Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Karakteristik Perusahaan Manufaktur dan Struktur Biaya

(Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Penganggaran yang di bimbing oleh


Bapak Yakobus Dr. Drs. Yakobus K. Bangun, M.M., Ak., CA)

Kelompok 1 :
Eric Lauwrentz 1613021
Sirliandy P. Pangiawan 1613003

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS ATMA JAYA MAKASSAR
MAKASSAR – SULAWSI SELATAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena
berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah
Karakteristik Perusahaan Manufaktur dan Struktur Biaya dengan baik. Kami
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini berkat bantuan,
dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi dapat teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Yakobus Dr. Drs. Yakobus K. Bangun, M.M., Ak., CA selaku
dosen pengasuh mata kuliah Penganggaran yang membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini.

Penulis juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan


kelemahan karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya referensi yang ada
sehingga penulis berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi penyempurnaan makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya.

Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya dan para
pembaca pada umumnya. Semoga materi yang disampaikan dalam makalah ini
dapat menjadi sumbangan pemikiran dan tambahan pengetahuan bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan..............................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................6
2.1 Jenis Perusahaan.................................................................................................6
2.1.1. Perusahaan Jasa..........................................................................................6
2.1.2. Perusahaan Dagang....................................................................................6
2.1.3. Perusahaan Manufaktur..............................................................................7
2.2 JENIS PERSEDIAAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR................................8
2.2.1 Persediaan Bahan Baku..............................................................................8
2.2.2 Persediaan Barang Dalam Proses...............................................................9
2.2.3 Persediaan Barang Jadi.............................................................................10
2.3 Jenis dan Pengelompokan Biaya......................................................................10
2.3.1 Biaya Produksi.........................................................................................10
2.3.2 Biaya Non Produksi (Operasional)...........................................................12
2.4 Arus Biaya........................................................................................................13
2.5 Perilaku biaya...................................................................................................14
2.5.1 Biaya Tetap (fixed cost)............................................................................15
2.5.2 Biaya Variabel (Variable Cost)..................................................................16
2.5.3 Biaya Campuran.......................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................18
3.1 KESIMPULAN................................................................................................18
3.2 Saran................................................................................................................18

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia perekonomian dan usaha, terdapat banyak perusahaan dengan


berbagai aktivitas dan bidang usaha serta produk yang berbeda. Secara umum,
tujuan suatu perusahaan didirikan adalah untuk menghasilkan laba dan volume
penjualan yang besar bagi pemiliknya. Untuk dapat menghasilkan laba, suatu
perusahaan harus memiliki produk yang dapat dijual kepada masyarakat. Untuk
bisa menghasilkan suatu produk tertentu, setiap perusahaan harus memiliki
berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut.
Dalam proses menghasilkan dan memasarkan produk tersebut, perusahaan perlu
membuat perencanaan yang baik agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan
baik sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai, baik dalam merencanakan
anggaran produksi atau penjualannya. Untuk mencapai volume penjualan yang
tinggi perusahaan harus memiliki strategi anggaran dalam mengolah modal
produksinya. Fungsi dari anggaran tersebut adalah perencanaan, perorganisasian,
menggerakkan, dan pengendalian. Perusahaan dapat melakukan pengendalian
kepada sumber daya produksinya, untuk menjamin bahwa setiap sumber daya
organisasi telah bekerja secara efisien dengan cara efisiensi.

Biaya dalam suatu perusahaan merupakan suatu komponen yang sangat penting
dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan. Tujuan itu
dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu pengorbanan
oleh perusahaan telah diperhitungkan secara tepat. Biaya ini dibagi atas biaya
bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Bahan langsung
terdiri dari bahan-bahan baku yang menjadi bagian yang integral dari produk jadi
dan dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah ke dalam produk yang
dihasilkan. Biaya tenaga kerja langsung terdiri dari biaya-biaya tenaga kerja
pabrik yang dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah ke dalam produk-
produk tertentu. Biaya overhead merupakan biaya yang meliputi semua biaya

4
yang berhubungan dengan pabrik kecuali bahan langsung dan tenaga kerja
langsung. Biaya non-pabrik meliputi biaya yang terjadi dalam perusahaan tetapi
tidak berhubungan langsung dengan proses produksi atau tujuan utama terjadinya
bukan dalam rangka proses produksi.

