Anda di halaman 1dari 30

TUGAS MATA KULIAH MANAJEMEN FARMASI

AKUNTANSI KEUANGAN
DAN
STUDI KELAYAKAN

Disusun oleh :
Heri Kuswanto
260112100059

PROGRAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2010
AKUNTANSI KEUANGAN

Transaksi Apotek “EMPEEN Farma 1” selama tahun 2009 yang mulai


beroperasi tepat pada tanggal 01 Januari 2009 adalah sebagai berikut :
1. Penjualan Tunai (incl. PPN) Rp 889,286,000,-
2. Penjualan Kredit (excl. PPN) Rp 35,304,000,-
3. Pembelian Kredit (excl. PPN) Rp 736,795,000,-
4. Biaya Usaha selama tahun 2009, sebagai berikut :
 Biaya Pegawai Rp 154,444,000,-
 Biaya Tidak Langsung Rp 9,245,000,-
 Biaya Asuransi Rp 628,000,-
 Biaya Pajak Rp 454,000,-
 Biaya Pemeliharaan Rp 11,123,000,-
 Biaya Umum Rp
10,562,000,-
 Biaya Serba-serbi Rp 4,668,000,-
 Biaya Penjualan Rp 25,208,000,-

Anggaran Perusahaan untuk tahun 2009 terlampir.


Informasi tambahan :
- Opname fisik atas persediaan barang dagangan per 31 Desember 2009 adalah
sebesar Rp 84,090,000,-
- Perhitungan atas biaya penyusutan aktiva tetap yang menjadi beban tahun
2009 adalah sebesar Rp 40,000,000,-, yaitu terdiri atas :
 Inventaris golongan I sebesar Rp 25,000,000,-
 Inventaris golongan II sebesar Rp 15,000,000,-
Pimpinan dan karyawan belum mendapatkan kendaraan dinas, baik roda
empat maupun roda dua.
- Biaya Penjualan di atas belum termasuk biaya atas sewa dan renovasi gedung
apotek yaitu sebesar Rp 250,000,000,- untuk selama 5 (lima) tahun.
- Pada gedung apotek telah disiapkan 5 ruang praktek dokter walaupun sampai
akhir tahun 2009 baru ada 1 (satu) dokter praktek, yaitu dokter umum.
Dari data di atas, buat Laporan Kinerja Apotek “EMPEEN Farma 1” untuk
periode yang berakhir per 31 Desember 2009, tentukan asumsi-asumsi untuk
memperkuat analisa kinerja apotek ke depan.
Apotek EMPEEN Farma

Kinerja Tahun 2006 (Rupiah dalam ribuan)

AP Realisasi
No. Uraian +/- %
Rp. % Rp. %

I. PENJUALAN          

  Tunai 1050975 95,66% 800357,4 88,70% -23,85%

  Kredit 47660 4,34% 35304 3,91% -25,93%

  Total Penjualan 1098635 100,00% 835661,4 92,61% -23,94%

II. HARGA POKOK PENJUALAN          

  Stok Awal 0 0,00% 0 0,00% 0

  Pembelian 929963 84,65% 736795 81,65% -20,77%

  Stok Akhir -90000 -8,19% -84090 -9,32% -6,57%

  Harga Pokok Penjualan 839963 76,46% 652705 72,33% -22,29%

  LABA KOTOR 258672 23,54% 182956,4 20,28% -29,27%

III. BIAYA USAHA          

  Biaya Pegawai 162166 14,76% 154444 17,12% -4,76%

  Biaya Tak Langsung 10632 0,97% 9245 1,02% -13,05%

  Biaya Asuransi 800 0,07% 628 0,07% -21,50%

  Piaya Pajak-Pajak 800 0,07% 454 0,05% -43,25%

  Biaya Pemeliharaan 13348 1,21% 11123 1,23% -16,67%

  Biaya Umum 11185 1,02% 10562 1,17% -5,57%

  Biaya Serba Serbi 5041 0,46% 4668 0,52% -7,40%

  Penyusutan 30000 2,73% 40000 4,43% 33,33%

  Biaya Penjualan 82518 7,51% 75208 8,33% -8,86%

  TOTAL BIAYA USAHA 316490 28,81% 306332 33,95% -3,21%

V. LABA USAHA -57818 -5,26% -123375,6 -13,67% 113,39%

  Pendapatan Lain-Lain 0 0,00% 0 0,00% 0

  Beban lain-Lain 0 0,00% 0 0,00% 0

VI. LABA SEBELUM PAJAK -57818 -5,26% -123375,6 -13,67% 113,39%


Harga Pokok Penjualan= (Stok awal + Pembelian) – (Stok akhir)
= (0 + Rp 736,795,000,-) – (Rp 84,090,000,-)
= Rp 736,795,000,- – Rp 84,090,000,-
= Rp 652,705,000,-

