Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Sel hidup, dalam melakukan aktivitasnya melibatkan enzim-enzim.Enzim-enzim tersebut


hanya dapat bekerja pada komposisi dan keadaan intraselular yang tertentu. Untuk dapat terus
beraktivitas, sel akan memelihara kondisi internal sel ada dalam kisaran tertentu yang sangat
sempit. Pemeliharaan keadaan internal tersebut antara lain pada pH, kadar ion-ion, banyaknya
mikro dan makromolekul. Jika kondisi internal dipelihara disekitar nilai konstan, tidak
demikian halnya dengan lingkungan sel (cairan ekstraselular). Keadaan ekstraselular
senantiasa berubah, tidak selalu sama dari waktu ke waktu.
Membran sel merupakan barrier terhadap perubahan lingkungan sekaligus penyeleksi lalu
lintas bahan dari dan ke luar sel. Membran sel dengan struktur dasar bilayer lipid hanya
permeabel terhadap bahan-bahan yang hidrofobik dan molekul-molekul hidrofilik berkuran
kecil, tetapi tidak permeabel terhadap molekul-molekul polar berukuran cukup besar,
molekul-molekul kompleks dan ion-ion. Molekul-molekul polar berukuran cukup besar,
molekul-molekul kompleks dan ion-ion dapat melintas membran melalui protein membran
yang membentuk saluran (protein channel) atau menggunakan protein carrier.
Stimulus tertentu dapat mengakibatkan perubahan potensial membran. Perubahan
potensial membran dapat menjadi stimulus bagi protein channel tertentu sehingga
permeabilitas membran terhadap ion tertentu meningkat. Peningkatan permeabilitas membran
tersebut akan mengakibatkan laju ion tertentu tersebut melintas membran meningkat.
Perpindahan ini akan mengubah beda potensial membran. Jika perpindahan ion tersebut
mengakibatkan depolarisasi membran hingga nilai potensial tertentu, akan menimbulkan
lonjakan potensial yang kemudian kembali ke potensial awal, yang disebut potensial aksi.
Pada sel saraf (neuron), potensial aksi dapat dijalarkan, sehingga stimulus yang diberikan,
merupakan informasi yang dapat ditransmisikan dari organ sensorik (penerima stimulus) ke
sistem saraf pusat (untuk diintegrasikan) dan kemudian ke organ/jaringan sasaran sehingga
timbul respons individu terhadap stimulus tersebut.

1
1.2 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini agar mahasiswa dapat mengetahui struktur membran sel
dan organael sel, proses transpor zat melintasi membran, transporter-transporter dan energi.

1.3 Rumusan masalah


1. Struktur membran sel dan organel sel ?
2. Proses transpor zat melintasi membran (difusi, osmosis, kanal, pompa, perantara, dll) ?
3. Transporter-transporter dan energi ?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Membran sel

Membran sel merupakan pemisah antara lingkungan luar sel dan dalam sel atau media
keluar-masuknya zat dari dalam dan ke dalam sel. Membran sel bersifat semipermeabel dan
selektifpermiabel karena hanya dapat dilalui zat-zat tertentu.
Berdasarkan model mosaic cairan, membran sel terdiri dari lipid, protein, dan
karbohidrat dalam perbandingan berbeda tergantung pada jenis sel. Membran sel tersusun atas
lapisan lipoprotein yaitu gabungan antara lemak dan protein. Lipid penyusun membran sel
terdiri dari pospolipid, spingolipid, glikolipid, dan sterol. Posfolipid merupakan gabungan
antara lemak dan posfat, bersifat hidrofilik dengan ujung polar (larut dalam air). Sterol
merupakan senyawa lemak penyusun membran sel yang bersifat hidrofobik dengan ujung
tidak polar (tidak larut dalam air).

2.1.1 Struktur Membran Sel


Model mosaik fluida merupakan model struktur membran sel yang berbentuk
pospolifid bilayer atau membentuk dua lapisan yaitu lapisan atas dan bawah.