Persaingan yang dihadapi perusahaan semakin ketat karena adanya pengaruh dari
banyaknya perusahaan yang berdiri, baik perusahaan besar, perusahaan
menengah, maupun perusahaan. Setiap pengusaha berlomba-lomba untuk
menjadikan produknya lebih unggul dari produk yang dihasilkan oleh pesaing,
baik dalam hal mutu, harga maupun bagian pasar yang dikuasai. Perusahaan harus
melakukan berbagai macam usaha untuk meminimumkan biaya yang dibutuhkan
agar dapat menghasilkan dan mencapai manfaat untuk saat ini dan masa yang
akan datang. Dengan mengurangi biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan
berarti perusahaan akan menjadi efisien.

.2 Rumusan Masalah
1. Apakah jenis-jenis Perusahaan?
2. Apakah jenis persediaan dalam perusahan manufaktur?
3. Bagaimana jenis dan Pengelompokan biaya?
4. Bagaimanakah arus biaya itu?
5. Apa saja perilaku biaya?

.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang ingin dicapai melalui penulisan makalah ini
antara lain:

1. Mengetahui Apa saja jenis perusahaan tersebut


2. Menegetahui apa saja jenis persediaan dalam perusahan manufaktur.
3. Mengetahui jenis dan Pengelompokan biaya.
4. Mengetahui bagaimana arus biaya itu.
5. Mengetahui jenis jenis perilaku biaya itu.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Jenis Perusahaan


Perusahaan-perusahaan yang menjalankan suatu bisnis atau usaha, terbagi menjadi
3 jenis perusahaan berdasarkan usaha atau bisnis yang digeluti yaitu ada
perusahaan dagang, perusahaan manufaktur, dan perusahaan jasa.

2.1.1. Perusahaan Jasa


Perusahaan Jasa adalah perusahaan yang tidak memproduksi dan menghasilkan
barang atau suatu produk. Oleh karena itu, perusahaan jasa tidak mempunyai
persediaan barang apapun untuk dipasarkan atau dijual kepada konsumen.
Perusahaan jasa sendiri menjual produk yang bersifat tidak berwujud seperti lain
halnya pada perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur atau dapat dikatakan
penjualan berupa jasa pada perusahaan itu sendiri.

Penerapan perusahaan jasa bertujuan untuk mendapatkan laba keuntungan yang


telah ditetapkan sebelumnya. Dalam proses produksi atau penjualan pada
perusahaan jasa harus ada terjadi kesepakatan antara perusahaan dan konsumen
yang terlibat. Ada dua transaksi utama yang dilakukan oleh perusahaan jasa yaitu
transaksi administratif dan penjualan jasa yang ada. Contohnya: bank, asuransi,
transportasi, kantor akuntan, bengkel, salon, dan sebagainya.

2.1.2. Perusahaan Dagang


Perusahaan Dagang adalah perusahaan yang menjual produk/barang persediaan
kepada konsumen. Perusahaan Dagang tidak memproduksi sendiri barangnya
melainkan mengambil atau membeli produk/barang persediaan dari supplier
dalam bentuk bahan yang sudah jadi. Perusahaan Dagang bertujuan untuk menjual
kembali produk/barang yang telah diambil dari supplier tanpa mengubah bentuk

6
asal dan mendapatkan keuntungan dari selisih penjualan yang dilakukan.
Misalnya, pasar swalayan, distributor elektronik, dsb

2.1.3. Perusahaan Manufaktur


Perusahaan Manufaktur atau yang biasa disebut pabrik merupakan perusahaan
yang memproduksi bahan baku mentah menjadi barang/produk setengah jadi
ataupun menjadi barang/produk jadi untuk kemudian dijual kepada konsumen.
Jadi, barang yang diproses dari bahan baku mentah menjadi barang jadi dapat
dikatakan sebagai barang/produk persediaan pada perusahaan manufaktur
tersebut.