Laba kotor = Total penjualan – Harga pokok penjualan


= Rp 924,590,000,- – Rp 652,705,000,-
= Rp 271,885,000,-

Laba usaha = Laba kotor – Total biaya usaha


= Rp 271,885,000,- – Rp 256,332,000,-
= Rp 15,553,000,-

Laba sebelum pajak = (Laba usaha + Pendapatan lain-lain) – Beban lain-lain


= (Rp 15,553,000,- + 0) – Rp 50,000,000,-
= - Rp 34,447,000,-
Asumsi asumsi-asumsi untuk memperkuat analisa kinerja apotek kedepan.
(1). Peningkatan omset (penjualan tunai & kredit)
A. Peningkatan Penjualan Tunai:
1. Promosi keberadaan Apotek
Promosi keberadaan apotek dilakukan melalui pembuatan dan
penyebaran brosur yang berisi pelayanan apotek dan jadwal praktek
dokter
Brosur disebar dalam radius 2 km setiap 2 bulan dengan target: pusat
perbelanjaan, orang dalam lalu lintas, dan rumah penduduk sekitar
Asumsi:
Dari penyebaran brosur tesebut, ditargetkan terjadi penambahan 1
(satu) pasien per hari dengan pembelian rata-rata Rp 50.000, maka
target penjualan ialah:
1. Melengkapi stok obat ethical
Stok obat ethical harus dilengkapi untuk menurunkan tingkat
penolakan resep.
2. Melengkapi obat OTC
Target kerja ialah menambah beberapa gondola untuk memajang
obat OTC (swalayan farmasi) + penambahan/melengkapi obat OTC
3. Pemanfaatan ruang
Diharapkan untuk mengisi ruangan-ruangan prakter dokter yang
kosong misalnya : Dokter SpPD dan SpAnak praktek 16 hari per
bulan, dokter SpTHT, dan dokter umum praktek 20 hari per bulan
Asumsi dokter (dokter in house):
Dokter spesialis penyakit dalam
Dokter spesialis anak
Dokter spesialis THT
Dokter umum
Atau jika belum dapat dokter untuk praktek ditempat maka ruangan
dapat dimanfaatkan untuk laboratorium klinik dan optic dengan cara
bermitra dengan pihak lain.
4. PIO untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas pasien
Dengan melakukan PIO oleh apoteker (target 4 jam perhari),
diharapkan terjadi peningkatan kepuasan pasien.
Asumsi:
Dari peningkatan kepuasan pasien, ditargetkan bertambah 3 pasien
per bulan rata-rata 3 R/ @ Rp 25000 per bulan.
Maka ditargetkan terjadi penjualan
B. Peningkatan Penjualan Kredit
PRINSIP:
1. Menjaga dan mempertahankan pelanggan kredit yang sudah ada &
mencari pelanggan kredit baru
2. Kerjasama dengan klinik sekitar apotek.
(2). Pengendalian HPP
a. Peningkatan diskon pembelian.
b. Pengendalian dan optimalisasi stok akhir.
c. Mengurangi pemberian diskon pada pelanggan
d. Kerjasama dengan apotek lain
(3). Efisiensi biaya
Kenaikan penjualan sebanding dengan kenaikan biaya
(4). Peningkatan other income
a. Sharing profit praktek dokter
b. Space management

Usaha Apotek merupakan suatu usaha dengan tingkat Customer Price


Sensitivity (Sensitivitas Harga) yang tinggi dan Product Mistique (Persepsi
Perbedaan Produk Sejenis) yang rendah. Oleh karena itu, strategi persaingan yang
diterapkan hendaknya adalah strategi komoditi, artinya tetap berfokus pada
volume atau market share yang dipertahankan dengan menurunkan biaya (secara
rasional di bawah harga pesaing lain).
STUDI KELAYAKAN

Dalam upaya kesehatan secara menyeluruh, terpadu dan


berkesinambungan yang meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Penyelenggaraan
upaya kesehatan ini salah satunya ditunjang oleh sarana pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, yaitu apotek. Keberadaan sebuah apotek yang memberikan
pelayanan dalam bidang konseling dan informasi obat dapat membantu
masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Apotek menjadi salah
satu sarana bagi masyarakat yang membutuhkan informasi tentang obat sehingga
apoteker dituntut untuk bekerja secara profesional dalam melayani masyarakat.
Hal ini disebabkan karena apotek adalah salah satu tempat pendistribusian dan
sarana pelayanan obat serta perbekalan farmasi lainnya. Di samping itu juga
apotek merupakan wadah formal tenpat pengabdian profesi seorang apoteker
untuk melakukan praktek dan pengembangan profesinya.

Apoteker sebagai pengelola apotek dan sumber informasi bagi


masyarakat harus selalu meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya baik
dalam bidang farmasi sendiri, maupun bidang manajerial serta hubungan
antarpersonal sehingga dengan kemampuan tersebut diharapkan apoteker dapat
menjadi sumber informasi obat dan kesehatan lainnya yang lengkap serta
terpercaya bagi masyarakat luas.

