25 - 227CPD-Penggunaan Kortikosteroid Topikal Yang Tepat
25 - 227CPD-Penggunaan Kortikosteroid Topikal Yang Tepat
LITERATUR INDUSTRI
Oleh:
Derri Tresnawati Kusumah
1516.4.008
LITERATUR INDUSTRI
Oleh:
Derri Tresnawati Kusumah
1516.4.008
Literatur industri ini telah diterima, disetujui dan disahkan menjadi laporan
Mengetahui,
Diploma III
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah laporan pelaksanaan praktek kerja
lapangan literatur industri. Literatur ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti sidang praktek kerja lapangan literatur industri.
Penulis menyadari bahwa makalah literatur industri ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun demi penyempurnaan selanjutnya. Mudah-mudahan makalah
literatur ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
iv
2.2.9 Penanganan Keluhan Terhadap
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Tidaklah cukup bila produk jadi hanya sekedar lulus dari serangkaian pengujian,
tetapi yang paling penting adalah bahwa mutu harus dibentuk ke dalam produk
tersebut. Mutu obat tergantung pada bahan awal, bahan pengemas, proses
produksi dan pengendalian mutu, bangunan, peralatan yang dipakai dan personil
yang terlibat. Pemastian mutu suatu obat tidak hanya mengandalkan pada
pelaksanaan prngujian tertentu saja, namun obat hendaklah dibuat dalam kondisi
Industri farmasi adalah industri yang memproduksi obat dan bahan obat,
memenuhi mutu, khasiat dan keamanan. Oleh karena itu Industri farmasi menjadi
salah satu industri yang dikontrol dan diawasi secara ketat oleh pemerintah dan
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baik ditinjau dari segi perizinan,
1
2
CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) seperti yang tercantum dalam Menurut
Obat Yang Baik. CPOB merupakan pedoman pembuatan obat yang baik dan
benar pada seluruh aspek produksi yang bertujuan untuk memastikan bahwa sifat
maupun mutu obat yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang
telah ditentukan dan disesuaikan dengan tujuan penggunaannya. Pedoman ini juga
Pada makalah ini disusun literatur industri mengenai aspek aspek CPOB
yang harus dilakukan oleh industri farmasi agar kualitas obat atau bahan obat
1. Apa yang dimaksud dengan CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik)?
literatur.
TINJAUAN PUSTAKA
tentang Industri farmasi, bahwa industri farmasi adalah badan usaha yang
memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat
atau bahan obat. Industri Farmasi wajib memenuhi persyaratan CPOB. Proses
pembuatan obat dan/atau bahan obat yang dilakukan oleh Industri Farmasi
kegiatan proses pembuatan obat dan/atau bahan obat untuk semua tahapan
Obat Yang Baik, cara pembuatan obat yang baik (CPOB) adalah cara pembuatan
obat yang bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai
obat dibuat secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai
pengendalian mutu.
a. Obat
b. Bahan obat
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang
bahan obat adalah bahan baik berkhasiat atau tidak berkhasiat yang digunakan
dalam pengolahan obat dengan standar dan mutu sebagai bahan baku farmasi.
bahwa konsumen menerima obat yang bermutu tinggi. Prosedur yang dilakukan
5
6
dalam suatu industri farmasi untuk menjamin mutu obat jadi yang diproduksi
Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai dengan
penggunanya karena tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif. Manajemen
bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini melalui suatu “Kebijakan Mutu”,
perusahaan, para pemasok dan para distributor. Untuk mencapai tujuan mutu
secara konsisten dan dapat diandalkan, diperlukan sistem Pemastian Mutu yang
Cara Pembuatan Obat yang Baik termasuk Pengawasan Mutu dan Manajemen
Pemastian Mutu adalah suatu konsep luas yang mencakup semua hal baik
secara tersendiri maupun secara kolektif, yang akan memengaruhi mutu dari obat
yang dihasilkan. Pemastian Mutu adalah totalitas semua pengaturan yang dibuat
dengan tujuan untuk memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai
6
7
ditambah dengan faktor lain di luar Pedoman ini, seperti desain dan
pengembangan produk.
