OLEH
ANDI SURIANI
R014172008
Mengetahui,
2. Justifikasi tindakan
Terapi bermain diberikan pada anak yang mengalami masalah sosial atau
emosional dari trauma yang pernah dialaminya seperti anak korban atau menyaksikan
KDRT dan kekerasan seksual,anak-anak yang terjebak dalam krisis keluarga, hingga
anak-anak yang memiliki kondisi medis tertentu atau harus menjalani perawatan di
Rumah Sakit dalam jangka waktu yang lama. Selama tindakan terapi bermain, anak akan
diberikan ruangan khusus yang aman dan nyaman untuk bermain apapun sesuka hatinya.
Terapi bermain merupakan suatu metode yang diberikan kepada anak-anak usia 3
sampai 12 tahun untuk mengekspresikan pikiran, perasaan atau emosi mereka dengan
lebih baik lewat beragam permainan. Selain itu, terapi bermain dapat dijadikan bentuk
aktivitas fisik daripada lewat komunikasi verbal. Terapi bermain juga dapat membantu
anak-anak yang memiliki masalah akademik seperti gangguan belajar, gangguan perilaku
seperti kesulitan pengendalian emosi, gangguan kejiwaan seperti kecemasan dan depresi
4. Hasil tindakan
Pasien atas nama anak G usia 3 tahun 11 bulan 29 hari (28/06/2014) jenis kelamin
laki-laki datang ke Poliklinik Mother and Child (bagian nefrologi) dengan diagnose
Sindrom Nefrotik, pasien datang untuk melakukan konsultasi ke dokter terkait penyakit
yang dialami. Hasil pengkajian didapatkan data BB: 16 kg, TB: 95 cm.
Dari hasil terapi bermain yang diberikan pada pasien, nampak pasien aktif dalam
bermain, dapat mengekspresikan emosi yang dirasakan melalui permainan tersebut dan
terlihat keterampilan dalam menyelesaikan masalah dengan cara yang lebih positif.
Pasien dapat menyusun lego dan menyalurkan emosi melalui cara bermain, pasien dapat
5. Analisa tindakan
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Palmer, Pratt, & Goodway (2017)
menunjukkan bahwa konsekuensi jangka panjang dari penyakit yang dialami oleh
seseorang akan berdampak mahal pada ekonomi dan emosional untuk keluarga dan
terapeutik yang sesuai dengan perkembangan dengan biaya yang efektif dan berpusat
Selain itu, hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Aizah & Wati (2014)
menurunkan tingkat stress dari hospitalisasi pada anak. Ketika anak mulai melakukan
6. Hambatan
Hambatan yang dihadapi yaitu sifat anak yang tidak mudah untuk tertarik,
sehingga butuh kesabaran untuk dapat menarik perhatian anak tersebut untuk bisa
Kesimpulan: pemberian terapi bermain pada anak dapat dijadikan interventi yang
tepat bagi anak yang telah lama menjalani perawatan di Rumah Sakit, sehingga anak
tersebut tidak merasa bosan berada di Rumah Sakit selama proses pengobatan
berlangsung
Saran: pemberian intervensi dapat dilakukan pada semua anak yang menjalani
perawatan di Rumah Sakit, sehingga anak merasa nyaman berada dalam lingkungan
Rumah Sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Aizah, S., & Wati, S. E. (2014). Upaya Menurunkan Tingkat Stress Hospitalisasi dengan
Aktivitas Mewarnai Gambar pada Anak Usia 4-6 Tahun di Ruang Anggrek RSUD
Gambiran Kediri. Efektor, 6-10.
Iswandiari, Y. (2017, November 9). Manfaat Terapi Bermain untuk Membantu Anak
Berkebutuhan Khusus. Hello Health Group.
Palmer, E. N., Pratt, K. J., & Goodway, J. (2017). A Review of Play Therapy Intervention for
Chronic Illness: Applications to Childhood Obesity Prevention and Treatment.
International Journal of Play Therapy, 125-137.
ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN ANAK
POLIKLINIK MOTHER AND CHILD
RUMAH SAKIT Dr WAHIDIN SUDIROHUSODO
OLEH
ANDI SURIANI
R014172008
Mengetahui,
2. Justifikasi tindakan
Pengkajian DDST dilakukan pada anak berusia 0-6 tahun untuk mengetahui adanya
masalah pada proses perkembangan anak tersebut. Selama kegiatan pengkajian, terdapat
aspek yang dilihat langsung dari anak tersebut seperti halnya menyusun kubus, berbicara,
menunjukkan kata benda, menyuruh anak menirukan sesuatu dan terdapat pula aspek
yang dikaji dari laporan ibu atau keluarga yang mengantar anak tersebut ke Rumah Sakit.
salah satu metode pengkajian yang dilakukan pada anak usia 0-6 tahun yang
merefleksikan presentase kelompok anak usia tertentu yang dapat menampilkan tugas
seusia.
a. Personal sosial: anak dinilai bagaimana penyesuaian dirinya untuk kebutuhan pribadi
b. Motoric halus: anak dinilai bagaimana koordinasi antara mata dan tangan,
masalah
c. Bahasa: anak dinilai terkait mendengar, mengerti dan penggunaan bahasa sehari-hari
d. Motoric kasar: dinilai bagaimana anak tersebut dapat menggunakan otot besar seperti
Pasien atas nama anak M.A usia 3 tahun, 0 bulan, 15 hari (14/06/2015) jenis
kelamin laki-laki datang ke poliklinik Mother and Child bagian Kardiologi dengan
Hasil pengkajian didapatkan data BB: 10 Kg, TB: 82 cm, Lingkar Lengan: 13 cm,
Lingkar Kepala: 48 cm, Lingkar Perut: 45 cm. Adapun hasil pengkajian DDST yang telah
dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa perkembangan anak tersebut dari ke empat
aspek penilaian Denver II, pada bagian personal sosial terdapat dua kegagalan yang
dilakukan oleh anak tersebut yaitu memakai baju dan memakai T-Shirt, namun hal
tersebut bisa terus dilatih pada anak untuk dapat melakukannya. Peran kedua orang tua
sangat penting dalam hal tersebut untuk perkembangan anak sesuai dengan umur.
5. Analisa tindakan
saling percaya kepada ibu dan anak yang akan dikaji, menjelaskan manfaat dilakukannya
perkembangan anak usia 0-6 tahun, baik di Rumah Sakit yang ada di dalam negeri
maupun di luar negeri. Penelitian yang telah dilakukan oleh Celikkiran, Bozkurt, &
Coskun (2015) menunjukkan hasil penelitian dari 1000 anak yang menjadi subjek,
ditemukan 74.1% anak yang memiliki perkembangan yang normal, 14% anak memiliki
risiko perkembangan yang tidak normal dan 11.9% anak memiliki perkembangan yang
abnormal.
Anak yang lebih tua usia 2-4 tahun memiliki persentase temuan abnormal yang
lebih tinggi pada hasil DDST dibandingkan dengan anak-anak yang lebih muda usia 0-2
tahun, diperkirakan hal tersebut karena administrasi barang-barang DDST karena ada
lebih banyak barang yang diberikan pada anak yang lebih tua dibandingkan anak yang
6. Hambatan
Hambatan yang dihadapi saat proses wawancara pada ibu anak tersebut yaitu
sesekali ibu kurang focus dan kembali mengonfirmasi ulang pertanyaan yang ditanyakan
oleh pengkaji. Hal itu disebabkan karena ibu sambil menunggu nama antrian untuk
a. Kesimpulan
Hasil pengkajian yang telah dilakukan, anak atas nama M.A memiliki proses
b. Saran
Penting dilakukan pengkajian DDST pada anak usia 0-6 tahun untuk
mengetahui ada tidaknya masalah pada perkembangan anak tersebut. Selain itu, ibu
juga harus diberi informasi mengenai proses perkembangan anak, seperti halnya
mengajarkan tata cara bahasa yang baik dan benar pada anak, memperbaiki
Celikkiran, S., Bozkurt, H., & Coskun, M. (2015). Denver Developmental Test Findings and
Their Realtionship with Sociodemographic Variabels in a Large Community Sample of 0-
4 Year Old Children. NORO PRIKIYATRI ARSIVI, 180-184.
Jacob, A., R, R., & Tarachnand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Procedures. Tangerang
Selatan: Bina Rupa Aksara.
