Skripsi
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
NURI HANDAYANI
F1206110
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
1
2
3
MOTTO
“Kerjakan segala sesuatu dengan cinta dan hati yang ikhlas, niscaya ALLAH
SWT akan memberimu kenikmatan dan keberhasilan tanpa kau sangka
sebelumnya” (AA Gym)
”Inilah hidupku, Inilah cintaku, Inilah caraku, Inilah pilihanku dan Inilah aku.
Karena ini aku bertahan, Jalanilah jalan hidupmu”
”Hidup adalah perbuatan baik atau buruknya hanyalah sebuah pilihan. Bukan
cari siapa yang salah tapi apa masalahnya, berjuanglah dengan hati walau berat
pasti akan tercapai”
”Cinta itu bukan benda, tetapi semacam cita-cita hidup, sebab hidup tanpa cita-
cita tak mempunyai arti, sedangkan cita-cita tanpa diikuti cinta niscaya akan
mati” (Mahatma Gandhi)
4
PERSEMBAHAN
Sarwanto”
5
KATA PENGANTAR
terhingga kepada Alloh SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya,
kesulitan. Namun berkat bantuan, dorongan, pengarahan serta doa dari berbagai
pihak, maka penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan
ini pula dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, AK, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
6
4. Bambang Hadinugroho, SE., MSi. , selaku Pembimbing Skripsi yang telah
5. Prof. Dr. Hartono, MS., selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah
6. Ucapan terima kasih yang tiada akhir penulis sampaikan buat kedua orang
tua aku. Berkat doa dan kasih sayang mereka lah yang selalu membangkitkan
semangat penulis.
8. Buat Uti dan Kakung aku, terima kasih atas do’a dan kasih sayangnya buat
cucu mu.
9. Buat sahabatku Ida dan Ika, terima kasih buat bantuan, support dan doanya
selama ini.
10. Buat kelompok ku magang (Nova dan Taufan) makasih dan semoga ilmu
yang kita dapat di perusahaan tempat kita magang dapat kita manfaatkan saat
11. Buat temen-temen yang sudah datang saat aku pendadaran (ida, nova, dian,
sandra, lala, herin, ayu, rina, nina, ade, ika, rita, nita, endah, yudha,
hermawan, wawan, yanuar, rian, nando, aqbar, refi, deni agung, taufan,
7
12. Buat temen-temen non reguler manajemen 2006, terima kasih buat bantuannya
selama ini dan semoga setelah lulus kita tetap dapat berteman dan bersahabat
sampai kapanpun.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
saran dan kritik yang membangun senantiasa penulis harapkan. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri, pembaca dan bagi pengembangan
ilmu pengetahuan.
Penulis
8
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
ABSTRAK .............................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iv
DAFTAR ISI........................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN
9
2. Komponen Laporan Keuangan .................................... 7
Informasi ...................................................................... 10
G. Kerangka Pemikiran........................................................... 29
H. Hipotesis............................................................................. 31
A. Desain Penelitian................................................................ 32
3. Pengujian Hipotesis...................................................... 42
10
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
C. Deskriptif Data................................................................... 51
E. Pengujian Hipotesis............................................................ 59
F. Pembahasan........................................................................ 62
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 65
B. Keterbatasan....................................................................... 66
C. Saran................................................................................... 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
11
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
14. IV.11: Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Metode Z-Score .............. 60
15. IV.12: Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Metode Zavgren .............. 61
12
16. IV.13: Uji Maan-Whitney Test Zavgren dan Z-Score ..................... 61
13
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
14
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
9. Lampiran 9 : Descriptive
15
ABSTRACT
Nuri Handayani
F1206110
The purpose of the research is: firstly, giving an empirical data of Z-Score
Altman model that can be used to predict the potency of financial loss. Secondly,
giving an empirical data of Logit Zavgren that can be also used to predict the
potency of financial loss. In addition, thirdly, whether exist or not the comparison
of Z-Score Altman model and Logit Zavgren model in predicting the potency of
financial loss.
This research uses the population number of manufacturing business at all
which are registered in Indonesian Stock Exchange during the period of 2004 to
2007. It takes a sample and done by method of purposive sampling and it finally
results the samples as many as 30 companies. Then it is transformed and the
sample is trimmed to be 27 companies. It successfully gets the financial data taken
from Indonesian Capital Market Directory during 2006 to 2008.
To analyze data, it can use the program of SPSS for Windows the version
of 15.0. Then to test the first and the second hypothesis, it can also use analytic
instrument of Two Related Sample Wilcoxon Signed Ranks Test, meanwhile to
test the third hypothesis, it can use the analytic instrument of Two Independent
Sample Mann-Whitney Test.
The result of research proves that Z-Score Altman model can be used to
predict the potency of financial loss. The Logit Zavgren Model can be used to
predict the potency of financial loss. However, there is difference between Z-
Score Altman model and Logit Zavgren model in predicting the potency of loss
financial.
