Anda di halaman 1dari 12

A.

Definisi Pertumbuhan Manusia


Pertumbuhan memiliki kata asal “tumbuh”. Dalam KBBI sendiri, tumbuh
memiliki arti timbul (hidup) dan bertambah besar atau sempurna. Sehingga
secara istilah, pertumbuhan memiliki pengertian perubahan secara kuantitatif
pada fisik manusia karena beberapa faktor (faktor internal dan eksternal).

Perubahan kuantitaif sendiri dapat di ukur atau dinyatakan dalam satuan serta
dapat diamati secara jelas. Misalnya berupa pertambahan, pembesaran,
perubahan ukuran dan bentuk, hal yang tidak ada menjadi ada, kecil menjadi
besar, sedikit menjadi banyak, pendek menjadi tinggi, serta kurus menjadi
gemuk.

Telah disebutkan diatas, bahwa faktor pertumbuhan ada dua yakni faktor
internal meliputi gen, sel, atom, kromosom atau gizi. Kemudia yang kedua
adalah faktor ekseternal meliputi lingkungan sekitar baik pola hidup maupun
olahraga. Kedua faktir tersebut sama-sama berpengaruh dalam proses
pertumbuhan seseorang. Ketika yang optimal hanya salah satu faktor, maka
hasil pertumbuhan akan kurang maksimal. Sedangkan ketika kedua faktor
tersebut dapat berjalan beriringan dan maksimal, maka pertumbuhan
seseorang juga akan berjalan maksimal.

Karakteristik pertumbuhan adalah adanya perubahan secara kuantitas yang


meliputi jumlah, ukuran, bentuk, luas, tinggi serta berat pada fisisk seseorang
anak. Selain itu, setiap anak telah mengalami pertumbuhan sejak bertemunya
se telur dengan sel ovum dalam kandungan ibu sampai batas usia tertentu,
secara berangsur-angsur. Setiap anak mengalami fase-fase pertumbuhan
yang berbeda tetapi perbedaan tersebut tidak terlalu mencolok ketika sang
anak masuk kategori “normal” atau tidak berkebutuhan khusus terkait gen
atau sel. Perubahan pada pertumbuhan dapat diamati atau dianalisis
menggunakan alat ukur (timbangan untuk berat badan, alat ukur tinggi badan
untuk mengetahui perubahan tinggi badan) serta dapat dinyatakan dalam
bentuk huruf atau satuan.
B. Pengertian Perkembangan

Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan kontinyu


(berkesimnambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati. Pengertian
lainnya yaitu : Perubahan –perubhan yang dialami individu atau organisme
menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis,
progesif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis.

1. Sistematis adalah perubahan dalam perkembangan itu bersifat


saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian – bagian
organisme (fisik & psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis.
2. Progesif : perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan
mendalam baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis)
3. Berkesinambungan : perubahan pada bagian atau fungsi
organisme berlangsung secara beraturan. Beberapa pengertian
perkembangan telag dikemukakan oleh para ahli:
a. Lois Hoffman : Perkembangan adalah proses perubahan
yang terjadi dalam diri individu sepanjang kehidupan.
b. Lerner : Perkembangan mengarah atau menunjukkan
perubahan yang sistematik atau terorganisir.
c. Mussen: Perkembangan adalah perubahan yang terjadi
pada fisik, struktur neurologis, tingkah laku, traits yang terjadi
secara teratur dan masuk akal.
d. Elizabeth Hurlock : Perkembangan berarti seri perubahan
yang progresif yang terjadi sebagai hasil dari kematangan dan
pengalaman.

Tujuan dari perubahan perkembangan adalah memampukan individu untuk


beradaptasi dengan lingkungan dimana mereka hidup.
Persamaan serta Perbedaan antara Pertumbuhan dan Perkembangan
Manusia dalam Psikologi Perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan memiliki persamaan, yakni objeknya
(manusia), keduanya sama-sama berakibat perubahan pada manusia, serta
keduanya sama-sama berpengaruh dalam setiap jenjang kehidupan
seseorang kedepannya (berpengaruh ke masa depan). Keduanya sama-
sama dipengaruhi faktor internal dan eksternal, tetapi jika dilihat secara
eksplisit faktor internal dan eksetrenalnya berbeda antara yang satu dengan
yang lainnya.