Dalam konteks peranan apoteker sebagai salah satu elemen pekerja


farmasi maka perkembangan infrastruktur dalam pelayanan kesehatan akan
membawa dampak pada model interaksi apoteker dengan pasiennya. Secara
umum kualitas pelayanan hanya dapat terlaksana dengan baik apabila ada
manjemen yang efektif dan efisien. Pelayanan farmasi yang baik adalah sifat
pelayanan yang berorientasi langsung dalam proses penggunaan obat kepada
pasien yang bertujuan menjamin keamanan, efektivitas, dan kerasionalan
penggunaan obat dengan menerapkan ilmu pengetahuan dan fungsi perawatan
penderita.

Apotek “EMPEEN FARMA” memberikan pelayanan produk, dan


pelayanan kefarmasian yang berbasis pharmaceutical care meliputi pelayanan
informasi obat dan konseling. Keunggulan dari apotek “EMPEEN FARMA” yaitu
selalu berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) yang
diwujudkan melalui pelayanan pharmaceutical care, melalui pendekatan personal,
pelayanan apotek yang ramah, suasana apotek yang nyaman dan ketersediaan
fasilitas yang memudahkan akses pelayanan kesehatan.

Lokasi apotek “EMPEEN FARMA” terletak di jalan A. H. Nasution Kel.


Sindangjaya Kec. Mandalajati – Bandung. Lokasi apotek ini strategis karena
berdekatan dengan pemukiman penduduk yang senantiasa berkembang dalam
beberapa tahun ke depan.

Nilai investasi yang dibutuhkan untuk mendirikan apotek “EMPEEN


FARMA” adalah sebesar Rp 69,450,000,-. Sumber investasi tersebut berasal dari
modal milik pribadi.

Langkah-langkah :
Tetapkan visi dan misi apotek.
Buat analisa SWOT.
Analisa potensi pasarnya dan analisa distribusi resep.
Strategi pemasarannya.
Tetapkan struktur karyawannya, antara lain :
 APOTEKER
 ASISTEN APOTEKER
 KARYAWAN UMUM
Analisis finansialnya :
 Dana investasi Rp 70,000,000,-
 Harga rata-rata tiap R/ Rp 50,000,-
 Harga rata-rata OTC Rp 8,000,-
 Jumlah resep per hari diasumsikan rata-rata 5 lembar.
 Di sekitar apotek jumlah penduduk kira-kira 4,500 jiwa.
 Sarana penunjang yang diperlukan apotek kira-kira Rp 20,000,000,-
 Modal kerja kira-kira Rp 50,000,000,-
 Tetapkan biaya pengelolaan (listrik, air, telepon, pajak penjualan, dan lain-
lain)
 Jasa profesi apoteker Rp 1,500,000,- per bulan.
 Asisten apoteker Rp 800,000,- per bulan.
 Karyawan umum Rp 500,000,- per bulan.

Tugas :
Menetapkan studi kelayakan berdasarkan perhitungan sebagai berikut :
 Pay Back Period (PP)
 ROI (% untuk 1 tahun) dengan asumsi kredit untuk investasi berkisar antara
28.5% per tahun.
 Break Event Point (BEP)
Analisis Finansial Apotek “EMPEEN FARMA” :
a. Dana investasi Rp 70,000,000,- (dari modal milik pribadi)
b. Harga rata-rata tiap R/ Rp 50,000,-
c. Harga rata-rata OTC Rp 8,000,-
d. Jumlah resep per hari diasumsikan rata-rata 5 lembar
e. Di sekitar apotek jumlah penduduk kira-kira 4,500 jiwa
f. Sarana penunjang yang diperlukan apotek kira-kira Rp 20,000,000,-
g. Modal kerja kira-kira Rp 50,000,000,-
h. Biaya pengelolaan (listrik, air, telepon, pajak penjualan, dan lain-lain) Rp
500,000,-/bulan
i. Jasa profesi apoteker Rp 1,500,000,-/bulan
j. Jasa profesi asisten apoteker Rp 800,000,-/bulan
k. Gaji karyawan umum Rp 500,000,-/bulan
Studi Kelayakan Apotek “EMPEEN FARMA” :
I. Visi dan Misi
1. Visi
"Menjadi Apotek modern yang berbasis pelayanan kepada masyarakat, selalu
berusaha memberikan solusi, ramah, namun harganya tetap terjangkau, sehingga
pelayanan yang prima bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat tanpa
membedakan status sosial"
2. Misi
 Menyediakan obat, alat kesehatan serta perbekalan kefarmasian lainnya
yang bermutu, berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat,
 Melaksanakan pelayanan kefarmasian yang tepat, cepat, ramah, informatif
dengan memerapkan konsep Pharmaceutical care secara profesional,
 Memupuk rasa kepedulian terhadap konsumen, supllier dan mitra kerja
kami dan senatiasa membangun kemitraan yang saling menguntungkan
bagi siapa saja bekerja sama dengan kami. .
 Bekerja berdasarkan keikhlasan hati, selalu berusaha memberikan kinerja
terbaik kami sehingga tercipta ikatan emotional yang kuat dengan
konsumen kami.
3. Motto
........KAMI ADA UNTUK ANDA........
Dimanapun.... Kapanpun.... Kami selalu siap melayani anda........
4. Strategi
 Menjamin bahwa seluruh proses terapi obat yang diberikan merupakan
terapi obat yang tepat, efektif, nyaman dan aman bagi pasien,
 Mengatasi masalah baru yang timbul dalam terapi obat dan mencegah
timbulnya masalah lain di masa yang akan datang,
 Memberikan pelayanan kepada pasien atau masyarakat yang ingin
melakukan pegobatan mandiri,
 Melakukan efisiensi biaya kesehatan masyarakat,
 Memberikan informasi dan konsultasi obat,
 Melakukan monitoring obat dan evaluasi penggunaan obat,
 Merancang SOP (standart operating procedure) dan standar organisasi
kerja, dan
 Memberlakukan sistam reward dan punishment bagi seluruh karyawan.

