SALDO LABA
Saldo yang telah di tentukan 13,000 12,000 -1,000 -8%
Saldo yang belum ditentukan 4,423,085 5,986,898 1,563,813 35%
TOTAL EKUITAS 5,245,578 6,918,001 1,672,423 32%
TOTAL LIABILITAS DAN 20,490,177 23,203,846 2,713,669 13%
EKUITAS
Rp 1,517,327.00 Rp (1,684,868.00)
KENAIKAN MODAL
Rp 167,541.00
KERJA
Rp 1,684,868.00 Rp 1,684,868.00
SUMBER MODAL KERJA
Rp 20,906,300.00
Rp 20,336,586.00
Analisis Neraca
1. Aktiva Lancar PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK. Pada tahun 2021 mengalami
kenaikan sebesar Rp. 653.367 atau 5% dibandingkan aktiva lancar pada tahun 2020
Hal ini disebabkan oleh
• Kenaikan pada piutang usaha sebesar Rp. 11.350 (0.65%)
• Kenaikan pada piutang lainnya sebesar Rp. 118.008 (0.65%)
• Kenaikan pada persediaan lancar sebesar Rp. 1.131.927 (15%)
2. Aktiva tidak lancar PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK. Pada tahun 2021 mengalami
kenaikan sebesar Rp. 869.638 atau 7% dibandingkan aktiva tidak lancar pada tahun 2020
Hal ini disebabkan
• Kenaikan pada investasi pada entitas asosiasi sebesar Rp. 31.586 (9,84%)
• Kenaikan pada uang muka tidak lancar sebesar Rp. 47.781 (62%)
• Kenaikan pada aset keuangan tidak lancar lainnya sebesar Rp. 298.777 (5.65%)
• Kenaikan pada aset pajak tangguhan sebesar Rp. 102.388 (64%)
• Kenaikan pada aset tetap sebesar Rp. 371.331 (6.10%)
• Kenaikan pada beban tangguhan sebesar Rp. 17.775 (4%)
3. Aktiva PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK. Pada tahun 2021 mengalami kenaikan
sebesar Rp. 1.523.005 atau 5,86% dibandingkan aktiva tidak lancar pada tahun 2020
Hal ini disebabkan
• Kenaikan pada aktiva lancar Rp. 653.367 (5%)
• Kenaikan pada aktiva tidak lancar Rp. 869.638 (7%)
4. Liabilitas jangka pendek PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK. Pada tahun 2021
mengalami kenaikan sebesar Rp. 1.836.448 atau 14% dibandingkan liabilitas jangka pendek
tahun 2020
Hal ini disebabkan
• Kenaikan pada utang usaha sebesar Rp. 893.397 (10%)
• Kenaikan pada utang lainnya sebesarRp. 973.051 (28%)
5. Liabilitas jangka panjang PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK. Pada tahun 2021
mengalami penurunan sebesar Rp. -795.202 atau -38% dibandingkan liabilitas jangka
panjang tahun 2020
Hal ini disebabkan
• Penurunan pada utang bank sebesar Rp -51.615 (-10%)
• Penurunan pada utang obligasi sebesar Rp -999.629 (-100%)
6. Ekuitas PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK. Pada tahun 2021 mengalami kenaikan
sebesar
Rp. 1,672,423 atau 32% dibandingkan ekuitas tahun 2020
Hal ini disebabkan
• Kenaikan pada komponen lainnya sebesar Rp. 109.610 (28%)
• Kenaikan Pada saldo yang belum di tentutukan Rp. 1.563.813 (35%)
7. Liabilitas & Ekuitas PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK. Pada tahun 2021 mengalami
kenaikan sebesar
Rp. 2.713.669 atau 13% dibandingkan liabilitas & ekuitas tahun 2020
Hal ini disebabkan
• Kenaikan pada Liabilitas jangka pendek sebesar Rp. 1.836.448 (14%)
8. Laba PT SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK. Pada tahun 2021 mengalami kenaikan
sebesar
Rp. 1.170.789 atau 76% dibandingkan laba panjang tahun 2020
Hal ini disebabkan
• Kenaikan pada pendapatan neto sebesar Rp. 9.041.421 (12%)
• Kenaikan pada beban pokok pendapatan sebesar Rp. 6.808.850 (11%)
• Kenaikan pada Laba Bruto Rp. 2.268.571 (15%)
• Kenaikan pada Laba Usaha sebesar Rp. 1.122.736 (66%)
ANALISIS RASIO
PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK.
