03 Juknis Analisis Standar Proses 2411
03 Juknis Analisis Standar Proses 2411
PROGRAM
PKB KEPALA SMP NEGERI 1
PRODEP
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Oleh
Harmoko
1
IDENTITAS
2
KATA PENGANTAR
3
DAFTAR ISI
LAMPIRAN
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terkait dengan pelaksanaan supervisi, pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional (Permendiknas) Nomor 13 Tahun 2007 dijelaskan bahwa seorang
Kepala Sekolah harus menguasai lima Kompetensi Standar sebagai Kepala
Sekolah yakni: kompetensi kepribadian; kompetensi manajerial; kompetensi
supervisi; kompetensi kewirausahaan; dan kompetensi sosial. Salah satu
kompetensi yang strategis didalam meningkatkan kualitas sekolah adalah
kompetensi supervisi. Supervisi yang dimaksudkan dalam hal ini adalah supervisi
akademis.
Seorang Kepala Sekolah dalam hal ini dituntut untuk melaksanakan supervisi
akademis yang meliputi: (1) merencanakan program supervisi akademik terhadap
guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; (2) melaksanakan supervisi
akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi
yang tepat; dan (3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru.
Sergiovanni, 1988, menegaskan supervisi pembelajaran (akademis) diartikan
sebagai usaha mendorong, mengkoordinir, dan menstimulir serta menuntun
pertumbuhan guru-guru secara berkesinambungan di suatu sekolah baik secara
individual maupun kelompok agar lebih efektif melaksanakan fungsi
pembelajaran. Untuk itu, aspek-aspek penting didalam supervisi akademik adalah:
bersifat bantuan dan pelayanan untuk pengembangan kualitas diri guru, untuk
pengembangan profesional guru, dan untuk memotivasi guru, melalui supervisi
akademis guru akan banyak dibantu untuk meningkatkan kualitas
pembelajarannya yang berujung pada peningkatan kualitas siswa.
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Reformasi dan Birokrasi
(Permenpan R &B) Nomor 16 Tahun 2009, pasal 6 ayat (a) menegaskan
kewajiban guru dalam melaksanakan tugas adalah merencanakan
pembelajaran/bimbingan, melaksanakan pembelajaran/ bimbingan yang bermutu,
5
menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran/ bimbingan, serta melaksanakan
pembelajaran/perbaikan dan pengayaan.
Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan
Sumberdaya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu
Pendidikan (2014:6) mengetengahkan dalam supervisi akademik pertama
dilakukan identifikasi masalah untuk menyusun perencanaan supervisi akademik
yang meliputi indikator: (a) Penentuan tujuan supervisi akademik, (b) Jadwal
pelaksanaan supervisi akademik, (c) Teknik supervisi akademik, (d) instrumen
supervisi akademik, (e) pelaksanaan supervisi akademik, (f) Pemberian umpan
balik (feedback) supervisi akademik, dan (g) Rencana Tindak Lanjut.
SMP Negeri 1 ProDEP pada tahun pelajaran 2013/2014 telah
menyelenggarakan Kurikulum 2013 secara mandiri. Hasil refleksi Supervisi
Akademik Pendidik SMP Negeri 1 ProDEP pada semester genap Tahun Pelajaran
2013/2014 menunjukkan 83% pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
belum mengkaitkan Kompetensi Inti 2 (KI-2) dengan ranah pengetahuan (KI-3)
maupun keterampilan (KI-4) sehingga pendidik ketika membelajarkan
pengetahuan dan atau keterampilan tidak mendidik sikap peserta didik. Hal ini
terlihat juga dari pengamatan proses pembelajaran. Disamping itu Permasalahan
ini menjadi Rencana Tindak Lanjut (RTL), untuk diimplementasikan pada
Supervisi Akademik semester gasal pada Tahun Pelajaran 2014/2015.
Melalui supervisi akademik secara rutin dan berkelanjutan melalui pemilihan
cara-cara yang efektif maka kompetensi guru sebagai agen perubahan akan
mampu meningkatkan kualitas siswa yang diampunya. Kepala Sekolah sebagai
supevisor perlu merencanakan dan menyusun laporan hasil supervisi akademik
secara menyeluruh dan sistematis, menjabarkan rencana kegiatan yang akan
dilakukan serta merencanakan tindak lanjut hasil supervisi untuk perbaikan.
6
BAB II
1 2
Pertemuan Pra Proses
Pengamatan Pengamatan
Pertemuan Pra
Pengamatan
4 3
Pertemuan Setelah Analisis Hasil
Pengamatan Pengamatan
5
Evaluasi Hasil
Pengamatan 6
Laporan
Bagan 1
Sistematikan Supervisi Akademik
7
Berdasarkan hasil analisis supervisi akademik pada semester genap tahun
pelajaran 2013/2014, diidentifikasi bahwa 83% guru SMP Negeri 1 ProDEP
belum mengkaitkan ranah sikap sosial (KI-2) ke dalam ranah pengetahuan
maupun Keterampilan. Hal ini teridentifikasi ketika supervisor melakukan validasi
berdasarkan instrumen yang telah dipersiapkan.
Dampak di dalam proses pembelajaran adalah tidak terjadi pembelajaran
dan penilaian sikap ketika siswa belajar tentang pengetahuan (konsep) maupun
Keterampilan sehingga belum terbentuk atau terbudaya sikap-sikap yang terkait
dengan penguasaan konsep maupun keterampilan misalnya, pada keterampilan
siswa bercerita naratif dengan percaya diri, pada saat diskusi untuk menemukan
konsep belum terbentuk sikap kerjasama, jujur ketika ulangan. Hal ini tercermin
pembelajaran yang kering.
Sebagai solusi maka dilakukan Supervisi Akademis pada:
1. Penulisan RPP (reviu) khususnya pada Tujuan Pembelajaran KI-3
Pengetahuan dan KI-4 Keterampilan yang dikaitkan dengan sikap
sosial (KI-2) yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran.
2. Pengamatan di kelas untuk melihat konsistensi keterlaksaan
pembelajaran dan penilaian KI-3 dan KI-4 yang telah dikaitkan dengan
KI-2.
Melalui Supervisi Akademik mulai dari mereviu RPP sampai dengan
menerapkan hasil reviu tersebut maka proses pembelajaran akan sesuai dengan
perencanaan yang dibuat guru. Perencanaan yang baik akan berdampak pada
proses dan hasil yang baik pula.
8
BAB III
1. SUPERVISI INDIVIDUAL
Teknik supervisi individual adalah pelaksanaan supervisi perseorangan
terhadap guru. Supervisor hanya berhadapan dengan seorang guru sehingga dari
hasil supervisi ini akan diketahui kualitas pembelajarannya. Teknik supervisi
individual ada lima macam yaitu: (a) Kunjungan kelas, (b) Observasi kelas, (c)
Pertemuan individual, (d) Kunjungan antar kelas, dan (e) menilai diri sendiri.
Secara rinci dijelaskan di bawah ini.
9
a. Kunjungan kelas
Kunjungan kelas adalah teknik pembinaan guru oleh kepala sekolah untuk
mengamati proses pembelajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk
menolong guru dalam mengatasi masalah di dalam kelas. Untuk
melaksanakan kunjungan kelas dapat dilakukan dengan atau tanpa
pemberitahuan terlebih dahulu tergantung sifat tujuan dan masalahnya atas
permintaan guru bersangkutan, supervisor sudah memiliki instrumen atau
catatan-catatan, dan tujuan kunjungan yang jelas.
Terdapat empat tahapan dalam hal ini yaitu: (1) Tahap persiapan,
pada tahap ini, supervisor merencanakan waktu, sasaran, dan cara
mengobservasi selama kunjungan kelas. (2) Tahap pengamatan selama
kunjungan. Tahapan ini, supervisor mengamati jalannya proses
pembelajaran berlangsung. (3) Tahap akhir kunjungan, yaitu supervisor
bersama guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil-hasil
observasi. (4) Tahap terakhir adalah tahap tindak lanjut.