ANALISIS TINDAKAN KEPERAWATAN ANAK
POLIKLINIK MOTHER AND CHILD
RUMAH SAKIT Dr WAHIDIN SUDIROHUSODO
OLEH
ANDI SURIANI
R014172008
Mengetahui,
2. Justifikasi tindakan
adanya secret pada saluran napas atau paru-paru yang sulit dikeluarkan oleh anak
tersebut, terdengarnya bunyi rochi pada bagian paru-paru. Selama tindakan, anak
diposisikan sesuai dengan kenyamanan anak tersebut, namun posisi yang paling efektif
yaitu dalam keadaan duduk tenang kemudian diberikan sungkup muka sederhana yang
telah disambungkan ke alat dan diberikan NaCl 0.9 % atau obat yang telah diresepkan.
sebuah alat yang disebut dengan nebulizer, dilengkapi dengan sambungan ke listrik
disertai dengan tombol on/off untuk menjalankan alat tersebut. Untuk menghirup cairan
yang diberikan, digunakan sungkup muka sederhana/simple mask yang sesuai dengan
ukuran wajah pasien. Namun pada kasus-kasus tertentu seperi pada pasien yang terpasang
pernapasan yang kental dan lengket, meringankan sesak napas dan meningkatkan
kapasitas vital. Nebulizer bekerja dengan cara memencarkan obat cair menjadi partikel-
partikel halus (aerosol) yang kemudian akan dihirup oleh pasien hingga mencapai paru-
paru sehingga mampu mengencerkan dahak yang dapat mempermudah dahak tersebut
Pasien atas nama R usia 3 tahun 4 bulan 1 hari (25/02/2015) jenis kelamin laki-
laki datang ke poliklinik Mother and Child (bagian respirasi) dengan diagnose TB Paru
on Treatment dan memiliki Asma. Pasien datang untuk kontrol dan diberikan tindakan
terapi nebulisasi. Pasien nampak kurang kooperatif dan perhatiannya selalu teralihkan
oleh hal-hal yang ada disekitarnya sehingga sedikit sulit untuk membuatnya tenang untuk
Dari hasil terapi nebulisasi yang diberikan pada pasien selama ± 10 menit, pasien
terlihat lebih nyaman saat bernapas, sesak berkurang dari 36x/i berkurang menjadi 30x/i
5. Analisa tindakan
& asma diberikan untuk membebaskan jalan napas dari secret sehingga tidak terjadi
ketidakefektifan bersihan jalan napas. Cairan yang diberikan pada anak tersebut saat
dilakukan nebulisasi yaitu NaCl 0.9% dan dilakukan selama ±10 menit.
mempunyai efek memperbaiki fisiologi paru dan dapat menurunkan risiko perawatan
Selain penelitian diatas, terdapat pula penelitian lain yang meneliti tentang
pemberian salbutamol yang diencerkan dengan NaCl 0.9% untuk pemberian terapi
ekspirasi pada pasien asma akut sedang yang diberikan terapi nebulisasi, pemberian
salbutamol yang diencerkan dengan NaCl 0.9% dibandingkan pemberian hanya salbuta
mol memberikan nilai saturasi oksigen lebih rendah pada menir ke 40 (Idrus, et.al.,
2012).
6. Hambatan
Sikap anak yang kurang kooperatif saat ingin diberi tindakan terapi nebulisasi.
Sebaiknya untuk menarik perhatian anak agar menjadi kooperatif saat diberikan
intervensi, perlu dipancing dengan sesuatu yang dapat menjadi fokusnya yang
menurutnya menari sehingga membuatnya menjadi tenang dan langsung diberi tindakan
nebulisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Idrus, I. S., Yunus, F., Andarini, S. L., & Setiawati, A. (2012). Perbandingan Efek Salbutamol
dengan Salbutamol yang Diencerkan dengan NaCl 0.9% pada Pasien Dewasa dengan
Asma Akut Sedang di RS Persahabatan. J Respir Indo, 32, 167-177.
Jacob, A., R, R., & Tarachnand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Procedures. Tangerang
Selatan: Bina Rupa Aksara.