RASIO LIKUIDITAS :
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
a) Current ratio (Rasio Lancar) = 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 × 100 %
13.558.536
Tahun 2020 = 15.244.599 × 100% = 0,8893993210316% atau 88,93%
14.211.903
Tahun 2021 = 16.285.845 × 100% = 0,8726537063320% atau 87,26%
(𝐾𝑎𝑠+𝐸𝑓𝑒𝑘)
b) Cash Ratio (Rasio Kas) = 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 × 100%
3.877.560
Tahun 2020 = 15.244.599 × 100% = 0,25435631334% atau 25,43%
3.269.642
Tahun 2021 = 16.285.845 × 100% = 0,20076587982% atau 20,07%
(𝐾𝑎𝑠+𝐸𝑓𝑒𝑘+𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔)
c) Acid Test Ratio (Rasio Cair) = × 100%
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
3.877.560
Tahun 2020 = 15.244.559 × 100% = 0,25435631334% atau 25,43%
3,269.642
Tahun 2021 = 16.285.845 × 100% = 0,20076587982 atau 20,07%
(13.558.536−15.244.599)
Tahun 2020 = × 100% = 0,0649216312% atau 0,65%
25.970.743
(14.211.903−1.300.868)
Tahun 2021 = × 100% × = 0,0754332221% atau 0,75%
27.493.248
RASIO SOLVABILITAS :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
a) Total Debt to Equity Ratio = 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
15.244.599
Tahun 2020 = = 2,90618097758 atau 2,91%
5.245.578
16.285.845
Tahun 2021 = = 2,35412585225 atau 2,56%
6.918.001
(15.244.599+2.096.070)
Tahun 2020 = = 0,84629181095 atau 84,62%
20.490.177
(16.285.845+1.300.868)
Tahun 2021 = = 0,75792232891 atau 75,79%
23.203.846
2.096.070
Tahun 2020 = 5.245.578 = 0,39958799583 atau 39,95%
1.300.868
Tahun 2021 = 6.918.001 = 0,1880410251458 atau 18,80%
𝐹𝑖𝑥𝑒𝑑 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
d) Tangible Assets Debt Coverage =
𝐿𝑎𝑜𝑔𝑡𝑒𝑟𝑚 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠
6.091.336
Tahun 2020 = = 2,9060747017 atau 2,91%
2.096070
6.462.667
Tahun 2021 = 1.300.868 = 4,9679652355196 atau 4,97%
17.681.005
Tahun 2021 = × 100% = 273,120549299 atau 273%
64.737
RASIO AKTIVITAS :
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
a) Total Asset Turnover = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
75.862..880
Tahun 2020 = = 2,92 X
25.970.743
84.904.301
Tahun 2021 = 27.493.748 = 3,09 X
𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑎𝑔𝑎𝑛𝑔
b) Receivable Turnover = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
365
1.749.286
Tahun 2020 = 75.862.880 = 6,32 X
365
1.760.636
Tahun 2021 = 84.904.301 = 5,68 X
365
14.984.977
Tahun 2021 = 84.904.301 × 365 = 64,42 hari
𝐻𝑃𝑃
d) Inventory Turnover = 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
60.414.446
Tahun 2020 = = 7,76 X
7.783.674
67.223.296
Tahun 2021 = = 7,54 X
8.915.601
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
e) Average Day’s Inventory = × 365 ℎ𝑎𝑟𝑖
𝐻𝑃𝑃
7.783.674
Tahun 2020 = 60.414.446 × 365 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 47,08 hari
8.915.601
Tahun 2021 = 67.223.296 × 365 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 48,41 hari
75.862.880
Tahun 2020 = = 14,46 X
5.245.578
84.904.301
Tahun 2021 = = 12,27 X
6.918.001
RASIO PROFITABILITAS :
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐾𝑜𝑡𝑜𝑟
a) Gross Margin Ratio = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
15.412.434
Tahun 2020 = 75.862.880 = 0,20316173074
17.681.005
Tahun 2021 = 84.904.301 = 0,20824628189
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
b) Operating Income Ratio = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎
75.862.880
Tahun 2020 = 20.490.177 = 3,7024023755382
84.904.301
Tahun 2021 = 23.203.846 = 3,65906156247
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎
c) Operating Margin Ratio = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
1.688.417
Tahun 2020 = 75.862.880 = 0,0222561679704 atau 2,22%
2.811.153
Tahun 2021 = 84.904.301 = 0,0331096654337 atau 3,31%