Pebedaan dari pertumbuhan dan perkembangan dapat dilihat dari pemaparan


tabel dibawah ini:

No Perbedaan Pertumbuhan Perkembangan

1 Sifat Kuantitatif Kualitatif

2 Objek Fisik Fungsional fisik dan

Psikologis

3 Waktu Sampai usia tertentu, Sampai akhir hayat

biasanya 20-22 tahun

4 Kenampakan Konkret Abstrak

5 Perubahan Bersifat Irreversible Bersifat Reversible

(tidak dapat kembali (dapat kembali ke

ke bentuk awal) bentuk awal)

6 Indikator Perubahan pada fisik Terlihat dari sifat dan


kemmapuan (melalui
(dapat dinyatakan
pengamatan, tanpa
dalam bentuk satuan
adanya alat ukur
dan di ukur secara
yang
kurat menggunakan
alat ukur) akurat dan tidak
dapat

dinyatakn dalam
satuan)

Persamaan dari pertumbuhan hanya sedikit (lebih banyak perbedaannya),


tetapi meskipun demikian, pertumbuhan dan perkembangan saling
berintegrasi atau berhubungan antara satu dengan yang lainnya, saling
melengkapi serta berjalan beriringan.

C. Prinsip-prinsip Tumbuh Kembang


1) Perkembangan Merupakan Hasil Proses Kematangan Dan Belajar.
Kematangan merupakan proses intrinsik yang terjadi dengan sendirinya,
sesuai dengan potensi yang ada pada individu. Belajar merupakan
perkembanganyang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak
memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan dan
potensi yang dimiliki anak.
2) Pola Perkembangan Dapat Diramalkan.
Terdapat persamaan pola perkembangan bagi semua anak. Dengan
demikian perkembangan seorang anak dapat diramalkan.
Perkembanganberlangsungdari tahapan umum ke tahapan spesifik, dan
terjadi berkesinambungan.
Prinsip tumbuh kembang menurut Potter & Perry (2015) yaitu:
Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti arah rangkaian
tertentu. Perkembangan adalah suatu yang terarah dan berlangsung terus
menerus, dalam pola sebagai berikut Cephalocaudal yaitu pertumbuhan
berlangsung terus dari kepala ke arah bawah bagian tubuh, Proximodistal
yaitu perkembangan berlangsung terus dari daerah pusat (proksimal) tubuh
kearah luar tubuh (distal), Differentiation yaitu perkembangan berlangsung
terus dari yang mudah kearah yang lebih kompleks. Perkembangan
merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi, terjadi dengan pola yang
konsisiten dan kronologis.
D. Tahapan Tumbuh Kembang
Kehidupan pribadi manusia pada dasarnya adalah libido seksualitas.
Pembutukan pribadi seseorang terjadi dari lahir sampai usia 20 tahun.
Enam tahap perkembangan fisiologis manusia ( Sigmund Freud ) , yaitu
sebagai berikut :
1. Tahap Oral ( umur 0 sampai sekitar 1 tahun )
Dalam tahap ini, mulut bayi merupakan daerah utama dari aktivitas
yang dinamis pada manusia.
2. Tahap Anal ( antara umur 1 sampai 3 tahun )
Dalam tahap ini, dorongan dan aktivitas gerak individu lebih banyak
terpusat pada fungsi pembuangan kotoran.
3. Tahap Falish ( antara umur 3 sampai 5 tahun )
Dalam tahap ini alat kelamin merupakan daerah perhatian yang penting
dalam pendorongan aktivitas.
4. Tahap Latent ( antara umur 5 tahun sampai 12 tahun )
Dalam tahap ini, dorongan aktivitas dan pertumbuhan cenderung
bertahan dan istirahat dalam arti meningkatkan kecepatan
pertumbuhan.
5. Tahap Pubertas ( antara umur 12 tahun sampai 20 tahun )
Dalam tahap ini, dorongan aktif kembali, kelenjar endokrin tumbuh
pesat dan berfungsi mempercepat pertumbuhan ke arah kematangan.
6. Tahap Genital ( setelah umur 20 tahun dan seterusnya )
Dalam tahap ini, pertumbuhan genital merupakan dorongan penting
bagi tingkah laku seseorang.

