Anda di halaman 1dari 1

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sudah meneliti jenis obat yang membuat para

remaja di Kendari bersikap seperti orang kesurupan hingga dibawa ke rumah sakit jiwa dan
sejumlah rumah sakit lainnya. Bahkan dua remaja tewas. Obat yang dikonsumsi itu merupakan
tablet PCC yang mengandung Carisoprodol atau Karisoprodol.
Dalam situs resminya, BPOM memberikan penjelasan terkait kasus ini:
1. Kasus ini tengah ditangani oleh pihak Kepolisian RI bersama Badan POM RI guna
mengungkap pelaku peredaran obat tersebut serta jaringannya. Badan POM RI dalam hal ini
berperan aktif memberikan bantuan ahli serta uji laboratorium dalam penanganan kasus tersebut.
Badan POM RI dalam hal ini berperan aktif memberikan bantuan ahli serta uji laboratorium
dalam penanganan kasus tersebut.
2. Badan POM RI secara serentak telah menurunkan Tim untuk menelusuri kasus ini lebih lanjut
dan melakukan investigasi apakah ada produk lain yang dikonsumsi oleh korban.
3. Hasil uji laboratorium terhadap tablet PCC menunjukkan positif mengandung Karisoprodol.
4. Karisoprodol digolongkan sebagai obat keras. Mengingat dampak penyalahgunaannya lebih
besar daripada efek terapinya, seluruh obat yang mengandung Karisoprodol dibatalkan izin
edarnya pada tahun 2013.
5. Obat yang mengandung zat aktif Karisoprodol memiliki efek farmakologis sebagai relaksan
otot namun hanya berlangsung singkat, dan di dalam tubuh akan segera dimetabolisme menjadi
metabolit berupa senyawa Meprobamat yang menimbulkan efek menenangkan (sedatif).
6. Penyalahgunaan Karisoprodol digunakan untuk menambah rasa percaya diri, sebagai obat
penambah stamina, bahkan juga digunakan oleh pekerja seks komersial sebagai “obat kuat”.
7. Badan POM RI sedang dan terus mengefektifkan dan mengembangkan Operasi Terpadu
Pemberantasan Obat-Obat Tertentu yang sering disalahgunakan dan memastikan tidak ada bahan
baku dan produk jadi Karisoprodol di sarana produksi dan sarana distribusi di seluruh Indonesia.
Badan POM RI bersama Kepolisian dan BNN serta instansi terkait lainnya telah sepakat untuk
berkomitmen membentuk suatu tim Aksi Nasional Pemberantasan Penyalahgunaan Obat yang
akan bekerja tidak hanya pada aspek penindakan, namun juga pada aspek pencegahan
penyalahgunaan obat. Pencanangan aksi tersebut direncanakan pada tanggal 4 Oktober 2017.
Badan POM RI tetap memantau dan menindaklanjuti pemberitaan ini. Jika masyarakat
memerlukan informasi lebih lanjut dapat menghubungi contact center HALO BPOM RI di
nomor telepon 1-500-533 atau sms 0-8121-9999-533 atau email halobpom@pom.go.id atau Unit
Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) di seluruh Indonesia.

Read more at https://kumparan.com/salmah-muslimah/penjelasan-lengkap-bpom-soal-tablet-pcc-


di-kendari#s5WhXZkOpwfLiEZD.99

Anda mungkin juga menyukai