Perusahaan manufaktur sendiri mengolah bahan mentah hingga menjadi produk


jadi tidak hanya untuk perusahaanmya sendiri karena terkadang perusahaan
manufaktur mengolah bahan baku untuk diberikan kepada perusahaan lain.
Perusahaan manufaktur memiliki tujuan untuk menghasilkan barang/produk jadi
yang memiliki kualitas dan nilai jual yang tinggi sehingga dapat diperoleh
keuntungan berbisnis. Misalnya produsen mie instan mengolah tepung terigu
hingga menjadi mie instan.

Adapun beberapa karakteristik yang dimiliki oleh perusahaan manufaktur,


diantaranya sebagai berikut:

a) Mengelola bahan mentah atau bahan baku menjadi produk jadi


Tentunya karakteristik yang utama dapat di lihat pada perusahaan
manufaktur yaitu dimana aktivitasnya mengolah bahan baku menjadi
barang atau produk jadi dan siap di jual ke konsumen.
b) Konsumen tidak ikut dalam proses produksi
Artinya konsumen hanya bisa menggunakan atau menikmati produk yang
di hasilkan saja, tanpa ikut serta melakukan proses produksi.
c) Hasil produksi berwujud atau terlihat
Hasil dari proses produksi perusahaan manufaktur hasilnya dapat di lihat
oleh mata atau produknya memiliki wujud, berbeda dengan perusahaan
jasa yang dimana produknya tidak berwujud hanya bisa di rasakan. (Baca

7
juga secara lengkap: Pengertian perusahaan jasa dan contohnya dilengkapi
cirinya.)
d) Adanya ketergantungan konsumen untuk mencari produk lagi
Artinya jika konsumen merasa senang dan puas dengan produk yang
digunakannya, biasanya konsumen akan memiliki ketergantungan untuk
menggunakan lagi produk tersebut. Maka perusahaan harus selalu
menyediakan dan menjaga ketersediaan produknya di pasaran supaya tetap
ada.

Menjual bahan Menjual


Perusahaan Perusahaan Konsumen
Bahan Baku Membeli Manufaktur Membeli Produk

Jadi, perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang berfungsi sebagai


jembatan antara produsen bahan baku dengan konsumen yang memerlukan barang
jadi yang siap digunakan. Perusahaan manufaktur membeli bahan baku dari
produsen bahan mentah atau pemasok bahan mentah. Bahan mentah tersebut
diolah oleh perusahaan sampai menjadi barang jadi yang siap pakai. Untuk
mengolah bahan baku tersebut, perusahaan menambahkan bahan tambahan (bahan
penolong) kepada bahan mentah tersebut. Dan untuk mengelolah bahan mentah
tersebut menjadi barang yang memiliki nilai tambah dibutuhkan bantuan tenaga
kerja yang secara langsung terlibat di dalam proses produksi. Dan dalam proses
pengolahan bahan baku tersebut dibutuhkan bantuan dari mesin, gedung pabrik,
pekerja tidak lansung, listrik, air, dsb.

2.2 JENIS PERSEDIAAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

1.1.1 Persediaan Bahan Baku


Persediaan bahan baku adalah barang-barang yang dibeli atau diperoleh dari
sumber lain sebagai bahan mentah untuk selanjutnya diolah menjadi produk jadi.
Dalam beberapa kasus, persediaan bahan baku yang digunakan di dalam proses
produksi dapat berupa suku cadang yang diperoleh dari pihak lain. Dalam hal ini,
persediaan bahan baku seringkali disebut sebagai persediaan suku cadang.

8
Perkiraan persediaan ini, sering disebut sebagai persediaan bahan baku atau
persediaan bahan dan perlengkapan, menunjukan harga pokok bahan baku dan
perlengkapan pabrik yang akan digunakan dalam proses produksi. Hal ini berarti
bahwa perkiraan ini menunjukan nilai persediaan bahan dan perlengkapan pabrik
pada suatu saat tertentu.

Terkadang perkiraan persediaan bahan baku hanya digunakan untuk persediaan


bahan baku saja. Dalam hal ini perlengkapan pabrik dinyatakan pada perkiraan
tersendiri atau digabungkan dengan perlengkapan kantor.

Begitu bahan baku dikeluarkan dari gudang dan digunakan dalam proses
produksi, harga pokoknya tidak lagi merupakan bagian dari persediaan tetapi
menjadi biaya bahan langsung. Begitu juga dengan pemakaian bahan tidak
langsung. Begitu terdapat pemakaian bahan tidak langsung, harga pokoknya tidak
lagi merupakan bagian dari persediaan, tetapi menjadi biaya bahan tidak langsung
yang merupakan bagian dari overhead pabrik.

1.1.2 Persediaan Barang Dalam Proses


Persediaan produk dalam proses biasanya meliputi barang-barang yang masih
dalam proses "setengah jadi". Barang-barang dalam persediaan ini masih berada
dalam proses pengerjaan yang memerlukan pengerjaan lebih lanjut sebelum
barang itu dijual. Produk dalam proses, umumnya dinilai berdasarkan jumlah
harga pokok bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik
yang telah dikeluarkan atau terjadi sampai dengan tanggal tertentu.

Persediaan barang dalam penyelesaian, yang sering juga disebut sebagai


persediaan barang dalam proses, menggambarkan biaya bahan langsung, tenaga
kerja langsung, dan overhead pabrik atas barang sudah mulai dikerjakan tetapi
belum selesai sebagai barang jadi pada akhir periode yang , atau pada saat tertentu
lainnya. Dengan demikian perkiraan ini menggambarkan nilai persediaan dari
barang yang masih dalam proses produksi pada saat tertentu. Misalnya pakaiaan
yang belum jadi.

9
1.1.3 Persediaan Barang Jadi
Persediaan produk jadi meliputi semua barang yang telah selesai dari proses
produksi dan siap untuk dijual. Seperti halnya persediaan produk dalam proses,
produk jadi pada umumnya dinilai sebesar jumlah harga pokok bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang diperlukan untuk
menghasilkan produk tersebut. Perkiraan persediaan barang jadi menggambarkan
harga pokok barang yang telah selesai dikerjakan dan siap dijual. Perkiraan ini
sejalan dengan perkiraan persediaan barang dagangan dalam perusahaan dagang.
Barang yang telah dijual selama satu periode tertentu dikeluarkan dari perkiraan
ini dan menjadi harga pokok yang dijual. Seperti pakaian jadi, meja dll

1.2 Jenis dan Pengelompokan Biaya


Untuk perusahaan manufaktur yang mana fungsi utamanya adalah mengelola
bahan menjadi produk jadi dan kemudian menjualnya, ruang lingkup aktivitasnya
menjadi lebih komplek dari pada perusahaan dagang maupun jasa karena
melibatkan bagian produksi, pemasaran, serta administrasi dan umum. Oleh
karena itu, biaya dapat diklasifikasikan menjadi biaya produksi, biaya pemasaran,
serta beban administrasi dan umum, yang mana biaya-biaya tersebut dapat
dikategorikan menjadi dua, yaitu biaya produksi dan biaya non produksi.

1.2.1 Biaya Produksi


Biaya produksi adalah biaya yang terkait dengan fungsi produksi, yaitu biaya
yang timbul dalam pengelolahan bahan menjadi produk jadi smapai akhirnya
produk tersebut siap untuk dijual. Biaya produksi memeiliki tiga elemen yaitu
biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik.
1. Biaya bahan baku adalah biaya dari suatu komponen yang digunakan dalam
proses produksi yang mana pemakaiannya dapat ditelusuri atau di identifikasi
dan merupakan bagian integral dari suatu produk tertentu.
Contoh:
· kain pada perusahaan garmen.
· Karet pada perusahaan ban

10
· Biji besi pada perusahaan baja
· Kulit pada perusahaan sepatu dan sebagainya
2. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya atau pengorbanan sumber daya atas
kinerja karyawan bagian produk yang manfaatnya dapat ditelusuri atau
diidentifikasi jejaknya, serta dapat dibebankan secara layak kedalam produk.
Contoh:
· karyawan jahit dan obras kain pada perusahaan garmen.
· Karyawan potong dan serut kayu pada perusahaan mebel
· Pekerja samak kulit pada perusahaan sepatu dan sebagainya
3. Biaya overhead adalah biaya produksi yang tidak dapat ditelusuri atau
diidentifikasi secara langsung pada suatu produk. Biaya tersebut antara lain:
a. Biaya bahan penolong adalah biaya dari biaya komponen yang
digunakan dalam proses produksi tetapi nilainya relatif kecil dan tidak
dapat di telusuri atau diidentifikasi secara langsung pada suau produk
Contoh:
o Kancing dan benang pada perusahaan garmen
o amplas, sekrup, dan paku pada perusahaan mebel
o lem dan paku pada perusahaan sepatu dan sebagainya
b. Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya atau pengorbanan
sumber daya atas kinerja karyawan bagian produksi yang tidak dapat
ditelusuri atau diidentifikasi jejaknya atas produk-produk yang
dihasilkan perusahaan.
Contoh:
 pengawas pabrik
 direktur pabrik
 operator listrik pabrik
c. Biaya tidak langsung lainnya (biaya pabrikase lainnya) adalah biaya
selain biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja tidak langsung
yang terjadi di bagian produksi yang mana biaya ini tidak dapat

11
ditelusuri atau diidentifikasi jejaknya atas produk-produk yang
dihasilkan perusahaan.
Contoh:
 penyusutan mesin pabrik
 reprarasi dan pemeliharaan peralatan pabrik
 listrik dan air pabrik
 asuransi pabrik dan sebagainya

1.2.2 Biaya Non Produksi (Operasional)


Biaya non produksi adalah biaya yang dikeluarkan tidak memiliki keterkaitan
dengan proses produksi. Biaya non produksi memiliki dua elemen, yaitu beban
pemasaran, serta beban administrasi dan umum.
1. Beban pemasaran adalah beban yang terkait dengan fungsi pemasaran dalam
rangka memasarkan suatu produk, mulai dari persiapan, penjualan
barang/jasa kepada pelanggan sampai dengan pascajual.
Contoh:
- iklan dan promosi.
- Pengiriman
- Penjualan
- Komisi dan sebagianya
2. Beban administrasi dan umum adalah beban yang terkait dengan fungsi
administrasi dan umum dalam rangka kelancaran perencanaan, koordinasi,
pengarahan, dan pengendalian suatu perusahaan.
Contoh:
· gaji presiden direktur
· perlengkapan kantor
· listrik dan kantor
· gaji bagian keamanan kantor
· penyusutan gedung kantor dan sebagainya.

12
1.3 Arus Biaya
Akuntansi biaya tidak menambah ataupun mengubah siklus akuntansi dan prinsip-
prinsip akuntansi yang sudah dikenal dalam akuntansi keuangan. Semua biaya
manufaktur, tanpa mempedulikan, apakah tetap atau variable, mengalir melalui
akun barang dalam proses dan pembuatan barang jadi. Berdasarkan hasil analisis
didapat bahwa variabel metode arus biaya persediaan dan gross profit margin
tidak pengaruh signifikan terhadap market value perusahaan. Sedangkan variable
perputaran persediaan dan nilai persediaan berpengaruh signifikan antara
perusahaan terhadap market value perusahaan.hasil Penelitian Variabel secara
simultan ini menunjukan bahwa variabel metode arus biaya persediaan,
Perputaran persediaan, Gross Profit Margin, Nilai persediaan berpengaruh
signifikan terhadap nilai pasar Perusahaan

Gabungan dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
membentuk biaya produksi. Jika ketiga komponen biaya tersebut masing- masing
belum mencakup 100% dari kebutuhan biaya produksi per unit output maka

