Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.

295-303
ISSN 2302-495X

Analisa Pengendalian Ulang Penjadwalan Proyek Pembangunan


Gudang X dan Y Menggunakan Siklus DMAIC
Dewi Muliyanah1,Hadi Setiawan2,Sirajuddin3
JurusanTeknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa1,2, 3
1 2 3
dewi.muliyanah@yahoo.co.id , hadi_s@ft-untirta.ac.id , sirajd_udin@ft-untirta.ac.id

ABSTRAK

PT. XYZ merupakan industri jasa pelabuhan dengan berbagai macam pelayanan, salah satu
jasa pelayanannya yaitu pergudangan. Kebutuhan gudang yang meningkat untuk
penyimpanan barang sebelum dikirim ketempat tujuan, membuat PT. XYZ melakukan
pembangunan gudang baru yaitu proyek pembangunan gudang x dan y. Proyek
pembangunan gudang x dan y dibangun pada akhir tahun 2010. Pada pembangunan gudang
x dan y, PT. XYZ menggunakan jasa konsultan dan kontraktor dalam pengerjaan proyeknya.
Dalam pengerjaan proyek yang telah dilaksanakan oleh konsultan dan kontraktor didapat
pengerjaan proyek yang tidak tepat waktu yang tidak sesuai dengan perencanaan jadwal
proyek yang telah disepakati oleh pihak PT. XYZ dan konsultan.Rencana penjadwalan
proyek pembangunan yaitu 150 hari kalender dengan waktu tambahan (adendum) 24 hari
kalender. Dalam aktual penjadwalan, pengerjaan proyek baru dapat diselesaikan pada ke-
167 hari kalender sehingga menggunakan waktu tambahan (adendum) 17 hari kalender dari
24 hari kalender waktu tambahan (adendum).Keterlambatan waktu dalam pengerjaan
proyek dikarenakan berbagai permasalahan – permasalahan proyek, karena pentingnya
proyek dalam perusahaan, maka akan dilakukan analisa pengendalian ulang penjadwalan
proyek pembangunan gudang x dan y pada PT. XYZ. Pengendalian ulang penjadwalan
proyek ini akan menggunakan siklus DMAIC dengan metode CPM (Critical Path
Methode) dan kurva-S. Tujuan dari penelitian ini yaitu menghasilkan tiga usulan alternatif
penjadwalan proyek yang di-crashing dengan biaya anggaran proyek yang berbeda dan
akan dipilih penjadwalan proyek yang terbaik dengan pertimbangan waktu dan biaya serta
kurva-s yang membantu menghitung progress proyek, mengetahui rencana anggaran biaya
yang diperlukan setiap kegiatan dan didapat presentase setiap kegiatan sehingga dapat
diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang
direncanakan. Hasil pengendalian ulang penjadwalan proyek yang terbaik dari tiga
alternatif usulan yang dipilih yaitu usulan alternatif yang kedua yaitu kegiatan A-O-Q-R
dengan durasi pekerjaan 136 hari dengan biaya percepatan Rp19.987.485, 00 yang
menghasilkan rencana anggaran biaya Rp23.369.838.084,78, hasil usulan penjadwalan
yang terbaik diharapkan kedepannya bisa menjadi usulan untuk proyek – proyek yang akan
datang.
Kata Kunci :Proyek, Penjadwalan Proyek, Siklus DMAIC, CPM (Critical Path Methode),
Kurva-S

proyek yang tidak tepat waktu, sehingga penelitian ini


PENDAHULUAN
akan melakukan pengendalian ulang penjadwalan
Proyek adalah prioritas utama bagi setiap proyek dengan mengambil objek proyek yang telah
perusahaan yang berdampak signifikan untuk selesai dikerjakan dikarenakan proyek yang telah selesai
pencapaian profit dalam waktu jangka panjang. Dalam dikerjakan dapat dianalisa apa yang menjadi penyebab
sebuah proyek dibutuhkan sebuah manajemen yang baik keterlambatan proyek karena sudah didapat data
agar proyek dapat berjalan dengan baik pula. Dalam rencana dan aktual proyek sehingga diketahui
kaitan ini, PT. XYZ merupakan industri jasa pelabuhan penyimpangan apa saja yang terjadi pada rencana dan
dengan berbagai macam pelayanan, salah satu jasa aktual proyek. penyimpangan yang terjadi antara
pelayanannya yaitu pergudangan. Kebutuhan gudang rencana dan aktual dapat dilakukan pengendalian ulang
yang meningkat untuk penyimpanan barang sebelum untuk mengoptimalkan sumber daya sehingga dapat
dikirim ketempat tujuan, membuat PT. XYZ dimaksimalkan secara efektif dan efesien. Pengendalian
melakukan pembangunan gudang baru yaitu proyek ulang proyek ini dilakukan karena pentingnya proyek
pembangunan gudang x dan y. Proyek pembangunan perusahaan bagi perusahaan, sehingga dilakukan
gudang x dan y dibangun pada akhir tahun 2010. Pada pengendalian ulang dengan metode yang berbeda
pengerjaan proyek gudang x dan y didapat pengerjaan dengan menghasilkan tiga usulan alternatif penjadwalan.

295
Muliyanah, et al. / Analisa Pengendalian Ulang Penjadwalan Proyek Pembangunan Gudang X Dan Y .......
JTI Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.295-303

