KELOMPOK 4
NATALIANTI YAKOBUS
LOURA DEBORA TUMEWAN
PUTRI KUMAAT
MOH. FIRMAN ZAKARIA
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua penggal kata, hypo=di bawah; thesa=kebenaran. Jadi
hipotesis secara etimologis artinya kebenaran yang masih diragukan. Hipotesis dapat
diartika sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian,
sampai terbukti kebenarannya melalui data yang terkumpul.
Menurut Nana Sudjana, hipotesis berasal dari kata hipo, artinya bawah dan tesis,
artinya pendapat. Hipotesis berarti pendapat yang kebenarannya masih belum meyakinkan.
Kebenaran pendapat tersebut perlu diuji atau dibuktikan.
Hipotesis adalah tiap pertanyaan tentang suatu hal yang bersifat sementara yang
belum dibuktikan kebenarannya secara empiris (Nasution, 2003;39)
Dari tiga pengertian hipotesis diatas dapat disimpulkan hipotesis adalah dugaan
sementara yang bersifat sementara yang masih dibuktikan kebenarannya melalui suatu
penelitian.
Hipotesis dilihat dari kategori rumusannya dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
Hipotesis yang menyatakan tidak adanya hubungan atau pengaruh antara variabel
dengan variabel lain.
Contoh : Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi
belajar siswa SD.
b. Hipotesis alternatif (Ha)
Hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara variabel dengan
variabel lain.
Contoh : Ada hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan prestasi belajar
siswa.
Menurut ( Freankle and Wallen 1990 : 42 ) Hipotesis alternatif ada dua macam,
yaitu Directional Hypotheses dan Non Directional Hypotheses.
Hipotesis tak terarah (non directional hypoteses ) adalah hipotesis yang diajukan
dan dirumuskan oleh peneliti tampak belum tegas bahwa variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen. ( Riyanto, yatim. Hal 17 -18 )
Dilihat dari sifat yang akan diuji, hipotesa penelitian dapat dibedakan menjadi dua
macam, yaitu :
Hipotesis yang menyatakan tentang saling hubungan antara dua variabel atau
lebih.
Contoh : Ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA antara yang diajar dengan
metode ceramah dan tanya jawab serta metode diskusi.
Contoh 1 : ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA antara yang di ajar dengan
metode ceramah + tanya jawab ( CT ) dan metode diskusi ( penelitian eksperimen ).
Contoh 2 : ada perbedaan prestasi belajar siswa SMA antara yang berada di kota
da di desa ( penelitian komparatif )
3. Hipotesis yang dilihat dari keluasan atau lingkup variabel yang diuji
a. Hipotesis Mayor
Hipotesis yang mencakup kaitan seluruh variabel dan seluruh subyek penelitian.
Contoh : Ada hubungan antara keadaan sosial ekonomi orang tua dengan prestasi
belajar siswa SMP.
b. Hipotesis Minor
Hipotesis yang terdiri dari bagian-bagian atau sub-sub dari hipotesis mayor.
Contoh :
Ada hubungan antara pendapatan orang tua dengan prestasi Belajar siswa
SMP.
Ada hubungan antara kekayaan orang tua dengan prestasi Belajar siswa SMP.
C. Syarat – Syarat Hipotesis
3) Compatibility : Hipotesa baru harus konsisten dengan hipotesa di lapangan yang sama
dan telah teruji kebenarannya, sehingga setiap hipotesa akan membentuk suatu
sistem.
4) Predictive : Hipotesa yang baik mengandung daya ramal tentang apa yang akan
terjadi atau apa yang akan ditemukan.
Suatu hipotesis harus merupakan penjelasan yang mungkin mengenai apa yang
seharusnya dijelaskan atau diterangkan.
Suatu hipotesis harus memprediksi hubungan antara dua atau lebih variabel.
4) Hipotesis yang diajukan peneliti harus bersifat testability artinya terdapat kemampuan
untuk dapat diuji.
Menurut M. Nazir 1988 ( hal 183 ) mengatakan bahwa hipotesis yang baik mempunyai
ciri – ciri berikut :
3) Hipotesa harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dan tumbuh dengan ilmu
pengetahuan
E. Sumber Hipotesis
Yaitu dari sumber pengetahuan umum peneliti mengenai bidang yang akan ditelitinya.
Yaitu bahwa teori-teori dan konsep-konsep yang sudah ada lalu dikendalikan
sedemikian rupa sehingga dapat dibentuk suatu hipotesis penelitian.
Yaitu hasil-hasil penelitian yang sudah ada disusun kembali menjadi hipotesis yang
kemudian diuji kembali kebenarannya.