Membran Sel

3
 Bagian tengah bilayer atau ekor asam lemak membentuk membran Hidrofobic (tidak
suka air)
 Bagian kepala Fospolipid bilayer atau bagian kepala membentuk membran Hidrofilik
(suka air)
 Protein Integral/Intrinsik adalah protein yang menjulang atau menembus membran sel
dari lapisan atas hingga ke bawah.
 Protein Peripheral/Ektrinsik adalah protein yang berada di lapisan atas atau bawah dari
membran sel
 Fospolipid (lemak yang berikatan denga posfat)
 Glikolipid (Lemak yang berikatan dengan karbohidrat)
 Glikoprotein (Protein yang berikatan dengan karbohidrat)

Protein dalam membran sel terdiri atas protein intrinsik dan protein ekstrinsik. Protein
intrinsik adalah protein yang menembus dua lapis lipid, bersifat hidrofobik. Protein ekstrinsik
merupakan protein yang berada di permukaan luar tidak menembus lipid, bersifat hidrofilik.
Selain itu, membran sel juga disusun oleh senyawa karbohidrat yang terdiri dari dua bagian
yaitu glikolipid dan glikoprotein. Glikolipid merupakan senyawa karbohidrat yang berikatan
dengan lipid sedangkan glikoprotein merupakan senyawa karbohidrat yang berikatan dengan
protein. Kedua karbohidrat tersebut bersifat hidrofilik.

Model Mosaic Cairan

Berdasarkan model mosaic cairan, struktur membran sel memiliki karakteristik


sebagai berikut :
1. Tersusun dari lipid dengan karakteristik sebagai berikut :

4
o Merupakan lapisan ganda bersifat cair sehingga mudah bergerak ke berbagai
arah (horizontal, vertikal, ataupun rotasi).
o Merupakan senyawa amfipatik yaitu bersifat hidrofilik pada satu bagian dan
bersifat hidrofobik pada bagian lainnya.
o Dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu posfolipid (bersifat hidrofilik),
glikolipid, spingolipid, dan sterol.

2. Tersusun dari protein dengan karakteristik sebagai berikut :

o Menyebar secara tidak merata sehingga membentuk mosaic.


o Terdiri dari dua jenis yaitu perotein integral dan protein perifer.
o Protein integral atau intrinsik bersifat hidrofobik dan menembus dua lapis lipid
(terbenam di tengah lapisan ganda lipid).
o Protein perifer atau ekstrinsik bersifat hidrofilik, menyebabkan terjadinya gaya
elektrostatik dari kepala polar pada lapisan lipid.
o Pergerakan protein dibatasai oleh gaya tarik menarik di antara molekul protein.

3. Tersusun dari karbohidrat dengan karakteristik sebagai berikut :

o Terdiri dari dua jenis yaitu oligosakarida dan polisakarida.


o Oligosakarida berikatan dengan lipid membentuk glikolipid.
o Polisakarida berikatan dengan protein membentuk glikoprotein.

Fungsi Membran Sel

1. Melindungi bagian sel yang terletak lebih dalam atau sebagai pembatas antarisi sel
dengan bagian luar sel.
2. Memperkokoh sel
3. Mencegah agar sel tidak pecah
4. Sebagai reseptor dari rangsangan luar
5. Sebagai tempat pertukaran zat atau transpor molekul.
6. Sebagai tempat ebrlangsungya reaksi-reaksi kimia.
7. Sebagai sekat pembatas antara isi sel dan lingkungan luar sel.
8. Sebagai pengontrol transportasi zat dari dalam keluar sel, maupun dari luar ke dalam
sel

5
9. Menjaga kestabilan pH, menjaga konsentrasi ion, dan membuang sisa metabolisme
yang bersifat racun.

2.2 ORGANEL SEL

Penelitian menunjukkan bahwa satuan unit terkecil dari kehidupan adalah Sel. Kata
"sel" itu sendiri dikemukakan oleh Robert Hooke yang berarti "kotak-kotak kosong", setelah
ia mengamati sayatan gabus dengan mikroskop.
Selanjutnya disimpulkan bahwa sel terdiri dari kesatuan zat yang dinamakan
Protoplasma. Istilah protoplasma pertama kali dipakai oleh Johannes Purkinje; menurut
Johannes Purkinje protoplasma dibagi menjadi dua bagian yaitu Sitoplasma dan
Nukleoplasma

Robert Brown mengemukakan bahwa Nukleus (inti sel) adalah bagian yang
memegang peranan penting dalam sel, Rudolf Virchow mengemukakan sel itu berasal dari sel
(Omnis Cellula E Cellula).

Sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional penyusun makhluk hidup yang
dapat memperbanyak diri. Aktivitas yang ada dalam sel terjadi dalam organel-organel yang
mendukung fungsi-fungsi tertentu.

Organel sel terdiri dari :

a. Retikulum Endoplasma (RE.)

Organel ini berupa sistem membran yang berlipat-lipat, menghubungkan antara membran
sel dengan membran inti, dan berperan dalam proses transpor zat intra sel. Strukturnya
berbentuk benang-benang yang bermuara di inti sel. Dikenal dua jenis RE yaitu :

 RE. Granuler (Rough E.R)


 RE. Agranuler (Smooth E.R)

Fungsi R.E. adalah : sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri. Struktur R.E.
hanya dapat dilihat dengan mikroskop elektron.