II. Aspek Lokasi


Nama apotek yang akan didirikan adalah Apotek EMPEEN Farma, terletak di Jl.
AH. Nasution, Kel.Sindangjaya Kec. Mandalajati, Bandung. Lokasi apotek ini
strategis yang akan menentukan keberhasilan apotek dimana erat hubungannya
dengan aspek pasar.
1. denah lokasi:
2. data-data pendukung:
a. Kepadatan Penduduk
Apotek EMPEEN Farma berada didaerah pemukiman penduduk yang senantiasa
berkembang, dekat dengan kawasan perkantoran, sentra BANK swasta, dan
pertokoan.
b. Tingkat sosial dan ekonomi
Tingkat pendidikan masyarakat relatif cukup tinggi mengingat letak Apotek
EMPEEN Farma yang berada di lingkungan sekolah, perkantoran, dan pusat
perbelanjaan.. Dengan demikian tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya
keselamatan cukup baik. Keadaan ekonomi secara relatif cukup baik.
c. Pelayanan kesehatan lain
Sarana pelayanan kesehatan di sekitar apotek telah didirikan antara lain:
1) Rumah Sakit Daerah Ujungberung
2) Klinik
3) Tempat praktek dokter.
d. Jumlah Pesaing
Jumlah Apotek sebagai pesaing adalah 4, yaitu Kimia Farma, Arcamainik, Ating-
6, dan Melinda. Akan tetapi dengan melihat lokasi yang sangat strategis maka
diharapkan apotek dapat bersaing dengan apotek lainnya.
e. Dekat Pusat Keramaian
Apotek EMPEEN Farma dekat dengan pusat keramaian seperti Toko Buku,
Pasar tradisional, KFC Drive Thru, kantor Bank swasta, sekolah, pom bensin dan
kawasan perkantoran lainnya.
f. Aman
Lingkungan Apotek EMPEEN Farma relatif aman dan dekat dengan pos polisi
dan kantor polisi
g. Mudah dijangkau
Lokasi spotek sangat mudah dijangkau karena terletak di pinggir jalan, bisa di-
jangkau dengan berbagai kendaraan umum. Apotek ini juga memiliki area parkir
yang cukup luas.

III. Analisis SWOT


Berdasarkan data-data yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap posisi
strategis daerah/ peta lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat diterangkan bebe-
rapa hal yang penting. Hal ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, pe-
luang dan ancaman terhadap apotek baru yang akan didirikan (SWOT ANALI-
SIS).
A. Kekuatan/Strength
Yang menjadi kekuatan kompetitif apotek baru yang akan didirikan adalah seba-
gai berikut :
1. Apotek dengan konsep layanan patient oriented yang berbasis layanan kefar-
masian pharmaceutical care.
2. Letak/lokasi apotek berada di Jl. AH. Nasution yang ramai dilalui arus
kendaraan dan mudah dijangkau dari segala arah.
3. Petugas apotek yang handal dan loyal, terdiri dari tenaga yang sudah berpen-
galaman dan tenaga-tenaga muda yang penuh semangat dan kreatif.
4. Apoteker yang selalu stand by di apotek, siap memberikan layanan dan konsul-
tasi seputar obat.
B. Kelemahan/Weakness
1. Merupakan apotek baru, belum dikenal oleh masyarakat, dan belum
mempunyai langganan yang loyal.
2. Merupakan apotek swasta yang berdiri sendiri dan bukan suatu apotek jaringan
atau waralaba,
3. Lokasi terletak di pertigaan lalu lintas sehingga aksesnya sulit walaupun banyak
dilewati oleh kendaraan.
Untuk menutupi kelemahan tersebut maka:
1. Nama apotek harus dibuat besar begitu juga dengan tulisan pada papan nama
tersebut dan neon box, tanda/marka apotik di tepi jalan,
2. Disediakan parkir yang luas dan gratis.
C. Peluang/Opportunity
1. Potensi Daerah
a. Jumlah Penduduk, terutama daerah sekitar lokasi apotek cukup padat, sehingga
menjadi sumber pelanggan apotek yang potensial,
b. Penduduk dengan latar belakang sosial yang beragam, sangat memungkinkan
untuk menjadi pelanggan. Masyarakat golongan ini mempunyai daya beli lebih
tinggi, karena itu apotek harus dikonsep sedemikian rupa sehingga dapat
memenuhi keinginan pelanggan seperti mereka. Sebagai contoh apotek dilata agar
bersih, nyaman, elegan, tanpa menimbulkan konsep mahal, sehingga tetap dapat
menarik pelanggan dari kelas social menengah ke bawah.
c. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi. Golongan masyarakat
ini lebih kritis, lebih bisa menerima pikiran logis, dan mungkin lebih peduli
dengan pola hidup sehat. Untuk menarik pelanggan dari golongan ini, salah satu
kegiatan apotek bisa mengarah pada mereka (khususnya), contohya melalui
progam konsultasi obat melalui telepon, penerbitan buletin kesehatan secara
berkala, dll.
d. Penduduk golongan geriatri cukup banyak. Kaum geriatri banyak mengalami
masalah kesehatan, terutama penyakit-penyakit degeneratif. Apotek dapat mener-
bitkan brosur, melakukan komunikasi telepon/telefarma untuk menarik simpati
mereka.
e. Jumlah dokter yang membuka praktek di sekitar lokasi apotek cukup sehingga
diharapkan pasien yang datang ke apotek juga banyak. Karena merupakan pusat
perkantoran, bank dan sekolah, dapat dilakukan kerja sama. Dalam penyediaan
obat bagi karyawan dengan menerapkan sistem ‘jemput bola’ atau layanan antar
jemput resep atau pembelian obat lainnya.
D. Ancaman/Threaths
Ancaman terutama datang dari kompetitor/pesaing, yaitu apotek lain di sekitar
lokasi.

