (non renewable) disebabkan karena menipisnya cadangan minyak
bumi. Hal ini mengakibatkan meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM).
Selain itu peningkatan harga minyak bumi akan memberikan dampak yang besar
bagi pembangunan bangsa Indonesia. Konsumsi BBM yang mencapai 1,3
juta/barel tidak seimbang dengan produksinya yang nilainya sekitar 1
juta/barel sehingga terdapat defisit yang harus dipenuhi melalui impor. Menurut
data ESDM (2006) cadangan minyak Indonesia hanya tersisa sekitar 9 milliar barel.
Apabila terus dikonsumsi tanpa ditemukannya cadangan minyak baru, diperkirakan
cadangan minyak ini akan habis dalam dua dekade mendatang. Oleh karena itu
perlu dicari sumber-sumber bahan bakar alternatif yang bersifat terbaharukan
(renewable) dan ramah lingkungan (Wiratmaja, 2010).

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun penelitian ini bertujuan untuk :

a. Pengertian Fosil Cair atau Minyak Bumi ?

b. Bagaimana sejarah ditemukannya Fosil Cair atau Minyak Bumi ?

c. Bagaimana proses pembentukan Fosil Cair atau Minyak Bumi ?

d. Apa komponen dari Fosil Cair atau Minyak Bumi ?

e. Bagaimana Fosil Cair atau Minyak Bumi diolah hingga dapat digunakan ?

f. Produk Pengolahan Fosil Cair atau Minyak Bumi ?

g. Dampak Penggunaan Fosil Cair atau Minyak Bumi ?


1.3 Manfaat Penelitian

Kegunaan yang akan diperoleh setelah penelitian ini selesai adalah sebagai berikut :
 Untuk mengetahui asal mula ditemukannya Fosil Cair atau Minyak Bumi.
 Untuk mngetahui dampak penggunaan Fosil Cair atau Minyak Bumi.
 Untuk mengetahui komposisi dari Fosil Cair atau Minyak Bumi.
 Untuk mengetahui manfaat Fosil Cair atau Minyak Bumi.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Fosil Cair atau Minyak Bumi


Minyak bumi adalah suatu campuran kompleks yang sebagaian besar terdiri
atas hidrokarbon. Hidrokarbon yang tergantung dalam minyak bumi adalah alakana.
Kemudian sikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit
alkena, dan berbagai senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen, dan
belerang.
Minyak mentah (petroleum) adalah campuran yang kompleks, terutama
terdiri dari hidrokarbon bersama-sama dengan sejumlah kecil komponen yang
mengandung sulfur, oksigen dan nitrogen dan sangat sedikit komponen yang
mengandung logam.

Struktur hidrokarbon yang ditemukan dalam minyak mentah:


Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor,
dan industri, berasal dari minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Ketiga jenis bahan
bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan
bakar fosil.
Minyak bumi dan gas alam diduga berasal dari jasad renik lautan, baik
tumbuhan maupun hewan. Sisa-sisa rganisme itu mengendap didasar lautan,
kemudian tertutup oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah
menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan
meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik
itu dan mengubahnya menjadi miyak dan gas. Proses terbentuknya minyak dan gas
ini memakan waktu jutaan tahun.
Minyak dan gas yang terbentu meresap dalam bentuk batuan yang berpori
bagaikan air dalam batu karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu
daerah ke daerah yang lain, kemudian terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan
yang kedap. Walaupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak
sumber minyak dan gas yang terdapat di daratan. Hal itu terjadi karena pergerakan
kulit bumi, sehingga sebagaian besar lautan menjadi daratan.
B. Sejarah Fosil Cair atau Minyak Bumi
Saat ini, sejumlah besar ilmuwan secara umum berpendapat bahwa minyak
bumi adalah makhluk hidup purbakala yang di bawah tekanan suhu tinggi dan
setelah melalui proses pengolahan dalam jangka waktu yang panjang serta lamban,
maka makhluk hidup zaman purbakala baru berubah menjadi minyak bumi. Namun,
yang membuat para ilmuwan bingung adalah sebenarnya butuh berapa kali
organisme prasejarah dalam skala besar terkumpul dan terkubur, baru bisa
menghasilkan minyak bumi yang sedemikian banyak seperti sekarang ini.
Masalah ini terjawab di majalah Scientist akhir November 2003. Penulis
artikel tersebut yakni Jeffry S. Dukes dari Universitas Utah, melalui hasil hitungan
dari data industri dan geokimia serta biologi yang ada sekarang: 1 galon minyak
bumi Amerika, ternyata membutuhkan 90 ton tumbuhan purbakala sebagai bahan
material, artinya 1 liter minyak bumi berasal dari 23,5 ton tumbuhan purbakala. Lalu
berapa tumbuhan yang dapat mencapai 23,5 ton itu? Hasil hitungan didapati, bahwa
itu setara dengan 16.200 meter persegi jumlah tanaman gandum, termasuk daun,
tangkai dan seluruh akarnya.
Mengapa membutuhkan makhluk hidup purbakala dalam jumlah yang
sedemikian besar baru bisa mengubahnya menjadi minyak bumi? Penyebabnya
adalah bahwa minyak bumi harus di bawah tekanan suhu tinggi, dengan demikian
baru bisa menghasilkan minyak bumi, lalu setelah makhluk hidup purbakala mati,
jika penguburan tidak cepat, maka akan lapuk dan terurai
Dilihat dari segi lainnya, data geologi menunjukkan, bahwa bumi pada
zaman purbakala mutlak tidak mungkin lebih besar ukurannya dibanding bumi saat
ini, lagi pula jumlah kandungan oksigen di udara dan suhu udara pada zaman
purbakala kurang lebih 30% lebih tinggi dibanding bumi saat ini, atau dengan kata
lain, kecepatan busuknya makhluk hidup lebih cepat dibanding sekarang.
Seandainya minyak bumi berasal dari jasad makhluk hidup melalui sirkulasi karbon,
maka meskipun bentuk tubuh makhluk hidup purbakala lebih besar, namun jika
rasio penguburan lebih cepat dan skala besar malahan sangat rendah juga akan
sangat sulit, ini adalah yang bisa diketahui dari fosil dinosaurus yang tidak sempurna
dan tidak banyak jumlahnya, yang hanya dapat kita gali sekarang ini. Sebuah fosil
individual dinosaurus yang demikian tidak mudah untuk disimpan.
C. Pembentukan Fosil Cair atau Minyak Bumi
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak, kendaraan bermotor
danindustriberasal dari minyak bumi,gas alam dan batu bara. Ketiga jenis tersebut
bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehinggga disebut
bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan,
tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lampau.Sisa-sisa
organisme itu mengendap di dasar lautan yang kemudian ditutupi oleh lumpur.
Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh suhu
dan tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu,dengan meningkatnya tekanan dan
suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu dan mengubahnya
menjadi minyak dan gas.
Proses pembentukan minyak dan gas ini memakan waktu jutaan tahun.
Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori bagaikan air
dalam batu karang. Minyak dangas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke
daerah lain, kemudian terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap.
Walaupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber
minyak dan gas yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit
bumi, seingga sebagian lautan menjadi daratan.
Membahas identifikasi minyak bumi tidak dapat lepas dari bahasan teori
pembentukan minyak bumi dan kondisi pembentukannya yang membuat suatu
minyak bumi menjadi spesifik dan tidak sama antara suatu minyak bumi dengan
minyak bumi lainnya.