6
b. Ribosom (Ergastoplasma)

Struktur ini berbentuk bulat terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang melekat
sepanjang R.E. dan ada pula yang soliter. Ribosom merupakan organel sel terkecil yang
tersuspensi di dalam sel.

Ribosom berfungsi sebagai tempat sintesis protein dan merupakan contoh organel yang tidak
bermembran. Organel ini terutama disusun oleh asam ribonukleat, dan terdapat bebas dalam
sitoplasma maupun melekat pada RE.

c. Mitokondria (The Power House)

Mitokondria adalah organel yang berfungsi sebagai tempat respirasi aerob untuk
pembentukan ATP sebagai sumber energi sel, karena itu mitokondria diberi julukan "The
Power House". Organel yang hanya dimiliki oleh sel aerob ini memiliki dua lapis membran.
Membran bagian dalam berlipat-lipat dan disebut krista, berfungsi memperluas permukaan
sehingga proses pengikatan oksigen dalam respirasi sel berlangsung lebih efektif. Bagian
yang terletak diantara membran krista berisi cairan yang disebut matriks banyak mengandung
enzim pernafasan atau sitokrom.
7
d. Lisosom

Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan
seluler. Salah satu enzimnya itu bernama Lisozym.

Berbentuk kantong-kantong kecil dan umumnya berisi enzim pencernaan (hidrolisis)


yang berfungsi dalam peristiwa pencernaan intra sel. Sehubungan dengan bahan yang
dikandungnya lisosom memiliki peran dalam peristiwa:

 pencernaan intrasel : mencerna materi yang diambil secara fagositosis


 eksositosis : pembebasan sekrit keluar sel
 autofagi : penghancuran organel sel yang sudah rusak
 autolisis : penghancuran diri sel dengan cara melepaskan enzim
pencerna dari dalam lisosom ke dalam sel.

e. Badan Golgi (Apparatus Golgi = Diktiosom)

Organel ini dihubungkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Organel ini banyak dijumpai pada organ tubuh
yang melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal.

Organel ini berbentuk seperti kantong pipih, berfungsi dalam proses sekresi lendir,
glikoprotein, karbohidrat, lemak, atau enzim, serta berfungsi membentuk lisosom. Karena
fungsinya dalam hal sekresi, maka badan golgi banyak ditemui pada sel-sel penyusun
kelenjar.

f. Sentrosom (Sentriol)

Struktur berbentuk bintang yang berfungsi dalam pembelahan sel (Mitosis maupun
Meiosis). Sentrosom merupakan organel yang disusun oleh dua sentriole. Sentriole berbentuk
8
seperti tabung dan disusun oleh mikrotubulus yang terdiri atas 9 triplet, terletak di dekat salah
satu kutub inti sel. Sentriole ini berperan dalam proses pembelahan sel dengan membentuk
benang spindel. Benang spindel inilah yang akan menarik kromosom menuju ke kutub sel
yang berlawanan.

g. Plastida

Merupakan organel yang umumnya berisi pigmen. Plastida yang berisi pigmen
klorofil disebut kloroplas, berfungsi sebagai organel utama penyelenggara proses fotosintesis.
Kromoplas adalah plastida yang berisi pigmen selain klorofil, misalkan karoten, xantofil,
fikoerithrin, atau fikosantin, dan memberikan warna pada mahkota bunga atau warna pada
alga. Plastida yang tidak berwarna disebut leukoplas, termodifikasi sedemikian rupa sehingga
berisi bahan organik. Ada beberapa macam leukoplas berdasar bahan yang dikandungnya:
amiloplas berisi amilum, elaioplas (lipoplas) berisi lemak,dan proteoplas berisi protein.Dapat
dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.

Dikenal tiga jenis plastida yaitu :

1. Lekoplas (Plastida berwarna putih berfungsi sebagai penyimpan makanan), terdiri


dari:

 Amiloplas (untak menyimpan amilum)


 Elaioplas (Lipidoplas) (untukmenyimpan lemak/minyak)
 Proteoplas (untuk menyimpan protein).

