A (AIRWAY):
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Risiko aspirasi
B (BREATHING)
1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Gangguan pertukaran gas
3. Gangguan ventilasi spontan
C (CIRCULATION)
1. Diare
2. Kekurangan volume cairan/ Risiko kekurangan volume cairan
3. Kelebihan volume cairan
4. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer/ Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan
perifer
5. Nyeri akut
6. Penurunan curah jantung/ Risiko penurunan curah jantung
7. Risiko ketidakefektifan perfusi gastrointestinal
8. Risiko ketidakefektifan perfusi ginjal
9. Risiko perdarahan
10. Risiko syok
11. Retensi urine
12. Risiko ketidakseimbangan elektrolit
13. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah
14. Risiko ketidakseimbangan volume cairan
D (DISABILITY)
1. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral
E (EXPOSURE)
1. Hipertermi
2. Hipotermi
3. Ketidakefektifan termoregulasi
Khusus untuik kasus gangguan jiwa
1. Risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain
2. Risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiRI
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
1 Diare Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. NIC:
Batasan Karakteristik : jam diharapkan diare teratasi dengan kriteria Manajemen Diare
□ Nyeri abdomen sedikitnya tiga hasil: Tentukan riwayat diare
kali defekasi per hari NOC : Ambil tinja untuk pemeriksaan kultur dan sesnsitifitas apabila
□ Kram Eliminasi USus diare berlanjut
□ Bising usus hiperaktif □ Gerakan usus normal (5-30 x per Evaluasi profil pengobatan terhadap adanya efek samping pada
□ Ada dorongan menit) gatrointestinal
Faktor yang berhubungan : □ Warna feses coklat kekuningan Ajari asien penggunaan obat anti diare secara tepat.
Faktor yang berhubungan □ Feses lembut dan berbentuk Instruksi pasien atau anggota keluarga untuk mencatat warna,
□ Ansietas □ Kemudahan BAB volume, frekuensi, dan konsistensi tinja.
□ Tingkat stres tinggi □ Tidak diperlukan dorongan banyak Evaluasi kandungan nutrisi dari makanan yang sudah
Situasional otot untuk mengeluarkan feses dikonsumsi sebelumnya
□ Efek samping obat □ Mampu mengeluarkan feses tanpa Berikan makanan dalam porsi kecil dan lebih sering serta tingkat
□ Penyalahgunaan alkohol bantuan
porsi secara bertahap
□ Kontaminan □ Suara bising usus normal (5-30 kali
Anjurkan pasien untuk menghindari makanan pedas yang
□ Penyalahgunaan laksatif per menit)
menimbulkan gas dalam perut.
□ Radiasi, toksin □ Tidak terdapat darah dalam feses
Anjurkan pada pasien untuk menoba menghindari makanan yang
□ Melakukan perjalanan □ Tidak terdapat mukus dalam feses
mengandung laktosa.
□ Slang makan □ Tidak terdapat nyeri saat BAB Identifikasi faktor yang bisa menyebabkan diare (misalnya
Fisiologis Keseimbangan Cairan medikasi, bakteri, dan pemberian makanan lewat selang)
□ Proses infeksi dan parasit □ Tekanan darah dalam batas normal Monitor tanda dan gejala diare
□ Inflamasi dan iritasi Anak-anak (90-120/60-80 mmHG) Instruksikan pasien untuk memberitahukan staf setiap kali
□ Malabsorbsi Dewasa (110-130/70-90 mmHg) mengalami episode diare
Lansia (<160/<90 mmHg) Amati turgor secara berkala
□ Turgor Kulit elastis Monitor kulit perinium terhadap adanya iritasi dan ulserasi
□ Membran mukosa lembab Ukur diare/output pencernaan
□ Hematokrit normal Timbang pasien secara berkala
Laki-laki (38.8 – 50 %) Britahu dokter apabila terjadi peningkatan frekuensi atau suara
Perempuan (35-44,5%) perut
Konsultasikan pada dokter jika tanda dan gejala diare menetap
Instruksikan diet rendah serat, tinggi prtein, tinggi kalori sesuai
kebutuhan.
Instruksikan untuk menghindari laksatif
Ajari pasien untuk menuliskan diari makanan
Ajari pasien cara menurunkan stress, sesuai kebutuhan
Bantu pasien untuk melakukan teknik penurunan stes
Monitor persiapan makan yang aman
Lakukan tindakan untuk mengistirahatkan perut (misalnya
nutrisi oral, diet cair)
Manajemen Cairan
Timbang berat badan setiap hari dan monitor status pasien
Jaga intake/asupan yang adekuat dan catat output pasien
Masukan kateter urine
Monitor status hidrasi (misalnya membran mukosa lembab,
denyut nadi adekuat, dan tekanan darah ortostatik)
Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan
(misalnya peningkatan berat jenis, peningkatan BUN, penurunan
hematokrit, dan peningkatan kadar osmolitas urine)
Monitor status hemodinamik termasuk CPV, MAP, PAP, dan
PCWP, jika ada
Monitor tanda – tanda vital pasien
Monitor makanan/cairan yang dikonsumsi dan hitung asupan
kalori harian
Brikan terapi IV sesuai yang ditentukan
Monitor status gizi
Berikan cairan dengan tepat
Berikan cairan IV sesuai dengan suhu kamar
Tingkatkan asupan oral (misalnya, memberikan sedotan,
menawarkan cairan di antara waktu makan) yang sesuai
Arahkan pasien mengenai status NPO
Berikan penggantian nasogastrik yang diresepkan berdasarkan
output
Distribusikan asupan cairan selama 24 jam.
Dukung pasien dan keluarga untuk membantu dalam pemberian
makan dengan baik
Monitor reaksi pasien terhadap terapi elektrolit yang diresepkan
Konsultasikan dengan dokter jika ada tanda-tanda dan gejala
kelebihan volume cairan menetap atau memburuk
Atur ketersediaan produk darah untuk tranfusi, jika perlu
Persiapkan pemberian produk darah (misalnya, cek darah dan
mempersiapkan pemasangan infus)
Berikan produk-produk darah (misalnya, trombosit dan plasma)
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
2. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. NIC
Batasan Karakteristik : jam diharapkan hasil AGD pasien dalam batas Acid Base Management
□ Diaforesis normal dengan kriteria hasil : □ Pertahankan kepatenan jalan nafas
□ Dispnea NOC: □ Posisikan pasien untuk mendapatkan ventilasi yang
□ Gangguan pengelihatan Respiratory status: Gas Exchange adekuat(mis., buka jalan nafas dan tinggikan kepala dari
□ Gas darah arteri abnormal □ PaO2 dalam batas normal (80-100 tempat tidur)
□ Gelisah mmHg) □ Monitor hemodinamika status (CVP & MAP)
□ Hiperkapnia □ PaCO2 dalam batas normal (35-45 □ Monitor kadar pH, PaO2, PaCO2, dan HCO3 darah melalui
□ Hipoksemia mmHg) hasil AGD
□ Hipoksia □ pH normal (7,35-7,45) □ Catat adanya asidosis/alkalosis yang terjadi akibat
□ Iritabilitas □ SaO2 normal (95-100%) kompensasi metabolisme, respirasi atau keduanya atau tidak
□ Konfusi □ Tidak ada sianosis adanya kompensasi
□ Nafas cuping hidung □ Tidak ada penurunan kesadaran □ Monitor tanda-tanda gagal napas
□ Penurunan karbon dioksida □ Monitor status neurologis
□ pH arteri abnormal □ Monitor status pernapasan dan status oksigenasi klien
□ Pola pernafasan abnormal □ Atur intake cairan
(mis., kecepatan, irama, □ Auskultasi bunyi napas dan adanya suara napas tambahan
kedalaman) (ronchi, wheezing, krekels, dll)
□ Sakit kepala saat bangun □ Kolaborasi pemberian nebulizer, jika diperlukan
□ Sianosis □ Kolaborasi pemberian oksigen, jika diperlukan.