16
BAB I
PENDAHULUAN
sumber daya seefisien dan seefektif mungkin sehingga bisa berguna untuk
harus dibuat oleh pihak manajemen secara teratur. Laporan keuangan pada
ekonomi yang lemah saja, tetapi karena utang swasta luar negeri yang telah
mencapai jumlah yang cukup besar. Krisis yang berkepanjangan ini adalah
krisis merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, akibat adanya
17
spekulasi dan jatuh temponya utang swasta luar negeri dalam jumlah yang
ditambah lagi dengan banyak terjadi bencana alam yang mengakibatkan nilai
yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah
perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai pada waktu lampau dan
diwaktu yang sedang berjalan. Selain itu dengan melakukan analisis keuangan
18
dari yang menggunakannya dan tujuan penggunaannya. Salah satu kegunaan
perusahaan yang kemudian sampel tersebut dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu
Zavgren menggunakan model ini pada 45 perusahaan yang bangkrut dan tidak
bangkrut. Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Zavgren, model ini
itu model Zavgren dipilih karena analisis ini lebih mudah digunakan
perusahaan yang cukup akurat. Penelitian ini ingin menguji kembali hasil
19
BEI. Dasar penentuan adalah sektor manufaktur karena formula Altman paling
manufaktur.
B. Perumusan Masalah
3. Apakah ada perbedaan antara model Z-score Altman dan model logit
20
C. Batasan Masalah
pada :
D. Tujuan Penelitian
2005.
21
E. Manfaat Penelitian
diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan atau referensi yang mungkin
pemberian hutang.
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
1. Laporan Keuangan
sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu
a. Neraca
23
pembukuan ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun
sheet.
b. Laporan Laba/Rugi
24
e. Catatan atas Laporan Keuangan
dari jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan arus
menghasilkan kas (dan setara kas) dan waktu serta kepastian dari hasil
keputusan.
25
4. Pemakai Laporan Keuangan dan Kebutuhan Informasi
kepada perusahaan.
mencari peluang sumber alternatif atau dasar yang lebih luas untuk
supplay barang.
26
B. Analisa Rasio Keuangan
keuangan yang lebih rinci mungkin akan berguna dan untuk keputusan lain
a. Rasio Likuiditas
pendek.
27
b. Rasio Leverage
dibubarkan.
c. Rasio Aktivitas
d. Rasio Profitabilitas
1. Pengertian Kebangkrutan
28
lebih kecil dari biaya modal atau nilai sekarang dari arus kas
jatuh tempo. Insolvensi teknis terjadi bila arus kas tidak cukup
negatif dalam neraca konvensional atau nilai sekarang dari arus kas
29
para Investor pasti tidak menginginkan kerugian akibat mereka salah
a. Faktor Umum
a) Sektor Ekonomi
b) Sektor Sosial
30
cara perusahaan berhubungan dengan karyawan faktor lain yang
masyarakat.
c) Sektor Teknologi
tidak profesional.
d) Sektor Pemerintah
dan lain-lain.
a) Sektor Pelanggan
berpaling ke pesaing.
31
b) Sektor Pemasok
c) Sektor Pesaing
keputusan dan kebijaksanaan yang tidak tepat dimasa yang lalu dan
diperlukan.
yang pada akhirnya tidak bisa dibayar oleh para pelanggan pada
waktunya.
32
pengalaman, ketrampilan, sikap adaptif dan inisiatif dari
diantaranya:
3) Struktur biaya.
melampaui batas.
33
suatu variabel tunggal dapat digunakan sebagai prediktive purpose. Model
univariet yang dipaparkan oleh Wille Beaver ini telah menghasilkan ketepatan
model ini tidak menghasilkan sebuah pengukuran dari risiko yang relevan.
dari probabilitas risiko. Hasil dari model ini menunjukkan bahwa risiko
perusahaan yang kemudian sampel tersebut dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu
34
analisis diskriminan. Analisis diskriminan pada dasarnya merupakan teknik
satu dari beberapa kategori yang telah ditetapkan terlebih dahulu berdasarkan
Metode ini dikenal dengan Z-Score Altman, Z-Score adalah skor yang
berikut:
Jika perusahaan tidak go public, maka nilai pasar tidak bisa dihitung. Altman
dengan menggantikan nilai pasar menjadi nilai buku. Koefisien model yang
sudah direvisi, yang dapat diterapkan pada perusahaan yang go public adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
35
X2 : Rasio laba ditahan terhadap total aktiva
aktiva tetap dan aktiva lain-lain. Rasio X1 pada dasarnya merupakan salah
Laba ditahan merupakan jumlah atau bagian dari laba yang tidak
Laba sebelum bunga dan pajak merupakan laba yang dihasilkan oleh
perusahaan, yang diperoleh dari laba kotor dikurangi total biaya yang
36
digunakan oleh perusahaan namun belum dikurangi dengan beban bunga
Modal yang dimaksud adalah gabungan nilai pasar dari modal dan
periode. Rasio ini dapat pula dikatakan sebagai rasio yang mengukur
menghasilkan revenue.
Dari hasil analisa dengan metode Altman, akan diperoleh nilai Z-Score
yang dibagi dalam tiga tingkatan atau kategori, yaitu sebagai berikut:
Tabel II.1
Kategori Nilai
37
Dalam penentuan model kebangkrutan melalui analisis laporan
mengalami kebangkrutan.
Tabel II.2
investor dan kreditor akan menarik uangnya lebih cepat yang bisa
38
E. Analisis Model Logit Zavgren
valid, model ini dapat diinterpretasikan sebagai sebuah tipe analisis regresi
bangkrut dan tidak bangkrut yang dapat menghasilkan nilai 0 dan 1, lebih
probabilitas sebesar 50%, model ini mempunyai tingkat akurasi sebesar 82%
beradaptasi dengan sampel yang baik, misalnya tidak perlu untuk beradaptasi
1998).
diskriminan dan analsis logit banyak digunakan karena dua alasan, yaitu: 1)
39
berikutnya dan 2) analisis ini lebih mudah digunakan dalam memprediksi
dikalikan dengan koefisien khusus, ketiga nilai atau hasil yang diperoleh
1
Pi = ........................................ .................(3)
1+ ey
Sedangkan e adalah bilangan alam yang bernilai 2,1828. Nilai probalitas yang
Keterangan :
40
ROI = Laba Operasi Bersih / (Total Aktiva – Hutang Lancar)
Lancar)
dihasilkan mendekati 1/1 atau 100%. Disamping itu variabel y dengan nilai
a. Persediaan / Penjualan
persediaan akan menurun, karena itu risiko likuiditas jangka pendek dan
b. Piutang / Persediaan
meningkat.
41
c. Kas / Total Aktiva
kesulitan keuangan.
membayar hutang. Selain itu kapasitas harta lancar juga tinggi. Dengan
atas harga pokok penjualan dan beban operasi atau laba lainnya, laba dari
kerugian luar biasa. Serta pajak penghasilan. Rasio ROI yang tinggi
untuk memutar aset menjadi penjualan dengan cepat (sehingga cepat pula
42
F. Penelitian Terdahulu
kesulitan keuangan apabila salah satu kejadian berikut terjadi : (1) Mengalami
untuk memprediksi kegagalan keuangan adalah (1) Cash Flow/Total Debt (2)
Net Income / Total Asset (3) Total Debt / Total Asset. Hasil penelitian juga
bahwa : (1) Kegagalan suatu perusahaan karena kasnya tidak memenuhi dan
piutang terlalu besar, namun bila piutang dan kas ditambah bersama-sama,
keduanya merupakan quick assets dan current assets, perbedaannya tidak jelas
antara perusahaan yang gagal dengan perusahaan yang sukses, dan (2)
memenuhi kebutuhan.
43
Altman pada tahun 1968 di New York memprediksi kebangkrutan
dibagi lagi menjadi 2 bagian yaitu 33 bangkrut dan 33 tidak bangkrut. Altman
aset tertentu dengan probabilitas sebesar 50%, model ini mempunyai tingkat
misalnya tidak perlu beradaptasi dengan sampel yang baik, misalnya tidak
konstanta tertentu
44
menggunakan analisis z skor tidak berpengaruh terhadap harga saham
(Model logit) Pada Perusahaan Food And Beverages. Hasilnya adalah kedua
model yaitu model Altman dan Zavgren dapat digunakan untuk memprediksi
kebangkrutan perusahaan.
G. Kerangka Pemikiran
Score Altman dan model Logit Zavgren bermanfaat secara objektif untuk
45
menguji kemampuan Z-Score Altman dan Model Logit Zavgren dalam
Laporan Keuangan
Analisis Z-Score :
· Modal Kerja / Total Aktiva
· Laba ditahan / Total Aktiva
· Laba Sebelum Bunga dan Pajak / Total Aktiva
· Nilai Pasar Modal Sendiri / Nilai Buku Hutang
· Penjualan / Total Aktiva
Analisis Logit :
· Persediaan / Penjualan
· Piutang / Persediaan
· Kas / Total Aktiva
· Aktiva Lancar / Hutang Lancar
· Laba Operasi Bersih / (Total Aktiva – Hutang Lancar)
· Hutang Jangka Panjang/ (Total Aktiva – Hutang Lancar)
· Penjualan / (Modal Kerja + Aktiva Tetap)
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
ada dalam model Z-Score Altman dan model logit Zavgren, yang dari hasil
46
kedua model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi apakah perusahaan
H. Hipotesis
H 3 = Ada perbedaan antara model Z-score Altman dan model logit Zavgren
47
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
peneliti untuk diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
anggota melalui proses seleksi dari populasi . Sampel yang digunakan dalam
48
untuk perusahaan manufaktur yang masuk dalam salah satu kriteria delisting.
2004.
penelitian.
4. Untuk sampel perusahaan rugi diambil dari salah satu kriteria delisting
berikut:
49
Tabel III.1
periode 2004-2007.
2004-2007.
2007.
2007.