9
2. Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau. Plastida ini berfungsi menghasilkan klorofil
dan sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis.
3. Kromoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya :
 Karotin (kuning)
 Fikodanin (biru)
 Fikosantin (kuning)
 Fikoeritrin (merah)

h. Vakuola (RonggaSel)

Beberapa ahli tidak memasukkan vakuola sebagai organel sel. Benda ini dapat dilihat
dengan mikroskop cahaya biasa. Selaput pembatas antara vakuola dengan sitoplasma disebut
Tonoplas

Vakuola berisi :
 garam-garam organik
 glikosida
 tanin (zat penyamak)
 minyak eteris (misalnya Jasmine pada melati, Roseine pada mawar Zingiberine pada
jahe)
 alkaloid (misalnya Kafein, Kinin, Nikotin, Likopersin dan lain-lain)
 enzim
 butir-butir pati

Merupakan rongga yang terbentuk di dalam sel, dan dibatasi membran yang disebut
tonoplas. Pada beberapa spesies dikenal adanya vakuola kontraktil dan vaknola non
kontraktil. Pada tumbuhan vakuola berukuran sangat besar dan umumnya termodifikasi
sehingga berisi alkaloid, pigmen anthosianin, tempat penimbunan sisa metabolisme, ataupun
tempat penyimpanan zat makanan. Pada sel hewan vakuolanya kecil atau tidak ada, kecuali
10
hewan bersel satu. Pada hewan bersel satu terdapat dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan
yang berfungsi dalam pencernaan intrasel dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai
osmoregulator.

i. Mikrotubulus
Berbentuk benang silindris, kaku, berfungsi untuk mempertahankan bentuk sel dan
sebagai "rangka sel". Contoh organel ini antara lain benang-benang gelembung pembelahan.
Selain itu mikrotubulus berguna dalam pembentakan Sentriol, Flagela dan Silia.

Mikrotubulus berbentuk seperti benang silindris, disusun oleh protein yang disebut
tubulin. Sifat mikrotubulus kaku sehingga diperkirakan berfungsi sebagai ‘kerangka’ sel
karena berfungsi melindungi dan memberi bentuk sel. Mikrotubulus juga berperan dalam
pembentukan sentriol, silia, maupun flagela.

j. Mikrofilamen

Mikrofilamen mirip seperti mikrotubulus, tetapi diameternya lebih kecil. Bahan yang
membentuk mikrofilamen adalah aktin dan miosin seperti yang terdapat pada otot. Dari hasil
penelitian diketahui ternyata mikrofilamen berperan dalam proses pergerakan sel, endositosis,
dan eksositosis. Gerakan Amuba merupakan contoh peran dari mikrofilamen.

k. Peroksisom(Badan Mikro)

Ukurannya sama seperti Lisosom. Organel ini senantiasa berasosiasi dengan organel
lain, dan banyak mengandung enzim oksidase dan katalase (banyak disimpan dalam sel-sel
hati). Peroksisom merupakan kantong kecil yang berisi enzim katalase, berfungsi
menguraikan peroksida (H2O2) yang merupakan sisa metabolisme yang bersifat toksik
menjadi air dan oksigen. Organel ini banyak ditemui pada sel hati. Glioksisom adalah badan
mikro pada tumbuhan, berperan dalam proses pengubahan senyawa lemak menjadi sukrosa.

11
l. Inti Sel (Nukleus)

Organel yang mengatur semua kegiatan dalam sel.


Inti sel terdiri dari bagian-bagian yaitu :
• Membran Inti (Karioteka)
• Nukleoplasma (Kariolimfa)
• Kromatin / Kromosom
• Nukleolus(anak inti).

Fungsi : mengatur semua aktivitas (kegiatan) sel, karena di dalam inti sel terdapat kromosom
yang berisi ADN yang mengatur sintesis protein.
• Mengendalikan proses berlangsungnya metabolimsme dalam sel.
• Menyimpan informasi genetik
• Tempat terjadinya replikasi

2.3 Transpor Zat Melalui Membran Sel


Fungsi membran sel yaitu sebagai pengatur keluar masuknya zat. Pengaturan itu
memungkinkan sel untuk memperoleh pH yang sesuai, dan konsentrasi zat-zat menjadi
terkendali. Sel juga dapat memperoleh masukan zat-zat dan ion-ion yang diperlukan serta
membuang zat-zat yang tidak diperlukan. Semua pengontrolan itu bergantung pada transpor
lewat membran.
2.3.1. TRANSMITER-TRANSMITER DAN ENERGI YANG MELEWATI MEMBRAN
A.1 DIFUSI
Difusi ini adalah transport membran yang paling sederhana, yang dikenal dengan
simple diffusion, merupakan proses pasif di mana zat bergerak bebas melalui lapisan ganda
lipid dari membran plasma sel tanpa bantuan protein transport membran, bergerak melintasi
membran dengan sederhana atau secara langsung.
Zat terlarut yang dapat berdifusi ada yang berupa zat nonpolar dan polar. Nonpolar,
molekul hidrofobik bergerak melintasi bilayer lipid melalui proses difusi sederhana. Molekul
tersebut termasuk oksigen, karbon dioksida, dan gas nitrogen, asam lemak, steroid, dan
vitamin larut lemak (A, D, E, dan K). Polar molekul seperti air, urea, dan alkohol kecil juga
melewati melalui bilayer lipid dengan difusi sederhana.