□ Somnolen
□ Takikardia
□ Warna kulit abnormal (mis.,
pucat, kehitaman )
Faktor yang berhubungan :
□ Ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi
□ Perubahan membran
alveolar-kapiler
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
3. Gangguan ventilasi spontan Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. Bantuan Ventilasi
Batasan Karakteristik : jam diharapkan mampu mempertahankan □ Pertahankan kepatenan jalan nafas
□ Dispnea pernafasan yang adekuat dengan kriteria : □ Posisikan pasien untuk mengurangi dispnea
□ Gelisah NOC : □ Posisikan untuk memfasilitasi pencocokan ventilasi/perfusi
□ Ketakutan Respiratory status : Ventilation (good lung down) dengan tepat
□ Peningkatan frekuensi □ Respirasi dalam batas normal □ Monitor efek-efek perubahan posisi pada oksigenasi : ABG,
jantung (dewasa: 16-20x/menit) SaO2, tidak akhir CO2, QSP/QT, Tingkat A-aDO2
□ Peningkatan laju □ Irama pernafasan teratur □ Anjurkan pernafasan lambat yang dalam, berbalik dan batuk
metabolisme □ Kedalaman pernafasan normal □ Auskultasi suara nafas, catat area-area penurunan atau tidak
□ Peningkatan PCO2 □ Suara perkusi dada normal (sonor) adanya venrilasi dan suara tambahan
□ Peningkatan penggunaan □ Tidak ada retraksi otot dada □ Mulai dan pertahankan oksigen tambahan
otot aksesorius □ Suara nafas vesikuler □ Kelola pemberian obat nyeri yang tepat untuk mencegah
□ Penurunan kerja sama □ Tidak terdapat orthopnea hipoventilasi
□ Penurunan PO2 □ Taktil fremitus normal antara dada kiri □ Monitor pernafasan dan status oksigenasi
□ Penurunan SaO2 dan dada kanan □ Beri obat (misalnya bronkodilator dan inhaler) yang
Faktor yang berhubungan : □ Tidak ada dispnea meningkatkan patensi jalan nafas dan pertukaran gas
□ Gangguan metabolisme □ Ekspansi dada simetris □ Ajarkan teknik pernafasan dengan mengerucutkan bibir
□ Keletihan otot pernafasan □ Tidak terdapat akumulasi sputum dengan tepat
□ Tidak terdapat penggunaan otot bantu
napas Manajemen Jalan Nafas
Respon Ventilasi Mekanik : Dewasa □ Buka jalan nafas menggunakan teknik chin lift atau jaw thrust
□ Respirasi dalam batas normal □ Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
(dewasa: 16-20x/menit) □ Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk
□ Irama pernafasan teratur memasukkan alat membuka jalan nafas
□ Kedalaman pernafasan normal □ Lakukan fisioterapi dada
□ PaO2 dalam batas normal (80 mmHg- □ Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan
100 mmHg) batuk atau menyedot lendir
□ PaCO2 dalam batas normal (35 □ Anjurkan pasien untuk batuk efektif
mmHg- 45 mmHg) □ Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun
□ SaO2 dalam bats normal (95%-100%) atau tidak ada dan adanya suara tambahan
□ Tidak kesulitan bernafas □ Kelola pemberian bronkodilator
menggunakan ventilator □ Kelola pemberian nebulizer
□ Pasien tenang □ Posisikan untuk meringankan sesak nafas
□ Monitor status pernafasan dan oksigenasi
Manajemen Ventilasi Mekanik : Non Invasif
□ Monitor kondisi yang memerlukan dukungan ventilasi
noninvasive
□ Monitor kontraindikasi dukungan ventilasi non-invasive
□ Informasikan kepada klien dan keluarga mengenai
rasionalisasi dan, sensasi yang diharapkan sehubungan
dengan penggunaan ventilasi non-invasive
□ Tempatkan klien pada posisi semi fowler
□ Observasi klien secara berkelanjutan pada jam pertama
penggunaan ventilator untuk mengkaji toleransi klien
□ Pastikan alarm ventilator dalam keadaan hidup
□ Monitor penurunan volume ekspirasi dan peningkatan
tekanan inspirasi
□ Monitor aktivitas-aktivitas yang dapat meningkatkan
konsumsi oksigen yang bisa merubah pengaturan ventilator
dan menyebabkan desaturasi oksigen
□ Monitor gejala-gejala yang menunjukkan peningkatan
pernafasan (misalnya, peningkatan denyut nadi dan
pernafasan, peningkatan tekanan darah, diaphoresis,
perubahan status mental)
□ Monitor efektifitas ventilasi mekanik terhadap status
fisiologis dan psikologis klien
□ Inisiasi teknik relaksasi yang sesuai
□ Berikan perawatan untuk mengurangi distress klien
(misalnya, memberikan posisi, merawat efek samping seperti
rhinitis, kerongkongan kering atau berikan sedative atau
anastesi; periksa peralatan secara berkala, bersihkan dan ganti
peralatan non-invasive
□ Kosongkan air yang sudah keruh dari tabung air
□ Pastikan pergantian sirkuit ventilator setiap 24 jam
□ Monitor kerusakan mukosa ke mulut, nasal, trakea, atau
jaringan laring
□ Monitor sekresi paru-paru terkait dengan jumlah, warna dan
konsistensi, serta dokumentasikan semua hasil temuan
□ Lakukan fisioterapi dada yang sesuai
□ Tingkatkan pengkajian rutin untuk kriteria penyapihan
(misalnya, perbaikan kondisi sebelum ventilasi, kemampuan
untuk mempertahankan pernafasan yang adekuat)
□ Berikan perawatan mulut secara rutin dengan kapas yang
lunak dan basah, antiseptic dan melakukan suksion secara
perlahan
□ Dokumentasikan semua respon klien terhadap ventilator dan
perubahan ventilator (misalnya, observasi pergerakan
dada/auskultasi, perubahan x-ray, perubahan ABGs)
□ Pastikan peralatan kegawatdaruratan berada disisi tempat
tidur sepanjang waktu (misalnya, manual resusitasi yang
tersambung ke oksigen, masker, peralatn suksion) termasuk
persiapan untuk kehilangan daya mati/mati listrik
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
4. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. NIC :
Batasan Karakteristik : jam diharapkan mampu mempertahankan Temperature Regulation
□ Apnea suhu tubuh dalam rentang normal dengan □ Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam , sesuai kebutuhan
□ Bayi tidak dapat kriteria : □ Pasang alat monitor suhu inti secara kontinu, sesuai kebutuhan
mempertahankan menyusui NOC : □ Monitor tekanan darah, nadi, dan respirasi, sesuai kebutuhan
□ Gelisah Thermoregulation □ Monitor suhu dan warna kulit
□ Hipotensi □ Suhu tubuh dalam rentang normal □ Monitor dan laporkan adanya tanda dan gejala dari hipertermia
□ Kejang (36,50C – 37,50C) □ Tingkatkan intake cairan dan nutrisi adekuat
□ Koma □ Denyut nadi dalam rentang normal □ Instruksikan pasien bagaimana mencegah keluarnya panas dan
□ Kulit kemerahan □ Respirasi dalam batas normal (16 – serangan panas
□ Kulit terasa hangat 20x/menit) □ Diskusikan pentingnya termoregulasi dan kemungkinan efek
□ Letargi □ Tidak menggigil negatif dari demam yang berlebihan, sesuai kebuthan
□ Postur abnormal □ Tidak dehidrasi □ Informasikan pasien mengenai indikasi adanya kelelahan
□ Stupor □ Tidak mengeluh sakit kepala akibat panas dan penanganan emergensi yang tepat, sesuai
□ Takikardia □ Warna kulit normal kebutuhan
□ Takipnea Vital Sign □ Gunakan matras pendingin, selimut yang mensirkulasikan air,
□ Vasodilatasi □ Suhu tubuh dalam rentang normal mandi air hangat, kantong es atau bantalan jel, dan kateterisasi
(36,50C – 37,50C) pendingin intravaskuler untuk menurunkan suhu tubuh, sesuai
Faktor yang berhubungan : □ Denyut jantung normal (60-100 kebutuhan
□ Agen farmaseutikal x/menit) □ Sesuaikan suhu lingkungan untuk kebutuhan pasien
□ Aktivitas berlebihan □ Irama jantung normal □ Berikan medikasi yang tepat untuk mencegah atau mengontrol
□ Dehidrasi □ Tingkat pernapasan dalam rentang menggigil
□ Iskemia normal (16-20 x/menit) □ Berikan pengobatan antipiretik, sesuai kebutuhan
□ Pakaian yang tidak sesuai □ Irama napas vesikuler
□ Peningkatan laju □ Tekanan darah sistolik dalam rentang Fever Treatment
metabolisme normal (90-120 mmHg) □ Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya
□ Penurunan perspirasi □ Tekanan darah diastolik dalam rentang □ Monitor warna kulit dan suhu
□ Penyakit normal (70-90 mmHg) □ Monitor asupan dan keluaran, sadari perubahan kehilangan
□ Sepsis □ Kedalaman inspirasi dalam rentang cairan yang tak dirasakan
□ Suhu lingkungan tinggi normal □ Beri obat atau cairan IV (misalnya, antipiretik, agen
□ Trauma Infection Severity antibakteri, dan agen anti menggigil )
□ Tidak ada kemerahan □ Tutup pasien dengan selimut atau pakaian ringan, tergantung
□ Cairan (luka) tidak berbau busuk pada fase demam (yaitu : memberikan selimut hangat untuk
□ Tidak ada sputum purulen fase dingin ; menyediakan pakaian atau linen tempat tidur
□ Tidak ada rrainase purulent ringan untuk demam dan fase bergejolak /flush)
□ Tidak ada piuria/ nanah dalam urine □ Dorong konsumsi cairan
□ Suhu tubuh stabil (36,50C – 37,50C) □ Fasilitasi istirahat, terapkan pembatasan aktivitas-aktivitas jika
□ Tidak ada nyeri diperlukan
□ Tidak mengalami lethargy □ Berikan oksigen yang sesuai
□ Nafsu makan normal □ Tingkatkan sirkulasi udara
□ Jumlah sel darah putih normal dalam □ Pantau komplikasi-komplikasi yang berhubungan dengan
rentang normal (4,10 – 11,00 10^3/µl) demam serta tanda dan gejala kondisi penyebab demam
Hidration (misalnya, kejang, penurunan tingkat
□ Turgor kulit elastis kesadaran,ketidakseimbangan asam basa, dan perubahan
□ Membran mukosa lembab abnormalitas sel)
□ Intake cairan adekuat □ Pastikan tanda lain dari infeksi yang terpantau pada orang
□ Output urin karena hanya menunjukkan demam ringan atau tidak demam
□ Tidak merasa haus sama sekali selama proses infeksi
□ Warna urin tidak keruh □ Pastikan langkah keamanan pada pasien yang gelisah
□ Tekanan darah dalam rentang normal □ Lembabkan bibir dan mukosa hidung yang kering
□ Denyut nadi dalam rentang normal
dan adekuat Vital Sign Monitoring
□ Tidak ada peningkatan hematokrit □ Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernapasan
□ Tidak ada penurunan berat badan’ dengan tepat
□ Otot rileks □ Monitor dan laporkan tanda dan gejala hipertermia
□ Tidak mengalami diare □ Monitor warna kulit, suhu, dan kelembaban
□ Suhu tubuh dalam rentang normal □ Monitor sianosis sentral dan perifer
□ Monitor akan adanya kuku berbentuk clubbing
□ Monitor terkait dengan adanya tiga tanda Cushing Reflex
(misalnya : tekanan nadi lebar, bradikardia, dan peningkatan
tekanan darah sistolik)
□ Identifikasi kemungkinan perubahan tanda-tanda vital
Infection Control
□ Bersihkan lingkungan dengan baik setelah digunakan oleh
setiap pasien
□ Ganti peralatan perawatan per pasien sesuai protokol institusi
□ Pertahankan teknik isolasi yang sesuai
□ Batasi jumlah pengunjung
□ Annjurkan pasien mengenai teknik mencuci tangan dengan
tepat
□ Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan pada saat
memasuki dan meninggalkan ruangan pasien
□ Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan yang sesuai
□ Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan perawatan
pasien
□ Pakai sarung tangan sebagaimana dianjurkan oleh kebijakan
pencegahan universal
□ Pakai pakaian ganti atau jubah saat menangani bahan-bahan
yang infeksius
□ Pakai sarung tangan steril dengan tepat
□ Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
□ Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai
dengan petunjuk umum
□ Pastikan penanganan aseptik dari semua saluran IV
□ Gunakan kateter intermiten untuk mengurangi kejadian infeksi
kandung kemih
□ Berikan terapi antibiotik yang sesuai
□ Anjurkan pasien meminum antibiotik seperti yang diresepkan
□ Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi dan
kapan harus melaporkannya kepada penyedia perawatan
kesehatan
□ Ajarkan pasien dan anggota keluarga cara menghindari infeksi.
Infection Protection
□ Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
□ Monitor hitung mutlak granulosit, WBC, dan hasil-hasil
diferensial
□ Monitor kerentanan terhadap infeksi
□ Batasi jumlah pengunjung yang sesuai
□ Skrining jumlah pengunjung terkait penyakit menular
□ Partahankan teknik asepsis pada pasien yang beresiko
□ Pertahankan teknik isolasi yang sesuai
□ Berikan perawatan kulit yang tepat untuk area (yang
mengalami) edema
□ Periksa kulit dan selaput lender untuk adanya kemerahan,
kehangatan ekstrim, atau drainase
□ Periksa kondisi setiap sayatan bedah atau luka
□ Tingkatkan asupan nutrisi yang cukup
□ Anjurkan asupan cairan dengan tepat
□ Anjurkan istirahat
□ Pantau adanya perubahan tingkat energi atau malaise
□ Instruksikan pasien untuk minum antibiotik yang diresepkan
□ Jaga penggunaan antibiotik dengan bijaksana
□ Jangan mencoba pengobatan antibiotik untuk infeksi virus
□ Ajarkan pasien dan keluarga pasien mengenai perbedaan-
perbedaan antara infeksi virus dan bakteri
□ Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi
dan kapan harus melaporkannya kepada pemberi layanan
kesehatan
□ Lapor dugaan infeksi pada personil pengendali infeksi
□ Lapor kultur positif pada personal pengendali infeksi.
Fluid Management
□ Jaga intake yang adekuat dan catat output pasien
□ Monitor status hidrasi (misalnya : membran mukosa lembab,
denyut nadi adekuat, dan tekanan darah ortostatik)
□ Monitor hasil laboratorium yang relevan dengan retensi cairan
(misalnya : peningkatan berat jenis, peningkatan BUN,
penurunan hematokrit, dan peningkatan kada osmolalitas urin)
□ Monitor tanda-tanda vital pasien
□ Monitor perubahan berat badan pasien
□ Monitor status gizi
□ Distribusikan asupan cairan selama 24 jam
□ Konsultasikan dengan dokter jika tanda-tanda dan gejala
kelebihan volume cairan memburuk
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
5. Hipotermia Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama NIC :
Definisi ...... x....jam, suhu tubuh pasien kembali Control temperature
Hipotermia adalah suhu inti ditubuh normal dengan kriteria hasil : Monitor suhu paling tidak setiap 2 jam, sesuai kebutuhan
dibawah kisaran normal diumal NOC: Monitor suhu dan warna kulit
karea kegagalan termoregulasi. Termoregulation Tingkatan intake cairan dan nutrisi adekuat
Batasan Karakteristik Tidak menggigil Informasikan mengenai indikasi adanya hiportermia dan
□ Akrosianosis Melaporkan kenyamanan suhu penanagan emergensi yag tepat sesuai kebutuhan
□ Bradikardia Tidak terjadi penurunan suhu kulit Sesuaikan suhu lingkungan untuk kebutuhan pasien
□ Dasar kuku sianotik Vital Sign Status Berikan medikasi yang tepat untuk mencegah atau
□ Hipertensi Suhu tubuh normal (36 C) 0
mengkontrol menggigil
□ Hipoglikemia Tekanan darah sistolik dalam batas Vital Sign Monitoring
□ Hipoksia normal (90-120 mmHg) Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status pernafasan
□ Kulit dingin Tekanan darah diastolik dalam batas dengan tepat
□ Menggigil normal (70-90 mmHg) Catat gaya dan fluktuasi yang luas pada tekanan darah
□ Pengisian ulang kapiler Pernapasan normal (18 – 24 x/menit) Monitor keberadaan dan kualitas nadi
lambat
Denyut nadi normal (60-100 x/menit) Monitor irama dan tekanan jantung
□ Peningkatan konsumsi
Tissue Perfusion Pheriperal Monitor irama dan laju pernafasan (misalnya, kedalaman
oksigen
Capilary repil time pada jari – jari dan kesimetrisan)
□ Peningkatan laju metabolic
tangan ( < 3 detik) Monitor pola pernapasan abnormal (Misalnya, Cheyne-
□ Penurunan kadar glukosa Capilary refil time pada jari jari kaki Stokes, Kussmaul, Biot, apneustic, ataksia, dan bernafas
darah (< 3 detik) berlebihan)
□ Penurunan ventilasi Kulit tidak terlihat pucat Monitor sianosis sentral dan perifer
□ Piloreksi Tidak terjadi kram otot Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan tanda – tanda
□ Takikardia Tidak terjadi kelemahan otot vital
□ Vasokontriksi perifer Tidak terasa nyeri pada ujung tangan Oxygen Therapy
Dewasa dan Anak: Suhu tubuh dan kaki yang terlokalisasi Siapkan peralatan oksigen dan berikan melalui sisitem
rendah akut humidifier
□ Hipotermia berat, suhu inti Berikan oksigen tambahan seperti yang diperintahkan
0
< 30 C Monitor aliran oksigen
□ Hipotermia ringan, suhu 32- Monitor posisi perangkat (alat) pemberian oksigen
0
35 C Monitor efektifitas terapi oksigen (misalnya, tekanan
□ Hipotermia sedang, suhu oksimetri, ABGs) dengan tepat
0
inti 30-32 C
Amati tanda – tanda hipoventilasi induksi oksigen
Dewasa dan Anak : Pasien
Pantau adanya tanda – tanda keracunan oksigen dan kejadian
Cedera
atelektasis
□ Hipotermia berat, suhu inti
<300C
□ Hipotermia ,350C
Neonatus
□ Asidosis metabolic
□ Bayi dengan keurangan
energy untuk
mempertahankan menyusu
□ Bayi dengan penambahan
berat badan kurang (<30
g/hari)
□ Distress pernafasan
□ Gelisah
□ Hipotermia tingkat 1, suhu
inti 36-36,5 0C
□ Hipotermia tingkat 2, suhu
inti 35-35,9 0C
□ Hipotermia tingkat 3, suhu
inti 34-34,9 0C
□ Hipotermia tingkat 4, suhu
inti <34 0C
□ Ikterik
□ Pucat
Faktor yang berhubungan:
□ Agens farmaseutikal
□ Berat badan ekstrem
□ Ekonomi rendah
□ Kerusakan hipotalamus
□ Konsumsi alcohol
□ Kurang pengetahuan
pemberi asuhan tentang
pencegahan hipotermia
□ Kurang suplai lemak
subkutan
□ Lingkungan bersuhu rendah
□ Malnutrisi
□ Pemakaian pakaian yang
tidak adekuat
□ Penurunan laju metabolism
terapi radias
□ Tidak beraktivitas
□ Transfer panas (mis.
Konduksi, konveksi,
evaporasi, radiasi)
□ Trauma
□ Usia ekstrem
Neonatus
□ Penundaan menyusu ASI
□ Terlalu dini memandikan
bayi baru lahir
□ Melahirkan diluar rumah
sakit yang beresiko tinggi
□ Strartum korneum imatur
□ Peningkatan area
permukaan tubuh terhadap
rasio berat badan
□ Peningkatan kebutuhan
oksigen
□ Peningkatan pulmonary
vascular resistant (PVR)
□ Control vascular tidak
efektif
□ Termogenesis menggigil
tidak efektif
□ Melahirkan diluar rumah
sakit tanpa rencana
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
6. Kekurangan volume cairan/ Risiko Setelah diberikan asuhan keperawatan selama Fluid Management
kekurangan volume cairan …..x…. jam diharapkan masalah kekurangan □ Monitor hasil laboratorium yang sesuai dengan retensi cairan
Batasan Karakteristik: volume cairan dapat teratasi dengan kriteria (peningkatan BUN, penurunan hematokrit, peningkatan
□ Haus hasil : osmolaritas urin)
□ Kelemahan NOC: □ Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah dan nadi)
□ Kulit kering Fluid Balance □ Monitor hemodinamik status (MAP)
□ Membrane mukosa kering □ Tekanan darah dalam batas normal □ Kolaborasikan terapi cairan lewat infus
□ Peningkatan frekuensi nadi □ MAP dalam batas normal
□ Peningkatan hematokrit □ Denyut nadi dalam batas normal Fluid Monitoring
□ Peningkatan konsentrasi □ Tidak terjadi penurunan kesadaran □ Monitor input dan output cairan
urine □ Kadar hematocrit dalam batas normal
□ Peningkatan suhu tubuh □ Kadar serum elektrolit (BUN dan
□ Penurunan berat badan tiba- osmolaritas urin) dalam batas normal)
tiba □ Turgor kulit elastis
□ Penurunan haluaran urine □ Intake dan output cairan 24 jam
□ Penurunan pengisian vena seimbang
□ Penurunan tekanan darah
□ Penurunan tekanan nadi
□ Penurunan turgor kulit
□ Penurunan turgor lidah
□ Penurunan volume nadi
□ Perubahan status mental
Faktor yang berhubungan :
□ Kegagalan mekanisme
regulasi
□ Kehilangan cairan aktif
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
7. Kelebihan Volume Cairan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama NIC :
Batasan Karakteristik …..x…. jam diharapkan masalah kelebihan Fluid Management
□ Ada bunyi jantung S3 volume cairan dapat teratasi dengan kriteria □ Monitor tanda-tanda yang sesuai dengan kelebihan cairan (rales,
□ Anasarka hasil : peningkatan CVP, edema, distensi vena jugularis, ascites)
□ Ansietas NOC : □ Monitor tanda-tanda vital (tekanan darah dan nadi)
□ Asupan melebihi haluaran Fluid Balance □ Monitor hemodinamik status (MAP)
□ Azotemia □ Tekanan darah dalam batas normal □ Kolaborasikan terapi cairan lewat infus
□ Bunyi nafas tambahan □ MAP dalam batas normal □ Kolaborasi pemberian diuretik
□ Dispnea □ Denyut nadi dalam batas normal Fluid Monitoring
□ Dispnea nocturnal paroksismal □ Edema berkurang □ Monitor input dan output cairan
□ Distensi vena jugularis □ Tidak terjadi ascites
□ Edema
□ Efusi pleura
□ Gangguan pola nafas
□ Gangguan tekanan darah
□ Gelisah
□ Hepatomegali
□ Ketidakseimbangan elektrolit
□ Kongesti pulmonal
□ Oliguria
□ Ortopnea
□ Penambahan berat badan dalam
waktu sangat singkat
□ Peningkatan tekanan vena
sentral
□ Penurunan hematocrit
□ Penurunan hemoglobin
□ Perubahan berat jenis urine
□ Perubahan status mental
□ Perubahan tekanan arteri
pulmonal
□ Refleks hepatojugularis positif
Faktor berhubungan
□ Gangguan mekanisme regulasi
□ Kelebihan asupan cairan
□ Kelebihan asupan natrium
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
8. Ketidakefektifan bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. Airway Management
nafas jam diharapkan mampu mempertahankan □ Buka jalan nafas menggunakan head tilt chin lift atau jaw
Batasan Karakteristik : kebersihan jalan nafas dengan kriteria : thrust bila perlu
□ Batuk yang tidak efektif NOC : □ Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
□ Dispnea Respiratory status : Airway Patency □ Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas
□ Gelisah □ Respirasi dalam batas normal buatan (NPA, OPA, ETT, Ventilator)
□ Kesulitan verbalisasi □ Irama pernafasan teratur □ Lakukan fisioterpi dada jika perlu
□ Mata terbuka lebar □ Kedalaman pernafasan normal □ Bersihkan secret dengan suction bila diperlukan
□ Ortopnea □ Tidak ada akumulasi sputum □ Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
□ Penurunan bunyi nafas □ Batuk berkurang/hilang □ Kolaborasi pemberian oksigen
□ Perubahan frekuensi nafas □ Kolaborasi pemberian obat bronkodilator
□ Perubahan pola nafas □ Monitor RR dan status oksigenasi (frekuensi, irama,
□ Sianosis kedalaman dan usaha dalam bernapas)
□ Sputum dalam jumlah yang □ Anjurkan pasien untuk batuk efektif
berlebihan □ Berikan nebulizer jika diperlukan
□ Suara nafas tambahan Asthma Management
□ Tidak ada batuk □ Tentukan batas dasar respirasi sebagai pembanding
Faktor yang berhubungan : □ Bandingkan status sebelum dan selama dirawat di rumah
Lingkungan : sakit untuk mengetahui perubahan status pernapasan
□ Perokok □ Monitor tanda dan gejala asma
□ Perokok pasif □ Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan usaha dalam
□ Terpajan asap bernapas
Obstruksi jalan nafas :
□ Adanya jalan nafas buatan
□ Benda asing dalam jalan
nafas
□ Eksudat dalam alveoli
□ Hiperplasia pada dinding
bronkus
□ Mukus berlebih
□ Penyakit paru obstruksi
kronis
□ Sekresi yang tertahan
□ Spasme jalan nafas
Fisiologis :
□ Asma
□ Disfungsi neuromuskular
□ Infeksi
□ Jalan nafas alergik
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
9. Ketidakefektifan perfusi jaringan Setelah diberikan asuhan keperawatan selama Circulatory Care : Arterial Insufficiency
perifer/ Risiko ketidakefektifan ...x jam, perfusi jaringan perifer pasien □ Lakukan penilaian komprehensif sirkulasi perifer (seperti:
perfusi jaringan perifer menjadi efektif dengan kriteria hasil: cek sirkulasi nadi, udeme, crt, warna, dan suhu)
NOC: □ Tentukan indeks ABI dengan tepat
Batasan Karakteristik: Tissue Perfusion Peripheral □ Evaluasi udeme periper dan nadi
□ Bruit Femoral □ Capilary refil pada jari-jari tangan □ Periksa kulit untuk ulkus arteri atau kerusakan jaringan
□ Edema dalam batas normal (< 3 detik) □ Tempatkan ekstremitas dalam posisi tergantung dengan tepat
□ Indeks ankle-brakhial <0,90 □ Capilary refil pada jari-jari kaki dalam □ Kelola antiplatelet atau obat anticoagulan dengan tepat
□ Kelambatan penyembuhan batas normal (< 3 detik) □ Ubah posisi pasien setidaknya setiap 2 jam dengan tepat
luka perifer □ Tekanan darah sistolik dalam batas □ Instruksikan pasien pada faktor-faktor yang mengganggu
□ Klaudikasi intermiten normal sirkulasi (mis merokok pakaian ketat, paparan suhu dingin,
□ Nyeri ekstremitas □ Tekanan darah diastolik dalam batas dan persimpangan dari kaki dan kaki)
□ Paresthesia normal □ Pertahankan hidrasi adequat untuk menurunkan kekentalan
□ Pemendekan jarak bebas □ MAP dalam batas normal darah
nyeri yang ditempuh dalam □ Nadi teraba kuat □ Pantau status cairan, termasuk asupan dan output
uji berjalan 6 menit □ Tidak terjadi udeme pada perifer. Circulatory Care : Venous Insufficiency
□ Pemendekan jarak total □ Lakukan penilaian komprehensif sirkulasi perifer (seperti
yang ditempuh dalam uji memeriksa denyut nadi perifer, edema, pengisian kapiler,
berjalan 6 menit (400-700m warna dan suhu).
pada orang dewasa) □ Evaluasi edema perifer dan nadi
□ Penurunan nadi perifer □ Periksa kulit untuk memastikan adanya ulkus stasis dan
□ Perubahan fungsi motorik kerusakan jaringan
□ Perubahan karakteristik □ Tinggikan anggota badan yang terkena 20 derajat atau lebih
kulit (mis. Warna, dari jantung
elastisitas, rambut, □ Ubah posisi pasien setidaknya setiap 2 jam
kelembapan, kuku, sensasi, □ Anjurkan latihan ROM pasif atau aktif, terutama latihan
suhu) ekstremitas bawah, selama istirahat.
□ Perubahan tekanan darah di □ Administrasikan antiplatelet atau obat antikoagulan
ekstremitas □ melindungi ekstremitas dari cedera (selimut untuk bagian
□ Tidak ada nadi perifer kaki dan kaki terbawah, papan kaki/ayunan pada bagian
□ Waktu pengisian kapiler > 3 bawah tempat tidur, sepatu yang sesuai dengan ukuran).
detik □ Pertahankan hidrasi yang memadai untuk menurunkan
□ Warna kulit pucat saat kekentalan darah
elevasi □ Pantau status cairan, termasuk asupan dan output
□ Warna tidak kembali ke
tungkai 1 menit setelah
tungkai diturunkan
Faktor yang Berhubungan:
□ Diabetes Melitus
□ Gaya hidup kurang gerak
□ Hipertensi
□ Kurang pengetahuan
tentang factor pemberat
(mis. Merokok, gaya hidup
monoton, trauma, obesitas,
asupan garam, imobilitas)
□ Kurang pengetahuan
tentang proses penyakit
(mis. Diabetes,
hiperlipidemia)
□ Merokok
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
10. Ketidakefektifan pola nafas Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. NIC
Batasan Karakteristik : jam diharapkan pola nafas pasien teratur Oxygen Therapy
□ Bradipnea dengan kriteria : □ Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea
□ Dispnea NOC : □ Pertahankan jalan nafas yang paten
□ Fase ekspirasi memanjang Respiratory status : Ventilation □ Siapkan peralatan oksigenasi
□ Ortopnea □ Respirasi dalam batas normal □ Monitor aliran oksigen
□ Penggunaan otot bantu (dewasa: 16-20x/menit) □ Monitor respirasi dan status O2
pernafasan □ Irama pernafasan teratur □ Pertahankan posisi pasien
□ Penggunaan posisi tiga titik □ Kedalaman pernafasan normal □ Monitor volume aliran oksigen dan jenis canul yang
□ Peningkatan diameter □ Suara perkusi dada normal (sonor) digunakan.
anterior-posterior □ Retraksi otot dada □ Monitor keefektifan terapi oksigen yang telah diberikan
□ Penurunan kapasitas vital □ Tidak terdapat orthopnea □ Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
□ Penurunan tekanan ekspirasi □ Taktil fremitus normal antara dada kiri □ Monitor tingkat kecemasan pasien yang kemungkinan
□ Penurunan tekanan inspirasi dan dada kanan diberikan terapi O2
□ Penurunan ventilasi semenit □ Ekspansi dada simetris
□ Pernafasan bibir □ Tidak terdapat akumulasi sputum
□ Pernafasan cuping hidung □ Tidak terdapat penggunaan otot bantu
□ Pernafasan ekskursi dada napas
□ Pola nafas abnormal (mis.,
irama, frekuensi,
kedalaman)
□ Takipnea
□ Trauma wajah □ Memilih makanan sesuai dengan □ Monitor hasil pemeriksaan ventilasi mekanik, catat
kemampuan menelan peningkatan tekanan inspirasi dan penurunan volume tidal
□ Memilih makanan dan cairan dengan □ Monitor peningkatan kelelahan, kecemasan dan kekurangan
konsistensi yang tepat udara pada pasien
□ Menggunakan cairan yang dipadatkan □ Catat perubahan pada saturasi O2, volume tidal akhir CO2,
jika dibutuhkan dan perubahan nilai analisa gas darah dengan tepat
□ Mempertahankan tubuh dalam posisi □ Monitor kemampuan batuk efektif pasien
tegak selama 30 menit setelah makan □ Catat onset, karakteristik, dan lamanya batuk
□ Monitor sekresi pernafasan pasien
□ Monitor secara ketat pasien-pasien yang berisiko tinggi
mengalami gangguan respirasi (misalnya, pasien dengan
terapi opioid, bayi baru lahir, pasien dengan ventilasi
mekanik, pasien dengan luka bakar di wajah dan dada,
gangguan neuromuskular)
Airway Management
□ Buka jalan napas dengan teknik chin lift atau jaw thrust,
sebagaimana mestinya
□ Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
□ Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk
memasukkan alat membuka jalan nafas
□ Masukkan alat nasopharingeal airway (NPA) atau
oropharingeal airway (OPA), sebagaimana mestinya
□ Lakukan fisioterapi dada sebagaimana mestinya
□ Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan
batuk atau menyedot lendir
□ Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar, dan
batuk
□ Intrusikan bagaiaman agar bisa melakukan batuk efektif
□ Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun
atau tidak ada dan adanya suara tambahan
□ Kelola pemberian bronkodilator sebagaimana mestinya
□ Posisikan untuk meringankan sesak nafas
□ Monitor status pernafasan dan oksigenasi, sebagaimana
mestinya
□ Glukosa darah dalam batas normal jenis dan jumlah obat yang dikonsumsi
(puasa: 55-110 mg/dl, 2 jam PP: 55- □ Buang obat yang sudah kadaluarsa, yang sudah
115 mg/dl, sewaktu: 70-115 mg/dl) diberhentikan atau yang mempunyai kontraindikasi obat
□ Tidak terjadi distensi perut □ Monitor respon terhadap perubahan pengobatan dengan cara
□ Tidak terdapat darah pada feses □ Pertimbangkan faktor-faktor yang dapat menghalangi pasien
□ Sel darah putih dalam batas normal untuk mengonsumsi obat yang diresepkan
□ Tidak ada muntah untuk meminimalkan jumlah dan frekuensi obat yang
□ Tingkat denyut nadi radial dalam batas □ Monitor pemeriksaan pembekuan darah/ koagulasi, termasuk
normal (60 – 100x / menit) protrombin time (PT), PTT, fibrinogen, degradasi fibirn, dan
□ Melakukan pemeriksaan mandiri sesuai □ Monitor tanda-tanda vital ibu sesuai dengan kebutuhan,
□ Menggunakan fasilitas kesehatan sesuai □ Tunda pemeriksaan serviks digital sampai lokasi plasenta
perubahan gaya hidup untuk kesehatan □ Lakukan atau bantu dengan pemeriksaan speculum untuk
melihat kehilangan darah dan status serviks
□ Monitor tanda dan gejala troboemboli □ Berikan produk-produk darah, dengan cara yang tepat
□ Monitor tanda dan gejala pendarahan □ Mulai tindakan-tindakan keamanan (misalnya, istirahat
tidur/ bed rest yang ketat dan posisi lateral)
□ Monitor tanda dan gejala atrial fibrilasi
□ Instruksikan pasien untuk melaporkan peningkatan
□ Monitor tanda dan gejala stroke
perdarahan vagina (misalnya, menyembur, pembekuan dan
□ Monitor tanda dan gejala transient
menetes) selama rawat inap
ischemic attack
□ Ajari pasien untuk membedakan antara perdarahan tua dan
□ Laporkan gejala komplikasi
segar
□ Memberitahukan kepada profesi
□ Instruksikan klien pada perubahan-perubahan gaya hidup
kesehatan tentang terapi antikoagulasi
untuk mengurangi kemungkinan perdarahan lebih lanjut,
□ Menggunakan strategi untuk mencegah
dengan cara yang tepat (misalnya, bantuan penghentian
pembekuan vena
merokok, pantangan seksual, istirahat di tempat tidur,
□ Menggunakan strategi untuk mencegah
manajemen konstipasi, manajemen nutrisi, dan peningkatan
perdarahan internal.
koping)
□ Berikan perencanaan pulang, termasuk rujukan untuk
perawatan di rumah
□ Jadwalkan tindak lanjut pengawasan janin antepartum
□ Diskusikan penggunaan system medis darurat untuk
transportasi, dengan cara yang tepat
NOC:
Shock Severity: Hypopholemic
□ MAP dalam batas normal (60-100)
□ Tidak terjadi penurunan tekanan sistolik
secara drastis
□ Tidak terjadi penurunan tekanan
diastolik secara drastis
□ Tidak terjadi peningkatan heart rate
secara drastis
□ CRT < 3 detik
□ Nadi teraba kuat
□ Tidak ada peningkatan RR secara
drastis
□ Tidak ada sianosis
□ Kadar PO2 dan PCO2 dalam batas
normal
□ Hematocrit dalam batas normal
□ Tidak terjadi penurunan kesadaran
NOC:
Shock Severity: Neurogenic
□ Tidak terjadi penurunan tekanan sistolik
secara drastis
□ Tidak terjadi penurunan tekanan
diastolik secara drastis
□ Nadi teraba kuat
□ Tidak ada perubahan RR secara drastis
□ Kadar PO2 dan PCO2 dalam batas
normal
□ Tidak terjadi penurunan kesadaran
□ Tidak terjadi penurunan suhu tubuh
NOC:
Shock Severity: Septic
□ Tidak terjadi penurunan tekanan sistolik
secara drastis
□ Tidak terjadi penurunan tekanan
diastolik secara drastis
□ Nadi teraba kuat
□ Tidak ada peningkatan RR secara
drastis
□ Tidak terjadi penurunan kesadaran
□ Tidak terjadi perubahan suhu tubuh
secara drastic
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
24. Risiko perilaku kekerasan terhadap Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. Pencegahan Bunuh Diri
diri sendiri jam diharapkan mampu mempertahankan □ Tentukan resiko bunuh diri yang ada dan tingkat resiko
Definisi : dengan kriteria : bunuh diri
Rentan melakukan perilaku yang NOC : □ Atasi dan tangani penyakit psikiatrik atau gejala-gejala
individu menunjukkan bahwa ia Menahan diri dari bunuh diri yang mungkin menempatkan pasienpada resiko bunuh diri
dapat membahayakan dirinya □ Mengekspresikan perasaan (misalnya gangguan alam perasaan, halusinasi,delusi,
sendiri secara fisik, emosional, □ Membina hubungan saling percaya panic, penyalahgunaan zat, berduka, gangguan
dan/atau seksual. dengan komunikasi terapeutik kepribadian, gangguan organic, krisis)
Faktor Risiko : □ Mengontrol diri dari kumpulan alat untuk □ Berikan pengobatan untuk mengatasi kecemasan, agitasi
□ Gangguan psikologis bunuh diri atau psikosis dan menstabilkan alam peraaan, dengan tepat
□ Ide bunuh diri □ Mengontrol diri dari menimbulkan □ Monitor efek samping pengobatan dan outcome yang di
□ Isolasi social cedera serius inginkan
□ Isyarat perilaku ( mis., □ Mengontrol diri dari menggunakan zat □ Instruksikan pasien melakukan strategi-strategikoping
menulis catatan cinta yang tanpa resep yang menggangu alam (misalnya latihan asertif, control terhadap impulse, dan
sedih menunjukkan pesan perasaan relaksasi progresif)
kemarahan pada orang □ Mengontrol diri dari percobaan bunuh □ Lakukan tindakan untuk mencegah individu
terdekat yang telah menolak diri membahayakan diri atau membunuh dirinya ( misalnya
dirinya, memberikan benda observasi ditingkatkan, memindahkan objek yang dapat
□ Menggunakan kelompok dukungan
pribadi kepada orang lain, digunakan untuk membahayakan/menyakiti dirinya
sosial dari keluarga,teman dll yang dapat
mengambil polis asuransi memotivasi px □ Berinteraksi dengan pasien dengan menggunakan interval
jiwa yang besar ) □ Menggunakan pelayanan kesehatan jiwa (waktu) teratur untuk menunjukkan kepedulian dan
□ Konflik hubungan yang tersedia keterbukaan dan untuk memberikan kesempatan pada
interpersonal pasien membicarakan perasaannya
□ Konflik orientasi seksual Kontrol diri terhadap impuls □ Gunakan pendekatan langsung, tidak menghakimi dalam
□ Kurang sumber personal ( □ Mengidentifikasi perilaku impulsif yang mendiskusikan mengenai (perilaki) bunuh diri
mis., pencapaian, wawasan, berbahaya □ Observasi, catat dan laporkan perubahan alam perasaan
afwk buruk dan tidak □ Mengetahui risiko yang ada di atau perilaku yang mungkin secara bermakna
terkendali ) lingkungan meningkatkan resiko bunuh diri
□ Masalah kesehatan fisik □ Menggunakan dukungan sosil yang ada □ Fasilitasi dukungan bagi pasien dari keluarga dan teman
□ Masalah kesehatan mental ( □ Mempertahankan kontrol diri tanpa temanya
mis., depresi, psikosis, pengawasan □ Libatkan keluarga dalam perencanaan pulang (misalnya
gangguan kepribadian, ajarkan penyakit/pengobatan, pengenalan peningkatan
penyalahgunaan obat ) Menahan Diri dari Kekerasan resiko bunuh diri, renca pasien untuk mengatasi pikiran
□ Masalah pekerjaan ( mis., □ Mengidentifikasi kapan (merasa) marah membahayakan/menyakiti diri)
menganggur, kehilangan/ □ Rujuk pasien pada penyedia layanan perawatan kesehatan
□ Mengidentifikasi kapan (merasa) frustasi
kegagalan pekerjaan yang mental untuk mengevaliuasi dan menangani ide dan
□ Mengidentifikasi tanda-tanda awal
sekarang ) perilaku bunuh diri
marah
□ Menjalani tindakan seksual
□ Memberikan konseling sesuai kebutuhan
autoerotik Latihan Kontrol Impuls
□ Mempertahankan pengendalian diri
□ Pekerjaan ( mis., eksekutif,
dengan distraksi atau relaksasi nafas □ Pilih strategi pemecahan masalah yang tepat sesuai dengan
administrator/ pemilik dalam tingkat perkembangan pasien dan fungsi kongnitif
bisnis, professional, □ Gunakan rencana modifikasi prilaku sesuai kebutuhan
pekerjaan semi terampil ) Tingkat Kecemasan untuk mendukung strategi pemecahan masalah yang sudah
□ Petunjuk verbal ( mis., □ Mendapatkan istirahat dengan tenang diajarkan
bicara tentang kematian, □ Perasaan gelisah berkurang □ Bantu pasien mengidentifikasi masalah atau situasi yang
“lebih baik bila tanpa saya”, □ Mengendalikan rasa panik membutuhkan tindakan yang menguras pikiran
mengajukan pertanyaan □ Tekanan darah sistolik dalam rentang □ Bantu pasien untuk memilih tindakan yang paling
tentang dosis obat normal (90-120 mmHg) menguntungkan
mematikan ) □ Tekanan darah diastolik normal (70-90 □ Bantu pasien untuk mengevaluasi hasil dari serangkaian
□ Pola kesulitan dalam mmHg) tindakan yang sudah dilakukan
keluarga ( mis., kekacauan □ Sediakan dukungan positif ( missal: pujian dan hadiah)
atau konflik, riwayat bunuh terhadap usaha yang berhasil
diri ) Koping □ Sediakan kesempatan bagi pasien untuk mempratikkan
□ Rencana bunuh diri □ Mengidentifikasi pola koping yang pemecahan masalah (bermain peran) dalam lingkungan
□ Riwayat upaya bunuh diri efektif yang terapeutik
berulang
□ Mendapatkan bantuan dari professional □ Dukung pasien untuk mempraktikkan pemecahan masalh
□ Status pernikahan ( mis.,
kesehatan dalam situasi social dan interpersonal di luar lingkungan
lajang, janda, cerai )
□ Melaporkan peningkatan kenyamanan terpeutik yang diikuti dengan evaluasi
□ Usia ≥45 tahun
psikologis Bantuan Kontrol Marah
□ Usia 15-19 tahun
□ Bangun rasa percaya dan hubungan yang dekat dan
Perilaku penghentian Penyalahgunaan Obat harmonis dengan pasien
teralang □ Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
□ Mengekspresikan keinginan untuk □ Monitor agresi yang di ekspresikan dengan cara tidak tepat
berhenti menggunakan obat teralang dan lakukan intervensi sebelum ( agresi ini ) diekspresikan
□ Mengekspresikan keyakinan untuk □ Berikan pendidikan mengenai metode untuk mengatur
mampu menghentikan penggunaan obt pengalaman emosi yang sangat kuat ( misalnya, latihan
terlarang asertif, teknik relaksasi, menulis jurnal, distraksi )
□ Menyingkirkan penggunaan obat yang □ Dukung penggunaan kolaborasi dalam rangka
berbahaya menyelesaikan masalah
□ Berikan obat – obatan oral, dengan cara yang tepat
Kesadaran diri □ Bantu pasien mengidentifikasi sumber dari kemarahan
□ Mengakui kemampuan fisik pribadi □ Dukung pasien untuk mengimplementasikan strategi
□ Mengenali kemampuan emosional mengontrol kemarahan dan dengan menggunakan ekspresi
pribadi kemarahan yang tepat
□ Mengenali keterbatasan pribadi secara Pengurangan Kecemasan
fisik □ Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
□ Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi yang akan
dirasakan yang mungkin dialami klien selama prosedur
□ Berikan informasi factual terkait diagnosis, perawatan dan
prognosis
□ Dorong keluarga untuk mendampingi klien
□ Dengarkan klien
□ Ciptakan rasa aman untuk meningkatkan kepercayaan
□ Identifikasi saat terjadi perubahan tingkat kecemasan
□ Berikan aktivitas pengganti yang bertujuan untuk
mengurangi tekanan
□ Bantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
□ Instruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
□ Atur penggunaan obat obatan untuk mengurangi
kecemasan
□ Kaji tanda verbal dan non verbal kecemasan
Peningkatan Koping
□ Bantu pasien dalam mengidentifikasi tujuan jangka pendek
dan jangka panjang yang tepat
□ Bantu pasien untuk menyelesaikan masalah dengan cara
yang konstruktif
□ Dukung psien untuk mengidentifikasikan deskripsi yang
realistic terhadap adanya perubahan dalam peran
□ Berikan penilaian mengenai permasalahan pasien terhadap
proses penyakit
□ Dukung sikap ( pasien ) teerkait dengan harapan yang
realistis sebagai upaya untuk mengatasi perasaan
ketidakberdayaan
□ Dukung kesabaran dalam mengembangkan suatu hubungan
□ Dukung aktivitas – aktivitas social dan komunitas ( agar
bisa dilakukan )
□ Dukung ( kemampuan dalam ) penerimaan terhadap
keterbatasan orang lain
□ Dukung keterlibatan keluarga, dengan cara yang tepat
□ Dukung keluarga untuk memverbalisasikan perasaan
mengenai sakitnya anggota keluarga
□ Berikan ketrampilan social yang tepat
□ Bantu pasien untuk mengklarifikasi kesalah pahaman
□ Dukung pasien utuk mengevaluasi perilakunya sendiri
Perawatan Penggunaan Zat Terlarang
□ Tingkatkan hubungan saling percaya dengan membuat
batasan yang jelas (misalnya memberikan dengan hati-hati
mengenai fakta yang jelas mengenai terjadinya disfungsi,
tetap berfokus pada ketergantungan dan penyalahgunaan zat
serta meningkatkan harapan)
□ Pertimbangkan adanya penyakit penyerta maupun adanya
penyakit jiwa atau kondisi medis menyertai yang membuat
adanya perubahan dalam hal perawatan
□ Bantu klien memahami penyakit sebagai yang berkaitan
dengan banyak faktor (misalnya faktor genetic, psikologis,
dan situasi-situasi tertentu
□ Berikan manajemen gejala selama periode detoksifikasi
□ Berikan obat-obatan sebagaimana diindikasikan (misalnya
disulfiram, acamprosate, methadone, naltrexone, nicotine,
patches atau permen karet atau buprenophine)
□ Bantu pasien dalam mengembangkan diri, mendorong
upaya positif dan motivasi
□ Dorong keluarga untuk berpartisipasi dalam upaya
pemulihan
□ Berikan rujukan
Peningkatan Kesadaran Diri
□ Dukung pasien untuk mengenal dan mendiskusikan pikiran
dan perasaannya
□ Bantu pasien untuk menyadari bahwa setiap orang adalah
unik
□ Bantu pasien untuk mengidentifikasi nilai yang
berkontribusi pada konsep diri
□ Bantu pasien untuk mengidentifikasi perasaan yang biasa
dirasakan mengenal dirinya
□ Bantu pasien untuk mengidentifikasi prioritas hidup
□ Bantu pasien untuk mengidentifikasi dampak dari penyakit
pada konsep diri
□ Bantu pasien untuk menerima ketergantungan pada orang
lain dengan tepat
□ Observasi ,mengenai status emosi pasien saat ini
□ Bantu pasien untuk mengidentifikasi sumber motivasi
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
No Diagnosa Keperawatan
(NOC) (NIC)
25. Resiko perilaku kekerasan terhadap Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x.. Behavior Management
orang lain. jam diharapkan pasien mampu menunjukan □ Berikan pasien tanggung jawab terhadap perilakunya
Faktor Risiko : prilaku yang adaptif (tidak membahayakan sendiri
□ Bahasa tubuh negative (mis., orang lain) dengan kriteria : □ Atur batasan bersama pasien
postur tubuh kaku, NOC : □ Batasi Rutinitas
mengepalkan jari atau Abusive Behavior Self-Restraint □ Tingkatkan Aktivitas fisik dengan cara yang tepat
mengunci rahang, □ Melakukan pengobatan yang diperlukan □ Batasi jumlah pemberi perawatan
hiperaktivitas, terburu-buru, □ Berpartisipasi dalam cara pengobatan yang □ Gunakan suara bicara yang lembut dan rendah
cara berdiri mengancam) diperlukan □ Jangan memojokkan pasien
□ Gangguan fungsi kognitif □ Mengidentifikasi perilaku kekerasan □ Alihkan perhatian ke sumber yang menyebabkan agitasi
□ Gangguan neurologis (mis., □ Mengidentifikasi factor yang berhubungan □ Hindari proyeksi dari gambaran yang dirasakan
elektroensefalogram [EEG] dengan perilaku kekerasan mengancam pasien
positif, trauma kepala, □ Tidak menunjukan perilaku frustasi □ Hindari mendebat pasien
gangguan kejang) □ Mengatakan harapan sesuai dengan tingkat □ Acuhkan perilaku yang tidak tepat
□ Gangguan psikosis perkembangan □ Berikan penghargaan apabila pasien dapat mengonntrol
□ Impulsif □ Menunjukan rasa harga diri diri
□ Intoksikasi patologis □ Menggunakan mekanisme koping □ Lakukan pengekangan pada tangan/kaki/dada. sesuai
□ Kejam pada hewan alternative untuk mengatasi stress dengan kebutuhan
□ Ketersediaan senjata □ Mampu mengontrol impulse
□ Komplikasi perinatal □ Menggunakan peran perilaku yang benar Anger Control Assistance
□ Komplikasi prenatal □ Menggunakan teknik perawatan yang □ Bangun rasa percaya dan hubungan yang dekat dan
□ Menyalakan api sesuai harmonis dengan pasien
□ Pelanggaran kendaraan □ Menahan diri dari perilaku kekerasan fisik □ Gunakan pedekatan yang tenang dan meyakinkan
bermotor □ Menahan diri dari perilaku kekerasan □ Batasi akses terhadap situasi yang membuat frustasi
□ Perilaku bunuh diri emosional sampai pasien dapat mengekspresikan kemarahan
□ Pola ancaman kekerasan (mis., □ Menahan diri dari perilaku kekerasan dengan cara yang adaptif
ancaman verbal terhadap seksual □ Dukung pasien untuk mencari bantuan dari staf
orang/masyarakat, ancaman □ Menahan diri dari pengabaian pemenuhan perrawat atau yang bertanggung jawab merawat pasien
social, sumpah serapah, kebutuhan dasar selama terjadinya penimgkatan ketegangan
membuat catatan/ surat □ Cegah menyakiti secara fisik jika marah diarahkan pada
ancaman, ancaman seksual) Aggression Self-Restrain diri atau orang lain (misalnya dengan menggunakan
□ Pola perilaku kekerasan □ Mengidentifikasi kapan (merasa) marah pengekangan dan memindahkan senjata yang
antisosial (mis., mencuri, □ Mengidentifikasi kapan (merasa) frustasi mematikan.
meminjam dengan paksa, □ Mengidentifikasi situasi yang dapat □ Berikan pendidikan mengenai metode untuk mengatur
memaksa meminta hak memicu permusuhan pengalaman emosi yang sangat kuat (misalnya latihan
istimewa, memaksa □ Mengidentifikasi tanggung jawab untuk asertif, teknik relaksasi, meneulis jurnal, distraksi)
mengganggu, menolak untuk memepertahankan kendali diri □ Gunakan kontrol ekternal (misalnya pengekangan fisik,
makan/minum obat □ Mengidentifikasi alternative untuk manual, waktu jeda, dan seklusi) sesuai kebutuhan
□ Pola perilaku kekerasan memaki/berteriak sebagai usaha terakhir untuk menenangkan pasien yang
terhadap orang lain (mis., □ Mengidentifikasi keterampilan resolusi mengekspresdikan marah dengan perilaku maladaptif
memukul/menendang/meludah konflik yang efektif □ Bantu pasien mengidentifikasi sumber masalah
i/mencakar orang lain, □ Mengekspresikan kebutuhan dengan cara □ Identifikasi konsekuensi dari kemarahan yang tidak
melempar objek, menggigit non-destruktif tepat
orang, menggigit seseorang, □ Menunjukan perasaan negative dengan □ Dukung pasien untuk mengimplementasikan srategi
percobaan perkosaan, cara tidak merusak mengontrol kemarahan dengan menggunakan ekspresi
pelecehan seksual, □ Menahan diri dari memaki/berteriak kemarahan yang tepat
mengencingi/membuang □ Mengindari merusak ruang personal orang
kotoran pada orang lain) lain. Security Enhancement
□ Riwayat melakukan kekerasan □ Menahan diri dari menyerang orang lain □ Sediakan lingkungan yang tidak mengancam
tak-langsung (mis., merobek □ Menahan diri dari membahayakan orang □ Tunjukkan ketenangan
objek di dinding, mengencingi lain □ Luangkan waktu bersama pasien
atau mengotori lantai dengan □ Menahan diri dari membahayakan □ Berada disisi pasien dan sediakan jaminan keamanan
feses, mengetuk-ngetuk kaki, binatang selama periode kecemasan
temper tantrum, melempar □ Menahan diri dari menghancurkan barang- □ Diskusikan perubahan-perubahan yang akan terjadi
objek, memecahkan jendela, barang (misalnya memindahkan pasien ke bangsal lain)
membanting pintu, agresif □ Mengendalikan rangsangan sebelum aktivitas ini dilakukan
seksual) □ Menggunakan aktivitas fisik untuk □ Tetap nyalakan lampu di malam hari sesuai dengan
□ Riwayat menyaksikan perilaku mengurangi energy yang terpendam. kebutuhan
kekerasan dalam keluarga □ Menggunakan teknik untuk □ Diskusikan situasi khusus atau individu yang
□ Riwayat penganiayaan pada mengendalikan amarah mengancam pasien atau keluarga
masa kanak-kanak □ Menggunakan teknik untuk mengontrol □ Jelaskan semua prosedur pada pasien atau keluarga
□ Riwayat penyalahgunaan zat frustasi □ Jawablah semua pertanyaan mengenai status kesehatan
□ Mematuhi perjanjian untuk membatasi dengan perilaku jujur
perilaku agresif □ Bantu pasien/ keluarga mengidentifikasikan faktor apa
□ Mempertahankan pengendalian diri tanpa yang meningkatkan rasa keamanan
supervise □ Bantu pasien mengidentifikasikan respon koping yang
Anger Self-Restraint biasanya.
□ Mengidentifikasi kapan [merasa] marah Physical Restraint
□ Mengidentifikasi kapan [merasa] frustasi □ Identifikasi pasien dan orang yang berarti bagi pasien
□ Mengidentifikasi tanda-tanda awal marah mengenai perilaku yang menyebabkan diperlukannya
□ Mengidentifikasi situasi yang dapat intervensi pengekangan.
memicu amarah □ Jelaskan prosedur, tujuan dan periode waktu intervensi
□ Membuat pendekatan dengan situasi yang pada pasien dan keluarga dalam Bahasa yang mudah
tak terduga dengan pikiran terbuka dipahami.
□ Mengidentifikasi alam perasaan marah □ Monitor respon pasien terhadap prosedur
□ Bertanggung jawab terhadap perilaku diri □ Berikan kenyamanan psikologis pada pasien sesuai
□ Menggunakan ketrampilan resolusi konflik kebutuhan
yang efektif □ Monitor warna, suhu dan sensasi secara berkala pada
□ Mengekspresikan kebutuhan dengan cara ekstremitas yang diikat.
yang konstruktif □ Atur posisi pasien untuk memfasilitasi kenyamanan dan
□ Mencurahkan perasaan negative dengan mencegah aspirasi serta kulit lecet.
cara yang tidak mengancam □ Berikan kesempatan untuk melakukan pergerakan
□ Memantau manifestasi perilaku dari ekstremitas pada pasien
kemarahan □ Bantu perubahan posisi tubuh secara teratur
□ Memantau manifestasi fisik dari □ Sediakan alat pemanggil bantuan (mis., bel atau lampu
kemarahan panggilan)
□ Menggunakan aktivitas fisik untuk □ Evaluasi penggunaan intervasi yang teratur, terkait dengan
mengurangi rasa marah yang tertahan kebutuhan pasien untuk melanjutkan intervensi
□ Menahan diri dari kebimbanagn antara pengekangan
menunjukan kemarahan secara lemas □ Libatkan pasien jika sesuai, dalam pengambilan keputusan
kendali dengan pasif untuk merubah bentuk intervensi pengekangan
□ Menghindari diri dari memaksakan nilai- □ Lepaskan pengekangan secara bertahap
nilai pribadi kepada orang lain. □ Monitor respon pasien untuk melepaskan pengekangan
□ Membagi perasaan marah dengan orang □ Implementasikan alternative untuk mengekang sesuai
lain secara baik kebutuhan
□ Menggunakan strategi untuk □ Ajari keluarga mengenai resiko dan keuntungan
mengendalikan amarah pengekangan dan pengurangan pengekangan
□ Menggunakan strategi untuk
mengendalikan frustasi
□ Menggunakan konseling sesuai kebutuhan
□ Mempertahankan pengendalian diri tanpa
supervise
Abuse Cessation
□ Bukti bahwa kekerasan fisik telah
diberhentikan
□ Bukti bahwa kekerasan emosi telah
diberhentikan
□ Bukti bahwa kekerasan seksual telah
diberhentikan