Pembangunan gudang x dan y merupakan milik kritis yang didapatkan akan di Crashing sehingga
PT. XYZ yang menggunakan jasa konsultan dan menghasilkan output tiga usulan alternatif penjadwalan
kontraktor dalam pengerjaan proyeknya. Rencana proyek dengan biaya anggaran proyek yang berbeda dan
penjadwalan pembangunan proyek yaitu 150 hari akan dipilih penjadwalan proyek yang terbaik dengan
kalender dengan waktu tambahan (adendum) 24 hari pertimbangan waktu dan biaya serta kurva-s yang
kalender. Dalam aktual penjadwalannya, pengerjaan membantu menghitung progress proyek, mengetahui
proyek baru dapat diselesaikan pada ke-167 hari rencana anggaran biaya yang diperlukan setiap kegiatan
kalender sehingga menggunakan waktu tambahan dan didapat presentase setiap kegiatan sehingga dapat
(adendum) 17 hari kalender dari 24 hari kalender waktu diketahuinya kemajuan pelaksanaan proyek apakah
tambahan (adendum). Keterlambatan dalam pengerjaan sesuai, lambat, ataupun lebih dari yang direncanakan.
proyek ini dikarenakan berbagai hambatan dalam Hasil perencanaan penjadwalan dan pengendalian ulang
pengerjaan proyek. Pengendalian ulang penjadwalan proyek yang terbaik, diharapkan kedepannya bisa
proyek ini akan menggunakan siklus DMAIC dengan menjadi usulan untuk proyek – proyek yang akan
metode CPM (Critical Path Methode) dan kurva-S. datang.
Siklus DMAIC merupakan sebuah siklus improvement
yang digunakan untuk meningkatkan, mengoptimasi METODE PENELITIAN
dan menstabilkan desain dan proses bisnis pada suatu Penelitiaan membutuhkan tahapan atau alur yang
perusahaan. Banyaknya permasalahan dalam proyek ini, jelas, terarah dan terencana dengan baik agar dicapai
maka siklus DMAIC dapat digunakan untuk melakukan hasil penelitian dapat berjalan sesuai dengan yang
analisa mengenai usulan penjadwalan proyek dengan diharapkan. Adapun tahapan-tahapan dalam penelitian
memperhatikan permasalahan – permasalahan proyek, ini yaitu tahap persiapan (Identifikasi) merupakan
karena siklus DMAIC memiliki tahapan dalam langkah paling awal dalam melakukan penelitian.
melakukan perbaikan.Tahapan siklus DMAIC yaitu Dalam tahap ini kegiatannya lebih kepada kegiatan
menentukan masalah (Define), pengukuran atau administratif dan konsultasi kepada pihak-pihak yang
perhitungan (Measure), menganalisa masalah (Analyze), berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan
perbaikan (Improve) dan pengendalian (Control). Pada serta ditentukan pula metode yang akan digunakan.
tahap pengendalian (Control) tidak dilakukan karena Metode pengumpulan data yaitu Interview disebut juga
pengendalian adalah hak perusahaan yang menentukan. dengan metode wawancara, yaitu suatu metode
Dalam tahap pengukuran atau perhitungan (Measure) pengumpulan data yang dilakukan melalui tanya jawab
menggunakan metode CPM (Critical Path secara langsung dengan sumber data. Hasil wawancara
Methode) dan kurva-S. Dalam manajemen proyek didapat data variabel tetap yang dibutuhkan meliputi
terdapat dua metode dalam pengendalian proyek yaitu kurva-S proyek perusahaan, data rencana anggaran
metode CPM (Critical Path Methode) dan metode biaya (RAB) proyek dan data rencana penjadwalan.
PERT (Evaluation and Review Technique). Metode
CPM dan PERT memiliki perbedaan. Perbedaan Data variabel atribut yang dibutuhkan meliput
pertama, CPM menggunakan satu jenis waktu untuk gambar proyek, foto dokumentasi proyek dan
taksiran waktu kegiatan sedangkan PERT menggunakan permasalahan-permasalahan proyek. Kemudian metode
tiga jenis waktu yaitu prakiraan waktu teroptimis, dokumentasi yaitu salah satu bentuk pengumpulan data
termungkin, dan terpesimis. Perbedaan kedua, CPM yang paling mudah, karena peneliti hanya mengamati
digunakan taksiran waktu pengerjaan setiap aktifitas benda mati dan apabila mengalami kekeliruan mudah
diketahui dengan jelas dan pasti waktu pengerjaannya untuk merevisinya karena sumber datanya tetap.
sedangkan PERT digunakan saat taksiran waktu Selanjutnya tahap perhitungan dan analisis. Setelah
aktifitas tidak dapat dipastikan seperti aktifitas tersebut semua persiapan dan data yang diperlukan terpenuhi
belum pernah dilakukan atau bervariasi waktu yang maka selanjutnya yaitu melakukan pengendalian ulang
besar. Perbedaan ketiga, CPM menganggap proyek penjadwalan proyek menggunakan siklus DMAIC.
terdiri dari peristiwa susul menyusul. Perbedaan terakhir Tahap pertama yaitu menentukan masalah (Define),
yang mampu diidentifikasi adalah PERT dengan Tahap kedua yaitu perhitungan (Measure) membuat
berbasiskan statistik memberikan peluang hadirnya jaringan kerja atau network proyek menggunakan
ketidakpastian. Karena proyek yang diteliti merupakan metode CPM (Critical Path Methode) dan kurva-s.
proyek konstruksi yang dapat diketahui taksiran metode CPM (Critical Path Methode) merupakan
penyelesaian pengerjaannya secara pasti sehingga metode yang menggunakan satu angka estimasi durasi
metode CPM ini dapat digunakan untuk pengendalian kegiatan tertentu (deterministik) atau perkiraan waktu
ulang penjadwalan proyek karena data setiap kegiatan (durasi) tunggal untuk setiap aktivitas (Single Duration
dapat diketahui secara pasti. Estimate). Metode ini digunakan apabila durasi
Input-an data yang digunakan yaitu data rencana pekerjaan dapat diketahui dengan akurat. Metode CPM
anggaran biaya proyek, waktu rencana penjadwalan, menggunakan pola jaringan terpadu (Network Planning)
kurva-s rencana proyek, aktualisasi proyek, gambar yang terdiri dari serangkaian kegiatan satu dengan
proyek dan permasalahan dalam proyek. Dengan lainnya yang dimaksudkan untuk mendapatkan efisiensi
metode CPM (Critical Path Methode) ini akan kerja yang maksimal.Kurva-s pada proyek digunakan
menggunakan perhitungan manual dan software untuk dapat menghitung progress proyek, mengetahui
Microsoft Project yang menghasilkan jalur kritis. Jalur biaya yang diperlukan setiap kegiatan dan didapat

296
Muliyanah, et al. / Analisa Pengendalian Ulang Penjadwalan Proyek Pembangunan Gudang X Dan Y .......
JTI Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.295-303