2007.
50
c) Memiliki data lengkap.
2007.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa
Capital Market Directory) yang terdapat di pojok BEI, yang disusun secara
periodik dari tahun 2004-2007. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah :
1. Dokumentasi
keuangan.
2. Studi Pustaka
literatur.
51
D. Definisi Operasional Variabel
Laba ditahan merupakan junlah atau bagian dari laba yang tidak
ditahan.
Laba sebelum bunga dan pajak merupakan laba yang dihasilkan oleh
perusahaan, yang diperoleh dari laba kotor dikurangi total biaya yang
52
bunga dan pajak. Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam
Modal yang dimaksud adalah gabungan nilai pasar dari modal dan
sendiri.
periode. Rasio ini dapat pula dikatakan sebagai rasio yang mengukur
menghasilkan revenue.
a. Persediaan / Penjualan
b. Piutang / Persediaan
53
itu resiko likuiditas jangka pendek dan profitabilitas kesulitan
keuangan meningkat.
kesulitan keuangan.
membayar hutang. Selain itu kapasitas harta lancar juga tinggi. Dengan
pendapatan atas harga pokok penjualan dan beban operasi atau laba
keuangan.
54
g. Penjualan / (Modal Kerja + Aktiva Tetap)
analisis diskriptif dari metode Altman dan metode Zavgren. Analisis ini
manufaktur di BEI pada tahun 2004 dan 2005 dengan menggunakan rasio-
Keterangan:
55
X2 : Rasio laba ditahan terhadap total aktiva
adalah :
1
oleh Zavgren yang dirumuskan Pi = .................................(3)
1+ ey
56
c. Setelah didapatkan hasil dari model logit diatas, maka data yang
ada di uji lagi dengan statistik karena model logit tidak mempunyai
titik cutt off untuk mendapatkan tingkat kepastian yang tinggi, alat
å ( xI - x ) 2
SD = ........................................................... (4)
n -1
Keterangan;
X 1 = data ke 1
X = rata-rata industri
n = jumlah Sampel
sd sd
x - ta < m < x + ta ................................................ (5)
2 n 2 n
57
normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik kolmogorou-
sebesar 5%. Apabila p-value > nilai signifikansi, maka data terdistribusi
3. Pengujian Hipotesis
normal, karena itu metode ini sering juga dinamakan uji distribusi
b. Metode statistik non parametik dapat dipakai untuk level data seperti
58
a. Untuk menguji hipotesis pertama dan kedua, untuk menguji apakah
2005, uji yang digunakan adalah uji Two Related Sample Test, yaitu uji
(Penerbit Andi, 2004). Pada uji Two Related Sample Test akan
a) Menentukan hipotesis :
2005.
59
kerugian pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada
tahun 2004 dan 2005, uji yang digunakan adalah uji Two Independent
grup kasus dalam 1 variabel (penerbit Andi, 2004). Pada uji Two
Test.
a) Menentukan hipotesis :
60
BAB IV
sebagai sampel. Proses pemilihan sampel dapat dilihat pada Tabel IV.1 dan
daftar nama perusahaan manufaktur yang terpilih disajikan dalam Tabel IV.2.
TABEL IV.1
PROSES PEMILIHAN SAMPEL
61
TABEL IV.2
DAFTAR PERUSAHAAN YANG TERPILIH
PERUSAHAAN
RUGI TIDAK RUGI
1) PT. Ades Water Indonesia Tbk 16) PT. Multi Bintang Indonesia Tbk
2) PT. Sierad Produce Tbk 17) PT. Fast Food Indonesia Tbk
3) PT. Eratex Djaja Limited Tbk 18) PT. Panasia Indosyntec Tbk
4) PT. Tifico Tbk 19) PT. Roda Vivatex Tbk
5) PT. Evershine Textile Industry Tbk 20) PT Ricky Putra Globalindo Tbk
6) PT. Hanson International Tbk 21) PT. Sepatu Bata Tbk
7) PT. Surya Intrindo Makmur Tbk 22) PT. Pan Brothers Tbk
8) PT. Daya Sakti Unggul Corporation Tbk 23) PT. Tirta Mahakam Resource Tbk
9) PT. Eterindo Wahanatama Tbk 24) AKR. Corporindo
10) PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk 25) PT. Sorini Corporation Tbk
11) PT. Asiaplast Industries Tbk 26) PT. Kageo Igar Jaya Tbk
12) PT. Fatrapolindo Nusa Industri Tbk 27) PT Siwani Makmur Tbk
13) PT. Resource Alam Indonesia Tbk 28) PT. Ekadharma Internasional Tbk
14) PT. Mulia Industrindo Tbk 29) PT. Arwana Citramulia Tbk
15) Multi Prima Sejahtera Tbk 30) PT. Astra Otoparts Tbk
Sumber : Indonesian Capital Market Directory 2006 dan 2008
B. Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian statistik, data mentah yang diperoleh
dihitung dengan menggunakan rumus yang telah ditentukan. Masing-masing
sampel perusahaan manufaktur yang terpilih dihitung nilainya berdasarkan
skor atau nilai yang diperoleh untuk menentukan kriteria tingkat kesehatan
(potensi kerugian) dengan metode Z-Score Altman maupun metode Zavgren.