Sistem Pemastian Mutu yang benar dan tepat bagi pembuatan obat hendaklah
memastikan bahwa:
b) semua langkah produksi dan pengawasan diuraikan secara jelas dan CPOB
diterapkan;
kemasan akhir;
7
8
sedemikian rupa agar mutu tetap dijaga selama masa simpan obat;
i) tersedia prosedur inspeksi diri dan/atau audit mutu yang secara berkala
j) pemasok bahan awal dan bahan pengemas dievaluasi dan disetujui untuk
mutu produk;
diperlukan dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum diluluskan
tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan tidak dijual atau dipasok
8
9
ini hendaklah independen dari bagian lain. Sumber daya yang memadai hendaklah
tersedia untuk memastikan bahwa semua fungsi Pengawasan Mutu Setiap industri
independen dari bagian lain. Sumber daya yang memadai hendaklah tersedia
a) sarana dan prasarana yang memadai, personil yang terlatih dan prosedur
pengujian bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan
produk jadi, dan bila perlu untuk pemantauan lingkungan sesuai dengan
tujuan CPOB;
ruahan dan produk jadi dilakukan oleh personil dengan metode yang
diinvestigasi;
9
10
e) produk jadi berisi zat aktif dengan komposisi secara kualitatif dan
pengemas, produk antara, produk ruahan, dan produk jadi secara formal
g) sampel pertinggal bahan awal dan produk jadi disimpan dalam jumlah
yang cukup untuk dilakukan pengujian ulang bila perlu. Sampel produk
jadi disimpan dalam kemasan akhir kecuali untuk kemasan yang besar.
semua obat terdaftar, termasuk produk ekspor, dengan tujuan untuk membuktikan
konsistensi proses, kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan pengemas dan
produk jadi, untuk melihat tren dan mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan
untuk produk dan proses. Pengkajian mutu produk secara berkala biasanya
a) kajian terhadap bahan awal dan bahan pengemas yang digunakan untuk
produk jadi;
10
11
metode analisis;
ekspor;
g) kajian terhadap hasil program pemantauan stabilitas dan segala tren yang
tidak diinginkan;
dilakukan;
yang sebelumnya;
j) kajian terhadap komitmen pasca pemasaran dilakukan pada obat yang baru
k) status kualifikasi peralatan dan sarana yang relevan misal sistem tata udara
mutakhir.
11
12
penilaian, pengendalian dan pengkajian risiko terhadap mutu suatu produk. Hal ini
perlindungan pasien;
2.2.2 Personalia
sistem pemastian mutu yang memuaskan dan pembuatan obat yang benar. Oleh
sebab itu, industri farmasi bertanggung jawab untuk menyediakan personil yang
terkualifikasi dalam jumlah yang memadai untuk melaksanakan semua tugas. Tiap
12
13
struktur organisasi. Tugas spesifik dan kewenangan dari personil pada posisi
mereka boleh didelegasikan kepada wakil yang ditunjuk serta mempunyai tingkat
kualifikasi yang memadai. Hendaklah aspek penerapan CPOB tidak ada yang
terlewatkan ataupun tumpang tindih dalam tanggung jawab yang tercantum pada
uraian tugas.
Pengawasan Mutu dan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu). Kepala
bagian Produksi dan kepala bagian Manajemen Mutu (Pemastian Mutu)/ kepala
Kepala bagian Produksi hendaklah diberi kewenangan dan tanggung jawab penuh
13
14
produksi;
kasi dan memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki pengalaman praktis yang
mutu, termasuk:
pengawasan mutu;
14
15
dan tanggung jawab penuh untuk melaksanakan tugas yang berhubungan dengan
perusahaan;
terhadap pemasok);
Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM) yang berkaitan dengan mutu
produk jadi;
15
16
oleh orang yang berbeda serta tidak saling bertanggung jawab satu terhadap yang
lain. Masing-masing personil hendaklah diberi wewenang penuh dan sarana yang
tanggung jawab atau yang dapat menimbulkan konflik kepentingan pribadi atau
finansial.
2.2.2.3 Pelatihan
yang karena tugasnya harus berada di dalam area produksi, gudang penyimpanan
dan bagi personil lain yang kegiatannya dapat berdampak pada mutu produk.
