Anda di halaman 1dari 13

TELAAH KASUS

MODUL PROSTHODONTI
GIGI TIRUAN PENUH

Oleh :
Anisa Rahmi Mulyati
1210342016

Pembimbing :
Drg. Hidayati, MKM

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2017
TELAAH KASUS

PROSTHODONTI

GIGI TIRUAN PENUH

Nama : Anisa Rahmi Mulyati

Preseptor : drg. Hidayati, MKM

Data Pasien

• Nama Pasien : Syaharman

• Umur : 55 tahun

• No. RM : 9503

• Alamat : Gang Loko No. 58, Pampangan

Anamnesa

• CC : Pasien datang dengan keluhan ingin dibuatkan gigi tiruan karena kesulitan
mengunyah makanan dan merasa kurang percaya diri dengan keadaannya yang hanya
memiliki 2 buah gigi.

• PI : Pasien kehilangan gigi sejak 10 tahun lalu. Pasien belum pernah memakai
gigi tiruan. dan pasien kehilangan gigi karena goyang

• PDH : Pasien sudah pernah ke dokter gigi untuk melakukan pencabutan. Pasien
terakhir kali mencabut giginya 5 tahun lalu.

• PMH : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik

• FH : Ayah dan Ibu pasien tidak dicurigai memiliki penyakit sistemik


Pemeriksaan Klinik

Ekstra Oral

• Muka : lonjong dan simetris

• Profil : lurus

• Pupil : sama tinggi

• Tragus : sama tinggi

• Hidung : simetris dan pernafasan melalui hidung lancar

• Rima oris : normal

• Bibir atas : normal

• Bibir bawah : normal

• Kelenjar getah bening :

Submandibularis kanan : tidak sakit dan tidak teraba

Submandibularis kiri : tidak sakit dan tidak teraba

Sublingualis : tidak sakit dan tidak teraba

• Sendi rahang

Kiri : clicking

Kanan : clicking

• Buka mulut : normal

• Kelainan lain : tidak ada kelainan lain

Pemeriksaan Intra Oral

Pemeriksaan umum

Higiene mulut : sedang


Saliva

Kuantitas : Banyak

Konsistensi : encer

Lidah

Ukuran : normal

Posisi Wright : Kelas I

Mobilitas : normal

Refleks muntah : sedang

Mukosa mulut : tidak ada kelainan

Oklusi : tidak ada

Kebiasaan Buruk :-

Pemeriksaan Lain

Vestibulum

Posterior kiri Posterior kanan Anterior

Rahang atas tinggi rendah sedang

Rahang bawah rendah sedang rendah

Procesus alveolaris

Posterior kiri Posterior kanan Anterior

Rahang atas

Bentuk U U U

Ketinggian rendah tinggi sedang


Tahanan jaringan tinggi tinggi tinggi

Rahang bawah

Bentuk parabola parabola parabola

Ketinggian sedang rendah sedang

Tahanan jaringan rendah rendah sedang

Frenulum

 Labialis superior : rendah

 Labialis inferior : rendah

 Bukalis RA kiri : rendah

 Bukalis RA kanan : rendah

 Bukalis RB kiri : rendah

 Bukalis RB kanan : rendah

 Lingualis : rendah

Palatum

• Bentuk : U form

• Kedalaman : sedang

• Torus palatinus : ada

Undercut : RA RB

• Kiri : Ada Tidak ada


• Kanan : Tidak ada Tidak ada

Ruang Retromilohioid

• Kiri : sedang

• Kanan : sedang

Bentuk lengkung

 RA :U

 RB : Parabola

Dasar mulut : normal

Lain- Lain :

 Eksostosis : tidak ada

 Torus mandibula : tidak ada

Diagnosa

• RA : edentulous parsial dengan sisa gigi 23 dan radiks 24

• RB : Full edentulous

Rencana Perawatan : pembuatan gigi tiruan penuh pada rahang atas dan bawah

Penentuan Desain Gigi Tiruan Penuh

1. Penetuan support : jenis support pada kasus ini adalah mucosa support, pada rahang

bawah support didapat dari retro molar pad dan buccal shelve sebagai support utama,

sedangkan support tambahan puncak linggir dan genial tubercle. Pada rahang atas

support utamanya adalah bagian horizontal pada maksila dari palatum durum sampai

midline rhapae, posterolateral alveolar ridge sebagai support tambahan. Pada kasus ini
pada rahang bawah terdapat kekurangan support yaitu kurangnya support utama bucal

shelve dan retromolar pad, dikarenakan linggirnya yang kecil.