IV. Aspek Pasar dan Pemasaran


1. Potensi pasar
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan di atas, dapat disimpulkan bahwa lokasi
apotek cukup strategis, dan secara keseluruhan dapat ditentukan target market
yang potensial bagi apotek tersebut adalah :
- Penduduk pemukiman sekitar lokasi
- Pasien dari RSUD Ujungberung.
- Pasien-pasien dari sarana kesehatan umum seperti dokter-dokter yang berpraktek
di sekitar lokasi dan puskesmas.
- Masyarakat non penduduk yang melintas disekitar lokasi.
Perkiraan konsumen:
Diperkirakan jumlah pasien RSUD 2000 orang/hari, klinik lain total pasien sekitar
400 orang/hari, dan dari praktek dokter didaerah sekitar adalah 100/hari. Rumah
Sakit menerapkan beberapa usaha untuk mencegah resep keluar sehingga prediksi
pasien yang membawa resep keluar dari RS dan dari fasilitas kesehatan lainnya
adalah 10% ( 250 pasien) dan konsumen yang membeli OTC dan komoditi lain.
2. Market Share
Jumlah pesaing di sekitar apotek EMPEEN Farma: 4 apotek.
Jumlah perkiraan pasien di sekitar apotek: 250 pasien setiap hari.
Asumsi : konsumen Apotek BERSAMA = 20% x 250 pasien = ± 50 pasien setiap
hari.
2. Segmentasi
Lokasi apotek berada di kelurahan Sindangjaya. Segementasi pasar dilakukan
berdasarkan data demografi penduduk yang meliputi pembagian berdasarkan usia,
jenis kelamin, dan pekerjaan.
Kelurahan Rancamanyar memiliki jumlah penduduk total 4500 jiwa, dengan
segmentasi sebagai berikut:
a. Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-laki : 2053 jiwa
Perempuan : 2447 jiwa
b. Berdasarkan usia
0-3 Tahun : 206 jiwa
4- 6 tahun : 189 jiwa
7-12 Tahun : 305 jiwa
13-15 tahun : 681 jiwa
16-18 tahun : 486 jiwa
> 19 tahun : 2633 jiwa
c. Berdasarkan pekerjaan
PNS : 250 jiwa
TNI/POLRI : 156 jiwa
Pegawai swasta : 788 Jiwa
Pertukangan : 70 jiwa
Pensiunan : 196 jiwa
Pemulung : 21 Jiwa
Jasa : 45 Jiwa
3. Peluang pasar
Lokasi yang strategis membuat Apotek EMPEEN Farma memilki peluang pasar
yang cukup baik, selain itu juga berbagai kelebihan pelayanan kefarmasian yang
diberikan dibandingkan dengan apotek lain di sekitar lokasi. Besar kecilnya
peluang pasar juga dapat dilihat dari faktor pendukung lain seperti keberadaan
sarana kesehatan dan kepadatan lalu-lintas yang melewati lokasi.
Untuk lebih meningkatakan kualitas dari apotek, maka apotek EMPEEN Farma
memberikan berbagai pelayanan, antara lain:
a. Keberadaan apoteker selama apotek buka
b. Pelayanan Pharmaceutical care, yang meliputi
- Pemberian informasi obat pada konsumen yang membeli obat baik obat resep
ataupun obat bebas.
- Konsultasi pribadi untuk pasien-pasien tertentu yang membutuhkan konsultasi
penggunaan obat.
- Pendidikan (Edukasi) kesehatan kepada konsumen dan masyarakat sekitar,
melalui penyediaan buku-buku ataupun leaflet-leaflet.
- Delivery service.
- Monitoring atau kontroling perkembangan kesehatan konsumen dengan kasus
tertentu.
- Pelayanan obat bebas dan obat dgn resep yg cepat.
- Pelayanan obat secara berlangganan: obat diantar ke rumah, ada diskon khusus,
& pemberian bonus/hadiah
c. Obat lengkap dan ada komoditi apotek yang lebih lengkap
d. Harga obat yang lebih murah
e. Pelayanan praktek dokter diantaranya Sp. Anak, kandungan, dan dokter umum
(tahap lebih lanjut)

