Anda di halaman 1dari 3

Fakta

Fakta adalah asosiasi pernyataan hubungan antara dua hal tertentu. Untuk fakta yang
nyata, di awal pembelajaran sebaiknya siswa dihadapkan pada pengalaman langsung dengan
objek pembelajaran. Misalnya untuk menyampaikan bahwa saus tomat itu berwarna merah,
maka kita harus membuka sebungkus saus tomat dan membiarkan siswa mengetahui warna
saus tomat tersebut. Ketika kita mengajarkan fakta yang abstrak, maka pertama-tama guru
mencari representasi yang mewakili fakta, misalnya dengan menampilkan gambar.
Contohnya saat membelajarkan bahwa lambang unsur emas itu adalah AU, maka siswa
diberikan kesempatan untuk mencari pada daftar nama unsur. Untuk mengajarkan fakta yang
berupa list, maka lebih baik menggunakan mnemonik (bantuan untuk mempermudah ingatan)
dapat berupa singkatan dan lain-lain. Contohnya, saat membelajarkan nama-nama unsur pada
golongan 4A (C, Si, Ge, Sn, Pb) bisa menggunakan mnemonik “cak sigit gendhut seneng
plembungan”. Mnemonik bebas sesuka siswa, tidak harus sama dengan mnemonik guru.
Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat, nama orang,
lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen suatu benda, dan lain sebagainya.

Konsep
Konsep adalah kategori yang digunakan untuk gagasan atau sesuatu yang serupa
untuk mengorganisir pengetahuan. Untuk membelajarkan konsep kepada siswa dapat
menggunakan pengulangan dan aplikasi. Pengulangan dapat berupa latihan, peninjauan dan
membantu mengingat kembali. Sedangkan untuk aplikasi, bisa dengan cara mengidentifikasi
contoh-contoh dari konsep yang disajikan. Misal, konsepnya makhluk hidup, contohnya
hewan, tumbuhan, manusia. Cara seperti ini disebut dengan integrasi. Sedangkan untuk
organisasi dapat melalui karakteristik atau ciri-cirinya antara lain, bernapas, mengalami
pertumbuhan, butuh makan, berkembangbiak, bergerak.
Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakikat, inti isi.

Prinsip
Prinsip adalah pernyataan yang menyatakan hubungan antara konsep-konsep
contohnya Jumlah sudut pada bangun segitiga yaitu 180°. Cara untuk mengajarkan prinsip
dapat dengan cara pengulangan dan aplikasi. Pengulangan bersifat ingatan. Sedangkan
aplikasi dapat berupa penjelasan tentang pengaruh pengaruh aturan dan prediksi konsekuensi
berdasarkan aturan. Contohnya jumlah sudut dalam segitiga adalah 180 , kemudian diberikan
beberapa segitiga dengan pengukuran sudut yang terdaftar dan dijumlahkan. Cara lainnya
dengan pendekatan pembelajaran yang lebih aktif misalnya dengan menyediakan beberapa
contoh segitiga dan meminta siswa untuk menghasilkan aturan.
Pengajaran prinsip juga dapat digunakan strategi integrasi, organisasi, dan elaborasi.
Strategi integrasi maksudnya siswa dapat menjelaskan suatu prinsip menggunakan
kalimatnya sendiri. Strategi organisasi siswa dapat mengidentifikasi kata kunci pada suatu
prinsip kemudian membandingkan dengan prisip yang mirip atau mendekati. Contohnya
prinsip tentang “sistem” yaitu terdiri dari beberapa komponen yang saling bekerjasama untuk
mencapai suatu tujuan. Prinsip ini dapat digunakan dalam pengertian sistem berbagai bidang
misalnya sistem pernapasan manusia, sistem pendidikan, sistem jual beli dll. Strategi
elaborasi siswa dapat menjelaskan/memprediksi hubungan sebab serta akibat. Contohnya
siswa dapat menjelaskan alasan mengapa kapal yang terbuat dari besi tidak tenggelam saat di
laut.Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma.

Prosedur
Prosedur adalah tahapan yang berurutan dari kegiatan siswa dalam mengerjakan tugas
yang diberikan, seperti menyelesaikan tugas kalkulus. Seperti prinsip dan konsep,
prosedur juga dapat berbentuk kegiatan pengulangan ataupun aplikasi Pengulangan
mengharuskan siswa untuk mendata atau mendeskripsikan langkah-langkah dari suatu
prosedur. Sedangkan aplikasi menharuskan siswa untuk mendemonstrasikan prosedur.
Kegiatan pembelajaran di awali dengan demonstrasi atau mencontohkan prosedur.
untuk tugas yang berhubungan dengan kemampuan psikomotor, demonstrasi membutuhkan
sesuatu yang dapat bergerak, seperti demonstrasi langsung atau videotip. Gerakan diperlukan
juga sering dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan kemampuan
psikomotor yang komplek, atau ketika mengajarkan siswa pada kelas awal.
jika tujuan dari pelajaran untuk mengulang prosedur secara sederhana,maka stategi yang
digunakan adalah dengan pemberian contoh.Sweller dan Cooper ( 1985) merekomendasikan
penggunaan contoh untuk mengajar prosedur kognitif seperti mengerjakan soal matematika,
contoh akan dapat menunjukkan setiap langkah dari proses pengerjaan soal. Siswa dapat
,mempelajari soal dengan memperhatikan setiap langkah yang di contohkan.kwmudian
mengerjakan sesuai contoh yang telah diberikan.
Materi jenis prosedur berupa langkah-langkah menelepon, cara-cara pembuata telur asin,
cara-cara pembuatan bel listrik, dsb.

Anda mungkin juga menyukai