2. Penentuan retensi : restensi yaitu suatu gaya yang menahan lepasnya gigi tiruan kea

rah vertical. Retensi dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu: factor anatomis, factor

fisiologis, factor muscular, factor mekanis, factor fisik. Pada kasus ini retensi didapat

dari factor anatomis (luas denture bearing area, bentuk denture bearing area, kualitas

denture bearing area), factor fisiologis ( kualitas saliva, dan laju aliran saliva [ dari

anamnesis pasien tidak xeortomia, pasien juga tidak menderita penyakit yang

mempengaruhi salivanya]), factor muscular ( perluasan basis gigi tiruan menutup

seluruh permukaan denture bearing area tanpa menimbulkan ganguan dan kesehatan

pada jaringan sekitar GT, gigi artificial GT disusun di daerah netral zone, oklusal

plane membagi dua ruang antar rahang atas dan bawah secara seimbang, permukaan

poles gigi tiruan dibentuk dengan benar bentuk sayap bukal dan lingual, otot-otot

bersandar pada GT dan memperkuat penutupan tepinya). Faktor fisik (tekanan

atmosferik, daya tarik menarik kapiler/ kapilaritas, tegangan permukaan, kohesi,

adhesi).

3. Penentuan stabilisasi : kemampuan/ kualitas GT berada ditempat ketika diberi gaya

horizontal. Stabilisasi ini diperoleh dari : perluasan landasan, menghindari ungkitan,

bertahan terhadap ungkitan, menghindari pengasahan dan intercuspal locking.

4. Penentuan arah pemasangan : arah pemasangan diperlukan jika terdapat undercut,

untuk menetukanya dilakukan surveying

5. Penentuan estetik : lebar gigi anterior depan sebagai patokan ukuran anasir didapat

dari C line. Pembuatan bite rime yang benar sehingga dapat membentuk profil wajah

kembali ( sulkus naso labialis, philtrum)

TAHAPAN PERAWATAN
Kunjungan 1

1. Pencetakan model study untuk diskusi kasus, dan model kerja untuk pembuatan

sendok cetak fisiologis (sendok cetak perorangan). Pencetakan dilakukan dengan

menggunakan alginate dan di cor dengan gips biru (tipe 3) dan gips kuning (tipe 4

atau 5). Pembuatan sendok cetak fisiologis dengan menggunakan akrilik self cure.

Kunjungan 2:

1. Setelah sendok cetak selesai dibuat dilakukan border molding dengan menggunakan

lilin compound. Caranya dengan memanaskan compound dan meletakkanya pada

bagian tepi sendok cetak lalu dimasukkan kedalam mulut kemudian bagian pipi, lidah,

dan mukosa bergerak lainnya digerak-gerakkan.

2. Setelah selesai border molding selanjutnya dilakukan pencetakan dengan

menggunakan bahan elastomer.

3. Setelah selesai pencetakan dengan elastomer, selanjutnya proses lab yaitu pengecoran

hasil cetakan dengan menggunakan gips kuning (tipe 4)

4. Setelah model selesai di cor, dilanjutkan pembuatan model malam untuk basis.

Kunjungan 3

1. Pada kunjungan ketiga dilakukan try in basis gigi tiruan, lihat retensi stabilisasinya.

2. Setelah itu dilakukan pemasangan bite rime pada rahang atas, lalu lihat tinggi bite rim

pada bagian anterio harus 1-2 mm dibawah low lip line (rata-rata 12 mm, dengan

lebar 4 mm), dan pada bagian posterior (10-11mm, dengan lebar 6-7mm). setelah itu

lalu lihat kesejajaran bite rim, dengan menggunakan benang jagung yang di

pasangkan dari kedua tragus pasien yang melewati ala nasi dan dibantu dengan alat

bite fox
3. Setelah bite rim sejajar lihat profil wajah pasien apakah terlalu cembung atau

cekung, apakah filtrum dan sulkus naso labialis sudah terbentuk dengan benar.