Di samping pelatihan dasar dalam teori dan praktik CPOB, personil baru
area di mana pencemaran merupakan bahaya, misalnya area bersih atau area
16
17
masuk ke area produksi dan laboratorium pengawasan mutu. Bila tidak dapat
dengan ketat.
konstruksi dan letak yang memadai, serta disesuaikan kondisinya dan dirawat
dengan baik untuk memudahkan pelaksanaan operasi yang benar. Tata letak dan
desain ruangan harus dibuat sedemikian rupa untuk memperkecil risiko terjadi
pencemaran silang, penumpukan debu atau kotoran, dan dampak lain yang dapat
dan air serta dari kegiatan industri lain yang berdekatan. Apabila letak bangunan
pencemaran tersebut.
17
18
cuaca, banjir, rembesan dari tanah serta masuk dan bersarang serangga, burung,
binatang pengerat, kutu atau hewan lain. Hendaklah tersedia prosedur untuk
bila perlu, didisinfeksi sesuai prosedur tertulis rinci. Catatan pembersihan dan
dalam kondisi bersih dan rapi. Kondisi bangunan hendaklah ditinjau secara teratur
dan diperbaiki di mana perlu. Perbaikan serta perawatan bangunan dan fasilitas
obat.
≥ 0,5 µm ≥ 5 µm ≥ 0,5 µm ≥ 5 µm
A 3.520 20 3.520 20
18
19
Catatan:
produk steril.
nonsteril.
Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata produk dengan cara
khusus untuk kegiatan tersebut. Area ini dapat menjadi bagian dari area
pencemaran silang, suatu sarana khusus dan self-contained harus disediakan untuk
produksi obat tertentu seperti produk yang dapat menimbulkan sensitisasi tinggi
Produk lain seperti antibiotika tertentu, hormon tertentu (misal hormon seks),
19
20
secara ‘campaign’ di dalam fasilitas yang sama dapat dibenarkan asal telah
mengambil tindakan pencegahan yang spesifik dan validasi yang diperlukan telah
dilakukan.
Luas area kerja dan area penyimpanan bahan atau produk yang sedang
dan bahan secara teratur dan sesuai dengan alur proses, sehingga dapat
memperkecil risiko terjadi kekeliruan antara produk obat atau komponen obat
yang berbeda, mencegah pencemaran silang dan memperkecil risiko terlewat atau
terdapat bahan baku dan bahan pengemas primer, produk antara atau produk
ruahan yang terpapar ke lingkungan hendaklah halus, bebas retak dan sambungan
20
21
air, permukaannya rata dan memungkinkan pembersihan yang cepat dan efisien
apabila terjadi tumpahan bahan. Sudut antara dinding dan lantai di area
Pipa, fiting lampu, titik ventilasi dan instalasi sarana penunjang lain
mungkin instalasi sarana penunjang seperti ini hendaklah dapat diakses dari luar
area pengolahan.
Pipa yang terpasang di dalam ruangan tidak boleh menempel pada dinding
Lubang udara masuk dan keluar serta pipa-pipa dan salurannya hendaklah
bak kontrol untuk mencegah alir balik. Sedapat mungkin saluran terbuka dicegah
disinfeksi.
sistem pengendali udara termasuk filter udara dengan tingkat efisiensi yang dapat
21
22
mencegah pencemaran dan pencemaran silang, pengendali suhu dan, bila perlu,
luar pabrik.
Area produksi hendaklah dipantau secara teratur baik selama ada maupun
menyimpan dengan rapi dan teratur berbagai macam bahan dan produk seperti
bahan awal dan bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan produk jadi,
produk dalam status karantina, produk yang telah diluluskan, produk yang ditolak,
kondisi penyimpanan yang baik; terutama area tersebut hendaklah bersih, kering
dan mendapat penerangan yang cukup serta dipelihara dalam batas suhu yang
ditetapkan.
22
23
penyimpanan.
terpisah, maka area tersebut hendaklah diberi penandaan yang jelas dan akses ke
area tersebut terbatas bagi personil yang berwenang. Sistem lain untuk
yang memadai bagi ruang pengambilan sampel hendaklah tersedia. Area terpisah
dan terkunci hendaklah disediakan untuk penyimpanan bahan dan produk yang
berbahaya lain, dan zat atau bahan yang mengandung risiko tinggi terhadap
23
24
dengan kegiatan yang dilakukan. Luas ruang hendaklah memadai untuk mencegah
penyimpanan dengan luas yang memadai untuk sampel, baku pembanding (bila
perlu dengan kondisi suhu terkendali), pelarut, pereaksi dan catatan. Suatu
gangguan lain, atau bila perlu untuk mengisolasi instrumen. Desain laboratorium
dari pasokan ke area produksi. Hendaklah dipasang unit pengendali udara yang
hendaklah disediakan dalam jumlah yang cukup dan mudah diakses. Toilet tidak
boleh berhubungan langsung dengan area produksi atau area penyimpanan. Ruang
letaknya terpisah
24
25
2.2.4 Peralatan
desain dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta ditempatkan dan
dikualifikasi dengan tepat, agar mutu obat terjamin sesuai desain serta seragam
dari bets ke bets, dan untuk memudahkan pembersihan serta perawatan. Ruang
serta perawatan.