13
gabungan ketiganya membentuk persediaan Barang Dalam Proses. Jika gabungan
ketiga komponen biaya tersebut masing- masing telah mencapai 100 % maka akan
membentuk Barang Jadi. Itu berarti, perbedaan antara barang jadi dan barang
dalam proses terletak pada kandungan biaya di dalam setiap jenis persediaan
tersebut . Di dalam Barang Jadi telah terkandung 100% komponen biaya yang
dibutuhkan, sedangkan Barang Dalam Proses kandungan biayanya kurang dari
100 % dari keseluruhan biaya yang dibutuhkan .

1.4 Perilaku biaya


Setiap aktivitas perusahaan yang melibatkan kegiatan ekonomi maka konsekuensi
yang didapat adalah harus mampu mewujudkan tujuan perusahaan yaitu
memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin dengan pengeluaran biaya
yang minimum. Prinsip ekonomi tersebut kemudian diinterpretasikan kedalam
lingkungan perusahaan, terlebih khususnya perusahaan manufaktur yang memiliki
banyak penggunaan biaya dalam kegiatan operasionalnya, seperti biaya bahan
baku yang digunakan, biaya tenaga kerja, overhead, dan lain-lain.

14
Oleh karena hal tersebut, maka sebelum penjelasan lebih lanjut, kami akan
menguraikan sedikit mengenai pengertian dari perilaku biaya yang mana
pendefisian tersebut berdasarkan dari pemikiran beberapa tokoh dan pendapat
kami sendiri, berikut pengertian dari perilaku biaya.

Menurut kami, pada hubungannya perilaku biaya itu berasal dari dua kata, yaitu
perilaku dan biaya. Yang mana maksud dari keduanya sangat berbeda meskipun
dalam satu konteks kegiatan ekonomi.

Menurut Soekidjo Notoadmojo Perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan


dan reaksi atau respon seseorang terhadap suatu objek.

Menurut Mulyadi Biaya adalah Pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam
bentuk uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai
tujuan tersebut.

pengertian dari perilaku biaya adalah pola yang menggambarkan bagaimana


jumlah biaya bervariasi atas perubahan aktivitas bisnis.

1.4.1 Biaya Tetap (fixed cost)


Biaya tetap (Fixed Cost) adalah biaya yang jumlahnya tidak berubah, terlepas dari
perubahan tingkat aktifitas dalam kisaran relevan tertentu. Biaya tetap tidak
terpengaruh oleh perubahan aktifitas selama periode tertentu. Sebagai contoh
pajak bumi dan bangunan pabrik, gaji manajer. Biaya tetap akan terus saja
dikeluarkan walaupun tingkat keluaran pabrik anjlok, biaya tetap dapat dianggap
sebagai kapasitas jangka pendek.

Jenis-jenis biaya tetap

a. Commited Fixed Cost


Commited fixed cost sebagian besar berupa biaya tetap yang timbul dari
pemilikan pabrik, ekuipmen, dan organisasi pokok.

15
Perilaku biaya ini merupakan semua biaya yang tetap dikeluar kan, yang
tidak dapat dikurangi guna mempertahankan kemampuan perusahaan di
dalam memenuhi tujuan jangka panjangnya. Contoh : biaya depresiasi,
pajak bumi dan bangunan, sewa, asuransi dan gaji karyawan utama.
b. Descretionary Fixed Cost
Yakni merupakan biaya:
a) yang timbul dari keputusan penyediaan anggaran secara berkala
(biasanya tahunan) yang secara langsung mencerminkan kebijakan
manajemen puncak mengenai jumlah maksimum biaya yang diizinkan
untuk dikeluarkan,
b) yang tidak dapat menggambarkan hubungan yang optimum antara
masukan dengan keluaran (yang diukur dengan volume penjualan,
jasa atau produk)

Contoh biaya ini adalah biaya riset dan pengembangan, biaya iklan, biaya
promosi penjualan, biaya program latihan karyawan, biaya konsultas.
Discretionary fixed cost dapat dihentikan sama sekali pengeluarannya atas
kebijakan manajemen.

