Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA

Pasteurellosis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Pasteurella yang
merupakan bakteri anaerobik fakultatif (bakteri yang mampu bertahan hidup tanpa oksigen dan
tetap berfungsi di berbagai kondisi). Pasteurella termasuk ke dalam Ordo Pasteurellales Famili
Pasteurellaceae. Ada 4 spesies bakteri dari genus Pasteurella, seperti Pasteurella multocida,
Pasteurella haemolitica, Pasteurella pneumotropca dan Pasteurella ureae. Pasteurella multocida
dan Pasteurella haemolitica adalah dua spesies Pasteurella yang sering menyebabkan berbagai
penyakit Pasteurellosis. Penyakit ini banyak disebarkan oleh anjing dan kucing. Selain itu, dapat
pula melalui kambing, kuda, biri-biri, tikus, hamster, babi, serigala dan unggas. Ciri umum bakteri
ini adalah berbentuk kokobasil kecil dengan tampilan bipolar pada sediaan apus, dalam jaringan
dan eksudat organisme menunjukkan bentuk khas coccobacillary, ukuran umumnya 0,2-0,4 dan
ada juga 0,6-2,5 mm, gram negatif, non-enterik, non-motil dan non-spora. Bakteri Paseteurella
bersifat patogen pada berbagai hewan (Akhtar et al. 2016).
P. haemolytica dapat masuk melalui nasopharynx dan tonsil dari domba yang sehat.
Domba yang terkena infeksi ketika sesudah dilahirkan kemungkinan tertular melalui kontak
dengan hewan yang sakit. Hewan karier mempunyai tingkat kesehatan yang lemah pada
kawanannya dan mempunyai serotype yang bermacam-macam. Sedangkan pada kelompok yang
sedang terinfeksi akan memiliki karier yang tinggi dan serotype yang spesifik. Faktor yang
mempengaruhi penyebaran bakteri ini adalah perubahan iklim, transportasi yang buruk, serta
proses pemerahan yang tidak baik. Pencegahan dapat dilakukan vaksinansi sehingga mengurangi
prevalensi dari penyakit (Mariana 2000).
Terjangkitnya penyakit septicaemic pada babi disebebkan oleh Hemorrhagic Septicaemia
serotype (B:2), yang menyebabkan sindrom pada babi. Penyakit yang terjadi pada babi adalah
atrophic rhinitis dan pneumonia. Atrophic rhinitis adalah suatu penyakit yang behubungan dengan
breeding dari babi. Penyakit ini mempunyai karakteristik seperti mengalami atropi atau
pemendekan pada nasal turbinatum dan terkadang juga mengalami snout. Terkadang juga ditandai
dengan terjadinya bersin dan epistaxis. Terdapat dua bakteri yang menyebabkan penyakit ini, yaitu
Bordetella bronchiseptica dan P. multocida. Bakteri tersebut akan masuk melalui saluran
pernapasan bagian atas dari babi (Balakrishnan dan Roy 2012).
Atropi turbinatum akan menyebabkan terjadinya athropic rhinitis dimana dimulai dengan
laju proliferasi dari toksigenik bakeri P. multocida tipe D bersamaan dengan infeksi B.
bronchiseptica, atau pada kondisi lingkungan yang kurang baik dapat membantu proliferasi dari
bakteri tersebut. Vaksin yang digunakan untuk pencegahan penyakit ini adalah kombinasi dari
bakteri B. bronchhiseptica dengan toxoid pasteurella yang diambil dari strain toksigenik (Jabbri
dan Jula 2005).
Penyakit kholera pada unggas disebabkan oleh bakteri P. mulcotida dan paling banyak
pada serotipe A. Serotype A:1, A:3 dan A:4 ditemukan paling banyak di dunia, dimana total semua
terdapat 16 serotipe somatic dari group A, dan beberapa tipe dari group D, pada kalkun,
penyebabnya adalah serotype F. Kholera pada unggas adalah pasteurellosis primer yang
menyebabkan septicaemia dan kematian (Ariyanti dan Supar 2008). Pada keadaan yang kronis dari
unggas dapat menjadi reservoir dari infeksi penyakit tersebut. Penyakit ini terjadi karena sanitasi
yang buruk. Menjaga saitasi yang baik merupakan salah satu upaya untuk pencegahan dari
penyakit ini. Agen kemoterapeutik digunakan untuk pengobatan begitu juga dengan penggunaan
prophylactic pada dosis rendah di prevalensi yang tinggi. Vaksinasi juga digunakan untuk
pencegahan penyakit ini, vaksin polyvalent berisi serotype dari bakteri dan ditambah adjuvant
(Butcher 2009).
Pasteurella dapat menyebabkan berbagai penyakit pada banyak hewan, misalnya pada rusa,
kucing, anjing, kuda, berang-berang, dan monyet. Seiring bertambahnya waktu, ditemukan juga
kasus pasteurellosis juga terjadi pada keledai, gajah, leopard. Tipe infeksi yang terjadi sangat
bervariasi dan pada umumnya adalah septicemia dan infeksi saluran pernapasan, selain itu juga
bisa terjadi luka infeksi, absess, mastitis, peritonitis dan encephalitis. Kejadian yang paling banyak
terjadi pada manusia disebabkan oleh gigitan dari hewan yang sudah terinfeksi sebelumnya (Vegad
2007).

DAFTAR PUSTAKA
Akhtar M, Rahman T, Ara MS, Rahman M, Nazir MNH, Ahmed S, Hossen L, Rahman B. 2016.
Isolation of Pasteurella multocida from chickens, preparation of formalin killed fowl cholera
vaccine, and determination of efficacy in experimental chickens. J of Advanced Vet and Anim
Research. 3 (1): 45-50.
Ariyanti T, Supar. 2008. Kholera unggas dan prospek pengendaliannya dengan vaksin Pasteurella
multocida isolat lokal. Wartazoa. 18(1): 18-24.
Balakrishnan G dan P Roy. 2012. Isolation, identification and Antibiogram of Pasteurella
multocida isolates of avian origin. Tamilnadu J. Veterinary & Animal Sciences 8 (4): 199-
202.
Butcher. 2009. Kolera Unggas dan cara penanggulangannya. Jurnal Ilmu Pangan dan Pertanian.
Gainesville (US): Universitas Florida.
Jabbri AR, Jula GRM. 2005. Fowl cholera: Evaluation of a Trivalent Pasteurella multocida
Vaccine Consisted of Serotypes 1, 3 and 4. Arch. Razi Ins. (59): 103-111.
Mariana S, Hirst R. 2000. The immunogenicity and pathogenicity of Pasteurella multocida isolated
from poultry in Indonesia. Veterinary Microbiology. 72(2000):27-36.
Vegad JL. 2007. A Colour Atlas of Poultry Diseases: An Aid to Farmer and Poultry Professionals.
Edisi ke-2. Charbagh (IN): International Book Distributing Co.

Anda mungkin juga menyukai