Kriteria Kunjungan kelas antara lain; memiliki tujuan-tujuan
tertentu; mengungkapkan aspek-aspek yang dapat memperbaiki
kemampuan guru; menggunakan instrumen observasi untuk mendapatkan
data yang obyektif; terjadi interaksi antara pembina dan yang dibina
sehingga menimbulkan sikap saling pengertian; pelaksanaan kunjungan
kelas tidak menganggu proses pembelajaran; dan pelaksanaannya diikuti
dengan program tindak lanjut.
b. Observasi kelas
Observasi kelas adalah mengamati proses pembelajaran secara
teliti di kelas. Tujuannya adalah untuk memperoleh data obyektif aspek-
aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha
memperbaiki proses pembelajaran.
Aspek-aspek yang diobservasi antara lain; usaha-usaha dan
aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran, cara menggunakan media
pengajaran, variasi metode, ketepatan penggunaan media dengan materi,
10
ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan reaksi mental para siswa
dalam proses belajar mengajar.
Pelaksanaan observasi kelas ini melalui tahap, persiapan,
pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil observasi; dan tindak lanjut.
Dalam pelaksanaan observasi ini supervisor tentu sudah siap dengan
instrumen observasi, menguasai masalah dan tujuan supervisi, dan
observasi tidak mengganggu proses pembelajaran.
c. Pertemuan Individual
Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog,
dan tukar pikiran antara supervisor guru. Tujuannya antara lain untuk
memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui
pemecahan kesulitan yang dihadapi; mengembangkan hal mengajar yang
lebih baik; memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri
guru; dan menghilangkan atau menghindari segala prasangka.
Swearingen (1961) mengklasifikasi empat jenis pertemuan
(percakapan) individual sebagai berikut: Classroom-conference, yaitu
percakapan individual yang dilaksanakan di dalam kelas ketika murid-
murid sedang meninggalkan kelas (istirahat). Office-conference, yaitu
percakapan individual yang dilaksanakan di ruang kepala sekolah atau
ruang guru, di mana sudah dilengkapi dengan alat-alat bantu yang dapat
digunakan untuk memberikan penjelasan pada guru. Causal-conference,
yaitu percakapan individual yang bersifat informal, yang dilaksanakan
secara kebetulan bertemu dengan guru. Observational visitation, yaitu
percakapan individual yang dilaksanakan setelah supervisor melakukan
kunjungan kelas atau observasi kelas.
Di dalam pelaksanaan pertemuan individual, supervisor harus
berusaha mengembangkan segi-segi positif guru, mendorong guru
mengatasi kesulitan-kesulitannya, memberikan pengarahan, dan
melakukan kesepakatan terhadap hal-hal yang masih meragukan.
11
d. Kunjungan antar kelas
Kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas
yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi
pengalaman dalam pembelajaran.
Tata cara melaksanakan kunjungan antar kelas adalah: harus
direncanakan; guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi; tentukan
guru-guru yang akan mengunjungi; sediakan segala fasilitas yang
diperlukan; supervisor hendaknya mengikuti acara ini dengan
pengamatan yang cermat; adakah tindak lanjut setelah kunjungan antar
kelas selesai, misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan
pemberian tugas-tugas tertentu; segera aplikasikan ke sekolah atau ke
kelas guru bersangkutan, dengan menyesuaikan pada situasi dan kondisi
yang dihadapi; adakan perjanjian-perjanjian untuk mengadakan
kunjungan antar kelas berikutnya.
2. SUPERVISI KELOMPOK
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan
program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru
yang diduga, sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau
12
kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau
dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian kepada mereka
diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan
yang mereka hadapi. Menurut Gwyn (1961), ada tiga belas teknik
supervisi kelompok yaitu: (a) kepanitiaan-kepanitiaan, (b) kerja
kelompok, (c) laboratorium dan kurikulum, (d) membaca terpimpin, (e)
demonstrasi pembelajaran, (f) darmawisata, (g) kuliah/studi, (h) diskusi
panel, (i) perpustakaan, (j) organisasi profesional, (k) buletin supervisi,
(l) pertemuan guru, dan (m) lokakarya atau konferensi kelompok.