12
Difusi ini penting dalam pergerakan oksigen dan karbon dioksida antara sel-sel darah
dan tubuh, dan antara darah dan udara dalam paru-paru saat bernafas. Ini juga merupakan rute
untuk penyerapan beberapa nutrisi dan ekskresi beberapa limbah oleh sel-sel tubuh.
Prinsip Difusi
Difusi atau diffusion (di-FU-zhun; diffus- penyebaran) adalah proses pasif di mana
pencampuran acak partikel dalam larutan terjadi karena energi kinetik partikel. Dimana
larutan mengandung zat terlarut dan pelarut, difusi ini perpindahan atau pergerakan zat
terlarut bukan pelarut. Jika zat terlarut dalam konsentrasi tinggi dalam satu bidang (luar sel)
dan dalam konsentrasi rendah daerah lain (dalam sel), molekul zat terlarut akan bergerak ke
daerah rendah konsentrasi dimaksud tansport pasif karena zat bergerak menuruni gradien
konsentrasi, dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah tanpa membutuhkan energi. Zat ini
akan berhenti bergerak melintasi membran hingga kedua tempat, luar sel dan dalam sel
memiliki konsentrasi yang sama atau telah mencapai keseimbangan. Membran untuk difusi
ini bersifat permeable.

Beberapa faktor yang mempengaruhi difusi


1. Kecuraman dari gradien konsentrasi. Semakin besa rperbedaan konsentrasi antara dua
sisi membran, semakin tinggi tingkat difusi.
2. Suhu. Semakin tinggi suhu, semakin cepat tingkat difusi. Semua proses difusi tubuh
terjadi lebih cepat pada orang dengan demam.
3. Massa bahan yang ditransportasikan. Semakin besar massanya, semakin lambat laju
difusi. Molekul yang lebih kecil menyebar lebih cepat daripada yang lebih besar.

13
4. Luas permukaan. Semakin besar luas permukaan membran yang tersedia untuk difusi,
semakin cepat laju difusi. Sebagai contoh, kantung udara dari paru-paru memiliki luas
permukaan yang besar yang tersedia untuk difusi oksigen dari udara ke dalam darah.
Beberapa penyakit paru-paru, seperti emphysema, mengurangi luas permukaan. Hal
ini memperlambat laju difusi oksigen dan membuat pernapasan lebih sulit.
5. Jarak Difusi. Semakin besar jarak di mana difusi harus terjadi, semakin lama waktu
yang dibutuhkan. Difusi melintasi membran plasma hanya membutuhkan sepersekian
detik karena membran sangat tipis. Pada pneumonia, cairan terkumpul dalam paru-
paru; cairan tambahan meningkatkan jarak difusi karena oksigen harus bergerak
melalui cairan dan membran untuk mencapai aliran darah.

A.2 DIFUSI DIFASILITASI


Zat terlarut yang terlalu polar atau sangat dituntut untuk bergerak melalui lipid bilayer
dengan difusi sederhana dapat melintasi membran plasma dengan proses pasif yang disebut
difusi difasilitasi. Dalam proses ini, sebuah protein membran integral membantu zat tertentu
di membran. Protein membran integral dapat berupa channel membran atau carrier membran.

CHANNEL MEDIATED (SALURAN)


CHANNEL-dimediasi DIFUSI difasilitasi dalam saluran dimediasi difasilitasi difusi,
zat terlarut bergerak menuruni konsentrasi gradien melintasi bilayer lipid melalui membran
channel. Sebagian besar saluran membran saluran ion, protein trans membran integral yang
memungkinkan zat atau molekul kecil, anorganik ion yang terlalu hidrofilik untuk menembus
nonpolar yang interior dari lapisan ganda lipid. Setiap ion dapat menyebar di seluruh
membran hanya pada situs tertentu.