Kriteria-kriterianya adalah sebagai berikut :
1. Metode Z-SCORE ALTMAN
Dalam metode Z-SCORE ALTMAN, penghitungan skor/nilai yang
diperoleh menentukan kriteria tingkat kesehatan (potensi kerugian) dengan
ketentuan sebagai berikut :
a. Perusahaan dinilai sehat jika memiliki nilai Z di atas 2,90.
62
b. Perusahaan dinilai berada di daerah grey area jika memiliki nilai Z di
antara 1,20 - 2,90.
c. Perusahaan dinilai bangkrut jika memiliki nilai Z di bawah 1,20.
2. Metode ZAVGREN
Tahapan analisis data yang dilakukan oleh penulis untuk menentukan
kondisi keuangan perusahaan dengan model Zavgren adalah :
d. Menghitung rasio-rasio keuangan dalam model logit Zavgren.
e. Melakukan perhitungan dengan model logit yang dikemukakan oleh
1
Zavgren yang dirumuskan Pi = ...............................................(3)
1+ ey
f. Setelah didapatkan hasil dari model logit diatas, maka data yang ada di
uji lagi dengan statistik karena model logit tidak mempunyai titik cutt
off untuk mendapatkan tingkat kepastian yang tinggi, alat statistik
yang digunakan adalah sebagai berikut:
c) Standar deviasi ( untuk n Tsv 1≤ 30)
å ( xI - x ) 2
SD = ...........................................................(4)
n -1
Keterangan;
X 1 = data ke 1
X = rata-rata industri
n = jumlah Sampel
d) Rentang interval, dengan keyakinan 95% ( a = 0,05 )
sd sd
x - ta < m < x + ta ................................................. (5)
2 n 2 n
63
skor diantara kedua batas rentang interval masuk dalam kategori
rawan atau kritis terhadap kesulitan yang mengarah pada kesulitan.
Untuk membandingkan variabel kualitatif dari metode Z-Score
Altman dengan metode Zavgren akan digunakan variabel dummy dengan
kriteria sebagai berikut :
1. Untuk metode Z-SCORE ALTMAN, perusahaan manufaktur yang
dinilai sehat diberi angka 1, dan perusahaan manufaktur yang dinilai
bangkrut dan berada di grey area diberi angka 0.
2. Untuk metode ZAVGREN, perusahaan manufaktur yang dinilai sehat
dan cukup sehat diberi angka 1, dan perusahaan manufaktur yang
dinilai tidak sehat dan kurang sehat diberi angka 0.
Dalam penentuan tingkat kesehatan model Z-Score Altman dilakukan
dengan beberapa tahap, untuk menentukan keadaan perusahaan ditentukan
dengan titik cut off, untuk perusahaan yang tidak rugi diatas 2,90, untuk
perusahaan grey area antara 1,20 sampai 2,90, dan yang rugi dibawah 1,20.
Sedangkan penentuan tingkat kesehatan model logit Zavgren ditentukan
dengan rentang interval pada model logit pada tahun 2004 dan 2005. Untuk
tahun 2004 batas atas rentang interval sebesar 2,47581103 dan batas bawah
rentang interval sebesar -1,6605313. Sedangkan untuk tahun 2005 batas atas
rentang interval sebesar 2,57196585 dan batas bawah rentang interval sebesar
-1,881593. Untuk perusahaan yang tidak rugi berada diatas batas atas rentang
interval, untuk perusahaan yang grey area berada diantara batas atas rentang
interval dan batas bawah rentang interval, sedangkan untuk perusahaan yang
rugi berada di bawah batas bawah rentang interval.
Kriteria tingkat kesehatan (potensi kerugian) dari sampel perusahaan
manufaktur yang terpilih yang telah dihitung berdasarkan skor/nilai dari
masing-masing metode disajikan dalam Tabel IV.3 dan Tabel IV.4.
64
TABEL IV.3
KRITERIA TINGKAT KESEHATAN (POTENSI KERUGIAN)
PERUSAHAAN DENGAN METODE Z-SCORE ALTMAN
65
TABEL IV.4
KRITERIA TINGKAT KESEHATAN (POTENSI KERUGIAN)
PERUSAHAAN DENGAN METODE ZAVGREN
66
C. Deskriptif Data
keuangan dan skor baik dengan metode Z-SCORE ALTMAN maupun metode
ZAVGREN. Hasil deskriptif statistik dapat disajikan pada Tabel IV.5 Tabel
TABEL IV.5
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF
SKOR METODE Z-SCORE ALTMAN dan METODE ZAVGREN
Descriptive Statistics
Dari Tabel IV.5 dapat diketahui bahwa nilai rata-rata Zscore tahun
2004 sebesar 1,41135933. Nilai Z-Score terkecil tahun 2004 dicapai oleh PT.