presentase setiap kegiatan.Kurva-S adalah potensi terjadinya penurunan pada lapisan 1 meter
penggambaran kemajuan kerja (bobot %) kumulatif sampai dengan 6 meter
pada sumbu vertikal terhadap waktu pada sumbu b. Perubahan tapak dan masa bangunan
horisontal.Kemajuan kegiatan biasanya diukur terhadap Dalam KAK (Kerangka Acuan Kerja) tapak dan
jumlah uang yang telah dikeluarkan oleh proyek. masa bangunan gudang tertutup adalah satu unit,
Perbandingan kurva S rencana dengan kurva namun dalam pelaksanaannya dirubah menjadi dua
pelaksanaan memungkinkan dapat diketahuinya masa bangunan gudang.Hal ini menyesuaikan
kemajuan pelaksanaan proyek apakah sesuai, lambat, dengan kondisi lahan yang ada.
ataupun lebih dari yang direncanakan. Pembuatan c. Masalah anggaran proyek
kurva-s menggunakan software microsoft excel. Dari Perencanaan sesuai KAK ternyata dari estimasi
kurva-sdidapat anggaran biaya proyek yang dibutuhkan. biaya yang dihitung anggarannya cukup besar.
Pada perhitungan jaringan network CPM (Critical Path
2. Tahap pelelangan (Procurement)
Methode) akan didapatkan jalur kritis. Jalur kritis
tersebut di Crashing dengan tiga alternatif penjadwalan Dalam tahap ini permasalahan yang ada sebagai
proyek dengan menggunakan kembali metode CPM berikut:
(Critical Path Methode) dengan perhitungan biaya a. Sistem pelelangan yang diambil adalah dua tahap
crashingyangmenghasilkan rencana anggaran biaya yaitu memakai sistem prakualifikasi untuk
yang berbeda. Dari tiga alternatif crashing akan dipilih menjaring calon rekanan (daftar pendek) yang benar
penjadwalan proyek yang terbaik yang – benar mampu dan berkompeten dalam bidangnya.
mempertimbangkan waktu dan biaya. Setelah didapat b. Lahan belum siap pakai karena masih banyak
hasil dari pengolahan data yairu melakukan analisa san tumpukan material dan kendaraan truk angkutan
pembahasan dengan tahap selanjutnya yaitu tahap antri untuk loading dan unloading (bongkar muat)
analisa (Analyze), perbaikan (Improve) dan disekitar gudang existing.
pengendalian (Control) yang akan dilaporkan kepada
3. Tahap pelaksanaan
pihak perusahaan penelitian. Tahap terakhir penarikan
kesimpulan dan saran. Penarikan kesimpulan dan saran Dalam tahap pelaksanaan ini beberapa masalah yang
diambil setelah diketahui hasil dari analisa penjadwalan timbul antara lain:
dan rencana anggaran biaya. Maka dapat disimpulkan a. Adanya komplain dari PT. ABC (yang lokasinya
pengendalian ulang penjadwalan proyek yang baik bersebelahan dengan proyek) mengenai penggunaan
dengan waktu yang optimal, kualitas yang maksimal alat pancang. PT.ABC bahwa hasil produksinya
dan biaya yang minimal. akan mengalami retak – retak dan jatuh dari
tumpukan saat pelaksanaan pemancangan
HASIL DAN PEMBAHASAN berlangsung.
Berikut ini merupakan hasil dari pengolahan data b. Amblasnya tiang pancang untuk gudang X pada
akan menggunakan siklus DMAIC yaitu Define, daerah sisi PT. ABC rata 2-3 meter dari muka tanah
Measure, Analyze, Improve dan Control. c. Adanya bekas block beton dibawah tanah yang
menghalangi tiang pancang saat pemancangan. Blok
Define (Menentukan Masalah) beton tersebut berukuran lebih kurang 10 x 15 m
Proses Pelaksanaan Proyek dengan tebal +5
d. Peralatan crane untuk erection kontruksi baja yang
Proyek pembangunan gudang X dan Y ini merupakan terbatas dan sering rusak
milik PT. XYZ selaku pemberi tugas atau Owner e. Cuaca ekstrim yang terjasi antara bulan september
proyek. PT. XYZ menggunakan jasa konsultan yaitu PT. 2010 sampai dengan nopember 2010
X dan Jasa Kontraktor PT. Y. Luas Pembangunan
gudang X yaitu 60 x 168 m2 dan luas gudang Y yaitu 42 Pendefinisian Permasalahan Proyek
x 162 m2. Jadi, luas total pembangunan gudang yaitu Berdasarkan hambatan proyek didapatkan
16.884 m2. Mulai pekerjaan proyek yaitu tanggal 21 Juli permasalahan proyek yaitu ketidaktepatan waktu dalam
2010, waktu pelaksanaan dibatasi 150 hari kalender pelaksanaan proyek yang tidak sesuai rencana proyek
dengan addendum 24 hari kalender.Nilai kontrak proyek 150 hari kalender dengan addendum 24 hari. Dalam
sebesar Rp. 23.500.000.000. pelaksanaan proyek melewati masa 150 hari kalender
Hambatan Proyek sehingga konsultan menggunakan addendum yang telah
disepakati yaitu sebanyak 17 hari sehingga waktu aktual
Hambatan dalam melaksanakan proyek pembangunan proyek yaitu 167 hari dengan masa pemiliharaan 90 hari
gudang tertutup PT. XYZ terdapat beberapa hambatan kalender.Oleh karena itu, Permasalahan proyek akan
dari tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan fisik dianalisa dan dilakukan pengendalian ulang
adalah sebagai berikut: penjadwalan proyek pembangunan gudang X dan Y
1. Tahap perencanaan menggunakan siklus DMAIC. Pengendalian ulang
a. Kondisi tanah penjadwalan proyek menggunakan metode Critical Part
tanah dilokasi yang akan direncanakan adalah tanah Network untuk mencari jalur kritis. Jalur kritis yang
reklamasi. Kondisi tanah semacam ini mempunyai didapatkan akan di Crashing dengan tiga alternatif dan
anggaran rencana biaya yang berbeda yang akan

297
Muliyanah, et al. / Analisa Pengendalian Ulang Penjadwalan Proyek Pembangunan Gudang X Dan Y .......
JTI Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.295-303

didapatkan hasil penjadwalan proyek terbaik dengan Tabel 2.Rencana Anggaran Biaya Penjadwalan Proyek
mempertimbangkan waktu dan biaya dengan N BOBOT
penjadwalan proyek perusahaan. O KEGIATAN BIAYA (%)
1 PEKERJAAN PERSIAPAN
Measure (Pengukuran) A Pekerjaan Persiapan Rp266.042.951 1,13306
R Pembersihan tahap akhir Rp25.000.000 0,10647
Perhitungan CPM (Critical Path Methode) dan 2 GUDANG 1
PEKERJAAN PONDASI
Kurva-s Rencana Penjadwalan Proyek B Pekerjaan pondasi Rp799.133.002 3,40347
C Pekerjaan struktur beton Rp4.795.307.557 20,423
Pada tahap pengukuran diselesaikan dengan Pekerjaan plester dan aci
menggunakan metode CPM (Critical Path Network). O Rp194.727.942 0,82934
dinding bata dan kolom beton
Dalam memecah proyek untuk menentukan jalur kritis, Q
Pekerjaan pengecetan dinding
Rp91.044.000 0,38775
bata dan kolom beton
maka digunakan dua perhitungan untuk masing-masing PEKERJAAN STRUKTUR
kegiatan, yaitu forward pass dan backward pass. BAJA
Hitugan maju ES (earlist start) mencari waktu mulai D
Pekerjaan angkur dan balok
Rp663.600.396 2,82624
pinggir
tercepat sedangkan hitungan mundur digunakan untuk G Pekerjaan kuda-kuda Rp2.977.367.788 12,6805
mencari nilai waktu selesaiterlama LF (latest finish). Di L Pekerjaan atap dan gording Rp3.049.330.646 12,987
bawah ini dapat menjelaskan hasil dari perhitungan PEKERJAAN KUSEN
Pekerjaan pintu masuk
mundur yang telah diperoleh. F
utama,pintu dorong
Rp232.042.608 0,98826

Tabel 1. Nama Kegiatan, Waktu dan Kegiatan yang mendahului J Pekerjaan tralis bovenlich Rp104.400.000 0,44463
3 GUDANG 2
Wakt Kegiatan PEKERJAAN PONDASI
N u yang B Pekerjaan pondasi Rp399.043.119 1,69951
Nama kegiatan C Pekerjaan struktur beton Rp3.458.645.781 14,7302
o (Hari mendahul
) ui Pekerjaan plester dan
P Rp245.431.656 1,04528
APekerjaan Persiapan 14 pengecetan
BPekerjaan pondasi gudang 1 dan 2 14 A PEKERJAAN STRUKTUR
Pekerjaan struktur beton dan baja BAJA
C 105 B I Pekerjaan kuda-kuda Rp2.423.759.142 10,3227
gudang 1 dan 2
Pekerjaan angkur dan balok pinggir L Pekerjaan atap dan gording Rp2.260.939.599 9,62924
D 46 B PEKERJAAN KUSEN
gudang 1 dan 2
E Pekerjaan elektrikal 20 D Pekerjaan pintu masuk
H Rp232.042.608 0,98826
Pekerjaan kusen, jendela, pintu masuk utama,pintu dorong
F 9 D K Pekerjaan tralis bovenlich Rp100.800.000 0,4293
utama, pintu dorong gudang 1
G Pekerjaan kuda-kuda gudang 1 21 D PEKERJAAN SALURAN
4
Pekerjaan kusen, jendela, pintu masuk DAN RABAT
H 7 D L Pekerjaan saluran
utama, pintu dorong gudang 2
I Pekerjaan kuda-kuda gudang 2 19 D N Pekerjaan rabat Rp245.858.142 1,0471
J Pekerjaan tralis bovenlich gudang 1 9 F PEKERJAAN
5
K Pekerjaan tralis bovenlich gudang 2 7 H ELEKTRIKAL
L Pekerjaan atap, gording, saluran 14 E E Pekerjaan elektrikal Rp214.180.565 0,91219
M Pekerjaan elektrikal dan mekanikal 14 G,J,I,K Pekerjaan elektrikal dan
M Rp214.500.000 0,91355
N Pekerjaan rabat saluran 10 L,M mekanikal
Pekerjaan plester dan aci dinding bata Rp23.479.937.4
O 7 C,N
gudang 1 Total 63 100
Pekerjaan plester, aci dinding bata, dan
P 8 C,N
pengecatan gudang 2 Berikut ini contoh perhitung bobot dari pekerjaan A.
Q Pekerjaan pengecetan gudang 1 7 O Bobot pada Pekerjaan A
R Pembersihan tahap akhir 3 P,Q
= Rp266.042.951 x 100
Jalur kritis dapat ditentukan dari simpul kejadian yang
Rp23.479.937.463
mempunyai waktu mulai tercepat ES(earlist start) yang
sama dengan waktu selesai terlama LF(latest finish) dan = 1,13306%
ditunjukkan pada garis sama dengan yaitu:
ES1 = LF1 ES5 ≠ LF5 ES9 ≠ LF9 Perhitungan Aktivitas Crashing
ES2 = LF2 ES6 ≠ LF6 ES10 = LF10 Crash program adalah salah satu cara untuk
ES3 = LF3 ES7 ≠ LF7 ES11 = LF11 mempercepat durasi proyek, yaitu dengan mereduksi
ES4 ≠ LF4 ES8 ≠ LF8 ES12 = LF12 durasi suatu pekerjaan yang akan berpengaruh terhadap
ES13 = LF13 waktu penyelesaian proyek (Ervianto, 2004).
Maka yang merupakan jalur kritis adalah : Berdasarkan data dan perhitungan dengan menggunakan
A-B-C-O-Q-R metode CPM, maka didapatkan jalur kritis A-B-C-O-Q-
R, pekerjaan ini yang dapat di Crashing. Pada
Selanjutnya adalah membuat Kurva-s. Data yang penelitiaan ini peneliti akan mempercepat durasi proyek
diperoleh merupakan data biaya proyek keseluruhan 2 minggu (14 hari) lebih awal dari rencana, dengan
dari volume total yang pada akhirnya menghasilkan metode Crashing yang akan dibagi menjadi 3 alternatif
pembobotan pada tiap-tiap kegiatan. dengan susunan kegiatan yang di Crashing sebagai
berikut:

298
Muliyanah, et al. / Analisa Pengendalian Ulang Penjadwalan Proyek Pembangunan Gudang X Dan Y .......
JTI Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.295-303

A. Crashing alternatif 1 kegiatan A-B-C-O-Q-R Tabel 4. Hasil Rencana Anggaran Biaya Crashing Alternatif 1

Crashing alternatif yang pertama yaitu mempercepat Simbol Kegiatan Biaya Bobot
semua jalur kritis yang didapatkan yaitu kegiatan A- Pekerjaan
A
Persiapan Rp276.216.211,00 1,181
B-C-O-Q-Rdan mendapatkan hasil yang optimal. Pekerjaan
Jika kegiatan jalur kritis ini dipercepat maka B pondasi gudang 1
kegiatan selanjutnya akan lebih cepat pula dan 2 Rp1.198.176.121,00 5,125
diselesaikannya. Pekerjaan
C struktur beton
Tabel 3. Hasil Perhitungan Crashing Alternatif 1 gudang 1 dan 2 Rp8.253.953.338,00 35,303
Pekerjaan angkur
Cra D dan balok pinggir
Norm
sh
al Normal Crash Cost gudang 1 dan 2 Rp1.150.340.356,00 4,920
Dur
Kegiat Durati Cost Cost Slope Pekerjaan
S atio E
an ons elektrikal Rp214.180.565,00 0,916
n
(Da Pekerjaan pintu
(Day) (Rp) (Rp) (RP)
y) masuk
F
Pekerja
Rp3.89 utama,pintu
an Rp266.0 Rp281.62 dorong gudang 1 Rp232.042.608,00 0,992
A 14 10 5.815,
Persiap 42.951 6.211,00 Pekerjaan kuda-
00
an G
Pekerja
kuda gudang 1 Rp2.977.367.788,00 12,735
an Pekerjaan pintu
Rp1.198 Rp1.203. Rp1.89 masuk
pondas H
B 14 11 .176.12 846.121,0 0.000, utama,pintu
i
1 0 00
gudang dorong 2 Rp232.042.608,00 0,992
1 dan 2 Pekerjaan kuda-
Pekerja I
kuda gudang 2 Rp2.423.759.142,00 10,367
an
struktu
Rp8.253 Rp8.420. Rp166. Pekerjaan tralis
C 105 104 .953.33 868.338,0 915.0 J bovenlich gudang
r beton
8 0 00,00 1 Rp104.400.000,00 0,447
gudang
1 dan 2 Pekerjaan tralis
Pekerja K bovenlich gudang
an 2 Rp100.800.000,00 0,431
plester Pekerjaan atap
Rp920.
dan aci Rp194.7 Rp197.48 L
O
dinding
7 4
27.942 7.942,00
000,0 ,gording, saluran Rp5.310.270.245,78 22,713
0 Pekerjaan
bata
gudang M elektrikal dan
1 mekanikal Rp214.500.000,00 0,917
Pekerja N Pekerjaan rabat Rp126.194.539,00 0,540
an Pekerjaan plester
plester O dan aci dinding
Rp2.71
dan aci Rp91.04 Rp96.478
Q
dinding
7 5
4.000 .225,00
7.112, bata gudang 1 Rp200.887.942,00 0,859
50 Pekerjaan
bata
gudang P pengecetan
2 gudang 1 dan 2 Rp245.431.656,00 1,050
Pember
Rp250. Pekerjaan plester
sihan Rp25.00 Rp25.250 Q dan aci dinding
R 3 2 000,0
tahap 0.000 .000,00 bata gudang 2 Rp94.448.225,00 0,404
0
akhir
Pembersihan
Rp10.0 Rp10.22 R
TOTAL 28.944. 5.556.83 tahap akhir Rp25.250.000,00 0,108
352 7,00 Total Rp23.380.261.344,78 100,000

Contoh Perhitungan: Contoh Perhitungan:


Crash Cost didapatkan dari penambahan sumber daya. Bobot pada Pekerjaan A
Cost Sloop merupakan pertambahan biaya untuk = Rp276.216.211,00 x 100 % = 1,181 %
mempercepat suatu aktifitas per satuan waktu dengan Rp23.380.261.344,78
rumus :
B. Crashing alternatif 2 kegiatan A-O-Q-R
Perhitungan costSlope
Crashing alternatif yang kedua yaitu mempercepat
= (CrashCost – Normal Cost)
jalur kritis dengan menghilangkan dua jalur kritis
(Normal Duration – Crash Duration)
yang memiliki waktu penyelesain terlama dan biaya
= (Rp281.626.211,00 - Rp266.042.951,00)
terbanyak untuk mendapatkan biaya proyek yang
(14-10)
lebih ekonomis.Didapatkan kegiatan A-O-Q-R,
= Rp3.895.815,00
karena pada kegiatan ini waktu dan biaya lebih
Total pertambahan biaya rendah.
= total Crash Cost - total Normal Cost
= Rp10.225.556.837,00 - Rp10.028.944.352,
= Rp196.612.485,00

299
Muliyanah, et al. / Analisa Pengendalian Ulang Penjadwalan Proyek Pembangunan Gudang X Dan Y .......
JTI Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.295-303

Tabel 5. Hasil Perhitungan Crashing Alternatif 2 Contoh Perhitungan:


Cost
Norm S Bobot pada Pekerjaan A
Crash
S Kegiata
al
durati
Durati
Normal
Cost
Crash Cost
l
o
= Rp266.042.951,00 x 100 %
ln ons
ons p Rp23.369.838.084,78
e
(Day) (Day) (Rp) (Rp) (RP)
= 1,138 %
Pekerjaa
A
n
14 7
Rp266.042.9 Rp276.216.2 Rp1.453.323, C. Crashing alternatif 3 kegiatan A-O-Q
Persiapa 51 11,00 00
n Crashing alternatif yang ketiga yaitu mempercepat
Pekerjaa
n plester
jalur kritis yang memiliki kegiatan yang waktu
Rp1.540.00
O
dan aci
7 3
Rp194.727.9 Rp200.887.9
0,
pengerjaannya cepat dan biaya yang rendah, degan
dinding 42 42,00
bata
00 waktu tercepat dan biaya terendah akan menghasilkan
gudang 1
Pekerjaa Rp851.05
pula pertambahan biaya yang lebih ekonomis.
n 6
Q Pengecat 7 3
Rp91.044.00 Rp94.448.22
, Tabel 7. Hasil Perhitungan Crashing Alternatif 3
0 5,00
an 0
gudang 1 0 Normal Crash Norm
Crash Cost
Rp250.00 Si Duratio Durati al
Pembers Cost Slope
0 mb Kegiatan ns on Cost
ihan Rp25.000.00 Rp25.250.00 ol
R 3 2 ,
tahap 0 0,00 (Day) (Day) (Rp) (Rp) (RP)
0
akhir
0 Rp266 Rp277.5 Rp1.44
Rp576.814 Rp596.802.3 A Pekerjaan Persiapan 14 6 .042.9 76.211, 1.658,
Total
.893 78,00 51 00 00
Pekerjaan plester dan Rp194 Rp200.8 Rp1.54
O aci dinding bata 7 3 .727.9 87.942, 0.000,
Contoh Perhitungan: gudang 1 42 00 00
Perhitungan costSlope Pekerjaan pengecetan
Rp91. Rp94.44
Rp851.
Q 7 3 044.00 8.225,0
= (CrashCost – Normal Cost) gudang 1
0 0
056,00
Rp551 Rp572.9
(Normal Duration – Crash Duration) Total .814.8 12.378,
93 00

= (Rp276.216.211,00 - Rp266.042.951,00) Contoh Perhitungan:


(14-7)
= Rp1.453.323,00 Perhitungan Cost Slope
= (CrashCost – Normal Cost)
Total pertambahan biaya (Normal Duration – Crash Duration)
= total Crash Cost - total Normal Cost
= Rp596.802.378,00-Rp576.814.893=Rp19.987.485, 00 = (Rp277.576.211,00 - Rp266.042.951,00)
Tabel 6. Hasil Rencana Anggaran BiayaCrashing Alternatif 2 (14-6)
= Rp1.441.658,00
Pekerjaan
Simbol Biaya Bobot (%)
Persiapan Total pertambahan biaya
A Pekerjaan Persiapan Rp266.042.951,00 1,138
B
Pekerjaan pondasi = total Crash Cost - total Normal Cost
gudang 1 dan 2 Rp1.198.176.121,00 5,127
Pekerjaan struktur = Rp572.912.378,00 - Rp551.814.893,0
C beton gudang 1 dan = Rp21.097.485,00
2 Rp8.253.953.338,00 35,319
Pekerjaan angkur Tabel 8. Hasil Rencana Anggaran Biaya Crashing Alternatif 3
D dan balok pinggir
gudang 1 dan 2 Rp1.150.340.356,00 4,922 Simbol Kegiatan Biaya Bobot
E Pekerjaan elektrikal Rp214.180.565,00 0,916 A Pekerjaan Persiapan Rp266.042.951,00 1,14
Pekerjaan pintu Pekerjaan pondasi gudang
B
F masuk utama,pintu 1 dan 2 Rp1.198.176.121,00 5,13
dorong gudang 1 Rp232.042.608,00 0,993 Pekerjaan struktur beton
C
Pekerjaan kuda-kuda gudang 1 dan 2 Rp8.253.953.338,00 35,32
G Pekerjaan angkur dan
gudang 1 Rp2.977.367.788,00 12,740
Pekerjaan pintu D balok pinggir gudang 1
dan 2 Rp1.150.340.356,00 4,92
H masuk utama,pintu
E Pekerjaan elektrikal Rp214.180.565,00 0,92
dorong 2 Rp232.042.608,00 0,993 Pekerjaan pintu masuk
Pekerjaan kuda-kuda F utama,pintu dorong
I
gudang 2 Rp2.423.759.142,00 10,371 gudang 1 Rp232.042.608,00 0,99
Pekerjaan tralis Pekerjaan kuda-kuda
J G
bovenlich gudang 1 Rp104.400.000,00 0,447 gudang 1 Rp2.977.367.788,00 12,74
Pekerjaan tralis Pekerjaan pintu masuk
K H
bovenlich gudang 2 Rp100.800.000,00 0,431 utama,pintu dorong 2 Rp232.042.608,00 0,99
Pekerjaan atap Pekerjaan kuda-kuda
L I
,gording, saluran Rp5.310.270.245,78 22,723 gudang 2 Rp2.423.759.142,00 10,37
Pekerjaan elektrikal Pekerjaan tralis bovenlich
M J
dan mekanikal Rp214.500.000,00 0,918 gudang 1 Rp104.400.000,00 0,45
N Pekerjaan rabat Rp126.194.539,00 0,540 Pekerjaan tralis bovenlich
K
Pekerjaan plester dan gudang 2 Rp100.800.000,00 0,43
Pekerjaan atap ,gording,
O aci dinding bata L
saluran Rp5.310.270.245,78 22,72
gudang 1 Rp200.887.942,00 0,860 Pekerjaan elektrikal dan
Pekerjaan M
mekanikal Rp214.500.000,00 0,92
P pengecetan gudang 1 N Pekerjaan rabat Rp126.194.539,00 0,54
dan 2 Rp245.431.656,00 1,050 Pekerjaan plester dan aci
Pekerjaan plester dan O
dinding bata gudang 1 Rp200.887.942,00 0,86
Q aci dinding bata Pekerjaan pengecetan
P
gudang 2 Rp94.448.225,00 0,404 gudang 1 dan 2 Rp245.431.656,00 1,05
Pembersihan tahap Pekerjaan plester dan aci
R Q
akhir Rp25.000.000,00 0,107 dinding bata gudang 2 Rp94.448.225,00 0,40
Rp23.369.838.084,78 100,000 R Pembersihan tahap akhir Rp25.000.000,00 0,11
Total Rp23.369.838.084,78 100,00

300
Muliyanah, et al. / Analisa Pengendalian Ulang Penjadwalan Proyek Pembangunan Gudang X Dan Y .......
JTI Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.295-303

Contoh Perhitungan: untuk pekerjaan lainnya. Perubahan tapak dan masa


bangunan juga menjadi penyebab pembangunan gudang
Bobot pada Pekerjaan A
yang lebih besar dari rencana karena ingin
= Rp266.042.951,00x 100 %
mengoptimalkan lahan yang ada sehingga konsultan,
Rp23.369.838.084,78
kontraktor dan tim tekis PT. XYZ berusaha semaksimal
= 1,14%
agar waktu pengerjaan proyek tetap sesuai perencanaan
Dari tiga alternatif usulan pegendalian ulang dengan luas pembangunan yang bertambah.
penjadwalan proyek didapat tabel perbandingan dengan
Tahap Pelelangan (procurement) yang panjang
penjadwalan rencana dan aktual proyek, yaitu sebagai
menjadi salah satu keterlambatan proyek karena dengan
berikut:
demikian terjadi waktu yang berlebihan.Tahap
Tabel 8. Perbandingan Penjadwalan Rencana, Aktual dan pelaksanaan ini beberapa penyelesain masalah yang
Usulan Penjadwalan Proyek dilakukan oleh konsultan adalah kolom dan pile cup
Penjadwalan Waktu Rencana Anggaran yaitu dengan menambah penebalan pile cup untuk
Proyek Proyek Proyek gudang X pada daerah sisi PT. ABC. Dengan sistem ini
Penjadwalan
150 hari Rp23.479.937.463,06 pekerjaan mudah dilaksanakan dan cepat waktu
Rencana Proyek pelaksanaannya. Gangguan cuaca Ekstrim yang terjadi
Penjadwalan
Aktual Proyek
167 hari Rp23.479.937.463,06 bulan september 2010 sampai dengan nopember 2010
Penjadwalan mengganggu jalannya pelaksanaan pekerjaan, terutama
alternatif 1
136 hari Rp23.676.549.948,18 saat erection untuk kolom dan girder baja. Pelaksanaan
kegiatan A-B-C- erection konstruksi baja tidak dapat dilaksanakan saat
O-Q-R
Penjadwalan turun hujan atau gerimis karena konstruksi dalam
alternatif 2 keadaan licin dan membahayakan pekerja. Gangguan
136 hari Rp23.380.261.344,78
kegiatan A-O-Q- cuaca juga menjadi permasalahan proyek yang
R berpengaruh terhadap keterlambatan waktu proyek,
Penjadwalan
alternatif 3 136 hari Rp23.369.838.084,78 karena dengan cuaca hujan yang ekstrim membuat
kegiatan A-O-Q pekerja tidak dapat menjalankan proyeknya karena
adanya kesepakatan K3 untuk keselamatan pekerja.
Penjadwalan rencana proyek perjanjian yaitu 150 Banyaknya permasalahan proyek yang dihadapi
hari dengan rencana anggaran biaya berdampak pada keterlambatan waktu proyek,
Rp23.479.937.463,06 , tetapi penjadwalan aktual sedangkan proyek tidak hanya memperhatikan dari
proyek didapat pengerjaan waktu proyek 167 hari ketepatan waktu pengerjaan proyek tetapi juga
proyek dapat diselesakan. Oleh karena adanya memperhatikan lingkup, biaya, mutu dan keamanan
keterlambatan waktu pengerjaan proyek, peneliti yang memiliki dampak terhadap semuanya jika salah
mengusulkan tiga alternatif usulan pegendalian ulang satu tidak diperhatikan.
penjadwalan proyek dengan waktu pengerjaan proyek
yang sama yaitu dipercepat selama 14 hari dengan Dalam pekerjaan proyek konstruksi juga
mempercepat kegiatan jalur kritis. Dari tiga usulan dipengaruhi oleh banyak variabel dan faktor – faktor
penjadwalan proyek didapat alternatif kedua kegiatan yang tidak terduga seperti keahlian, material, alat dan
A-O-Q-R yang memiliki pertambahan biaya percepatan sumber daya. Apabila semua variabel berpengaruh
waktu proyek yang lebih ekonomis yaitu tersebut lebih direncanakan dapat mencegah
Rp19.987.485,00 sehingga biaya proyek menjadi permasalahan-permasalahan yang sering timbul dalam
Rp23.380.261.344,78 dengan percepatan waktu yang pelaksanaan proyek konstruksi. Analisa Hasil Metode
sama yaitu 136 hari. CPM (Critical Path Methode) Perhitungan metode
CPM yaitu dilakukan perhitungan maju dan mundur
Analyze (Analisa Masalah) yang sesuai dengan waktu proyek sehingga
Pada tahap analisa ini akan membahas mengenai menghasilkan jalur kritis. Pada rencana proyek
permasalahan – permasalah proyek.Setiap proyek pasti didapatkan jalur kritis pada kegiatan A – B – C – O – Q
akan menghadapi permasalahan – permasalahan karena – R yaitu pekerjaan persiapan dengan waktu 14 hari,
proyek begitu kompleks. Banyak masalah yang ada di pekerjaan pondasi gudang 1 dan 2 dengan waktu 14
dalamnya.Setiap harinya bisa terjadi beberapa masalah hari, pekerjaan struktur beton dan baja gudang 1 dan 2
sekaligus.Ada tantangan agar beberapa masalah tersebut dengan waktu 105 hari, pekerjaan plester dan aci
dapat diselesaikan dengan baik.Begitu pula dengan dinding bata gudang 1 dengan waktu 7 hari, pekerjaan
proyek pembangunan gudang X dan Y pada PT. XYZ. pengecetan gudang 1 dengan waktu 7 hari dan
Hambatan – hambatan yang terjadi dalam proyek dapat pembersihan tahap akhir dengan waktu 3 hari. Kegiatan
dianalisa bahwa hambatan tersebut yang menjadi A – B – C – O – Q – R yang harus diperhatikan lebih
penyebab terjadinya keterlambatan waktu proyek dari karena pekerjaan ini berpengaruh terhadap pekerjaan
tahap perencanaan kondisi tanah yang mengalami selanjutnya. Apabila pekerjaan A – B – C – O – Q – R
penurunan menjadi penyebab lamanya pekerjaan terlambat, maka pekerjaan selanjutnya akan terlambat.
struktur karena pekerjaan struktur merupakan pekerjaan Sehingga kegiatan A – B – C – O – Q – R ini dijadikan
dengan waktu yang lama yaitu 105 hari kalender dan kegiatan yang akan dipercepat waktu pengerjaannya
pekerjaan struktur menjadi pekerjaan yang berpengaruh dengan begitu pekerjaan selanjutnya akan cepat pula.

301
Muliyanah, et al. / Analisa Pengendalian Ulang Penjadwalan Proyek Pembangunan Gudang X Dan Y .......
JTI Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.295-303