14
Dalam membran plasma ion yang paling banyak yaitu K+ (ion kalium) atau Cl- (ion
klorida) dan ion yang sedikit yaitu Na+ (ion natrium) atau Ca2+ (ion kalsium). Difusi ion
melalui saluran umumnya lebih lambat dari difusi gratis melalui lapisan ganda lipid karena
saluran menempati sebagian kecil dari total luas permukaan membran daripada lipid. Namun,
difasilitasi difusi melalui saluran adalah proses yang sangat cepat yaitu lebih dari juta ion
kalium dapat mengalir melalui channel ini.
Sebuah channel dikatakan terjaga keteraturannya ketika bagian dari protein saluran
bertindak sebagai gerbang, berubah bentuk dalam satu cara untuk membuka pori dan cara lain
untuk menutupnya. Ion-ion akan keluar masuk dengan seiringnya terbuka dan tertutupnya
gerbang tersebut, ini diatur oleh perubahan kimia atau listrik di dalam dan di luar sel. Ketika
gerbang saluran terbuka, ion berdifusi ke dalam atau keluar dari sel, menuruni gradien
elektrokimia.

CARRIER MEDIATED (PEMBAWA)


CARRIER-dimediasi DIFUSI difasilitasi dalam pembawa dimediasi difusi difasilitasi,
pembawa (juga disebut transporter) digunakan untuk memindahkan zat terlarut menuruni
gradien konsentrasinya melintasi membran plasma. Zat terlarut ke satu sisi membran dan
dilepaskan di sisi lain setelah pembawa mengalami perubahan bentuk. Zat terlarut lebih sering
mengikat pada membran dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari zat terlarut. Setelah
konsentrasi adalah sama di kedua sisi membran, zat terlarut molekul mengikat pembawa di
sisi sitosol dan pindah ke cairan ekstraselular secepat mereka mengikat carrier pada sisi
ekstraseluler.

15
Tingkat carrier-dimediasi difusi difasilitasi (seberapa cepat itu terjadi) adalah
ditentukan oleh kecuraman gradien konsentrasi di membran. Difusi difasilitasi mencakup
glukosa, fruktosa, galaktosa, dan beberapa vitamin. Glukosa memasuki banyak sel-sel tubuh
oleh carrier- dimediasi difasilitasi difusi seperti sebagai berikut:
Glukosa mengikat jenis tertentu pada protein pembawa yang disebut transporter
glukosa (GLUT) pada permukaan luar membran, transporter mengalami perubahan bentuk,
glukosa melewati membran, dan transporter glukosa melepaskan glukosa di sisi lain dari
membran yaitu dalam sel.
Permeabilitas selektif membran plasma sering diatur untuk mencapai homeostasis.
Misalnya, hormon insulin, melalui aksi dari reseptor insulin, mempromosikan penyisipan dari
banyak salinan transporter glukosa menjadi plasma membran sel tertentu. Dengan demikian,
efek dari insulin adalah untuk meningkatkan maksimum transport difusi difasilitasi glukosa
ke dalam sel. Dengan transporter glukosa lebih tersedia, sel-sel tubuh dapat mengambil
glukosa dari darah lebih cepat. Ketidakmampuan untuk memproduksi atau menggunakan
insulin disebut diabetes mellitus.
A.3 OSMOSIS
Osmosis adalah proses perpindahan zat, molekul atau partikel pelarut dari yang lebih
encer ke yang lebih pekat, dengan tidak menggunakan energi melalui membran semi
permeable. Selama osmosis, molekul air melewati membran plasma dalam dua cara yaitu
dengan bergerak melalui bilayer lipid melalui difusi sederhana, seperti telah dijelaskan
sebelumnya, dan dengan bergerak melalui aquaporins, protein membran integral yang
berfungsi sebagai saluran air .

16
Seperti pada percobaan yang menunjukkan osmosis adalah pada tabung U yang dimana
disini pelarut berupa air berpindah dari yang lebih encer ke yang lebih pekat, melintasi lapisan
semi permeable, pelarut berupa air akan berhenti bergerak saat telah mencapai titik
keseimbangan antara tabung kanan dan kiri.

Osmosis ada 3 bentuk berupa hipotonik, hipertonik, dan isotonik. Isotonik adalah
kadaan dimana larutan di luar dan di dalam sel sama seperti pada kondisi eritrosit diatas,
eritrosit akan berbentuk normal bikonkaf pada isotonik. Hipertonik adalah tekanan osmosis
tinggi yang dimana pelarut air akan bergerak melintasi membran semi permeable ke luar
eritrosit, karena zat yang berada di luar lebih pekat daripada yang berada di dalam eritrosit
lebih encer, sehingga eritrosit mengkerut bentuknya. Hipotonik adalah tekanan osmosis
rendah yang dimana pelarut air akan bergerak melintasi membran semi permeable ke dalam
eritrosit karena di dalam zatnya lebih pekat daripada di luar yang lebih encer, sehingga
eritrosit akan berbentuk besar.

17
2.3.4. TRANSPORT AKTIF
Merupakan proses perlaluan zat yang membutuhkan energy selain itu juga
membutuhkan bantuan dari carrier protein dan saluran protein. Energi yang digunakan dalam
pemindahan molekul tersebut ada yang diperoleh dari hidrolisis ATP karena melawan
gradient konsentrasi. Kinerja transport aktif dilakukan oleh protein spesifik yang tertanam
pada membrane. Dua jenis transport aktif yaitu :

A.1 TRANSPORT AKTIF PRIMER


Transport aktif primer (energy dari hidrolisis ATP) yaitu transport yang bergantung
pada potensial membrane. Dalam keadaan stabil, ekstraseluler memiliki konsentrasi Na+ 10
kali lebih tinggi dari pada di dalam sel, sedangkan konsentrasi ion K+ lebih rendah di dalam
sel dari pada di luar sel. Kalau konsentrasi Na+ dalam sel meningkat maka Na+ perlu
dikeluarkan, maka diperlukan ATP untuk memompa Na+ keluar dengan cara Na+ akan terikat
pada sisi spesifik pada saluran protein, sehingga menyababkan rangsangan fosforilasi dan
terjadi hidrolisis ATP, menghasilkan suatu perubahan pada konformasi saluran protein
berakibat Na+ yang terikat bergerak keluar sel dan terjadi reduksi afinitas ikatan Na+ pada
protein saluran sehingga Na+ terlepas.

Pada waktu bersamaan, di bagian ekstraseluler K+ mengalami afinitas di bagian sisi


protein saluran, terjadi stimulus defosforilasi berakibat perubahan konformasi saluran protein
sehingga terjadi gerakan yang menyebabkan K+ bergerak ke bagain interseluler. Saluran
protein memiliki tiga tempat spesifik untuk ikatan Na+ dan dua untuk K+, sehingga setiap kali
siklus transpor tiga Na+ dan dua K+ lewat membran sel membutuhkan satu molekul ATP yang
terhidrolisa.
Tiga ion Na+ akan menempel dan masuk ke dalam protein membran yang akan
merangsang terhidrolisisnya ATP menjadi P dan ADP, yang dimana P ini akan digunakan
energi untuk memindahkan 3 ion Na+ ke luar sel dan merubah bentuk daripada protein
membran. Dua ion K+ dari luar sel menempel dan masuk ke dalam protein membran sesuai
18
bentuk protein membran, menempelnya ion ini membuat P terlepas dari protein membran dan
mendorong ino K+ bergerak menuju dalam sel, lepasnya P dan ion K+ ini membuat berubah
bentuk pada protein membran.

A.2 TRANSPORT AKTIF SEKUNDER


Transport aktif sekunder (energy dari gradient ion) Transpor aktif juga memindahkan
mikromolekul yang berada di daerah lumen usus, misalnya perpindahan glukosa dan asam
amino berkonsentrasi rendah ke dalam sel usus dengan konsentrasi relatif tinggi. Perpindahan
ini tidak menggunakan ATP hasil hidrolisis tetapi digerakkan karena perbedaan gradien Na+.
Konsentrasi Na+ ekstraseluler usus lebih rendah dari pada dalam sel,sehingga terjadi
perpindahan ion ke dalam sel dengan cara berikatan dengan bagian sisi protein saluran,
selanjutnya diikuti oleh glukosa yang berikatan dengan protein saluran yang sama tetapi pada
sisi yang lain. Transpor seperti ini disebut transpor aktif sekunder.

Pada transpor aktif sekunder, energi yang tersimpan dalam Na+ atau H+ gradien
konsentrasi digunakan untuk menggerakkan zat lain melintasi membran terhadap gradien
konsentrasi mereka sendiri. Karena Na+ atau H+ lereng didirikan oleh transpor aktif primer,
sekunder aktif transportasi tidak langsung menggunakan energi yang diperoleh dari hidrolisis
ATP.
Natrium - kalium pompa mempertahankan konsentrasi curam gradien Na+ melintasi
membran plasma. Sebagai hasilnya, ion natrium telah disimpan atau potensi energi, seperti air
di belakang bendungan. Dengan demikian, jika ada rute untuk Na+ bocor kembali dalam,
beberapa energi yang tersimpan dapat diubah menjadi energi kinetik (energi gerak) dan
digunakan untuk mengangkut zat lain melawan gradien konsentrasinya.