Polysindo Eka Perkasa Tbk sebesar -4,38704. Nilai Z-Score terbesar tahun
2004 dicapai PT. Fast Food Indonesia Tbk oleh sebesar 4,35573.
terkecil tahun 2005 dicapai oleh PT. Ades Water Indonesia Tbk sebesar -
2,90993. Nilai Z-Score terbesar tahun 2005 dicapai oleh PT. Fast Food
67
Sedangkan untuk nilai rata-rata Zavgren tahun 2004 sebesar -
4,8505059. Nilai Zavgren terkecil pada tahun 2004 dicapai oleh PT. Mulia
Industrindo Tbk sebesar -161,675. Nilai Zavgren terbesar pada tahun 2004
terkecil pada tahun 2005 dicapai oleh PT. Eterindo Wahanatama Tbk sebesar -
178,779. Nilai Zavgren terbesar pada tahun 2005 dicapai oleh PT. Kageo Igor
TABEL IV.6
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF
RASIO KEUANGAN dengan METODE Z-SCORE ALTMAN
Descriptive Statistics
Score dapat diketahui bahwa rata-rata untuk X1 tahun 2004 sebesar 0,0154181.
Nilai terkecil X1 tahun 2004 dicapai oleh PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk
sebesar -2,43954. Nilai terbesar X1 tahun 2004 dicapai oleh PT. Ekadharma
68
Rata-rata untuk X1 tahun 2005 sebesar -0,296963. Nilai terkecil X1
tahun 2005 dicapai oleh PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk sebesar -1.71890.
Nilai terbesar X1 tahun 2005 dicapai oleh PT. Ekadharma internasional Tbk
sebesar 0,50270.
tahun 2004 dicapai oleh PT Polysindo Eka Perkasa Tbk sebesar -1,99081.
Nilai terbesar X1 tahun 2004 dicapai oleh PT Sepatu Bata Tbk sebesar
0,59620.
tahun 2005 dicapai oleh PT. Sierad produce Tbk sebesar -2,14044. Nilai
terbesar X2 tahun 2005 dicapai oleh PT. Sepatu Bata Tbk sebesar 0,52664.
tahun 2004 dicapai oleh PT. Ades Water Indonesia Tbk sebesar -1,26183.
Nilai terbesar X3 tahun 2004 dicapai oleh PT. Mulia Bintang Indonesia Tbk
sebesar 0,23562.
tahun 2005 dicapai oleh PT. Ades Water Indonesia Tbk sebesar -0,55996.
Nilai terbesar X3 tahun 2005 dicapai oleh PT. Arwana Citramulia Tbk
sebesar0,22348.
tahun 2004 dicapai oleh PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk sebesar -0,62319.
Nilai terbesar X4 tahun 2004 dicapai oleh PT. Roda Vivatex Tbk sebesar
5,72245.
69
Rata-rata untuk X4 tahun 2005 sebesar 1,0967170. Nilai terkecil X4
tahun 2005 dicapai oleh PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk sebesar -0,49704.
Nilai terbesar X4 tahun 2005 dicapai oleh PT. Roda Vivatex Tbk sebesar
3,36679.
tahun 2004 dicapai oleh PT. Eterindo Wahanatama Tbk sebesar 0,21833. Nilai
terbesar X5 tahun 2004 dicapai oleh PT. Fast Food Indonesia Tbk sebesar
2,76232.
tahun 2005 dicapai oleh PT. Multi Prima Sejahtera Tbk sebesar 0,37015. Nilai
terbesar X5 tahun 2005 dicapai oleh PT. Pan Brothers Tbk sebesar 2,82280.
TABEL IV.7
HASIL ANALISIS DESKRIPTIF
RASIO KEUANGAN dengan METODE ZAVGREN
Descriptive Statistics
70
Dari tabel analisis deskriptif Rasio Keuangan dengan metode Zavgren
dapat diketahui bahwa rata-rata untuk rasio inventori tahun 2004 sebesar
0,1920965. Nilai terkecil rasio inventori tahun 2004 dicapai oleh PT. Fast
Food Indonesia Tbk sebesar 0,03176. Nilai terbesar rasio inventori tahun 2004
rasio inventori tahun 2005 dicapai oleh PT. Eterindo Wahanatama Tbk sebesar
0,00105. Nilai terbesar rasio inventori tahun 2005 dicapai oleh PT. Evershine
rasio receivable tahun 2004 dicapai oleh PT. Fast Food Indonesia Tbk sebesar
0,08412. Nilai terbesar rasio receivable tahun 2004 dicapai oleh PT. Eterindo
rasio receivable tahun 2005 dicapai oleh PT. Fast Food Indonesia Tbk sebesar
0,08575. Nilai terbesar rasio receivable tahun 2005 dicapai oleh PT. Eterindo
terkecil rasio proporsi tahun 2004 dicapai oleh PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk
sebesar 0,00159. Nilai terbesar rasio proporsi tahun 2004 dicapai oleh PT. Fast
rasio proporsi tahun 2005 dicapai oleh PT. Multi Prima Sejahtera Tbk sebesar
71
0,00019. Nilai terbesar rasio proporsi tahun 2005 dicapai oleh PT. Fast Food
Rata-rata rasio cepat tahun 2004 sebesar 1,5403184. Nilai terkecil rasio
cepat tahun 2004 dicapai oleh PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk sebesar
0,05380. Nilai terbesar rasio cepat tahun 2004 dicapai oleh PT. Ekadharma
Rata-rata rasio cepat tahun 2005 sebesar 1,2835823. Nilai terkecil rasio
cepat tahun 2005 dicapai oleh PT. Polysindo Eka Perkasa Tbk sebesar
0,08613. Nilai terbesar rasio cepat tahun 2005 dicapai oleh PT. Siwani
Rata-rata rasio ROI tahun 2004 sebesar 0,0827126. Nilai terkecil rasio
ROI tahun 2004 dicapai oleh PT. Ades Water Indonesia Tbk sebesar -1,51033.