V.Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran dan pengembangan apotek ada dua macam yaitu intensifikasi
dan ekstensifikasi. Pengembangan apotek intensifikasi meliputi :
1. Pelayanan baik.
2. Ramah, mau bergaul, penuh pengabdian, mampu bekerjasama dengan
pasien.
3. Resep bisa diantar, konsultasi obat, dan cek tekanan darah gratis.
4. Administrasi mudah.
5. Pelayanan cepat.
6. Karyawan.
Untuk mengembangkan sebuah apotek tidak terlepas dari peran karyawan,
maka diperlukan pengelolan SDM dengan baik, karyawan harus dibina
untuk meningkatkan prestasi. Metode reward & punishment bisa memacu
karyawan untuk disiplin dalam bekerja. Agar pelayanan obat di apotek
juga dapat dilaksanakan dengan cepat maka perlu dipertimbangkan jumlah
karyawan yang cukup, tentu saja hal ini juga mempertimbangkan faktor
cost dan benefit.
7. Ketersediaan
Diusahakan semua obat yang dibutuhkan pasien tersedia lengkap sehingga
apotek tidak akan pernah menolak resep dari pasien untuk menghindari
kekecewaan pasien.
8. Fasilitas
Untuk memuaskan hati pelanggan apotek, fasilitas yang tersedia di apotek
sangat menunjang, di antaranya timbangan berat badan, ruang tunggu yang
nyaman (dilengkapi TV).
Pengembangan apotek secara ekstensifikasi meliputi :
1. Diferensiasi produk
Produk obat yang tersedia jangan hanya berasal dari satu pabrik, karena
biasanya resep-resep yang datang berasal dari produk yang berbeda.
2. Konseling digalakkan
Perannya Apoteker disini sangat diperlukan karena merupakan salah satu
kewajiban untuk memberikan informsi yang bukan hanya sekedar
pemberitahuan cara penggunaannya, tetapi perlunya Apoteker
memberitahukan kepada pasien dalam bentuk konseling terutama untuk
obat-obat yang memberikan resiko lebih.
3. Pembukaan cabang
Salah satu cara yang baik untuk pengembangan apotek dengan pembukaan
cabang, apalagi bila apotek tersebut sudah cukup dikenal oleh masyarakat
karena keramahan atau dalam pelayanan ke pasien baik.
4. Kerja sama dengan instansi
Kerja sama ini akan menambah pendapatan apotek, dan memberikan
kepercayaan bahwa Apoteker tersebut baik, maka akan terjadi kerja sama
dengan instansi tersebut.
5. Diferensiasi usaha
Usaha untuk pengembangan apotek yang dikelola bukan hanya apotek
saja, tetapi bisa membuka poliklinik, laboratorium klinik, optic, dan lain-
lain, dimana usaha tersebut dibuka di dekat apotek.
Dalam rangka mengembangkan usaha perapotekan ini diperlukan strategi inovasi
khusus, sehingga nantinya diharapkan mampu mempertahankan eksistensi apotek
EMPEEN Farma dan mampu memajukan apotek dengan membuka cabang-
cabang baru di daerah lain. Adapun strategi yang ditempuh antara lain :
1. Menyediakan jasa konseling secara gratis oleh APA.
2. Menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan oleh pasien. Jika obat yang
dibutuhkan pasien tidak ada maka berusaha mengambil di apotek lain,
diusahakan agar pasien pulang mendapat obat yang diperlukan tanpa
copie resep.
3. Monitoring pasien. Monitoring dilakukan terhadap pasien via telepon,
terutama untuk pasien dengan penyakit kronis. Hal ini dilakukan untuk
mengontrol keadaan pasien dan meningkatkan kepercayaan pasien
terhadap apotek.
4. Fasilitas yang menarik. Ruang tunggu dibuat senyaman mungkin dengan
fasilitas AC, TV, tempat duduk yang nyaman, majalah kesehatan, Koran
dan tabloid serta tempat parkir yang luas.
5. Kerjasama dengan praktek dokter.
6. Menerima pelayanan resep dengan sistem antar jemput.
7. Memberikan bantuan rakyat bagi masyarakat yang kurang mampu dalam
bentuk subsidi obat serta bekerjasama dengan kelurahan setempat.

