DI SUSUN OLEH
P201802008
L4 KEPERAWATAN
Peradangan pleura
Eksudat
Gangguan ventikasi,
difusi dan Respon psikososial
Ekspansi paru transportasi gas
Ekspansi paru
Produksi secret
Eksudat
Respon psikososial
Kecemasan
5 DO : Peradangan pleura Risiko infeksi
- Pemasangan selang pada
dadanya Permeable membrane kapiler
- Kesadaran meningkat
komposmentis
DS : Cairan protein dari getah bening
- masuk ke rongga pleura
Eksudat
Pemasangan WSD
Diskontinuitas jaringan
Risiko infeksi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
5. Intervensi Keperawatan
b. ETIOLOGI
Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan seperti pada
dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor mediatinum, sindroma meig (tumor
ovarium) dan sindroma vena kava superior.
Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang (tuberculosis, pneumonia, virus),
bronkiektasis, abses amuba subfrenik yang menembus ke rongga pleura, karena tumor
dimana masuk cairan berdarah dan karena trauma. Di Indonesia 80% karena
tuberculosis. Kelebihan cairan rongga pleura dapat terkumpul pada proses penyakit
neoplastik, tromboembolik, kardiovaskuler, dan infeksi. Ini disebabkan oleh sedikitnya
satu dari empat mekanisme dasar :
a) Peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik
b) Penurunan tekanan osmotic koloid darah
c) Peningkatan tekanan negative intrapleural
d) Adanya inflamasi atau neoplastik pleura
Neoplasma, seperti neoplasma bronkogenik dan metastatik.
Kardiovaskuler, seperti gagal jantung kongestif, embolus pulmonary dan perikarditis.
Penyakit pada abdomen, seperti pankreatitis, asites, abses dan sindrom Meigs.
Infeksi yang disebabkan bakteri, virus, jamur, mikobakterial dan parasit.
Trauma
Penyebab lain seperti lupus eritematosus sistemik, rematoid arthritis, sindroms nefrotik
dan uremia
c. MANIFESTASI KLINIS
Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan, setelah
cairan cukup banyak rasa sakit
Adanya gejala-gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, dan nyeri dada
pleuritis (pneumonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosisi), banyak keringat,
batuk, banyak sputum.
Deviasi trachea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi penumpukan
cairan pleural yang signifikan.
Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan duduk akan berlainan, karena cairan
akan berpindah tempat. Bagian yang sakit akan kurang bergerak dalam pernapasan,
fremitus melemah (raba dan vocal), pada perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan
duduk permukaan cairan membentuk garis melengkung (garis Ellis Damoiseu).
Didapati segitiga Garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani dibagian atas
garis Ellis Domiseu. Segitiga Grocco-Rochfusz, yaitu daerah pekak karena cairan
mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi daerah ini didapati vesikuler
melemah dengan ronki.
Pada permulaan dan akhir penyakit terdengar krepitasi pleura.
d. PATOFISIOLOGI PENYAKIT
Normalnya hanya terdapat 10-20ml cairan pada rongga pleura, jumlah cairan
di rongga pleura tetap. Karena adanya tekanan hidrostatis pleura parientalis sebesar
9cm H2O. Akumulasi cairan pleura dapat terjadi apabila tekanan osmotik koloid
menurun (misalnya pada penderita hipoalbuminemia dan bertambahnya permeabilitas
kapiler akibat adanya proses peradangan atau neoplasma. Bertambahnya tekanan
hidrostatis akibat kegagalan jantung dan tekanan negativ intrapleura apabila terjadi
atelektasis paru (Alsogaf, 1995).
Efusi pleura berarti terjadi penumpukan sejumlah besar cairan dalam cavum
pleura. kemungkinan proses akumulasi cairan di rongga pleura terjadi akibat beberapa
proses yang meliputi (Guyton dan Hall, 1997) :
a) Adanya hambatan drainase limpatik dari rongga pleura
b) Gagal jantung yang menyebabkan tekanan kapiler paru dan tekanan perifer
menjadi sangat tinggi sehingga menimbulkan transudasi cairan yang berlebihan ke
dalam rongga pleura
c) Menurunnya tekanan osmotik koloid plasma juga memungkinkan terjadinya
transudasi cairan yang berlebihan
d) Adanya proses infeksi atau setiap penyebab peradangan apapun pada permukaan
pleura dan rongga pleura dapat menyebabkan pecahnya membran kapiler dan
memungkinkan pengaliran protein plasma dan cairan ke dalam rongga secara
cepat.
Adapun bentuk cairan efusi akibat tuberkulosis paru adalah eksudat yang berisi
protein dan terdapat pada cairan pleura akibat kegagalan aliran protein getah bening.
Cairan ini biasanya serosa, namun kadang-kadang bisa juga hemarogi.
e. PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi :
a) Pleuritis tuberkulosis
Pengobatan dengan obat-obat anti tuberkulosis paru (Rifampisim, INH,
Pirozinamid atau etambutol).
b) Efusi pleura karena neoplasma
Pengobatan dengan kemoterapi dan mengurangi timbulnya cairan dengan
pleurodesis memakai zat-zat tetrasuklin.
c) Efusi karena prankreatitis
Pengobatannya dengan cara memberikan terapi peritoneo sentesis disamping
terapi dengan diuretic terapi terhadap penyakit asalnya.
Tindakan Medis :
a) WSD (Water Sealed Drainage )
Merupakan suatu tindakan yang memungkinkan cairan atau udara keluar dari
rongga pleura dn mencegah aliran balik kerongga pleura, sisi pemasangan untuk
drainage dekat dengan intracosca kelima atau keenam pada garis midklavikula.
b) Torakosintesis
Merupakan aspirasi cairan pleura sebagai sarana untuk diagnosis maupun
teurapeutik. Aspirasi dilakukan pada bagian bawah paru disela iga lX garis askila
posterior dengan memakai jarum abbocath no 14 atau 16. Torakosintesis dilakukan
untuk membuang cairan, untuk mendapatkan spesimen guna keperluan analisa dan
untuk menghilangkan dispnea. Namun, bila penyebab dasar adalah malignasi, efusi
dapat terjadi kembali dalam beberapa hari atau minggu. Torakosintesis berulang
mengakibatkan nyeri, penipisan protein, dan kadang pneumotoraks.
c) Pemberian antibiotik, Jika ada infeksi
d) Pleurodesis
Pada efusi karena keganasan dan efusi rekuren lain, diberikan obat (
tetrasiklin, kalk, dan biomisin ) melalui selang interkostalis untuk melekatkan kedua
lapisan pleura dan mencegah cairan terakumulasi kembali.
a) Biopsi pleura : untuk mengetahui adanya keganasan
g. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Terapi umum
Istirahat
Diet
Bebas
2. Medikamentosa
Obat pertama :
Tuberkulostatika (umumnya EF merupakan kompliksai TBC)
Antibiotika bila ada infeksi sekunder
Obat alternative :
Terapi simptomatis
Prednison, bila cairannya cukup banyak dan di sebabkan oleh tb paru
Enzim proteolitik
Roboranti
3. Punksi pleura (torakosentesis) kalau cairan massif, jangan lebih dari 1000-1500 cc
setiap kali punksi.Jika ada empiema di pasang WSD (WATER SEALED
DRAINAGE).