Nilai terbesar rasio ROI tahun 2004 dicapai oleh PT. Mulia Industrindo Tbk
sebesar 1,46605.
Rata-rata rasio ROI tahun 2005 sebesar 0,1338242. Nilai terkecil rasio
ROI tahun 2005 dicapai oleh PT. Fatrapolindo Nusa Industri Tbk sebesar -
0,26907. Nilai terbesar rasio ROI tahun 2005 dicapai oleh PT. Ades Water
rasio hutang tahun 2004 dicapai oleh PT. Polysindo Wahanatama Tbk sebesar
-0,04789. Nilai terbesar rasio hutang tahun 2004 dicapai oleh PT. Mulia
72
Rata-rata rasio hutang tahun 2005 sebesar 0,1467727. Nilai terkecil
rasio hutang tahun 2005 dicapai oleh PT. Mulia Industrindo Tbk sebesar -
1,18208. Nilai terbesar rasio hutang tahun 2005 dicapai oleh PT. Eratex Djaja
rasio penjualan tahun 2004 dicapai oleh PT. Multi Prima Sejahtera Tbk
sebesar -12,47570. Nilai terbesar rasio penjualan tahun 2004 dicapai oleh PT.
rasio penjualan tahun 2005 dicapai oleh PT. Eterindo Wahanatama Tbk
sebesar -7,44847. Nilai terbesar rasio penjualan tahun 2005 dicapai oleh PT.
Hasil pengujian normalitas data disajikan dalam Tabel IV.8 berikut ini :
73
TABEL IV.8
HASIL UJI NORMALITAS DATA
METODE ZAVGREN dan METODE Z-SCORE ALTMAN
dapat dilihat bahwa metode Z-Score tahun 2004 dan tahun2005 berdistribusi
normal sedangkan metode Zavgren tahun 2004 dan tahun 2005 tidak
berdistribusi normal karena nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi
yaitu 0,05.
data, dapat juga dilakukan transformasi data kedalam bentuk logaritma natural
(LN).
TABEL IV.9
HASIL UJI NORMALITAS DATA
METODE ZAVGREN dan METODE Z-SCORE ALTMAN
SETELAH TRANSFORMASI
Score tahun 2004 dan tahun 2005 telah berdistribusi normal karena nilai
signifikansi lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Sedangkan metode
74
Zavgren tahun 2004 belum berdistribusi normal karena nilai signifikansi lebih
kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Hal ini disebabkan karena terdapat
beberapa data yang bersifat outliers, yaitu data yang mempunyai karakteristik
dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal maupun
TABEL IV.10
HASIL UJI NORMALITAS DATA
METODE ZAVGREN dan METODE Z-SCORE ALTMAN
SETELAH TRIMMING
berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai signifikansi yang lebih
besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan
E. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis Pertama
75
untuk memprediksi potensi kerugian pada perusahaan manufaktur di Bursa
TABEL IV.11
UJI WILCOXON SIGNED RANKS TEST METODE Z-SCORE ALTMAN
TAHUN 2004 dan 2005
dilihat bahwa variabel memiliki signifikansi nilai z yang lebih besar dari
tingkat signifikansi (α) sebesar 0.05, yaitu 0.581 > 0.05, sehingga H1
diterima. Hal ini berarti bahwa metode Z-Score Altman dapat digunakan
2. Hipotesis Kedua
76
TABEL IV.12
UJI WILCOXON SIGNED RANKS TEST METODE ZAVGREN
TAHUN 2004 dan 2005
dapat dilihat bahwa variabel memiliki signifikansi nilai z yang lebih besar
dari tingkat signifikansi (α) sebesar 0.05, yaitu 0.280 > 0.05, sehingga H2
3. Hipotesis Ketiga
TABEL IV.13
UJI MANN-WHITNEY TEST
METODE ZAVGREN dan METODE Z-SCORE ALTMAN
77
bahwa variabel memiliki signifikansi nilai z yang lebih besar dari tingkat
signifikansi (α) sebesar 0.05, yaitu 0.600 > 0.05 pada tahun 2004. Sedangkan
pada tahun 2005, dapat dilihat bahwa variabel memiliki signifikansi nilai z
yang lebih besar dari tingkat signifikansi (α) sebesar 0.05, yaitu 0.907 > 0.05
pada tahun 2005. Sehingga pada hipotesis ketiga, dapat disimpulkan bahwa
H3 diterima. Hal ini berarti ada perbedaan antara metode Z-Score Altman dan
perusahaan manufaktur di BEI pada tahun 2004 dan juga pada tahun 2005.
F. Pembahasan
potensi kerugian perusahaan manufaktur di BEI tahun 2004 dan 2005. Pada
hipotesis kedua bahwa metode Zavgren dapat digunakan di dalam menilai dan
2005. Pada hipotesis ketiga ditemukan ada perbedaan antara metode Z-score
perusahaan manufaktur di BEI baik pada tahun 2004 maupun pada tahun
2005.
78
ini bahwa metode Z-Score Altman dapat digunakan di dalam menilai dan
2005 dengan tingkat keakuratan sebesar 61,40% untuk tahun 1 dan 56,14%
terdahulu tersebut didukung oleh hasil penelitian ini, dimana pada hipotesis
%. Dari hasil pengujian penelitian ini bahwa metode Zavgren dapat digunakan
BEI tahun 2004 dan 2005 dengan tingkat keakuratan sebesar 43,85% untuk
ini, dimana pada hipotesis kedua ditemukan bahwa metode Zavgen dapat
Sedangkan hasil penelitian pada hipotesis ketiga, pada tahun 2004 dan
tahun 2005 ditemukan adanya perbedaan antara metode Z-Score Altman dan
79
perusahaan manufaktur di BEI. Hasil penelitian dengan metode Z-Score
oleh Patterson (2001) dengan hasil penelitian bahwa metode Zavgren dapat
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Efek Indonesia periode tahun 2004 - 2007), maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Hasil uji Wilcoxon Signed Rank pada hipotesis pertama ditemukan bahwa
dan 2005.
2. Hasil uji Wilcoxon Signed Rank pada hipotesis kedua ditemukan bahwa
di BEI pada tahun 2004 dan juga pada tahun 2005. Metode Z-Score
81
43,85% untuk tahun 1 dan 43,85% untuk tahun ke 2 sebelum perusahaan
mengalami kerugian.
B. Keterbatasan
1. Dalam penelitian ini hanya fokus pada satu jenis perusahaan yaitu
metode Logit Zavgren seperti faktor ekonomi, inflasi, tingkat bunga, dan
mempengaruhi hasil analisa dalam penelitian ini. Selain itu perlu adanya
82
C. Saran
metode Z-Score Altman dan metode Logit Zavgren untuk menilai serta
tingkat keakuratan sebesar 61,40% untuk tahun 1 dan 56,14% untuk tahun
83
di BEI pada tahun 2004 dan juga pada tahun 2005. Metode Z-Score
laba sebelum bunga dan pajak terhadap total aktiva (X3) mempunyai
hutang di bank, agar tidak mengalami kerugian. Oleh karena itu bagi
sampai 2 tahun harus lebih memperhatikan rasio laba sebelum bunga dan
84
model Z-Score Altman dan lebih memperhatikan rasio aktiva lancar
85
DAFTAR PUSTAKA
86
Patterson, David William. (2001). Bankrupty Prediction: A Model For The
Casino Industry.
Penerbit Andi dan Wahana Komputer (2004). Pengolahan Data Statistik dengan
SPSS 12 Yogyakarta : Penerbit Andi.
Purwanti, Yulia. (2006). Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Kondisi
Keuangan Financial Distress Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di
BEJ. Skripsi, Fakultas Ekonomi, UII Yogyakarta.
Rejeki, Sri. (2008). Analisis Z-Score Untuk Memprediksi Kebangkrutan Bank di
Indonesia. Skripsi, Fakultas Ekonomi, UNS.
Sartono, R Agus. (2001) Manajemen Keuangan. BPFE UGM; Yogyakarta.
Supardi & Sri Mastuti (2003). Variditas Penggunaan Z-Score Altman Untuk
Menilai Kebangkrutan Pada Perusahaan Go Publik di BEJ, Kompak
No.7 Januari-April : 68-93.
Theresia & Aloysia.(2006). Analisis Z-Score Untuk Mengetahui Pengaruh Potensi
Kebangkrutan Perusahaan Publik Terhadap Pergantian Auditor. Vol 10
No.1 Hal 76-87. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Zavgren, Christine V (1985). Assessing The Vulnerability To Failure Of
American Industrial Firms : A Logistic Analysis. Journal of Business
Finance and Accounting 12 pp. 19-46.
Zavgren, Christine V; Friedman, George E. (1988). Are Bankruptcy Prediction
model Worthwhile? An Application In Securities Analysis. Management
International Review. 28.1; ABI/ INFORM Global pg.34.
87
i