Perkembangan fungsi dan kapasitas kejiwaan manusia berlangsung dalam


lima tahap (Jean Jacques Rousseau), sebagai berikut :
1. Tahap perkembangan masa bayi ( sejak lahir – 2 tahun )
Dalam tahap ini, perkembangan pribadi didominasi oleh perasaan.
Perasaan senang ataupun tidak senang menguasai diri bayi, sehingga
setiap perkembangan fungsi pribadi dan tingkah laku bayi, sangat
dipengaruhi oleh perasaannya. Perasaan ini sendiri tidak tumbuh
dengan sendirinya, melainkan berkembang sebagai akibat dari adanya
reaksi bayi terhadap stimulasi lingkungannya.
2. Tahap perkembangan masa kanak-kanak ( 2 tahun sampai 12
tahun )
Dalam tahap ini, perkembangan pribadi anak dimulai dengan semakin
berkembangnya fungsi indra anak untuk mengadakan pengamatan.
Perkembangan fungsi ini memperkuat perkembangan fungsi
pengamatan pada anak, bahkan dapat dikatakan bahwa
perkembangan setiap aspek kejiwaan anak pada masa ini sangat
didominasi oleh pengamatannya.
3. Tahap perkembangan pada masa preadolesen ( 12 tahun sampai
15 tahun )
Dalam tahap ini, perkembangan fungsi penalaran intelektual pada anak
sangat dominan. Dengan adanya pertumbuhan sistem saraf serta
fungsi pikirannya, anak mulai kritis dalam menanggapi sesuatu ide atau
pengetahuan dari orang lain. Kekuatan intelektualnya kuat. Energi
fisiknya kuat, sedangkan kemauannya kurang keras, dengan
pikirannya yang berkembang, anak mulai belajar menemukan tujuan
serta keinginan yang dianggap sesuai baginya untuk memperoleh
kebahagiaan.
4. Perkembangan pada masa adolesen ( 15 tahun sampai 20 tahun )
Dalam tahap perkembangan ini, kualitas kehidupan manusia diwarnai
oleh dorongan seksual yang kuat. Keadaan ini membuat orang mulai
tertarik kepada orang lain yang berlainan jenis kelaminnya. Disamping
itu, orang mulai mengembangkan pengertian tentang kenyataan hidup
serta mulai memikirkan pola tingkah laku yang bernilai moral. Ia juga
mulai belajar memikirkan kepentingan sosial serta kepentingan pribadi.
Berhubung dengan berkembangnya keinginan dan emosi yang
dominan dalam pribadi orang dalam masa ini, maka orang dalam masa
ini sering mengalami keguncangan serta ketegangan dalam jiwa.
5. Masa pematangan diri ( setelah umur 20 tahun )
Dalam tahap ini, perkembangan fungsi kehendak mulai dominan.
Orang mulai dapat membedakan adanya tiga macam tujuan hidup
pribadi, yaitu pemuasan keinginan pribadi, pemuasan keingina
kelompok, dan pemuasan keinginan masyarakat. Semua ini akan
direalisasi oleh individu dengan mengandalkan daya kehendaknya.
Dengan kemauannya, orang melatih diri untuk memilih keinginan yang
akan direalisasikan dalam tindakannya. Realisasi setiap keinginan ini
menggunakan fungsi penalaran, sehingga orang dalam masa
perkembangan ini mulai mampu melakukan self direction dan self
control.
Dari beberapa pendapat termasuk yang menguraikan pertumbuhan /
perkembangan fisiologis mas prenatal, dapatlah dikemukakan di sini pentahapan
perkembangan pribadi secara agak lebih luas yang meliputi tahap :
1. Kematangan Prenatal ( antara umur 2,5 bulan – 9 bulan prenatal ),
2. Perkembangan vital ( sejak lahir – 2 tahun ),
3. Tahap perkembangan ingatan ( umur 2 – 3 tahun ),
4. Tahap perkembangan kekuatan dan imajinasi ( mulai umur 3 – 4 tahun ),
5. Tahap perkembangan pengamatan ( umur 4 – 6 tahun ),
6. Tahap perkembangan inelektual ( antara umur 6/7 – 12/13 tahun ), masa
perkembangan intelektual ini meliputi masa siap sekolah, dan masa anak
bersekolah ( umur 7 – 12 tahun). Beberapa ciri pribadi anak masa kini antara
lain sebagai berikut :
a. Kritis dan realistis,
b. Banyak ingin tahu dan suka belajar,
c. Ada perhatian terhadap hal-hal yang praktis dan konkret dalam
kehidupan sehari-hari,
d. Mulai timbul minat terhadap bidang-bidang pelajaran tertentu,
e. Sampai umur 11 tahun anak suka minta batuan kepada orang
dewasa dalam menyelesaikan tugas belajar,
f. Mendampakan angka raport yang tinggi tanpa memikirkan tingkat
prestasi belajarnya,
g. Setelah umur 11 tahun, anak mulai ingin bekerja sendiri dalam
menyelesaikan tugas belajarnya,
h. Anak suka berkelompok dan memilih teman sebaya dalam bermain
dan belajar,
i. Masa pueral ( umur 11/12 tahun ). Beberapa ciri pribadi anak masa
peural antara lain mempunyai harga diri yang kuat, ingin berkuasa dan
menjadi juara, tingkah lakunya sering berorientasi kepada orang lain,
suka bersaing, suka bergaya tetapi penakut, dan suka memerankan
tokoh besar.
7. Tahap perkembangan praremaja ( umur 13 – 16 tahun ), perbedaan sifat
anak laki-laki dan perempuan adalah sebagai berikut. Sifat negatif anak laki-
laki pada masa preadolesen yaitu mudah lelah, malas bergerak/bekerja, suka
tidur dan bersantai-santai, mempunyai rasa pesimis dan rendah diri, dan
perasaan mulai berubah, senang, sedih, yakin dan gelisah silih berganti. Sifat
negatif anak perempuan pada masa preadolesen yaitu mudah gelisah dan
bingung, kurang suka bekerja, mudah jengkel dan marah, pemurug, kurang
bergembira, membatasi diri dengan pergaulan umum, dan agresif terhadap
orang lain.
8. Tahap perkembangan remaja ( antara umur 16 – 20 tahun ). Dalam tahap
ini antara anak laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan yang mencolok
dan bahkan bertentangan. Beberapa sifat yang berbeda tersebut adalah aktif
dan suka memberi, suka memberi perlindungan, aktif meniru pribadi
pujaannya, tertarik pada hal-hal yang bersifat abstrak dan intelektual dan
berusaha menunjukkan diri mampu dan bergengsi. Sedangkan anak
perempuan memiliki sifat pasif dan suka menerima, suka mendapat
perlindungan, pasif tetapi mengagumi pribadi pujaannya, tertarik pada hal-hal
yang bersifat konkret dan emosional, dan berusaha menuruti dan
menyenangkan orang lain.