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ−𝑝𝑎𝑗𝑎𝑘
d) Net Margin Ratio = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
1.533.662−1.570.163
Tahun 2020 = = -0,000481144401
75.862.880
2.704.451−2.750.065
Tahun 2021 = = 2,70445096761
84.904.301
𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘+𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
e) Operating Ratio = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
60.414.466+2.013.307
Tahun 2020 = = 0,8229027556032
75.862.880
67.223.296+2.809.924
Tahun 2021 = = 0,8248489084198455
84.904.301
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
f) Rate Of ROI = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎
1.533.662
Tahun 2020 = 20.490.177 = 0,0748486457681
2.704.451
Tahun 2021 = 23.203.846 = 0,11655184231
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
g) Return On Equity = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖
1.5333.662
Tahun 2020 = = 1,0000632513131
1.533.665
2.704.451
Tahun 2021 = 1.864.430 = 1,45055110677
Menurut data tersebut tahun 2021 dibandingkan tahun 2021 dibandingkan dengan tahun 2020
menunjukkan adanya kenaikan dalam penjualan sebesar Rp 9.077.500,- dan kenaikan harga pokok
penjualan sebesar Rp 6.809.000,- sehingga laba kotor tahun 2021 dibandingkan tahun 2020 mengalami
kenaikan sebesar Rp 2.268.500,-
Langkah I :
➢ Kenaikan sektor penjualan sebesar Rp 9.077.500,- dan kenaikan harga pokok penjualan Rp
6.809.00,- dapat pula dianalisa Faktor-faktor penyebab perubahan tersebut dengan cara sebagai
berikut :
a) Factor Kwantitas Penjualan
Kenaikan penjualan karena naiknya volume, jika tidak ada kenaikan harga jual
Harga per unit 2020 Rp 63.189,-
Kenaikan Kwantitas 100
Kenaikan laba kotor karena
Kwantitas penjualan (Rp 63.189 x 100) Rp 6.318.900,-
Dari laporan laba rugi tahun 2021 laba kotor mengalami kenaikan yang menguntungkan sebesar Rp
2.268.500,- dibandingkan dengan tahun 2020. Adapun yang menyebabkan perubahan kenaikan laba kotor
disebabkan oleh perubahan penjualan yang menguntungkan sebesar Rp. 9.077.500 dan harga pokok
penjualan yang menguntungkan sebesar Rp.6.809.000. perubahan laba kotor yang disebabkan oleh
penjualan disebabkan adanya perubahan harga yang tidak menguntungkan sebesar Rp. 2.758.600 dan
perubahan volume penjualan yang menguntungkan sebesar Rp. 6.318.900. Perubahan laba kotor yang
disebabkan perubahan harga ppokok penjualan disebabkan oleh perubahan harga pokok per satuan yang
menguntungkan sebesar Rp. 1.774.500 dan perubahan volume produksi yang tidak menguntungkan
sebesar Rp. 5.034.500
Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan harga jual tidak bisa digunakan untuk menilai
performa bagian penjualan (faktor ekstern) sedangkan yang disebabkan oleh perubahan volume penjualan
yang menguntungkan menunjukkan kinerja bagian penjualan bekerja secara efektif (promosi berhasil).
Perubahan laba kotor yang disebabkan perubahan harga pokok penjualan per satuan tidak bisa digunakan
untuk menilai bagian produksi (faktor ekstern) sedangkan perubahan volume produksi yang disebabkan
kenaikan volume penjualan adalah merupakan hal yang wajar secara totalitas perubahan sebesar Rp.
6.809.000 yang menguntungkan menunjukkan bagian produksi bekerja secara efisien.
ANALISIS BEP PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA TBK
A. PENGERTIAN ANALISIS BEP
Break-Even Point dapat diartikan suatu keadaan dimana dalam operasi perusahaan,
perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi (penghasilan = total biaya). Analisa
BEP tidak hanya untuk mengetahui keadaan perusahaan yang break even saja, tetapi analisa
BEP mampu memberikan informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat
volume penjualan, serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat
penjualan yang bersangkutan.