Tidak satupun di antara teknik-teknik supervisi individual atau
kelompok di atas yang cocok atau bisa diterapkan untuk semua
pembinaan guru di sekolah. Oleh sebab itu, seorang kepala sekolah harus
mampu menetapkan teknik-teknik mana yang sekiranya mampu
membina keterampilan pembelajaran seorang guru.
Untuk menetapkan teknik-teknik supervisi akademik yang tepat
tidaklah mudah. Seorang kepala sekolah, selain harus mengetahui aspek
atau bidang keterampilan yang akan dibina, juga harus mengetahui
karakteristik setiap teknik di atas dan sifat atau kepribadian guru
sehingga teknik yang digunakan betul-betul sesuai dengan guru yang
sedang dibina melalui supervisi akademik.
Sehubungan dengan kepribadian guru, Lucio dan McNeil (1979)
menyarankan agar kepala sekolah mempertimbangkan enam faktor
kepribadian guru, yaitu kebutuhan guru, minat guru, bakat guru,
temperamen guru, sikap guru, dan sifat-sifat somatic guru.
Lima langkah yang disarankan memberikan umpan balik yang
efektif yaitu: (1) Memberikan Penghargaan, (2) Melakukan sendiri
Refleksi Kritis, (3) Merencanakan sendiri perbaikan-perbaikan, (4)
Memberi usul, saran, atau mendiskusikan hal-hal yang dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran, dan (5) Mengembangkan Rencana
Tindak Lanjut.
13
BAB IV
JAM
NO HARI / TANGGAL KELAS NAMA GURU NAMA SUPERVISOR
KE
1 Senin , 3 November 2014 8,1 4,5 AMIR Drs. HARMOKO,M.Pd
2 Selasa , 4 November 2014 8,4 4,5 ROWI Drs. HARMOKO,M.Pd
3 Rabu , 5 November 2014 7,9 3,4 DIAN Drs. HARMOKO,M.Pd
4 Selasa , 11 November 2014 7,6 6,7 HERLINA Drs. HARMOKO,M.Pd
5 Selasa , 4 November 2014 7,4 1,2 SLAMET Drs. HARMOKO,M.Pd
6 Senin, 10 November 2014 8,1 4,5 RATNA Drs. HARMOKO,M.Pd
7 Kamis , 6 November 2014 7,6 3,4 SOETON DAROJI, S.Pd
8 Sabtu , 8 November 2014 7,9 3,4 BEKTIDI DAROJI, S.Pd
9 Jum'at , 7 November 2014 BK BK DIAH DAROJI, S.Pd
10 Senin , 3 November 2014 7,8 4,5 SUATI DAROJI, S.Pd
11 Selasa , 4 November 2014 7,1 6,7 SUSI DAROJI, S.Pd
12 Senin , 3 November 2014 8,7 2,3 RUKMANA JAROT P,S.Pd, M.Pd
14
20 Jumat , 7 November 2014 8,1 4,5 PARLIN SUDARMAN,S.Pd
21 Senin , 3 November 2014 8,8 2,3 SRI LESTARI SUDARMAN,S.Pd
22 Rabu , 5 November 2014 7,4 1,2 ARJUNA Drs. MULYO
23 Kamis , 6 November 2014 8,1 3,4 SUDJIATI Drs. MULYO
24 Rabu , 12 November 2014 7,4 6,7 RIANI Drs. MULYO
25 Selasa , 4 November 2014 7,5 7,8 SUDIRMAN Drs. MULYO
26 Kamis , 6 November 2014 7,9 5 YULIA Drs. MULYO
27 Rabu , 12 November 2014 8,3 7,8 HARI Dra. SRI HARTINI
28 Rabu , 5 November 2014 7,9 1,2 SUNADI Dra. SRI HARTINI
29 Kamis , 6 November 2014 8,3 1,2 MULYONO Dra. SRI HARTINI
30 Selasa , 4 November 2014 8,3 3,4 UTAMI, Dra. SRI HARTINI
31 Selasa , 12 november 2014 7,4 4,5 NAINI, Dra. SRI HARTINI
32 Jumat , 7 November 2014 8,5 1,2 PRASETYO TARMIDI, S.Pd
33 Kamis , 6 November 2014 8,5 1,2 SAMIAJI, TARMIDI, S.Pd
34 Kamis , 13 November 2014 8,3 4,5 .ARIF TARMIDI, S.Pd
35 Kamis , 6 November 2014 HONO, TARMIDI, S.Pd
36 Senin , 3 November 2014 7,7 2,3 HARTONO TARMIDI, S.Pd
37 Rabu , 5 November 2014 7,7 6,7 DIONO, YULIANI,S.Pd
38 Kamis , 6 November 2014 8,2 7,8 RETNOWATI YULIANI,S.Pd
Drs.HARMOKO,M.Pd
NIP. XXXXXXXXX
16
2 Ratna Belum mengkaitkan Sudah mengkaitkan 1 Implementasi
KI-2 (sikap sosial) sikap sosial yakni pembelajaran
dengan KI-3 dan KI-4. Percaya diri. dengan
mengkaitkan 1
sikap sosial Percaya
diri.