1.4.2 Biaya Variabel (Variable Cost)


Yaitu biaya yang secara total berubah secara proporsional dengan perubahan
dalam tingkat aktifitas. Suatu biaya variabel, konstan per unit. Biaya variabel
selanjutnya dapat dikelompokkan sebagai Engineered Variable Cost dan
Discretionary Variable Cost. Engineered Variable Cost atau True Variable Cost
yaitu biaya yang memiliki spesifikasi hubungan fisik yang eksplisit dengan
pelaksanaa suatu aktifitas. Biaya ini timbul dalam rangka aktifitas operasi normal
perusahaan. Contoh konkrit untuk biaya ini adalah biaya bahan baku dan tenaga
kerja yang berubah volumenya karena perekayasaan produk.

Discretionary Variable Cost atau step variable cost yaitu semacam biaya
Discretionary yang memiliki pola garis variabilitas, tetapi bukan karena alasan
yang sama seperti bahan langsung atau tenaga kerja langsung. Pertambahan biaya

16
ini lebih berhubungan dengan otorisasi manajemen dalam membelanjainya
Contoh biaya ilkan.

1.4.3 Biaya Campuran


Mixed Cost atau semivariable cost Biaya campuran adalah biaya yang
didalamnya terdiri dari elemen-elemen biaya tetap dan biaya variabel. Biaya ini
pada umumnya terdapat dalam komponen biaya tidak langsung. Karakteristik
prilakunya tidak konstan seperti dua kelompok biaya yang diuraikan diatas.
Dalam keadaan tertentu jumlah biaya semivariabel akan menjadi lebih tinggi
dalam satu tingkat aktifitas, akan tetapi dalam keadaan lain bisa terjadi biayanya
akan lebih rendah pada tingkat aktifitas yang sama.Sebagian dari biaya campuran
berubah mengikuti perubahan aktifitas secara proporsional.sementara,sebagian
yang lain tidak berubah meski tingkat aktivitasnya berubah.contoh biaya
campuran yaitu biaya pegawai penjualan dan biaya listrik.

BAB III

PENUTUP

17
2.1 KESIMPULAN
Akuntansi Biaya bertujuan menyediakan informasi biaya yang berkualitas bagi
manajemen dalam rangka perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
Oleh karena itu, biaya perlu diklasifikasikan/ digolongkan sesuai tujuan, yakni
untuk apa biaya tersebut digunakan. Klasifikasi adalah proses pengelompokan
dari seluruh komponenn secara lebih ringkas dan sistematis agar dapat
memberikan informasi yang ebih akurat (bermanfaat dan berarti).

Biaya dalam suatu perusahaan merupakan suatu komponen yang sangat penting
dalam menunjang pelaksanaan kegiatan dalam usaha mencapai tujuan. Tujuan itu
dapat tercapai apabila biaya yang dikeluarkan sebagai bentuk suatu pengorbanan
oleh perusahaan telah diperhitungkan secara tepat. Biaya ini dibagi atas biaya
bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Bahan langsung
terdiri dari bahan-bahan baku yang menjadi bagian yang integral dari produk jadi
dan dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah ke dalam produk yang
dihasilkan. Biaya tenaga kerja langsung terdiri dari biaya-biaya tenaga kerja
pabrik yang dapat ditelusuri hubungannya dengan mudah ke dalam produk-
produk tertentu. Biaya overhead merupakan biaya yang meliputi semua biaya
yang berhubungan dengan pabrik kecuali bahan langsung dan tenaga kerja
langsung. Biaya non-pabrik meliputi biaya yang terjadi dalam perusahaan tetapi
tidak berhubungan langsung dengan proses produksi atau tujuan utama terjadinya
bukan dalam rangka proses produksi.

2.2 Saran
Kami sadar bahwa penulis adalah manusia yang pastinya memiliki
kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dansaran dari pembaca, penulis
bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah kedepan menjadi makalahyang
lebih baik lagi dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.

18
19

Anda mungkin juga menyukai