VI. Pengelolaan Sumber Daya Manusia


Untuk dapat mengelola sebuah apotek diperlukan tenaga kerja yang sesuai
bidangnya, oleh karena itu diperlukan sumber daya manusia yang efektif dan
efisian sehingga tujuan organisasi tercapai. Apotek EMPEEN Farma merekrut 6
karyawan dengan susunan sebagai berikut :
- Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
- Asisten Apoteker : 2 orang
- Pembantu Umum : 1 orang
Struktur Organisasi:

Apoteker Pengelola
Apotek

Pembantu Umum Asisten Apoteker

Dasar pertimbangan perekrutan karyawan tersebut adalah :


1. Jam kerja: 08.00-21.00, dibagi menjadi 2 shift masing-masing 6,5 jam (hari
minggu dan hari libur tutup).
2. Volume pekerjaan
jumlah pasien setiap hari : 50 pasien.
setiap pasien membutuhkan waktu : 15 menit.
waktu untuk pasien : 15 x 50 = 75 menit = 12,5 jam.
3. dana yang tersedia (bagian aspek modal dan biaya)
4. sumber daya manusia merupakan aset terbesar dari apotek itu sendiri.
Kerjasama antar karyawan harus dijaga sehingga dapat menciptakan suasana kerja
yang kondusif serta mampu memberikan kenyamanan pada pasien. Karenanya
diperlukan adanya pembagian tugas, wewenang, hak dan kewajiban serta rasa
memiliki terhadapapotekdari para karyawan. Untuk itu kemempuan manajerial
dari apoteker sangat diperlukan.
VII. Analisis Keuangan

Perkiraan Investasi

Sarana Fisik: Tanah dan gedung (15 m x 7 m) : Rp. 15.000.000,-

Perlengkapan:

- Peralatan reseptir
- Perabot apotek
- Peralatan kantor
- Buku-buku wajib/ farmasi : Rp. 5.000.000,-
Modal kerja : Rp. 50.000.000,-

Total investasi : Rp 70.000.000,-

Perkiraan Biaya Operasional

 Biaya operasional per bulan Tahun Pertama


Personalia
1. Apoteker (1 orang) : Rp. 1.500.000,-
2. Asisten Apoteker (2 orang) : Rp. 1.600.000,-
3. Pembantu Umum (1 orang) : Rp. 500.000,-
Lain-lain

1. Listrik : Rp. 250.000,-


2. Telepon : Rp. 100.000,-
3. Air PDAM : Rp. 60.000,-
4. Administrasi : Rp. 40.000,-
5. Lain-lain : Rp. 50.000,-
Total : Rp. 4.100.000,-
 Biaya Operasional Tahun 1
Biaya operasional per bulan x 12 : Rp. 49.200.000,-
Biaya penyusutan gedung 5% : Rp. 750.000,-
Biaya penyusutan peralatan 5% : Rp. 250.000,-
Total : Rp. 50.200.000,-
 Biaya Operasional Tahun II
Dengan asumsi kenaikan biaya usaha per tahun sebesar 10% maka biaya
operasional tahun II sebesar :
Rp. 50.200.000 x 110% : Rp. 55.220.000,-
 Biaya Operasional Tahun III
Dengan asumsi kenaikan biaya usaha per tahun sebesar 10% maka biaya
operasional tahun III sebesar :
Rp. 55.220.000 x 110% : Rp. 60.742.000,-
 Biaya Operasional Tahun IV
Dengan asumsi kenaikan biaya usaha per tahun sebesar 10% maka biaya operasional
tahun IV sebesar :

Rp. 60.742.000 x 110% : Rp. 66.816.200,-


 Biaya Operasional Tahun V
Dengan asumsi kenaikan biaya usaha per tahun sebesar 10% maka biaya operasional
tahun V sebesar :

Rp. 66.816.200 x 110% : Rp. 73.497.820,-


Perkiraan pendapatan

 Proyeksi Omset Tahun I


Dengan asumsi resep sebanyak 5 lembar per hari dengan rata-rata Rp. 50.000.
Swamedikasi sebanyak 15 transaksi dengan harga rata-rata Rp 8.000. dan
penjualan dari Swalayan Farmasi sebesar Rp 400.000 / hari, akan diperoleh
pendapatan tahun I sebagai berikut :
1. Resep (5 x Rp 50.000 x 26x12) : Rp 78.000.000
2. Swamedikasi (15 x Rp 8.000 x 26x12) : Rp 37.440.000
3. Swalayan Farmasi (Rp 400.000 x 26x12) : Rp 124.800.000
Total : Rp 240.240.000
 Proyeksi Omset Tahun II
Dengan asumsi peningkatan sebesar 10% maka diperkirakan omset tahun II
sebesar:
Rp. 240.240.000 x 110% : Rp. 264.264.000,-
 Proyeksi Omset Tahun III
Dengan asumsi peningkatan sebesar 10% maka diperkirakan omset tahun III
sebesar:
Rp 264.264.000 x 110% : Rp 290.690.400,-
 Proyeksi Omset Tahun IV
Dengan asumsi peningkatan sebesar 10% maka diperkirakan omset tahun IV
sebesar:
Rp 290.690.400 x 110% : Rp 319.759.440,-
 Proyeksi Omset Tahun V
Dengan asumsi peningkatan sebesar 10% maka diperkirakan omset tahun IV
sebesar:
Rp 319.759.440 x 110% : Rp 351.735.384,-

Harga Pokok Penjualan (HPP)


Dengan mengasumsikan keuntungan yang diambil oleh calon apotek
sebesar 28,5% untuk setiap resep baik yang berasal dari dokter maka dapat
ditentukan:

= 1,399

1. HPP Resep pihak III : Rp. 78.000.000/1.399


: Rp. 55.754.110
2. HPP Swamedikasi : Rp. 37.440.000 / 1,399
: Rp. 26.761.973
3. HPP Swalayan Farmasi : Rp. 124.800.000 / 1,399
: Rp 89.206.576
TOTAL HPP KESELURUHAN = Rp. 171.722.659
Perkiraan profit tahun I

Keuntungan bruto = Omset – HPP

= Rp. 240.240.000 – Rp . 171.722.659

= Rp. 68.517.341,-

Keuntungan netto = Keuntungan bruto – Biaya operasional

= Rp. 68.571.341 – Rp. 50.200.000,-

= Rp. 18.317.341,-

PPh = Rp. 18.317.341 x10%

= Rp. 1.831.734,-

Profit tahun I = Keuntungan netto – PPh

= Rp. 18.317.341 – Rp. 1.831.734

= Rp. 16.485.607,-

Perkiraan profit tahun II

Keuntungan bruto = Omset – HPP

= Rp. 264.264.000 – Rp. 188.894.925

= Rp. 75.369.075,-

Keuntungan netto = Keuntungan bruto – Biaya operasional

= Rp. 75.389.075 – Rp. 55.220.000

= Rp. 20.149.075,-
PPh = Rp. 20.149.075 x 10%

= Rp. 2.014.908,-

Profit tahun II = Keuntungan netto – PPh

= Rp. 20.149.075 – Rp. 2.014.908

= Rp. 18.134.167,-

Perkiraan profit tahun III

Keuntungan bruto = Omset – HPP

= Rp. 290.690.400 – Rp. 207.784.417

= Rp. 82.905.983,-

Keuntungan netto = Keuntungan bruto – Biaya operasional

= Rp. 82,905.983 – Rp. 60.742.000

= Rp. 22.163.983,-

PPh = Rp. 22.163.983 x 10%

= Rp. 2.216.398,-

Profit tahun III = Keuntungan netto – PPh

= Rp. 22.163.983 – Rp. 2.216.398

= Rp. 19.947.585,-

Perkiraan profit tahun IV

Keuntungan bruto = Omset – HPP

= Rp. 319.759.440 – Rp. 228.562.859

= Rp. 91.196.581,-
Keuntungan netto = Keuntungan bruto – Biaya operasional

= Rp. 91.196.581 – 66.816.200

= Rp. 24.380.381,-

PPh = Rp. 24.380.381 x 10%

= Rp. 2.438.038,-

Profit tahun IV = Keuntungan netto – PPh

= Rp. 24.380.381 – Rp. 2.438.038

= Rp . 21.942.343,-

Perkiraan profit tahun V

Keuntungan bruto = Omset – HPP

= Rp. 351.735.384 – Rp. 251.419.145

= Rp. 100.361.239,-

Keuntungan netto = Keuntungan bruto – Biaya operasional

= Rp. 100.361.239 – Rp. 73.497.820

= Rp. 26.818.419

PPh = Rp. 26.818.419 x 10 %

= Rp. 2.681.841,-

Profit tahun V = Keuntungan netto – PPH

= Rp. 26.818.491 – Rp. 2.681.841

= Rp. 24.136.570,-

Profit rata-rata selama 5 tahun adalah Rp.20.129.254,-


Perhitungan Penilaian Investasi

Break Even Point

Biaya variabel = 75% dari volume penjualan (omset)

 Tahun I
Biaya tetap = Rp. 50.200.000,-

Jadi untuk mendapat BEP maka apotek harus mendapat resep sebanyak :

= Rp. 200.800.000 / Rp. 50.000 x 1 lembar

= 4016 lembar/tahun = 334 lembar/bulan = 13 lembar/hari

Atau untuk mendapat BEP maka apotek harus menjual obat OTC sebanyak :

= Rp. 200.800.000 / Rp. 8.000 x 1 jenis OTC

= 25.100 jenis OTC/tahun = 2.092jenis OTC/bulan = 80 jenis OTC/hari

Payback Period

 3 tahun 5 bulan

Return On Investment
KESIMPULAN

Berdasarkan studi kelayakan apotek dengan berdasarkan pada nilai Payback


Period (PP), Return of Investment (ROI) dan Break Even Point (BEP) dari Apotek EMPEEN
FARMA, maka pendirian apotek ini dinilai layak dipertimbangkan karena pendirian
Apotek EMPEEN Farma ini membutuhkan modal sekitar Rp. 70.000.000,00 dengan PP 3
tahun 5 bulan (kurang dari waktu yang diprediksikan yaitu 5 tahun), dan ROI sebesar
28.75 % yang lebih besar dibandingkan asumsi kredit investasi yaitu 28.5% per tahun
dimana modal yang digunakan pun berasal dari modal milik pribadi dan dengan terus
berkembangnya apotek ini ke depannya maka keuntungan akan semakin besar yang
diikuti dengan peningkatan kualitas pelayan dan fasilitas.

Anda mungkin juga menyukai