Analisis BEP melibatkan :
1. Harga Jual
2. Variable Cost per unit
3. Total Biaya Tetap
4. Volume Penjualan
5. Laba
Dengan menggunakan data pada perusahaan PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk tersebut,maka
jumlah barang yang harus dijual agar perusahaan mencapai break even adalah :
𝑅𝑝 14.648.625
= 60.035 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
1200 − 956
Budget rugi-laba dari perusahaan PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk tersebut dapat diringkas
sebagai berikut :
Penjualan (Rp 63.189 @ Rp 1200) = Rp 75.826.800 = 100%
Jumlah biaya variable = Rp 60.414.446 = 79%
Marginal income = Rp 15.412.354 = 20%
Jumlah biaya tetap = Rp 14.648.625 = 19%
Laba Rp 763.729 = 1%
Dengan demikian untuk menentukan penjualan pada tingkat break even (dalam rupiah hasil
penjualan) dapat ditentukan dengan rumus
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝
BEP (Dalam Rupiah) = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙
1−
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
𝑅𝑝 14.648.625
BEP (Dalam Rupiah) = 𝑅𝑝 60.414.446 = Rp 69.755.357
1−𝑅𝑝 75.825.800
Untuk menentukan jumlah satuan barang yang harus dijual agar perusahaan mencapai break
even dapat pula ditentukan dengan membagi hasil penjualan pada tingkat break even dengan
harga jual persatuan barang tersebut.
𝑅𝑝 69.755.357
( = 60.035 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 )
1200
Titik break even untuk perusahaan “PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk” dalam tahun 2020 sebesar
Rp. 69.755.357,- atau 60.035 satuan barang. Ini berarti bahwa kalau perusahaan tersebut hanya
mampu menjual barangsebanyak 60.035 satuan dengan harga jual persatuan Rp.1.200,-
perusahaan tidak akan memperoleh laba, tetapi juga akan menderita kerugian, hal ini dapat
dibuktikan sebagai berikut:
Biaya variabel
Rp. 69.755.357
Laba Rp 0
Rp. 130.372.762
Laba……………………………………………………………………Rp 16.113.488
TAHUN 2021
ANALISIS BEP UNIT
PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk
Budget Rugi-Laba
Tahun 2021
Rp 1.849.310
Dengan menggunakan data pada perusahaan PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk tersebut, maka
jumlah barang yang harus dijual agar perusahaan mencapai break even adalah :
𝑅𝑝 15.831.694
= 58.419 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛
1300 − 1029
Budget rugi-laba dari perusahaan PT. Sumber Alfaria Trijaya, Tbk tersebut dapat diringkas
sebagai berikut :
Penjualan (Rp 65.311 @ Rp 1300) = Rp 84.904.300 = 100%
Jumlah biaya variable = Rp 67.223.296 = 79%
Marginal income = Rp 17.681.004 = 20%
Jumlah biaya tetap = Rp 15.831.694 = 18%
Laba Rp 1.849.310 = 2%
𝑅𝑝 15.831.694
BEP (Dalam Rupiah) = 𝑅𝑝 67.223.296 = Rp 75.389.019
1−𝑅𝑝 84.904.300
Untuk menentukan jumlah satuan barang yang harus dijual agar perusahaan mencapai break
even dapat pula ditentukan dengan membagi hasil penjualan pada tingkat break even dengan
harga jual persatuan barang tersebut.
𝑅𝑝 75.389.019
( = 58. 419 𝑆𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 )
1300
Titik break even untuk perusahaan “PT. Sumber Alfaria Trijaya Tbk” dalam tahun 2021 sebesar
Rp. 75.389.019 atau 58.419 satuan barang. Ini berarti bahwa kalau perusahaan tersebut hanya
mampu menjual barang sebanyak 58.419 satuan dengan harga jual persatuan Rp 1.300
perusahaan tidak akan memperoleh laba, tetapi juga akan menderita kerugian, hal ini dapat
dibuktikan sebagai berikut:
Rp. 75.389.019
Laba Rp 0
Rp. 140.902.076
Laba…………………………………………………………………....Rp 17.414.864