atau produk jadi tidak boleh menimbulkan reaksi adisi atau absorbsi yang dapat
dikalibrasi dan diperiksa pada interval waktu tertentu dengan metode yang
tertulis yang rinci serta disimpan dalam keadaan bersih dan kering. Peralatan
pencucian dan pembersihan hendaklah dipilih dan digunakan agar tidak menjadi
berakibat buruk pada produk. Bagian alat produksi yang bersentuhan dengan
produk tidak boleh bersifat reaktif, aditif atau absorbtif yang dapat memengaruhi
25
26
kekeliruan dan kecampurbauran produk. Semua sabuk (belt) dan pulley mekanis
terbuka hendaklah dilengkapi dengan pengaman. Air, uap dan udara bertekanan
atau vakum serta saluran lain hendaklah dipasang sedemikian rupa agar mudah
diakses pada tiap tahap proses. Pipa hendaklah diberi penandaan yang jelas untuk
Tiap peralatan utama hendaklah diberi tanda dengan nomor identitas yang
jelas. Nomor ini dicantumkan di dalam semua perintah dan catatan bets untuk
menunjukkan unit atau peralatan yang digunakan pada pembuatan bets tersebut
kecuali bila peralatan tersebut hanya digunakan untuk satu jenis produk saja.
area produksi dan pengawasan mutu, atau setidaknya, diberi penandaan yang
jelas.
2.2.4.3 Perawatan
dalam buku log alat yang menunjukkan tanggal, waktu, produk, kekuatan dan
nomor setiap bets atau lot yang diolah dengan alat tersebut. Catatan untuk
peralatan yang digunakan khusus untuk satu produk saja dapat ditulis dalam
catatan bets
26
27
Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap
aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personalia,
bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya dan setiap
potensial hendaklah dihilangkan melalui satu program sanitasi dan higiene yang
area produksi, baik karyawan purnawaktu, paruhwaktu atau bukan karyawan yang
bersih dan sesuai dengan tugasnya termasuk penutup rambut. Pakaian kerja kotor
dan lap pembersih kotor (yang dapat dipakai ulang) hendaklah disimpan dalam
wadah tertutup hingga saat pencucian, dan bila perlu, didisinfeksi atau
disterilisasi.
mencakup prosedur yang berkaitan dengan kesehatan, praktik higiene dan pakaian
pelindung personil. Prosedur hendaklah dipahami dan dipatuhi secara ketat oleh
setiap personil yang bertugas di area produksi dan pengawasan. Program higiene
27
28
hendaklah dipromosikan oleh manajemen dan dibahas secara luas selama sesi
pelatihan.
ventilasi yang baik dan tempat cuci bagi personil yang letaknya mudah diakses
penampungan di luar bangunan dan dibuang secara teratur dan berkala dengan
mencemari peralatan, bahan awal, bahan pengemas, bahan yang sedang diproses
maupun bagian dalam sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, serta dijaga
dan disimpan dalam kondisi yang bersih. Tiap kali sebelum dipakai,
kebersihannya diperiksa untuk memastikan bahwa semua produk atau bahan dari
bets sebelumnya telah dihilangkan. Metode pembersihan dengan cara vakum atau
cara basah lebih dianjurkan. Udara bertekanan dan sikat hendaklah digunakan
28
29
pencemaran produk.
pembersihan tiap jenis alat secara konsisten dan efektif. Prosedur hendaklah
mencantumkan:
sebelumnya;
sebelum digunakan;
2.2.6 Produksi
29
30
ketentuan izin pembuatan dan izin edar (registrasi). Aspek yang perlu
meliputi:
1. Bahan awal
Pembelian bahan awal hendaknya hanya dari pemasok yang telah disetujui dan
tanggal pelulusan dan tanggal kadaluarsa bila ada. Saat penerimaan bahan awal
yang ditetapkan dan diberi label serta disimpan sesuai dengan kondisi
2. Validasi proses
30
31
produksi rutin dan bahwa proses yang telah ditetapkan dengan menggunakan
proses, peralatan atau bahan hendaklah disertai dengan tindakan validasi ulang
dengan kritis secara rutin untuk memastikan proses dan prosedur ini tetap
Pencemaran silang dihindari dengan tindakan teknis atau pengaturan yang tepat
seks, sitotoksik tertentu dan lain-lain), tersedia ruang penyangga udara dan
dengan tujuan untuk memastikan bahwa tiap bets/lot produk antara, produk
31
32
identitas dan keragu-raguan, maka hanya bahan awal, produk antara dan
produk ruahan yang terkait dari satu bets saja yang boleh ditempatkan dalam
area penyerahan.
6. Pengembalian
Semua bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang
benar dan direkonsiliasi. Bahan awal, bahan pengemas, produk antara dan
Sistem penyaringan udara yang efektif atau sistem lain yang sesuai
terhadap keausan atau kerusakan sebelum dan setelah pemakaian, dijaga agar
tablet atau kapsul tidak ada yang terselip atau tertinggal tanpa terdeteksi di
32
33
yang dipasang pada mesin pengering fluid bed tidak boleh dipakai untuk
yang kritis (misal: waktu, kecepatan dan suhu) dicatat dalam catatan bets.
Pencetakan tablet
sama atau dilengkapi sistem pengendali udara yang tertutup maka dapat
Penyalutan
kelembaban
33
34
tertutup untuk pengolahan dan transfer. Tangki, wadah, pipa dan pompa
Bahan pengemas
pengemas cetak serta bahan cetak lain hendaklah diberi perhatian yang sama
8. Kegiatan pengemasan
pengendalian yang ketat untuk menjaga identitas, keutuhan dan mutu produk
pemeriksaan untuk memastikan bahwa area kerja dan peralatan telah bersih
dari produk lain, sisa produk lain atau dokumen lain yang tidak diperlukan
ruahan, bahan pengemas dan bahan cetak lain hendaklah diperiksa dan
pengemasan khusus.
34
35
dilakukan di area yang terpisah dari kegiatan pengemasan lain. Khusus untuk
Kesiapan jalur
hendaklah
untuk:
a) memastikan bahwa semua bahan dan produk yang sudah dikemas dari
Praktik pengemasan
sebagai berikut:
d) label dan bahan cetak lain didesain sedemikian rupa sehingga masing-
masing mempunyai tanda khusus untuk tiap produk yang berbeda; dan
35
36
Hanya produk yang berasal dari satu bets dari satu kegiatan pengemasan saja
yang boleh ditempatkan pada satu palet. Bila ada karton yang tidak penuh
selama proses hendaklah dicatat dan dokumen tersebut menjadi bagian dari
rata-rata proses sebelumnya yang diterima dan bila mungkin dari hasil estimasi
36
37
Bahan dan produk yang ditolak hendaklah diberi penandaan yang jelas dan
perlu, diolah ulang atau dimusnahkan. Langkah apa pun yang diambil
Produk kembalian
a) produk kembalian yang masih memenuhi spesifikasi dan karena itu dapat
diproses ulang.
Dokumentasi
37
38
hendaklah hanya diperbolehkan untuk jangka waktu yang pendek dan hanya
13. Penyimpanan bahan awal, bahan pengemas, produk antara, produk ruahan dan
produk jadi
Kondisi penyimpanan obat dan bahan hendaklah sesuai dengan yang tertera
Bila identitas atau kondisi wadah produk antara, produk ruahan dan produk jadi
38
39
obat yang baik untuk memberikan kepastian bahwa produk secara konsisten
keharusan untuk mencapai sasaran mutu mulai dari awal pembuatan sampai
bahwa semua pengujian yang relevan telah dilakukan, dan bahan tidak diluluskan
untuk dipakai atau produk diluluskan untuk dijual, sampai mutunya telah
laboratorium, tapi juga harus terlibat dalam semua keputusan yang terkait dengan
memuaskan.
Dokumentasi
39
40
Hendaknya mencantumkan:
Spesifikasi
Pengambilan sampel
bets.
untuk mencegah kontaminasi atau efek lain yang berpengaruh tidak baik
sampel.
40
41
Pengujian
e) tanggal pengujian;
jelas dan tanda tangan orang yang bertanggung jawab yang dilengkapi
dengan tanggal.
2.2.8 Inspeksi diri, Audit Mutu dan Audit & Persetujuan Pemasok
41
42
Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara independen dan rinci oleh petugas yang
objektif. Inspeksi diri hendaklah dilakukan secara rutin, disamping itu, pada
situasi khusus, misalnya dalam hal terjadi penarikan kembali obat jadi atau terjadi
didokumentasikan dan dibuat program tindak lanjut yang efektif. Inspeksi diri
Produk
tertulis, diselidiki dan diambil tindak lanjut yang sesuai. Laporan dan keluhan
a) Keluhan mengenai mutu berupa kerusakan fisik, kimiawi atau biologis dari
toksisitas, reaksi fatal atau hampir fatal dan reaksi medis lain; dan
42
43
2.2.10 Dokumentasi
dokumentasi yang baik merupakan bagian yang esensial dari pemastian mutu.
personil menerima uraian tugas yang relevan secara jelas dan rinci sehingga
memperkecil risiko terjadi salah tafsir dan kekeliruan yang biasanya timbul karena
harus bebas dari kekeliruan dan tersedia secara tertulis. Keterbacaan dokumen
dengan jelas, terbaca, dan tidak dapat dihapus. Hendaklah disediakan ruang yang
4. Dokumen produksi
43
44
Kontrak tertulis antara Pemberi Kontrak dan Penerima Kontrak harus dibuat
pihak. Kontrak harus menyatakan secara jelas prosedur pelulusan tiap bets produk
untuk diedarkan yang menjadi tanggung jawab penuh kepala bagian Manajemen
secara benar sesuai izin edar dan persyaratan legal lain. Pemberi Kontrak
yang berkaitan dengan produk atau pekerjaan atau pengujian yang dapat
44
45
obat berdasarkan kontrak hanya dapat dilakukan oleh industri farmasi yang
dengan produksi dan pengendalian mutu produk. Aspek teknis dari kontrak
yang sesuai di bidang teknologi farmasi, analisis dan Cara Pembuatan Obat yang
Baik. Semua pengaturan pembuatan dan analisis harus sesuai dengan izin edar dan
produk untuk diedarkan dan memastikan bahwa tiap bets telah dibuat dan
dan fungsi analisis. Dalam hal analisis berdasarkan kontrak, kontrak hendaklah
45
46
Perencanaan vaidasi
Dokumentasi
Protokol validasi tertulis hendaklah dibuat untuk merinci kualifikasi dan validasi
yang akan dilakukan. Protokol hendaklah dikaji dan disetujui oleh kepala bagian
protokol validasi dan memuat ringkasan hasil yang diperoleh, tanggapan terhadap
Kualifikasi
Validasi proses
46
47
1. Validasi prospektif
2. Validasi konkuren
3. Validasi retrospektif
Validasi pembersihan
dan pencemaran mikroba, secara rasional hendaklah didasarkan pada bahan yang
terkait dengan proses pembersihan. Batas tersebut hendaklah dapat dicapai dan
diverifikasi.
uji identifikasi
uji kuantitatif zat aktif dalam sampel bahan aktif obat atau obat atau
47
48
Pengendalian perubahan
Validasi ulang
Fasilitas, sistem, peralatan dan proses termasuk proses pembersihan serta metode
tidak ada perubahan yang signifikan terhadap status validasi, peninjauan dengan
bukti bahwa fasilitas, sistem, peralatan, proses dan metode analisis memenuhi
48
49
BAB III
TUGAS BAHASAN PKL INDUSTRI FARMASI
dengan rencana yang sudah ditetapkan serta mengendalikan jumlah inventory agar
marketing kedalam bentuk rencana produksi & ketersediaan bahan baku yang
akan dijalankan agar order yang diterima marketing bisa dikirim tepat waktu dan
tepat quantity.
Hal ini berbeda dengan PPC (Production Planning and Control) dimana
agar berjalan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan tanpa harus
Inventory (persediaan) memiliki arti yang sangat penting bagi operasi suatu
49
50
3. Adanya unsur ketidakpastian tenggang waktu (lead time) barang yang kita
pesan.
benar seimbang dan tidak berlebihan, karena inventory pada dasarnya adalah
biaya. Inventory yang berlebihan tentu akan membebani cash flow perusahaan.
4. Memonitor semua inventory baik untuk proses produksi, stock yang ada di
5. Menyusun jadwal proses produksi pada waktu, routing & quantity yang
tepat sehingga barang bisa dikirim tepat waktu dan sesuai dengan
permintaan pelanggan.
6. Menjaga keseimbangan lini kerja di produksi agar tidak ada mesin yang
50
51
perusahaan.
4. Ada pengaturan delivery time yang merata dari marketing sesuai kapasitas
Ada koordinasi dan komunikasi yang baik dengan bagian terkait yaitu
Perbedaan QC dan QA
QA
51
52
QC
pasar.
assurance fokus pada proses untuk membuat hasil. Quality Assurance & Control
utama dari jabatan Quality Assurance & Control Manager adalah melakukan
52
53
Jabatan Bawahan :
Tugas:
53
54
pekerjaan bidang yang berbeda, dimana QA itu adalah prosedur untuk pencapaian
bahwa persyaratan mutu akan dapat dipenuhi. Atau dengan kata lain, QA
membuat sistem pemastian mutu sedangkan QC memastikan output dari sistem itu
mencegah terjadinya defect/ non corformity output, salah satu cara yang sudah
kita kenal antara lain right from begining atau benar sejak awal. metode ini
dengan pencegahan.
memberi terhadap arahan yang keputusan akhirnya adalah layak atau tidaknya
aktivitas checking atau inspeksi terhadap produk, kalau di lini produksi biasanya
54
55
ada seoarang yang berfungsi sebagai pengontrol kualitas produk seperti sampling
mutu produk, dan datanya bisa diperoleh dari data sampling orang QC atau
feedback dari internal perusahaan ataupun adanya quality complain dari luar
dan calibration).
persyaratan yang ditetapkan “akan dijamin” tercapai. Salah satu elemen dari QA
adalah QC
skill inspection yang baik dan skill menulis procedure dan familiar dengan
55
56
prosedur yang dibuat dan disahkan oleh QA. QC lebih banyak melakukan
a) Audit internal
ini audit internal masih terbatas pada departemen yang berada dibawah
plant manager.
b) Audit eksternal
karena terbatasnya SDM yang ada. Untuk memilih supplier yang dapat
c) Inspeksi diri
departemen yang berada dibawah plant manager. Dari hasil penilaian yang
perbaikan. Inspeksi diri secara umum dilakukan setiap 6 bulan sekali dan
56
57
dan tata bahasa yang digunakan mudah dimengerti oleh operator. Hal-hal
57
58
i) Validasi
bagian Produksi, QC/IPC, Teknik, R&D, dan bagian lain yang terkait,
validasi sesuai dengan jadwal seperti yang telah tertera pada rencana induk
kelompok kerja (task force) sesuai dengan ruang lingkup dan pelaksananaan
maka kelompok kerja terdiri dari departemen QA dan departemen teknik (kadang-
kadang juga departemen produksi dan R&D), sedangkan untuk validasi metode
58
59
BAB IV
4.1 Kesimpulan
1. Cara Pembuatan Obat Yang Baik (CPOB) adalah cara pembuatan obat yang
bertujuan untuk memastikan agar mutu obat yang dihasilkan sesuai dengan
persyaratan dan tujuan penggunaan. CPOB bertujuan untuk menjamin obat dibuat
secara konsisten, memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan sesuai dengan tujuan
penggunaannya.
Manajemen mutu
Personalia
Peralatan
Produksi
Pengawasan mutu
Produk
Dokumentasi
59
60
4.2 Saran
http://farmasiindustri.com/cpob/perbedaan-qa-quality-assurance-dan-qcquality-
c0ntrol-dalam-industri-farmasi.html.
61
MAKALAH TUGAS KHUSUS
LITERATUR INDUSTRI
DI INDUSTRI FARMASI
Oleh:
1516.4.008
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tugas khusus praktek kerja
lapangan literatur industri. Makalah tugas khusus ini disusun sebagai salah satu
syarat untuk mengikuti sidang praktek kerja lapangan literatur industri.