D. Komposisi Fosil Cair atau Minyak Bumi


Gas alam terdiri dari alkana suhu rendah yaitu metana,etana,propana,dan
butana dengan metana sebagai komponen utamanya. Selain itu alkana juga terdapat
berbagai gas lain seperti karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S).
Alkana adalah golongan senyawa yang kurang reaktif karena sukar
bereaksisehinggga disebut parafin yang artinya afinitas kecil.Reaksi penting dari
alkana adalah pembakaran, substitusi, dan perengkahan (Cracking).Pembakaran
sempurna menghasilkan CO2 dan H2O
Reaksi pembakaran propana
C3H8 + 5O2 → 3CO2 + 4H2O
Jika pembakaran tidak sempurna menghasilkan CO dan H2O,atau jelaga
(partikel karbon )
Beberapa sumur gas juga mengfandung helium. Etana dalam gas alam
biasanya dipisahkanuntuk keperluan industri. Propana dan Butana juga dipisahkan
kemudian dicairkan yangdikenal dengan LPG. Metana terutama digunakan sebagai
bahan bakar,sumber hidrogen dan untuk pembuatan metanol.
Minyak bumi adalah suatu capuran kompleks yang sebagian besar terdiri
atas hidrokarbon.Hidrokarbon yang terkandung dalam minyak bumi terutama
alkana, kemudiansikloalkana. Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik,
sedikit alkena dan berbagai senyawa karbon yang mengandung oksigen, nitrogen,
dan belerang. Komposisi minyak bumisngat bervariasi dari suatu sumur ke sumur
lainnya dan dari suatu daerah ke daerah lain.
Banyaknya atom
karbon
1-4 => fraksi gas : bahan bakar pemanas
5 – 10 => bensin : bahan bakar mobil
11 – 12 => minyak tanah :bahan jet
13 – 17 =>minyak Gas : pemanas
18 – 25 => minyak gas berat: bahan bakar pemanas

E. Pengolahan Minyak Bumi


Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi
diperoleh denganmembuat sumur bor. Di Indonesia penambangan minyak terdapat
di berbagai tempat,misalnya Aceh, Sumatera Utara , Kalimantan , dan Irian
Jaya.Minyak mentah (crude oil )berbentuk cairan kental hitam dan berbau kurang
sedap. Minyak mentah belum dapatdigunakan sebagai bahan bakar maupun untuk
keperluan lainnya, tetapi harus diolah terlebih dahulu.
Minyak mentah (cruide oil ) mengandung sekitar 500 jenis hidrokarbon
dengan jumlah atomC-1 hinggga 50, karena titik didih karbon telah meningkat
seiring bertambahnya jumlah atomC dalam molekulnya.Oleh karena itu pengolahan
(pemurnian =refining ) minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat, dimana
minyak mentah dipisahkan ke dalamkelompok-kelompok (fraksi) dengan titik didih
yang mirip.Mula-mula minyak mentah padasuhu sekitar 400°C, kemudian dialirkan
ke dalam menara fraksionasi.
Komponen yang titik didihnya tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke
bawah,sedangkanyang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian
atasmelalui sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas,
suhu dalam menara fraksionasi itusemakin rendah. Sehingga setiap kali komponen
dengan titik didih lebih tinggi akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen
yang titik didihnya lebih rendah naik ke atas. hidrokarbon rantai panjang dimana
memiliki jumlah atom karbon lebih banyak maka titik didihnya lebih tinggi.
Minyak Bumi dan gas alam terbentuk dari hasil pelapukan sisa-sisa
tumbuhan dan hewan yang tertimbun dalam kerak bumi selama jutaan tahun. Akibat
pengaruh suhu dan tekanan tinggi selama jutaan tahun, sisa tumbuhan dan hewan
tersebut berubah menjadi minyak bumi. Minyak bumi yang terjadi merembes ke atas
dan terkumpul dalam batuan reservoir, yaitu batuan berpori yang dapat ditembus
oleh minyak bumi. Jika penumpukan minyak ini banyak jumlahnya dan
menguntungkan, maka akan dilakukan pengeboran.
Suatu contoh anjungan pengeboran minyak lepas di pantai . minyak mentah
yang diperoleh ditampung dalam kapal tanker atau dialirkan melalui pipa ke stasiun
tanki atau ke kilang minyak. Di indonesia penambangan minyak terdapat di berbagai
tempat, seperti misalnya Aceh, Sumatra Utara, Pulau Jawa, Riau, Kalimantan dan
Irian Jaya.
Minyak mentah (crude oil) berbentuk cairan kental hitam dan berbau.
Pengolahan minyak bumi dimulai dengan memnasakan minyak mentah pada suhu
sekitar 4000C, kemudian dialirkan ke dalam menara fraksionasi di mana akan terjadi
pemisahan berdasarkan perbedaan titih didih. Komponen yang titik didihnya lenih
tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan yang titik didihnya
lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian tas, suhu semaki rendah , sehingga
setiap kali komponen dengan titik didihnya lebih rendah akan terus naik ke bagian
yang lebih atas lagi. Demikian selanjutnya, sehingga berupa gas. Komponen yang
mencapai puncak menara adalah komponen pada suhu kamar berupa gas.
Komponen yang berupa gas itu disebut gas petroleum. Melalui kompresi dan
pendinginan, gas petroleum dicairkan sehingga diperoleh LPG (liquified Petroleum
Gas). Adapun pada pemrosesan minyak bumi melibatkan 2 proses utama, yaitu :
1. Proses pemisahan (separation processes)
2. Proses konversi (convertion processes)
Proses pengilangan (refines) pertama-tama adalah mengubah komponen
minyak menjadi fraksi-fraksi yang laku dijual berupa beberapa tipe dari destilasi.
Beberapa perlakuan kimia dan pemanasan dilakukan untuk memperbaiki kualitas
dari produk minyak mentah yang diperoleh. Misalnya pada tahun 1912 permintaan
gasolin melebihi supply dan untuk memenuhi permintaan tersebut maka digunakan
proses "pemanasan" dan "tekanan" yang tinggi untuk mengubah fraksi yang tidak
diharapkan. Molekul besar menjadi yang lebih kecil dalam range titik didih gasolin,
proses ini disebut cracking.

F. Dampak Penggunaan Minyak Bumi


Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam
untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif
terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan
beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan lingkungan:

1. Dampak Bagi Cuaca Dan Iklim.


Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya:
minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon
dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang
menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).
Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di
udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia
(misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan
transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan
mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx
tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan
terjadinya hujan asam.
Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang
berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti
kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari
kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi ke udara dapat membentuk asam
sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.
Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan
dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang
merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut
bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan
normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan
tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan
hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman
produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya
makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung
menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk). Proses terjadinya hujan
asam.
Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya
kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh
kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-
batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.
Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida
(CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di
atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan
pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi
inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi
naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan
permukaan air laut. Proses terjadinya efek rumah kaca.
Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal,
antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas
bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang
menyebabkan pemasanan global

2. Dampak Terhadap Perairan.


Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan
pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker
minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke
laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada
dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.
Pencemaran air oleh minyak bumi umumnya disebabkan oleh pembuangan
minyak pelumas secara sembarangan. Di laut sering terjadi pencemaran oleh
minyak dari tangki yang bocor. Adanya minyak pada permukaan air
menghalangi kontak antara air dengan udara sehingga kadar oksigen
berkurang.
3. Dampak Terhadap Tanah.
Dampak penggunaan energi terhadap tanahdapat diketahui, misalnya
dari pertambahan batu bara. Msalah yang berkaitan dengan lapisan tanah
muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit MiniJika terhirup
dan masuk ke tubuh, sebagian besar akan ditimbun dalam tulang. Ketika
orang mengalami stres, pebe diremobilisasi dari tulang dan masuk ke
peredaran darah sehingga menimbulkan risiko keracunan. Dalam jangka
panjang, penimbunan pebe bisa berbahaya.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
 minyak bumi berada pada lapisan bawah permukaan laut.
 minyak bumi terbentuk dari fosil makhluk hidup yang telah mati.
 minyak bumi terbentuk dalam waktu jutaan tahun.
 minyak bumi sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia.
 minyak bumi juga bisa membahayakan kehidupan manusia jika
dipergunakan secara boros atau berlebihan.

B. SARAN
Jadi gunakanlah minyak bumi se-efisien mungkin, kurangi pemakaian alat
transportasi bermotor. Karena pemakaian minyak bumi yang berlebihan juga
dapat menyebabkan pembakaran yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan
polusi. Karena selain dapat mengurangi polusi penghematan juga dapat
menyimpan minyak bumi untuk kehidupan di masa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai