binsar.hatorangan@ui.ac.id
“kelompok-kelompok masyarakat sipil yang tidak memiliki status hukum” sehingga memiliki
cakupan lebih luas daripada konsep keamanan yang berpusat pada negara. Konsep keamanan
yang tentang “keamanan masyarakat dan keamanan manusia” (societal and human security)
menjadi agenda baru konsep keamanan.1
Dalam suatu negara demokrasi, pembangunan tidak hanya difokuskan pada upaya untuk
meningkatkan pertumbuhan ekonomi, dimana kekuatan ekonomi sepenuhnya berada ditangan
rakyat. Lebih dari itu, dalam negara demokrasi pembangunan juga ditujukan kedalam berbagai
sektor baik sektor sosial, budaya, politik, dan pertahanan dan keamanan, dimana semuanya akan
bermuara pada terwujudnya pemerintahan yang berbasiskan pada kepentingan rakyat sipil.
Demikian pun hal nya di Indonesia, hubungan antara demokrasi dengan sektor-sektor tersebut
khususnya keamanan negara merupakan hal yang dapat terpisahkan. Seluruh aspek dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara memegang peranan penting dalam mewujudkan keamanan
nasional yang demokratis.
Di Indonesia, konsep tata kelola yang baik dalam bidang keamanan telah menjadi isu yang
penting dari sistem manajemen pemerintahan yang demokratis. Hal ini menyangkut elemen-
elemen berikut: pertama, penerbitan pembuatan keputusan dan proses pelaksanaan kebijakan
keamanan nasional dan struktur dan institusi birokrasi, termasuk pertahanan, intelijen, antiintelijen,
pasukan di dalam negeri, penjaga perbatasan, polisi dan petugas khusus melawan kejahatan
terorganisir; kedua, pengawasan badan legislatif (parlemen) pada bidang keamanan, termasuk
kekuatan bersenjata dan kebijakan pertahanan; ketiga, kontribusi terhadap tata kelola demokratis
bidang keamanan oleh masyarakat sipil melalui badan-badan dan perorangan yang ahli.
Di negara yang demokratis seperti Indonesia, keterbukaan menjadi kunci penting.
Keterbukaan memberikan kemungkinan kepada parlemen, media, organisasi non-pemerintah,
kelompok yang berkepentingan dan masyarakat luas untuk mengerti apa yang sudah dihabiskan
dan diperbuat oleh pemerintah dan kesungguhan pihak eksekutif untuk membuka, menjelaskan
dan membenarkan pengeluaran-pengeluaran serta tindakan mereka. Pengaturan undang-undang
untuk hal ini berbeda-beda, tetapi dimana-mana parlemen memegang posisi kunci dalam
menyetujui dan mengawasi bagian anggaran yang berhubungan dengan pertahanan dan
keamanan. Anggaran nasional bukan hanya alat teknis untuk mempresentasikan rencana
pendapatan dan usulan pengeluaran. Penciptaan kondisi untuk keterbukaan, pertanggungan
jawab, dan pemerintahan yang baik, proses penganggaran tak dapat disangkal lagi sebagai alat
yang paling penting bagi kendali demokrasi di bidang keamanan.2
Hubungan antara otoritas sipil dan lembaga keamanan adalah sangat penting untuk stabilitas
demokrasi politik, pembuatan kebijakan pertahanan nasional dan kerjasama keamanan
internasional. Banyak bangsa, khususnya yang baru saja bangkit dari otoriterianisme, menghadapi
kebutuhan yang mendesak untuk menata ulang hubungan sipil-militer dalam tatanan demokrasi.
Bahkan banyak negara dengan sistem demokrasi yang sudah lama mapan masih menghadapi
konflik atas isu sipil-militer, seperti anggaran pertahanan, peranan dan misi dari angkatan
bersenjata dan tanggung jawab bersama dari pejabat dan sipil untuk pengawasan demokrasi
warga sipil yang efektif.
1
Jurnal Keamanan Nasional Vol. III, No 2, 2017, hal 193.