OLEH
ANDI SURIANI
R014172008
Mengetahui,
2. Justifikasi tindakan
lingkar lengan, lingkar kepala dan lingkar perut untuk mengetahui perkembangan
pertumbuhan klien sehingga dapat dihitung kesesuaian ukuran tersebut dengan umur
untuk mengukur pertumbuhan secara umum atau menyeluruh. Adapun peralatan yang
berat badan, pita ukur untuk mengukur lingkar kepala, lengan dan perut, alat pengukur
dalam melihat ukuran yang dihasilkan oleh klien karena dapat mempengaruhi interpretasi
4. Hasil tindakan
Pasien atas nama anak G usia 3 tahun 11 bulan 29 hari (28/06/2014) jenis kelamin
laki-laki datang ke poliklinik Mother Child (bagian nefrologi) dengan diagnose Sindrom
Nefrotik, pasien datang untuk melakukan konsultasi ke dokter terkait penyakit yang
dialami. Adapun hasil pengkajian pengukuran antropometri yaitu BB: 16 kg, TB: 95 cm,
untuk menentukan status gizi serta kekurangan micronutrient pada anak. Selain untuk
mengetahui hal tersebut, terdapat penelitian yang dilakuka oleh Sitoayu & Sudiarti
(2016) menemukan model prediksi baru untuk menghitung persentasi lemak tubuh pada
seseorang dengan sensitivitas 84%, spesifitas 85%, nilai prediksi positif 85%, nilai
prediksi negative 84% yaitu dengan menggunakan prediksi Sitoayu yang dapat digunakan
Setelah dilakukan tindakan, didapatkan data dari grafik growth chart anak G untuk
6. Hambatan
Kesimpulan
status gizi pasien, tinggi seharusnya sesuai umur saat dilakukan pengkajian dan untuk
mengetahui tinggi badan dan berat badan normal sesuai umur pasien.
Saran
Pengukuran antropometri seharusnya dilakukan tiap pasien, baik itu pasien yang
rawat inap maupun pasien yang rawat jalan. Untuk pasien rawat jalan atau menjalani
Jacob, A., R, R., & Tarachnand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Procedures. Tangerang
Selatan: Bina Rupa Aksara.
Sitoayu, L., & Sudiarti, T. (2016). Studi Validasi Pengukuran Antropometri dan Model Prediksi
Terhadap Persen Lemak Tubuh Bia pada Siswa MTS dan MA Multiteknik Yayasan Asih
Putera Cimahi Tahun 2012. Forum Ilmiah, 64-73.
POLIKLINIK MOTHER AND CHILD
RUMAH SAKIT Dr WAHIDIN SUDIROHUSODO
OLEH
ANDI SURIANI
R014172008
Mengetahui,
2. Justifikasi tindakan
lingkar lengan, lingkar kepala dan lingkar perut untuk mengetahui perkembangan
pertumbuhan klien sehingga dapat dihitung kesesuaian ukuran tersebut dengan umur
untuk mengukur pertumbuhan secara umum atau menyeluruh. Adapun peralatan yang
berat badan, pita ukur untuk mengukur lingkar kepala, lengan dan perut, alat pengukur
dalam melihat ukuran yang dihasilkan oleh klien karena dapat mempengaruhi interpretasi
4. Hasil tindakan
Pasien atas nama anak E.S usia 0 tahun 9 bulan 13 hari (11/09/2017) jenis kelamin
laki-laki datang ke poliklinik Mother Child (bagian respirasi) Adapun hasil pengkajian
pengukuran antropometri yaitu BB: 5.6 kg, PB: 67 cm, Lingkar kepala: 36 cm, Lingkar
5. Analisa tindakan
untuk menentukan status gizi serta kekurangan micronutrient pada anak. Selain untuk
mengetahui hal tersebut, terdapat penelitian yang dilakuka oleh Sitoayu & Sudiarti
(2016) menemukan model prediksi baru untuk menghitung persentasi lemak tubuh pada
seseorang dengan sensitivitas 84%, spesifitas 85%, nilai prediksi positif 85%, nilai
prediksi negative 84% yaitu dengan menggunakan prediksi Sitoayu yang dapat digunakan
Setelah dilakukan tindakan, didapatkan data dari grafik growth chart anak E.S
untuk penilaian PB/U: -3 SD sampai dengan < -2 SD kategori pendek dan untuk penilaian
6. Hambatan
Kesimpulan
status gizi pasien, tinggi seharusnya sesuai umur saat dilakukan pengkajian dan untuk
mengetahui tinggi badan dan berat badan normal sesuai umur pasien.
Saran
pengukuran antropometri seharusnya dilakukan tiap pasien, baik itu pasien yang
rawat inap maupun pasien yang rawat jalan. Untuk pasien rawat jalan atau menjalani
Jacob, A., R, R., & Tarachnand, J. S. (2014). Buku Ajar Clinical Nursing Procedures. Tangerang
Selatan: Bina Rupa Aksara.
Sitoayu, L., & Sudiarti, T. (2016). Studi Validasi Pengukuran Antropometri dan Model Prediksi
Terhadap Persen Lemak Tubuh Bia pada Siswa MTS dan MA Multiteknik Yayasan Asih
Putera Cimahi Tahun 2012. Forum Ilmiah, 64-73.