Menurut MOH. Nadzir 1988 ( hal 186), menentukan suatu hipotesa memerlukan
kemampuan si peneliti dalam mengaitkan masalah – masalah dengan variable – variable
yang dapat diukur dengan suatu kerangka analisa yang dibentuknya. Menggali dan
merumuskan hipotesa mempumyai senimya sendiri. Si peniliti harus sanggup
memfokuskan permasalahan sehingga hubungan –hubungan yang terjadi dapat di terka.
Dalam menggali hipotesa, si peneliti harus :
1. Landasan teori
Bila landasan teori yang digunakan sudah kadaluarsa, kurang valid atau kurang
relevan diterapkan maka manjadi salah.
2. Kesalahan sampling
Keadaan ini terjadi bila sampel yang di ambil tidak representatif baik karena
terlalu kecil maupun kurang merata, sehingga tidak mencerminkan karakteristik
dari populasi.
Jika alat pengambilan datanya tidak valid atau tidak reliabel maka hal yang benar
akan terlihat palsu, sedang yang palsu terlihat benar. Apabila keadaan ini terjadi
maka hipotesis dengan sendirinya menjadi tidak terbikti.
4. Kesalahan penghitungan
Walaupun metode dan rumus yang di gunakan sudah benar, tetapi kalau terjadi
kesalahan dalam menghitung akan menjadikan hipotesis salah, meskipun
kebenarannya hipotesis tersebut sudah benar.
Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang
dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau “mengubah konsep-konsep
yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala
yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang
lain”. Penekanan pengertian definisi operasionreal ialah pada kata “dapat diobservasi”
(Young, dikutip oleh Koentjarangningrat, 1991;23).
Definisi Operasional ialah semua variable dan istilah yang akan digunakan dalam
penelitian secara operasional, sehingga mempermudah pembaca / penguji dalam
mengartikan makna penelitian.(Nursalam & Sisi Paniani, 2000;107)
1) Definisi harus dapat dibolak – balikan dengan hal yang didefinisikan (luas
keduanya harus sama)
3) Apa yang didefinisikan tidak bleh masuk dalam definisi. Misal, kepuasan adalah
rasa puas yang dirasakan seseorang terhadap.....
4) Definisi tidak boleh dinyatakan dalam bahasa yang kabur (ambigous). Misal,
kepuasan adalah rasa batin yang bersifat individual.....
Definisi operasional Tipe A dapat disusun didasarkan pada operasi yang harus
dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan
menjadi nyata atau dapat terjadi. Dengan menggunakan prosedur tertentu peneliti
dapat membuat gejala menjadi nyata.
2. Definisi Operasional Tipe B
Karaktersitik-karakteristik dinamisnya.
Ada berbagai cara untuk mendefinisikan suatu variabel. Adakalanya definisi tersebut
sekedar sinonim atau konseptual. Sinonim dari suatu variabel biasanya dapat ditemukan di buku
teks. Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang di amati dari suatu yang
di definisikan tersebut. Karakteristik yang dapat di amati ( di ukur ) itulah yang merupakan kunci
definisi operasional. Dapat di amati artinya memungkinkan peneliti untuk melakukn observasi
atau pengukutran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat di
ulangi lagi oleh orang lain. Sebaliknya definisi konseptual mendeskripsi sesuatu berdasarkan
kriteria konseptual atau hipotetik dan bukan pada ciri – ciri yang dapat di amati.
Konsep
Dimensi
Indikator
Definisi
Kepuasan
Persepsi terhadap pelayanan
Menurut ( Wasik, Ahmad. 2001 : 44 - 45 )Ada dua cara nengekspresikan variabel secara
operasional, yaitu cara langsung dan cara tidak langsung.
2) BB dengan usia
7) Dan sebagainya
Contoh :
b. “ Urine residu “ : banyaknya urin yang di peroleh pada kateterisasi setelah penderita
disuruh miksi sepenuhnya.
(2) korelasi ( baik dalam bentuk sebab akibat, perbedaan, maupun korelasi arti
sempit ) dapat di uji.
2. Nursalam dan Siti Pariani. 2000. Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan.
3. J.BRINK, Pamela dan J.Wood, Marielyn. 2000. Langkah Dasar Dalam Perencanaan Riset
Keperawatan edisi IV. Jakarta : EGC
5. Riyanto, Yatim M, Drs, Dr. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : SIC
6. Nasution MA, S, Prof, Dr. 2003. Metode Research. Jakarta : Bumi Aksara
http://hilyatulhusnaazizah.blogspot.com/2015/10/makalah-definisi-operasional-dan_3.html?m=1