4. Setelah itu tentukan garis C line, yang berfungsi untuk penentuan ukuran anasir.

5. Selanjutnya pengukuran dimensi vertical, pertama tentukan dimensi vertical

istirahat tentative, dengan cara menentukan dua titik yaitu pada sub nasal dan

pogonion. Pasien di instuksikan untuk mengistirahatkan otot-otot pada wajahnya,

pertama pasien disuruh bilang huruf S, M beberapa kali setelah pas ukur jarak

antara kedua titik yang di tentukan tadi maka di dapat dimensi vertika istirahat

tentative. Setelah itu masukkan bite rim rahang bawah, cocokan dengan dimensi

vertical istirahat tadi setelah dikurangi free way space, jika lebih kurangi bite rim

rahang bawah. Pada saat menetukan dimensi vertical oklusi pasien di instruksikan

menengadah, menelan ludah, dan kita bantu mendorong mandibula pasien sampai

pada bagian paling belakang.


6. Setelah dimensi vertikal diukur dengan benar fixsasi bite rime rahang atas dan

rahang bawah dan tanam di articulator.

7. Setelah itu lakukan penyusunan anasir dimulai dengan penyusunan anterior atas,

anterior bawah.

 Penyusununan gig anterior RA

- I1 disusun dengan inklinasi mesial distalnya sebesar 85 derajat dan

inklinasi anteroposterior sebesar 2-5 derajat keanterior, insisal

menyetuh bterim RB

- I2 disusun dg inklinasi mesial distal 80 derajat dan inklinasi

anteroposterio 2-5 derajat kelabial dan insisalnya menggantung

dibandingakan i1

- Gigi C insisal menyetuh biterim RB dan inklinasinya hampir tegak

lurus

 Penyusunan gigi anteror bawah

- Gigi anterior RB disusun dengan aksisi 0 derajat atau lebih kelingual

dan insisalnya lebih tinggi dari tingg biterim RB sehingga membentuk

overjet dan overbite yang ideal dengan RA


Kunjugan 4

1. Try in anterior

2. Pastikan pemilihan bentuk gigi, warna, dan ukurannya sesuai dengan profil pasien

3. Periksa oklusi, overjet dan overbitenya

4. Perksa garis midlinenya sesuai atau tidak

5. Jika sudah tepat semuanya lanjutkan penyusunan gig posterior

 Penyusunan gigi Posterior RA


- Dimulai dari P1 disusun tegak lurus dan cups bukal menyentuk
biterim RB sedangkan cups palatal menggantung

- P2 Disusun tegak lurus dengan cups bukal dan palatal sama sama
mententuh biterim RB

- M1 Disusun dengan cups mesiopalatal menyentuh biterim RB


sedang cups lainyya menggantung

- M2 semua cup tidak menyentuk biterim RB dan inklinasinya


mengikuti dcups distal M1 atas sehingga membentuk kurve of spee

 Penyusunan gigi posterior RB


- Dimulai dari M1 cups mesiobukal m1 RA berkontak pada bukal
groove m1 RB

- P1  sebagai salah satu kunci oklusi, lereng mesialnya berkontak


dengan lereng distal bagian dalam gigi C RA

- -P2 Pastikan gigi kontak bidang dengan gigi RA

- M2 kontak bidang dengan m2 RA

Kunjungan 5

1. Try in gigi tiruan ke mulut pasien

Pemeriksaan yang dilakukan :


a. Pemeriksaan di articulator :

– Penampilan GTP

– Permukaan cetakan

– Permukaan poles

– Permukaan oklusal

Pemeriksaan di dalam mulut pasien

• Retensi fisik

• Kestabilan

• Perluasan basis

• Daerah netral ( netral zone)

• Oklusi

• Freeway space

• Penampilan Pasien

Pengiriman ke laboratorium

 Flasking

 Boiling out

 Curing

 Finishing dan Polishing

Kunjungan 6

1. Setelah gigi tiruan di poles lakuakn insersi pada kunjungan selanjutnya. Lihat

apakah GT sudah berada pada final rest position dan nilai aspek retensi,

stabilisasi, oklusi,iritasi, estetik, artikulasi pada pasien


2. Setelah selesai intruksikan kepada pasien tentang : keterbatasan dari gigi tiruan,

kesulitan pemakaian gigi tiruan, cara pemeliharaan gigi tiruan, instuksikan juga

kepada pasien untuk mengunyah dengan menggunakan kedua sisi gigi tiruan.

Kunjungan 7

• Kontrol :

• - Tanyakan Apakah pasien mengalami keluhan atau tidak

- Keadaan jaringan lunak

- OH pasien

Anda mungkin juga menyukai