E. Penyebab Gangguan Jiwa Pada Anak


Penyebab pasti dari gangguan jiwa belum diketahui dengan pasti, tetapi
penelitian menunjukkan bahwa adanya faktor yang komples, termasuk
faktor keturunan, biologi, trauma psikologis, dan stres lingkungan mungkin
juga berpengaruh.
a. Keturunan (genetika) : Gangguan jiwa yang ada dalam keluarga,
kecenderungannya lebih mungkin dapat diturunkan dari orang
tua kepada anak-anaknya.
b. Biologi : Beberapa gangguan jiwa telah dikaitkan dengan bahan
kimia khusus di otak yang disebut neurotransmitter.
Neurotransmitter membantu sel-sel saraf dalam otak terkoneksi
satu sama lain. Jika bahan kimia ini tidak seimbang atau tidak
bekerja dengan benar, pesan tidak sampai melalui otak dengan
benar, menyebabkan gejala selain hambatan atau cedera pada
daerah-daerah tertentu dari otak juga telah dikaitkan dengan
beberapa gangguan jiwa.
c. Trauma psikologis : Beberapa gangguan jiwa dapat dipicu oleh
trauma psikologis, seperti pelecehan fisik atau seksual serta
kehilangan kasih sayang orang tua.
d. Stres lingkungan : stres atau trauma bisa memicu gangguan jiwa
pada anak .

Teori penuaan secara umum menurut Lilik Ma’rifatul (2011) dapat dibedakan
menjadi dua yaitu teori biologi dan teori penuaan psikososial.