2
Yusron Izra, Tragedi dan Strategi Pertahanan Nasional, Jakarta : La Tofi Enterprise, 2009, 147.
binsar.hatorangan@ui.ac.id
Peranan dari masyarakat sipil, institusi-institusi ahlinya telah menjadi tidak tergantikan dalam
pelaksanaan kendali warga sipil demokrasi atas proses kebijakan keamanan nasional dalam
demokrasi yang mapan. Hal ini muncul dari kebutuhan untuk meningkatkan demokratisasi dari
masyarakat dan untuk mengatasi kerumitan dari isu keamanan. Tuntutan dan harapan publik
bahwa dana mereka, yang diberikan ke Negara akan digunakan dengan cara seefektif mungkin
adalah alasan paling fundamental untuk perwakilan masyarakat sipil untuk menyatakan pendapat
pada isu pendefinisian kebijakan keamanan nasional. Jadi masyarakat sipil, tipikal demokrasi yang
mapan, menjamin bahwa isu keamanan nasional dari Negara tidak akan menjadi suatu bidang
untuk sekelompok orang saja.
Peranan dari badan legislatif dalam hal pertahanan dan keamanan adalah untuk mensahkan
undang-undang tertentu dan meratifikasi keputusan pembekalan, kebijakan dan penyebaran
kekuatan. Peranan terpenting dari badan legislatif adalah untuk menggunakan kendali sipil, dari
parlemen, yang memberikan secara khusus kompetensi untuk mensahkan anggaran dan
memutuskan dana yang wajar untuk kebutuhan personel dan material dari angkatan bersenjata.
Tugas ini dipertegas oleh penjudulan kepada pengawasan parlemen dalam semua bidang
pertahanan dan keamanan nasional. Sebagai tambahan, parlemen membentuk komisi khusus
untuk pertahanan untuk menjalankan fungsi tertentu dalam mengawasi pelaksanaan dari kebijakan
pertahanan dan keamanan oleh pemerintah.
Media memainkan peranan kunci dalam masyarakat demokrasi manapun, termasuk
Indonesia. Mereka memberikan kesempatan untuk proses pengambilan keputusan keamanan
nasional yang terinformasi. Pengawasan dari semua cabang kekuatan terjadi karena kemampuan
dari kekuatan keempat - media. Perundangan yang ketat pada akses untuk jenis-jenis informasi
yang berbeda adalah fitur utama dari demokrasi yang sudah mapan dan berjalan. Tentu saja berita
yang disediakan oleh media harus memenuhi beberapa kriteria tertentu seperti kebenaran, akurasi
dan kejujuran. Hak untuk mengetahui yang merupakan suatu hak dasar dalam masyarakat
demokrasi, banyak dijamin melalui kerja yang efisien dari media. Parlemen memiliki peranan kunci
dalam memberikan fungsi yang efektif pada media yang demokratis.
Kendali demokrasi atas bidang keamanan diperlukan baik pada masa damai maupun pada
masa perang, dalam situasi perang melawan terosime, dan dalam keadaan darurat atau krisis
pemerintahan. Prinsip kendali demokratis atas bidang keamanan juga berlaku bagi operasi untuk
mendukung perdamaian di luar negeri. Pada akhirnya, kecenderungan besar pada isu keamanan
di era demokrasi yakni ancaman dan kebutuhan keamanan terkini yang membutuhkan upaya
bersama dari masyarakat dan negara. Kebutuhan akan kendali demokrasi atas bidang keamanan
membutuhkan proses pembentukan kebijakan keamanan nasional yang lebih baik. Hubungan sipil-
militer, kendali demokrasi atas bidang keamanan dalam masyarakat demokratis dapat hadir dalam
kerangka kerja yang sesuai dan legal berdasarkan konstitusi. Akuntabilitas dan keterbukaan
adalah persyaratan dasar dari kendali sipil demokratis yang melahirkan potensi yang besar untuk
meningkatkan atau mengkompromikan efektivitas dari kebijakan keamanan nasional. Hubungan
yang seimbang antara sipil dan profesional bidang keamanan memunculkan serangkaian keahlian
yang memadai dalam lembaga masyarakat sipil yang akan memberikan masukan maupun koreksi
dalam proses pembuatan keputusan atas isu-isu keamanan baik secara langsung maupun melalui
media.
binsar.hatorangan@ui.ac.id