19
Pada intinya, sekunder aktif protein transpor memanfaatkan energi di Na + konsentrasi
gradien dengan menyediakan rute untuk Na+ bocor ke dalam sel, di transpor aktif sekunder,
protein pembawa secara bersamaan mengikat Na+ dan substansi lain dan kemudian berubah
bentuk sehingga kedua zat melintasi membran pada waktu yang sama. Jika transporter ini
bergerak dua zat dalam arah yang sama mereka disebut symporters (sama), antiporters
sebaliknya, bergerak dua zat dalam arah yang berlawanan di seluruh membran (anti-
melawan). Salah satu bentuk transport aktif adalah:

EKSOSITOSIS
Eksositosis adalah mekanisme transpor molekul besar seperti protein dan polisakarida,
melintasi membran plasma dari dalam ke luar sel (sekresi) dengan cara menggabungkan
vesikula berisi molekul tersebut dengan membran plasma. Vesikula transpor yang lepas dari
aparatus Golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran plasma. Ketika membran vesikula
dan membran plasma bertemu, molekul lipid membran menyusun ulang dirinya sendiri
sehingga kedua membran bergabung. Kandungan vesikulanya kemudian tumpah ke luar sel.
Banyak sel sekretoris menggunakan eksositosis untuk mengirim keluar produk-produknya.
Misalnya sel tertentu dalam pankreas menghasilkan hormon insulin dan
mensekresikannya ke daam darah melalui eksositosis. Contoh lain adalah neuron atau sel
saraf yang menggunakan eksositosis untuk melepaskan sinyal kimiawi yang merangsang
neuron lain atau sel otot. Ketika sel tumbuhan sedang membuat dinding, eksositosis
mengeluarkan karbohidrat dari vesikula Golgi ke bagian luar selnya.

ENDOSITOSIS
Endositosis sel memasukkan makromolekul dan materi yang sangat kecil dengan cara
membentuk vesikula baru dari membran plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya
merupakan kebalikan dari eksositosis. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke
dalam membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong terjepit, membentuk
vesikula yang berisi materi yang telah terdapat diluar selnya. Terdapat tiga jenis endositosis
yaitu :

FAGOSITOSIS
Fagositosis (pemakan seluler) berasal dari bahasa yunani phagein “makan” dan cytos
“sel”, berupa padatan yang ukurannya lebih besar. Sel menelan suatu partikel dengan

20
pseudopod yang membalut disekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam
kantong berlapis-membran yang cukup besar untuk digolongkan sebagai vakuola. Contoh
cilliata atau organisme mikroskopik lain yang dimakan atau ditelan oleh amoeba. Selama
fagositosis mangsa menjadi tidak berdaya oleh sekresi dari sel pemangsa (Fagositik).

PINOSITOSIS
Pinositosis (peminum seluler) dari bahasa yunani pinein “minum” dan cytos “sel”, sel
“meneguk” tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh
zat terlarut yang larut dalam tetesan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinosistosis tidak
spesifik dalam substansi yang ditranspornya. Pinositosis merupakan gejala umum yang terjadi
pada berbagai macam sel seperti leukosit, sel-sel ginjal, epithelium usus, makrofag hati dan
sel akar tumbuhan.

Pinositosis dapat terjadi jika terdapat konsentrasi yang cocok dari protein, asam amino
atau ion-ion tertentu pada medium sel.prosesnya adalah menempelnya bahan penyebab
(inducer) pada reseptor khusus pada membrane plasma kemudian diikuti dengan terjadinya
lekukan (invaginasi) dari membrane membentuk selubung atau membrane pinositik.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mekanisme transport melalui membrane dapat kami simpulkan bahwa mekanisme dapat
di bagi menjadi dua yaitu transfortaktif dan transport pasif.
 Transportpasif merupakan merupakan perpindahan molekul tanpa menggunakan energy
sel. Contoh transport ini adalah difusi dan osmosis. Osmosis merupakan difusi melalui
membran yaitu perpindahan dari kerapatan tinggi kekerapat rendah dengan melewati
membrane selektif permeable.
 Transport aktif merupakan transport yang memerlukan energy. Contohnya pompa
natriom-kalium, endositotis dan eksositisis.

3.2 Saran
Demikian makalah ini kami sampaikan. Kritik dan saran dari dosen pengajar serta
pembaca makalah ini perlu disampaikan supaya makalah ini menjadi sempurna. Kami
menyadari bahwa dalam pembuatatan makalah ini masih banyak kekurangan .akhir kata kami
mengucapkan terimakasih.

22
DAFTAR PUSTAKA

 Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi 2A untuk SMA/MA kelas XI Semester 1. Jakarta Erlangga
 Reece, campbe11. 2008. Biologiedisi ke-8 jilid 1.Jakarta :Erlangga
 C.guyton M .D Arthur.2008. buku ajar fisiologikedokteranedisi 11.EGC : Jakarta
 Anshory.1984. biologiumum. Ganesa Exact : Bandung

23

Anda mungkin juga menyukai