3 Sunadi Belum mengkaitkan Sudah merencanakan Implementasi
KI-2 (sikap sosial) pembelajaran 2 sikap pembelajaran
dengan KI-3 dan KI-4. sosial yakni dengan
bertanggung jawab mengkaitkan 2
dan Percaya diri, sikap sosial
tetapi tidak terkait bertanggung jawab
langsung dengan KI-3 dan diri.
dan KI-4.
4 Rini Belum mengkaitkan Sudah mengkaitkan 1 Implementasi
KI-2 (sikap sosial) sikap sosial yaitu jujur pembelajaran
dengan KI-3 dan KI-4. tetapi pemilihan sikap dengan
ini kurang tepat lebih mengkaitkan 1
tepat percaya diri. sikap sosial jujur.
5 Siti Sudah mengkaitkan 1 Sudah mengkaitkan 4 Implementasi
KI-2 (sikap sosial) jujur sikap sosial yaitu jujur pembelajaran
dengan KI-3 dan KI-4. tekun, tanggung jawab dengan
dan bekerja sama. mengkaitkan 1
sikap sosial jujur,
tekun, tanggung
jawab dan bekerja
sama.
6 Amir Belum mengkaitkan Sudah mengkaitkan 2 Implementasi
KI-2 (sikap sosial) sikap sosial yaitu jujur pembelajaran
dengan KI-3 dan KI-4. dan percaya diri. dengan
mengkaitkan 2
sikap sosial jujur,
dan percaya diri.
17
HASIL SUPERVISI AKADEMIK TENTANG PENGAMATAN PROSES
PEMBELAJARAN DI KELAS
SMP NEGERI 1 PRODEP TAHUN PELAJARAN 2014/2015
TINDAK LANJUT
HARI/ RENCANA
NO NAMA SUPERVISI HASIL SUPERVISI
TANGGAL TINDAK LANJUT
SEBELUMNYA
1 Senin, 10 Tarmiji. Implementasi Konsisten Guru melakukan
November 2014
pembelajaran melaksanakan penilaian sikap
dengan mengkaitkan Implementasi yang melibatkan
3 sikap sosial pembelajaran siswa dan
konsisten, teliti dan dengan mendesain
tidak mudah mengkaitkan 3 format dan
menyerah. sikap sosial rubrik
konsisten, teliti dan penilaiannya.
tidak mudah
menyerah serta
melakukan
penilainnya, tetapi
di dalam
melakuakn
penilaian sikap
belum melibatkan
siswa.
2 Senin, 10 Ratna Implementasi Telah melakukan Melakukan reviu
November 2014
pembelajaran pembelajaran dan rubrik penilaian
dengan mengkaitkan penilain sikap sikap yang
1 sikap sosial tetapi tidak terkait langsung
Percaya diri. dikaitkan dengan dalam proses
KI-3 dan KI-4 alat pembelajaran
ukur berupa rubrik konsep dan atau
penilaian sikap keterampilan dan
berdiri sendiri menyusun rubrik
Penilaian sikap yang lebih tepat.
percaya diri
memiliki 3
indikator yaitu:
berusaha bertanya,
tidak mudah putus
asa, mendiskusikan
materi dan
mencoba
menemukan
penyelesaian
masalah.
3 Rabu , 5 Sumadi,S.Pd. Implementasi Telah melakukan Melakukan reviu
November 2014
pembelajaran pembelajaran sikap rubrik penilaian
dengan mengkaitkan walaupun sekedar sikap yang
2 sikap sosial sosialisasi/informat terkait langsung
bertanggung jawab if dan melakukan dalam proses
dan diri. penilain sikap pembelajaran
tetapi belum konsep dan atau
dikaitkan dengan keterampilan dan
18
KI-3 dan KI-4 alat menyusun rubrik
ukur berupa rubrik yang lebih tepat.
penilaian sikap
berdiri sendiri
Penilaian yang
dilakukan
konsisten yaitu
bertanggung jawab
dan diri.
4 Kamis , 6 Rini. Implementasi Belum melakukan Mereviu RPP
November 2014
pembelajaran pembelajaran dan dan melakukan
dengan mengkaitkan penilaian sikap secara konsisten
1 sikap sosial jujur. sosial jujur melakukan
walaupun di dalam pembelajaran
tujuan berdasarkan
pembelajaran tujuan
sudah tertulis. pembelajaran.
5 Rabu, 5 Siti Implementasi Telah melakukan Mereviu ulang
November 2014
pembelajaran pembelajaran dan penulisan RRP
dengan mengkaitkan penilaian sikap khususnya
4 sikap sosial teliti, sosial tetapi hanya konsistensi
cermat, tekun, satu yang terkait antara tujuan
tanggung jawab dan yaitu percaya diri pembelajaran dan
bekerja sama. yang sikap tersebut alat penilaiannya.
tidak tercantum
pada tujuan
pembelajaran.
6 Senin , 3 Amir Implementasi Telah melakukan Mereviu ulang
November 2014
pembelajaran pembelajaran dan penulisan RRP
dengan mengkaitkan penilaian sikap agar lebih
2 sikap sosial yaitu: jujur pada konsistensi
jujur, dan percaya pembelajaran antara sikap
diri. konsep. sosial pada
Penilaian percaya tujuan
diri dengan 5 pembelajaran
indikator belum dengan alat
dikaitkan dengan penilaiannya.
KI-3 dan KI-4.
Hasil Supervisi Akademik ini akan ditindak lanjuti pada semester genap
Tahun Pelajaran 2014/2015 sesuai dengan Rencana Tindak Lanjut yang
dibutuhkan guru. Dengan cara ini kelemahan-kelemahan guru akan teratasi secara
cermat.
19
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Supervisi akademik yang dilakukan dengan berpegang apada Rencana
Tindak Lanjut hasil supervisi sebelumnya sangat efektif bagi guru, karena
guru mendapatkan gambaran awal sebelum disupervisi melalaui pemantauan
RPP maupun pengamatan di dalam kelas. Apalagi guru bebas memilih cara
dan teknik supervisi akademik yang diinginkan mereka akan lebih senang
sehingga hasil supervisi akademik dapat menghasilkan informasi yang
optimal. Dalam kesempatan ini guru dapat melakukan konsultasi tentang
pembelajaran yang akan dilakukan. Pada saat pelaksanaan guru dan siswa
merasa kondusif karena supervisor juga bisa berperan sebagai guru apabila
terdapat hal-hal yang belum dikuasai guru. Pada akhir supervisi guru dapat
melakukan refleksi untuk mengungkapkan kekuatan dan kelemahanya dan
mampu menentukan cara-caranya sendiri, sebagai supervisor dapat
memberikan saran-saran yang dibutuhkan sebagai Rencana Tindak Lanjut
terhadap Supervisi yang telah dilakukan.
B. Saran
Untuk melaksanakan supervisi akademik dengan cara ini disarankan agar:
1. Supervisor memahami terlebih dahulu langkah-langkah pelaksanaannya.
2. Guru yang disupervisi dan didampingi perlu disosialisasikan agar mampu
mengubah mind set, sehingga pelaksanaannya dapat tercapai sesuai
harapan.
20
PERTEMUAN
21