Penulis menyadari bahwa makalah tugas khusus literatur industri ini masih
jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan
saran yang membangun demi penyempurnaan selanjutnya. Mudah-mudahan
makalah tugas khusus literatur industri ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
obat, setiap industri farmasi harus memenuhi cara pembuatan obat yang baik
persyaratan CPOB.
produk akhir saja, melainkan setiap komponen yang berhubungan dengan proses
produksi, mulai dari penyiapan bahan baku, bahan kemas, proses pembuatan
Industri farmasi adalah industri yang memproduksi obat dan bahan obat,
memenuhi mutu, khasiat dan keamanan. Industri farmasi wajib memiliki apoteker
minimal 3 (tiga) orang sebagai kepala bagian produksi, pemastian mutu dan
dapat dibantu oleh apoteker pendamping atau tenaga teknis kefarmasian. Menurut
1
2
sarjana farmasi, ahli madya farmasi dan analis farmasi. Tenaga teknis
produksi.
farmasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
tentang Industri farmasi, bahwa industri farmasi adalah badan usaha yang
memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat
atau bahan obat. Industri Farmasi wajib memenuhi persyaratan CPOB. Proses
pembuatan obat dan/atau bahan obat yang dilakukan oleh Industri Farmasi
kegiatan proses pembuatan obat dan/atau bahan obat untuk semua tahapan
3
4
penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional.
kefarmasian, yang terdiri atas apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Sedangkan
ahli madya farmasi dan analis farmasi, yang membantu apoteker dalam menjalani
farmasi obat, industri bahan baku obat, industri obat tradisional, pabrik kosmetika
dan pabrik lain yang memerlukan tenaga kefarmasian untuk menjalankan tugas
kefarmasian
kefarmasian.
darmasi
Sediaan Farmasi dapat berupa industri farmasi obat, industri bahan baku obat,
pengawasan mutu setiap produksi Sediaan Farmasi. Industri obat tradisional dan
ketentuan Cara Pembuatan yang Baik yang ditetapkan oleh menteri dalam
pengawasan mutu Sediaan Farmasi pada Fasilitas Produksi Sediaan Farmasi wajib
PEMBAHASAN
(TTK) di industri farmasi dalam produksi sediaan farmasi. TTK dalam industri
TTK ada di setiap bagian, baik itu bagian gudang bahan baku, produksi,
lapangan akan produksi sediaan farmasi mulai dari penimbangan di gudang bahan
diawasi secara langsung oleh TTK tersebut. Rencana produksi tersebut berikut
dengan formula sediaan yang akan dibuat. Formula dibuat oleh R&D kemudian
dirapatkan dan disepakati menjadi satu rencana produksi dengan bagian manager
produksi, manager gudang bahan baku, manager quality qontrol (QC), dan
langsung atau biasa disebut sebagai operator biasanya lulusan sma atau yang
sederajat (nonfarmasi).
pengecekan yang telah dibuat yang disebut sebagai rekonsiliasi. Setiap tahap
dicek oleh TTK apakah sudah sesuai prosedur atau tidak. Sesuai atau tidaknya
7
8
melaporkannya ke manager.
lini produksi biasanya ada seoarang yang berfungsi sebagai pengontrol kualitas
produk seperti sampling dan aktifitas lainnya. TTK di bagian gudang bahan baku
bertugas dalam penimbangan dengan disaksikan oleh TTK lain dari bagian
produksi. Setelah bahan baku dan bahan pengemas dinyatakan release/lulus oleh
Setelah dimixing, kemudian hasil mixing diambil sampel nya untuk diuji
kembali yg disebut sebagai In Proces Control (IPC) oleh bagian QC. Sampel
untuk keperluan IPC dicek oleh TTK. Jika sudah dinyatakan relase/lulus oleh QC
Keseragaman bobot diuji oleh TTK sebagai koordinator atau pengawas produksi.
Jika sudah hasil pengujian dinyatakan sesuai atau memenuhi persyaratan barulah
masuk ke tahap striping atau penempelan label pada kemasan di bagian packaging
pengemasan sekunder, sampel diuji lagi oleh bagian QC, untuk menguji ada
tidaknya kebocoran atau kerusakan dari kemasan primer. Setiap sampel yang
4.1 Kesimpulan
tenaga kesehatan adalah sarjana farmasi, ahli madya farmasi dan analis farmasi.
setiap tahap-tahap produksi yang akan dilakukan oleh setiap operator di industri
4.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
http://farmasiindustri.com/cpob/perbedaan-qa-quality-assurance-dan-qcquality-
c0ntrol-dalam-industri-farmasi.html.
11