TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
keadaan dimana asma adalah yang paling mungkin, sedangkan sebab lain
(Pierce, 2007).
spasme akut otot polos bronkus. Hal ini menyebabkan obstruksi aliran
B. ANATOMI FISIOLOGI
a.Hidung
lubang hidung.
b.Faring
c.Laring
dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel
dan di belakang terdiri dari jarigan ikat yang dilapisi oleh otot polos.
e. Bronkus
dari pada bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang.
Bronkus kiri lebih panjang dan lebih ramping dari yang kanan,
alveoli ini terdiri dari sel-sel epitel dan endotel. Jika dibentangkan
dari darah.
terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-
tiap lobus terdiri dari belahan yang kecil bernama segmen. Paru-
buah segmen pada lobus medialis, dan 3 buah segmen pada lobus
jaringan ikat yang berisi pembuluh darah getah bening dan saraf,
duktus
alveolus. Tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang
pertukaran zat antara oksigen yang ditarik dan udara masuk kedalam
dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa
kecil kembali, maka udara didorong keluar. Jadi proses respirasi atau
pernapasan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara
terdapat pada rangka dada yang lunak, yaitu pada orang-orang muda
tua, Karena tulang rawannya tidak begitu lembek dan bingkas lagi
selama 4 menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tidak dapat
a.Pernapaan paru
eksterna, oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernapas
okigen dari darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah
bronkus berakhir sampai pada mulut dan hidung. Empat proses yang
paru-paru.
C. ETIOLOGI
Sampai saat ini etiologi dari Asma Bronkhial belum diketahui. Suatu hal yang
Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun non
Asma adalah:
bulu binatang.
2. Faktor intrinsik(non-alergik) : tidak berhubungan dengan alergen,
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
a. Faktor predisposisi
Genetik
a. Faktor presipitasi
1. Alergen
2. Perubahan cuaca
3. Stres
Asma, selain itu juga bisa memperberat serangan Asma yang sudah
4. Lingkungan kerja
Asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang
melakukan aktifitas jasmani atau olah raga yang berat. Lari cepat
D. PATOFISIOLOGI
Suatu serangan Asma merupakan akibat obstruksi jalan napas difus reversible.
Obstruksi disebabkan oleh timbulnya tiga reaksi utama yaitu kontraksi otot-otot
pengisian bronki dengan mukus yang kental. Selain itu, otot-otot bronki dan
kelenjar mukusa membesar, sputum yang kental, banyak dihasilkan dan alveoli
yang dihasilkan (IgE) kemudian menyerang sel-sel mast dalam paru. Pemajanan
lambat (SRS-A). Pelepasan mediator ini dalam jaringan paru mempengaruhi otot
yang sangat banyak. Selain itu, reseptor α- dan β- adrenergik dari sistem saraf
peningkatan pelepasan mediator kimiawi dan konstriksi otot polos (Smeltzer &
Bare, 2002).
E. MANIFESTASI KLINIK
Gejala-gejala yang lazim muncul pada Asma Bronkhial adalah batuk, dispnea,
dan wheezing. Serangan seringkali terjadi pada malam hari. Asma biasanya
bermula mendadak dengan batuk dan rasa sesak dalam dada, disertai dengan
inspirasi, yang mendorong pasien unutk duduk tegak dan menggunakan setiap
spontan. Meskipun serangan asma jarang ada yang fatal, kadang terjadi reaksi
kontinu yang lebih berat, yang disebut “status asmatikus”, kondisi ini
F.PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
intravena 5-6 mg per kg, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam
hidrokortison 100-200 mg intravena jika tidak ada respon segera atau dalam
G. KOMPLIKASI
1.Pneumothoraks
dicurigai bila terdapat benturan atau tusukan dada. Keadaan ini dapat
menyebabkan kolaps paru yang lebih lanjut lagi dapat menyebabkan kegagalan
napas.
2.Pneumomediastinum
Laennec, kondisi ini dapat disebabkan oleh trauma fisik atau situasi lain
yang mengarah ke udara keluar dari paru-paru, saluran udara atau usus ke
3.Atelektasis
4.Aspergilosis
dan tersifat oleh adanya gangguan pernapasan yang berat. Penyakit ini juga
dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lainnya, misalnya pada otak dan
Aspergillus sp.
5.Gagal napas
6. Bronkhitis
atau merasa sulit bernapas karena sebagian saluran udara menjadi sempit
H. PENGKAJIAAN FOKUS
1. Pengkajian
serangan Asma
c. Pola eliminasi
eliminasi
d. Pola aktifitas dan latihan
berapa lama pasien tidur dan istirahat. Serta berapa besar akibat
kehidupan pasien.
2008).
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan spirometri
tubuh.
c. Pemeriksaan radiologi
e. Pemeriksaan sputum
f. Pemeriksaan eosinofil
a. Identitaspasien/ biodata
b. Pengkajian Primer
1. Airway
benda asing pada jalan napas (bekas muntahan, darah, sekret yang
jalan napas.
2. Breathing
Kaji keefektifan pola napas, respiratory rate, abnormalitas
suhu tubuh, warna kulit, kelembaban kulit, perdarahan eksternal jika ada.
4. Disability
5. Exposure
Berisi pengkajian terhadap suhu serta adanya injury atau kelainan
Tanda-tanda vital :
2. History (SAMPLE)
a.subjektif : berisi keluhan utama yang dirasakan pasien
b.Alergi: kaji adanya alergi terhadap makanan atau obat obatan
tertentu
c.Medikasi :kaji penggunaan obat yang sedang atau pernah
dikonsumsi
d.Riwayat penyakit sebelumnya: riwayat penyakit sebelumnya
atau kejadian
f.Event Leading :Berisi kronologi kejadian, lamanya gejala yang
daerah yangterkena.
← 3.Perkusi : pekak terjadi bila terisi cairan pada paru, normalnya timpani
(terisi udara)resonansi.
← 4. Auskultasi : suara pernafasan yang meningkat intensitasnya, adanya