Analisa Hasil Kurva-s. Kurva-s ini berkaitan hambatan dari awal pengerjaan proyek. Pekerjaan yang
dengan rencana anggaran biaya karena kurva-s utama yang menjadi penghambat yaitu pekerjaan
dihasilkan dari rencana anggaran biaya. Kurva-s yang struktur dan cuaca yang ekstrim.
pertama yaitu kurva-s perbandingan kurva-s rencana
Improve (Perbaikan)
dengan kurva-s aktual.Pada kurva-s rencana dan aktual
dapat diperhatikan bahwa kurva-s aktual mengalami Tujuan tahap Improve adalah menemukan solusi
keterlambatan proyek selama 17 hari. Kurva-s aktual yang tepat untuk mengatasi masalah, masalah yang
mengalami keterlambatan dari awal pengerjaan yaitu terjadi terjadi dalam proyek ini adalah keterlambatan
pekerjaan proyek sehingga pekerjaan lainnya menjadi dalam penyelesain proyek yang melebihi dari rencana
terlambat, serta pekerjaan struktur yang memiliki waktu penjadwalan proyek.Permasalahan proyek sering terjadi
pengerjaan yang lama juga terlambat dalam karena proyek konstruksi harus mengelola begitu
pengerjaannya hingga akhir pekerjaan mengalami banyak item pekerjaan, tingkat kesulitan tinggi, banyak
keterlambatan. Analisa Crashing, jalur kritis adalah hal-hal yang tidak terprediksi, risiko yang tinggi, jalur
kegiatan pekerjaan yang berpengaruh terhadap kegiatan komunikasi yang banyak, dan keterbatasan sumber daya.
pekerjaan selanjutnya. Crashing kegiatan jalur kritis A- Penyebab dari keterlambatan proyek ini mengalami
B-C-O-Q-R ini berdasarkan sumber daya yang berbagai hambatan dari pelaksanaan, pelelangan dan
diperoleh dari kegiatan pekerjaan A-B-C-O-Q-R. Dari pengerjaan. Penyebab utama proyek adalah pada
sumber daya akan didapatkan crash cost. pekerjaan struktur yang terhambat sehingga pekerjaan
lain selanjutnya menjadi terhambat dan cuaca yang
Dalam mempercepat kegiatan pekerjaan proyek,
ekstrim pada musim hujan sehingga pekerja harus
peneliti mempercepat waktu proyek menjadi 136 hari
berhenti bekerja untuk keselamatan pekerja. Perbaikan
dengan menambah pekerja dan menambah jam kerja
yang dapat dilakukan peneliti yaitu melakukan
yaitu lembur. Pekerja dan lembur disesuaikan dengan
pengendalian ulang penjadwalan proyek menjadi 136
percepatan kegiatan pekerjaan sehingga akan
hari kalender lebih cepat dari jadwal rencana proyek
menghasilkan crash cost. Setelah crash cost didapatkan,
yaitu 150 hari kalender. Usulan penjadwalan yang
maka akan dihitung cost slope.. Pada alternatif 1
terbaik yaitu kegiatan A-O-Q-R didapat pertambahan
kegiatan A-B-C-O-Q-R didapat pertambahan biaya
biaya percepatan waktu proyek yang lebih ekonomis
percepatan waktu proyek termahal dikarenakan kegiatan
yaitu Rp19.987.485,00 sehingga biaya proyek menjadi
A-B-C-O-Q-R terdapat kegiatan pekerjaan yang
Rp23.380.261.344,78 dengan percepatan waktu yang
memiliki waktu pengerjaan yang lebih lama dan biaya
sama yaitu 136 hari. Dengan waktu percepatan 136 hari
yang tinggi sebesar Rp196.612.485,00 sehingga biaya
bisa mempunyai waktu yang lebih banyak jika terjadi
proyek menjadi Rp23.676.549.948,18. Crashing
keterlambatan sehingga tidak melebihi 150 hari
alternatif 2 kegiatan A-O-Q-R dengan menghilangkan
kalender.
dua jalur kritis yang memiliki waktu penyelesain
terlama dan biaya terbanyak untuk mendapatkan biaya Control (Pengendalian)
proyek yang lebih ekonomis. Didapatkan kegiatan A-O-
Tujuan tahap Control adalah untuk melengkapi
Q-R, karena pada kegiatan ini waktu dan biaya lebih
semua kerja proyek dan menyampaikan hasil proses
rendah. Pada kegiatan A-O-Q-R didapat pertambahan
biaya percepatan waktu proyek yang lebih ekonomis perbaikan kepada up management. Maka tahap control
yaitu Rp19.987.485,00 sehingga biaya proyek menjadi adalah hak perusahaan yang akan mengendalikan yaitu
PT.XYZ
Rp23.380.261.344,78 dengan percepatan waktu yang
sama yaitu 136 hari.
KESIMPULAN
Crashing alternatif yang ketiga yaitu mempercepat
jalur kritis yang memiliki kegiatan yang waktu Pada dasarnya pemilihan metode pelaksanaan dan
pengerjaannya cepat dan biaya yang rendah, degan jadwal yang tepat sangat mempengaruhi keberhasilan
waktu tercepat dan biaya terendah akan menghasilkan suatu pelaksanaan pembangunan proyek. Dari
pula pertambahan biaya yang lebih ekonomis. Pada pengendalian ulang penjadwalanproyek pembangunan
alternatif 3 kegiatan A-O-Q mendapatkan peringkat gudang X dan Y yang mencakup waktu rencana
kedua lebih ekonomis dengan pertambahan biaya penjadwalanproyek dengan menggunakan Critical Path
percepatan waktu proyek sebesar Rp21.097.485,00 Method (CPM) dan kurva-s dapat diambil kesimpulan,
sehingga biaya proyek menjadi Rp23.369.838.084,78. hasil dari tiga alternatif crashing penjadwalan proyek
Alternatif ketiga lebih ekonomis dibandingkan alternatif didapat hasil yang terbaik yaitu Crashing A-O-Q-
pertama dikarenakan alternatif 3 kegiatan A-O-Q Rdengan waktu crashing yang sama yaitu 136 hari
menghilangkan pekerjaan pembersihan tahap akhir, dengan biaya yang lebih ekonomis yaitu dengan biaya
karena pekerjaan pembersihan tahap akhir memiliki crashing Rp19.987.485,00 sehingga anggaran biaya
waktu pengerjaan yang tercepat dan biaya terendah. proyek jika dipercepat 136 hari menjadi
Sedangkanpenjadwalan rencana proyek waktu lama Rp23.380.261.344,78. Penjadwalan proyek yang
perjanjian yaitu 150 hari dengan rencana anggaran biaya terbaik dari tiga crashing ini diharapkan dapat menjadi
Rp23.479.937.463,06, tetapi penjadwalan aktual usulan di proyek – proyek yang akan datang.
sedangkan proyek didapat pengerjaan waktu proyek 167
hari proyek dapat diselesaikan dikarena kan berbagai

302
Muliyanah, et al. / Analisa Pengendalian Ulang Penjadwalan Proyek Pembangunan Gudang X Dan Y .......
JTI Vol.1, No.4, Desember 2013, pp.295-303

DAFTAR PUSTAKA
Peter, P, Neuman, Cavanagh. 2002. The Six Sigma Way:
Abrar,H.2011.Manajemen Proyek (Edisi Revisi). Penerbit
Bagaimana GE, Motorola dan Perusahaan Terkenal Lainnya
Andi. Yogyakarta
Mengasah Kinerja Mereka. Edisi 1. Penerbit ANDI.
Callahan, M.T.1992.Construction Project Scheduling. Mc Yogyakarta
Graw-Hill. New York
Sigit, T, Hendra, D. 2003. Analisa Perencanaan Penjadwalan
Gaspersz,Vincent. 2002. Pedoman Implementasi Program Six Dan Pengendalian Proyek Bangunan Gedung Dengan Work
Sigma Terintegrasi dengan ISO 9001:2000,MBNQA, dan Breakdown Structure (Wbs) Dan Kurva-S. Tugas Akhir
HACCP. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang
George, Jones. 2005. Understanding and Managing Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek. Erlangga. Jakarta
Organizational behaviour 4th edition. Pearson. Prentice Hall
Soeharto, I. 1995.Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai
Harry, Mikel dan Richard, S.2000. The Breakthrough Operasional.Erlangga. Jakarta
Management Strategy Revolutionizing The World’s Top
Taufiqurahman. 2012. Manajemen Proyek (bagian 1).Esa
Corporations 1st edition. Currency. New York
Unggul. Jakarta
Maharesi, R. 2002. Penjadwalan Proyek dengan
Universitas Padjajaran (2012, November) Undang-undang
Menggabungkan Metode PERT dan CPM. Paper Fakultas
Republik Indonesia no 20 tahun 2003 bab 1 pasal 1 , Unpad,
Ilmu Komputer Universitas Gunadarma
Bandung.
Pande, Holpp. 2005. What is Six Sigma. Penerbit Andi.
Wulfram, Ervianto. 2005.Manajamen Proyek Konstruksi
Yogyakarta
(Edisi Revisi).Penerbit Andi, Yogyakarta

303

Anda mungkin juga menyukai