1. Teori Biologi
a. Teori seluler
Kemampuan sel hanya dapat membelah dalam jumlah tertentu dan
kebanyakan sel–sel tubuh “diprogram” untuk membelah 50 kali.
Jika sel pada lansia dari tubuh dan dibiakkan di laboratrium, lalu
diobrservasi, jumlah sel–sel yang akan membelah, jumlah sel yang
akan membelah akan terlihat sedikit. Pada beberapa sistem, seperti
sistem saraf, system musculoskeletal dan jantung, sel pada
jaringan dan organ dalam sistem itu tidak dapat diganti jika sel
tersebut dibuang karena rusak atau mati. Oleh karena itu, sistem
tersebut beresiko akan mengalami proses penuaan dan
mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk
tumbuh dan memperbaiki diri (Azizah, 2011)
b. Sintesis Protein (Kolagen dan Elastis)
Jaringan seperti kulit dan kartilago kehilangan elastisitasnya pada
lansia. Proses kehilangan elastiaitas ini dihubungkan dengan
adanya perubahan kimia pada komponen protein dalam jaringan
tertentu. Pada lansia beberapa protein (kolagen dan kartilago, dan
elastin pada kulit) dibuat oleh tubuh dengan bentuk dan struktur
yang berbeda dari protein yang lebih muda. Contohnya banyak
kolagen pada kartilago dan elastin pada kulit yang kehilangan
fleksibilitasnya serta menjadi lebih tebal, seiring dengan
bertambahnya usia (Tortora dan Anagnostakos, 1990). Hal ini
dapat lebih mudah dihubungkan dengan perubahan permukaan
kulit yang kehilangan elastisitanya dan cenderung berkerut, juga
terjadinya penurunan mobilitas dan kecepatan pada system
musculoskeletal (Azizah, 2011).
c. Keracunan Oksigen
Teori tentang adanya sejumlah penurunan kemampuan sel di
dalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang
mengandung zat racun dengan kadar yang tinggi, tanpa
mekanisme pertahan diri tertentu. Ketidakmampuan
mempertahankan diri dari toksink tersebut membuat struktur
membran sel mengalami perubahan dari rigid, serta terjadi
kesalahan genetik (Tortora dan Anaggnostakos, 1990). Membran
sel tersebut merupakan alat untuk memfasilitas sel dalam
berkomunikasi dengan lingkungannya yang juga mengontrol
proses pengambilan nutrisi dengan proses ekskresi zat toksik di
dalam tubuh. Fungsi komponen protein pada membran sel yang
sangat penting bagi proses di atas, dipengaruhi oleh rigiditas
membran tersebut. Konsekuensi dari kesalahan genetik adalah
adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan
jumlah sel anak di semua jaringan dan organ berkurang. Hal ini
akan menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh (Azizah,
2011).
d. Sistem Imun
Kemampuan sistem imun mengalami kemunduran pada masa
penuaan. Walaupun demikian, kemunduran kemampuan sistem
yang terdiri dari sistem limfatik dan khususnya sel darah putih, juga
merupakan faktor yang berkontribusi dalam proses penuaan.
Mutasi yang berulang atau perubahan protein pasca tranlasi, dapat
menyebabkan berkurangnya kemampuan sistem imun tubuh
mengenali dirinya sendiri. Jika mutasi isomatik menyebabkan
terjadinya kelainan pada antigen permukaan sel, maka hal ini akan
dapat menyebabkan sistem imun tubuh menganggap sel yang
mengalami perubahan tersebut sebagai selasing dan
menghancurkannya. Perubahan inilah yang menjadi dasar
terjadinya peristiwa autoimun. Disisi lain sistem imun tubuh sendiri
daya pertahanannya mengalami penurunan pada proses menua,
daya serangnya terhadap sel kanker menjadi menurun, sehingga
sel kanker leluasa membelah-belah (Azizah, 2011).
e. Teori Menua Akibat Metabolisme
Menurut MC Kay et all., (1935) yang dikutip Darmojo dan Martono
(2004), pengurangan “intake” kalori pada rodentia muda akan
menghambat pertumbuhan dan memperpanjang umur.
Perpanjangan umur karena jumlah kalori tersebut antara lain
disebabkan karena menurunnya salah satu atau beberapa proses
metabolisme. Terjadi penurunan pengeluaran hormon yang
merangsang pruferasi sel misalnya insulin dan hormon
pertumbuhan.
2. Teori psikologis
a. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya
setelah menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap
terpelihara sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang
sukses adalah meraka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial
Azizah, 2011).
b. Aktivitas atau Kegiatan (Activity Theory)
Seseorang yang dimasa mudanya aktif dan terus memelihara keaktifannya
setelah menua. Sense of integrity yang dibangun dimasa mudanya tetap
terpelihara sampai tua. Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang
sukses adalah meraka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial
(Azizah, 2011).
c. Teori Pembebasan (Disengagement Theory)
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang
secara pelan tetapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya
atau menarik diri dari pergaulan sekitarnya (Azizah, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai