Anda di halaman 1dari 17

BAB I

KONSEP MEDIS

A. Definisi
hipertensi merupakan pemicu beragam penyakit, diantaranya stroke, diabetes,
dan gagal ginjal. Organ yang terkait dengan penyakit fatal ini adalah jantung. Jantung
bertugas memompa darah untuk mengalirkan oksigen dan zat gizi ke seluruh organ
tubuh, saat jantung bekerja, diperlukan tekanan untuk memompa. Hipertensi atau yang
lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah seseorang berada diatas batas normal atau optimal yaitu ≥ 140 mmHg
untuk sistolik dan ≥ 90 mmHg untuk diastolik (Irianto, 2014).
Penyakit jantung hipertensi adalah kelainan yang menunjukkan akumulasi dari
adaptasi fungsional dan struktural dari peningkatan tekanan darah. Peningkatan
tekanan darah (hipertensi) yang tidak terkontrol dalam jangka waktu yang lama akan
mengakibatkan berbagai perubahan pada struktur myokardium, vaskularisasi koroner,
dan sistem konduksi jantung. Perubahan ini dapat mengakibatkan pembesaran
ventrikel kiri, penyakit jantung koroner, berbagai kelainan sistem konduksi, dan
kelainan sistolik-diastolik dari myokard, yang akan bermanifestasi klnik sebagai
angina atau myokard infark, aritmia (terutama fibrilasi atrium), dan penyakit jantung
kongestif (Riaz, 2014)

B. Etiologi
Penyebab penyakit jantung hipertensi adalah tekanan darah tinggi secara kronis.
Namun, penyebab peningkatan tekanan darah dapat beragam. Faktor risiko hipertensi
primer meliputi: Riwayat keluarga, usia yang bertambah lanjut, sleep apnea, ras (sering
terjadi pada orang berkulit hitam), obesitas, kebiasaan merokok, asupan natrium dalam
jumlah besar, asupan lemak jenuh dalam jumlah besar, konsumsi alcohol secara
berlebihan, stress, gaya hidup, renin berlebihan, defisiensi mineral (kalsium, kalium, dan
magnesium), diabetes mellitus (Kowalak, Welsh, & Mayer, 2014).
a. Usia

Insiden hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia. Hipertensi

pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit

arteri koroner dan kematian premature.

b. Kelamin

Pada umumnya insiden padan pria lebih tinggi dari pada wanita, namun pada

usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita mulai meningkat, sehingga

pada usia di atas 65 tahun, insiden pada wanita lebih tinggi.

c. Ras

Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit

putih, akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya

mortalitas pasien pria hitam dengan diastole 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi

daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita putih.

d. Pola Hidup

Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah di

teliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan

kehidupan pekerjaan yang penuh stress agaknya berhubungan dengan insiden

hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas di pandang sebagai faktor resiko utama. Bila

berat badannya turun, tekanan darahnya sering turun menjadi normal. Merokok di

pandang sebagai faktor risoko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri koroner

(Tambayong, 2000).

C. Tanda dan gejala


Kejadian hipertensi biasanya tidak memiliki tanda dan gejala. Gejala yang sering

muncul adalah sakit kepala, rasa panas di tengkuk, atau kepala berat. Namun, gejala

tersebut tersebut tidak bisa dijadikan patokan ada-tidaknya hipertensi pada seseorang.

Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan melakukan pengecekan tekanan


darah. Seseorang biasanya tidak menyadari bahwa dirinya mengalami hipertensi hingga

ditemukan kerusakan dalam organ, seperti terjadinya penyakit jantun koroner, stroke, atau

gagal ginjal ( Prasetyaningrum & Indah, 2014).

D. Komplikasi
Tekanan darah yang tinggi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan beberapa

kejadian sebagai berikut:

a. Kerusakan jantung, yaitu jantung tidak dapat memompa darah dalam jumlah

cukup kedalam tubuh.

b. Terbentuknya benjolan abnormal pada dinding arteri yang membawa darah

dari jantung ke organ tubuh sehingga aliran darah menjadi tidak lancar.

c. Pembuluh darah di ginjal menyempit sehingga mengakibatkan kerusakan

ginjal.

d. Penyempitan pembuluh darah arteri di beberapa bagian tubuh sehingga

mengurangi aliran darah kejantung, otak, ginjal, dan lutut.

e. Pecahnya pembuluh darah di mata (Yenni, 2011).

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Hemoglobin/hematokrit : Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel

terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor

risiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.

2. BUN/kreatinin : Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.

3. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi) dapat

diakibatkan oleh peningkatan kadar kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).

4. Kalium Serum : Hipokalemia dapat mengindikasi adanya aldosteron utama

(penyebab) atau menjadi efek samping terapi deuretik.

5. Kolesterol dan trigeliserida serum : Peningkatan kadar dapan mengindikasikan

pencetus/untuk adanya pembentukan plak anteromatosa (efek kardiovaskular)


6. Pemeriksaan tiroid : Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokontriksi dan

hipertensi.

7. Kadar aldosteron urin/serum : Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab)

8. Urinalisa : Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan/atau

adanya diabetes.

9. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya

feokromositoma (penyebab)

10. Asam urat :Hiperurisema telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko terjadinya

hipertensi

11. Steroid urin : Kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma

atau disfungsi pituitary, sindrom Chuhing’s, kadar rennin dapat juga meningkat.

12. IVP : Dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim

ginjal, batu ginjal/ureter.

13. Foto dada : Dapat menunjukkan obstruksi klasifikasi pada area katup deposit pada

dan/atau takik aorta, pembesaran jantung.

14. CT scan : Mengkaji tumor serebral, CSV, ensefalopati, atau feokromositoma.

15. EKG : Dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan

konduksi.

.
F. Penatalaksanaan
Pengobatan ditujukan untuk menurunkan tekanan darah menjadi normal, mengobati

payah jantung karena hipertnsi, mengurangi morbiditas dan mortalitas terhadap

penyakit kardiovaskular, dan menurunkan faktor risiko terhadap penyakit

kardiovaskular semaksimal mungkin. Untuk menurunkan tekanan darah dapat ditinjau

tiga faktor fisiologis yaitu menurunkan cairan intravascular dan Na darah dengan

diuretic, menurunkan aktivitas susunan saraf simpatis dan respon kardiovaskular

terhadap rangsangan adrenergic dengan obat dari golongan antisimpatis, dan


menurunkan tahanan perifer dengan vasodilator. Selain itu, modifikasi gaya hidup

yang meningkatkan kesehatan direkomedasikan bagi individu dengan prehipertensi

dan sebagai tambahan untuk terapi obat pada individu dengan hipertensif.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian

1. Aktivitas / Istirahat

Gejala : Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.

Tanda : - Frekuensi jantung meningkat

- Perubahan irama jantung

- Takipnea

2. Sirkulasi

Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner/katup dan

penyakit

Serebrovaskular.

Tanda : - Kenaikan TD

- Hipotensi postural

- Denyut apikal : PMI kemungkinan bergeser dan/atau sangat kuat.

- Frekuensi/irama : Takikardia, berbagai disritmia

- Bunyi jantung : terdengar S2 pada dasar S3

- Murmur stenosis valvular

- Desiran vaskular terdengar diatas karotis, femoralis, atau epigastrium

- Ektermitas : perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokontriksi perifer)

- Kulit pucat, sianosis dan diaphoresis

3. Integritas Ego

Gejala : - Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria, atau marah

kronik ( dapat mengindikasikan kerusakan serebral)

- Faktor-faktor stress multipel


Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan kontinu perhatian, tangisan yang

meledak. Gerakan empati, otot muka tegang (khususnya sekitar mata),

gerakan fisik cepat, pernafasan menghela, peningkatan pola bicara.

4. Eliminasi

Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infrksi/obstruksi atau riwayat

penyakit ginjal masa yang lalu)

5. Makanan/Cairan

Gejala : - Makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi

lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur),

kandungan tinggi kalori.

- Mual, muntah

- Perubahan berat badan

- Riwayat penggunaan dieuretik

Tanda : - Berat badan normal atau obesitas

- Adanya edema , kongesti vena, glikosuria

6. Neurosensori

Gejala : - Keluhan pening/pusing

- Berdenyut, sakit kepala suboksipital ( terjadi saat bangun dan menghilang

secara spontan setelah beberapa jam)

- Episode kebas dan/atau kelemahan pada satu sisi tubuh

- Gangguan penglihatan (diplopia, penglihatan kabur)

- Episode epistaksis

Tanda : - Status mental : perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek, proses

pikir, atau memori (ingatan)


- Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman tangan dan/ataurefleks

tendon dalam

- Perubahan – perubahan retinal optik : dari sklerosis/penyempitan arteri

ringan sampai berat dan perubahan sklerotik dengan edema atau

papiledema, eksudat, dan hemoragi tergantung pada berat/lamanya

hipertensi.

7. Nyeri/Ketidaknyamanan

Gejala : - Angina (penyakit arteri koroner)

- Nyeri hilang timbul pada tungkai/klaudasi (indikasi arteriosklerosis pada

arteri ekstermitas bawah)

- Sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi sebelumnya

- Nyeri abdomen/massa (feokromositoma)

8. Pernafasan (Secara umum berhubungan dengan efek kardiopulmonal tahap lanjut dari

hipertensi menetap/berat)

Gejala : - Dispnea yang berkaitan dengan aktifitas/kerja

- Takipnea, ortopnea, dispnea nocturnal paroksimal

- Batuk dengan/tanpa pembentukan sputum

- Riwayat merokok

Tanda : - Distres respirasi/penggunaan otot aksesori pernafasan

- Bunyi napas tambahan (krakles/mengi)

- Sianosis

9. Keamanan

Gejala : Gangguan koordinasi/cara berjalan

Tanda : - Episode parestesia unilateral transien

- Hipotensi postural
10. Pembelajaran/penyuluhan

Gejala : - Faktor-faktor risiko keluarga : hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung,

diabetes mellitus, penyakit serebrovaskular/ginjal.

- Faktor-faktor resiko etnik.

- Penggunaan pil KB atau hormon lain : penggunaan obat/alkohol.

Rencana pemulangan : - Bantuan dengan pemantauan diri TD

- Perubahan dalam terapi obat

B. Diagnosa keperawatan

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vasokontriksi,

iskemia miokard, hipertrofi ventricular

2. Nyeri akut b/d agen injury biologis

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum, ketidakseimbangan

antara suplai dengan kebutuhan oksigen

4. Ansietas berhubungan dengan perubahan besar (status kesehatan)

5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan penyakit

6. Gangguan pola tidur

7. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otakk

8. Kelebihan volume cairan

C. Rencana keperawatan
Rencana keperawatan
Diagnosa
Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi

Penurunan NOC: NIC:


curah jantung
berhubungan Keefektifan pompa Jantung Perawatan Jantung: Akut
dengan Status sirkulasi - Evaluasi nyeri dada (intensitas,
peningkatan Setelah dilakukan tindakan lokasi, radiasi, durasi, factor
afterload, pemicu dan yang mengurangi)
keperawatan selama ... x 24
vasokontriksi, - Instruksikan pasien akan
jam diharapkan curah jantung pentingnya melaporkan segera
iskemia
miokard, klien kembali normal, dengan jika merasakan
hipertrofi kriteria hasil: ketidaknyamanan di bagian
ventricular Tanda Tanda vital dalam dada
rentang normal (tekanan - Monitor EKG sebagaimana
Domain 4: mestinya, apakah terdapat
darah: 120/80 mmHg, nadi:
Aktivitas/Istiraha perubahan segmen ST
t 60-80 x/menit, pernafasan: - Monitor irama jantung dan
Kelas 4: Respons 16-20x/menit) kecepatan denyut jantung
kardiovaskular/ - Auskultasi suara jantung
Pulmonal - Pertahankan lingkungan yang
kondusif untuk istirahat
- Hindari memicu situasi
emosional
Nyeri akut NOC: NIC:
berhubungan - Kaji nyeri secara komprehensif
- kontrol nyeri dan tingkat termasuk lokasi, karakteristik,
dengan agen
nyeri durasi, frekuensi, kualitas, dan
injuri biologis
Setelah dilakukan tinfakan faktor presipitasi.
Domain 12 keperawatan selama …. Pasien - reaksi non verbal dari
Kenyamanan tidak mengalami nyeri, dengan ketidaknyamanan
Kelas 1 : kriteria hasil: - Gunakan teknik komunikasi
Kenyamanan - Mampu mengontrol nyeri terapeutik untuk mengetahui
fisik (tahu penyebab nyeri, mampu pengalaman nyeri pasien
menggunakan tehnik - Evaluasi pengalaman nyeri
nonfarmakologi untuk masa lalu
mengurangi nyeri, mencari - Evaluasi bersama pasien dan
bantuan) tim kesehatan lain tentang
- Melaporkan bahwa nyeri ketidakefektifan control nyeri
berkurang dengan masa lampau.
menggunakan manajemen - Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri mempengaruhi nyeri seperti
- Mampu mengenali nyeri suhu ruangan, pencahayaan,
(skala, intensitas, frekuensi dan kebisingan.
dan tanda nyeri) - Kurangi faktor presipitasi nyeri.
- Menyatakan rasa nyaman - Kaji tipe dan sumber nyeri
setelah nyeri berkurang - Ajarkan teknik penanganan
- Tanda vital dalam rentang nyeri farmakologi dan
normal nonfarmakologi
- Tidak mengalami gangguan - Tingkatkan istirahat
tidur - Kolaborasi pemberian analgetik
untuk mengurangi nyeri

Intoleransi NOC: NIC:


aktivitas Manajemen energi
Setelah dilakukan tindakan a. Kaji status fisiologis
berhubungan
keperawatan ...x24 jam, pasien pasien yang menyebabkan
dengan mampu bertoleransi terhadap kelelahan sesuai dengan
kelemahan aktivitas dengan kriteria hasil : konteks usia dan
umum, Kelelahan : efek yang perkembangan.
ketidakseimban mengganggu b. Pilih intervensi untuk
gan antara a. Tidak terjadi penurunan mengurangi kelelahan baik
suplai dengan energi. secara farmakologi
b. Tidak ada gangguan maupun non farmakologi
kebutuhan
dengan aktivitas sehari dengan tepat.
oksigen – hari. c. Tentukan jenis dan
Domain 4 : c. Tidak terdapat banyaknya aktivitas yang
aktivitas/ perubahan nutrisi. dibutuhkan untuk menjaga
istirahat d. Tidak ada malaise. ketahanan.
Kelas 2: Daya tahan d. Monitor intake dan output
Aktivitas fisik a. Dapat melakukan nutrisi untuk mengetahui
aktivitas rutin. sumber energi yang
b. Pemulihan energi saat adekuat.
istirahat tidak e. Monitor sistem
terganggu. kardiorespirasi pasien
c. Konsentrasi dan daya selama kegiatan (misalnya
tahan otot tidak takikardia, disritmia,
terganggu. dyspnea, diaphoresis, dll).
f. Montor lokasi dan sumber
ketidaknyamanan/nyeri
yang dialami pasien
selama aktivitas.
g. Buat batasan untuk
aktivitas yang hiperaktif
pasien saat menggangu
yang lain atau dirinya
sendiri.
h. Ajarkan pasien mengenai
pengelolaan kegiatan dan
teknik manajemen waktu
untuk mencegah
kelelahan.
i. Bantu pasien
memproritaskan kegiatan
untuk mengakomodasi
energi yang diperlukan.
j. Bantu pasien unttuk
menetapkan tujuan
aktivitas yang akan dicapai
secara realistis.
k. Lakukan ROM aktif/pasif
untuk menghilangkan
ketegangan otot.
l. Berikan kegiatan
pengalihan yang
menenangkan untuk
meningkatkan relaksasi.

Ansietas NOC : NIC :


- Kontrol kecemasan
berhubungan
- Koping
Anxiety Reduction (penurunan
dengan Setelah dilakukan asuhan
perubahan besar selama ……………klien kecemasan)
kecemasan teratasi dgn kriteria
(status
hasil:
 Gunakan pendekatan yang
kesehatan)  Klien mampu
menenangkan
mengidentifikasi dan
 Nyatakan dengan jelas
mengungkapkan gejala
harapan terhadap pelaku
cemas
pasien
 Mengidentifikasi,
mengungkapkan dan  Jelaskan semua prosedur dan
menunjukkan tehnik untuk apa yang dirasakan selama
mengontol cemas prosedur
 Vital sign dalam batas  Temani pasien untuk
normal memberikan keamanan dan
 Postur tubuh, ekspresi mengurangi takut
wajah, bahasa tubuh dan  Berikan informasi faktual
tingkat aktivitas mengenai diagnosis, tindakan
menunjukkan prognosis
berkurangnya kecemasan  Libatkan keluarga untuk
mendampingi klien
 Instruksikan pada pasien
untuk menggunakan tehnik
relaksasi
 Dengarkan dengan penuh
perhatian
 Identifikasi tingkat
kecemasan
 Bantu pasien mengenal
situasi yang menimbulkan
kecemasan
 Dorong pasien untuk
mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
 Kelola pemberian obat anti
cemas:........
Kurang NOC : NIC:
Pengetahuan Knowledge : disease process NIC :
Kowledge : health Behavior Teaching : disease Process
Definisi : Kriteria Hasil : 1. Berikan penilaian tentang
Tidak adanya Pasien dan keluarga tingkat pengetahuan pasien
atau kurangnya menyatakan pemahaman tentang proses penyakit yang
informasi tentang penyakit, kondisi, spesifik
kognitif prognosis dan program 2. Jelaskan patofisiologi dari
sehubungan pengobatan penyakit dan bagaimana hal ini
dengan topic Pasien dan keluarga mampu berhubungan dengan anatomi dan
spesifik. melaksanakan prosedur yang fisiologi, dengan cara yang tepat.
dijelaskan secara benar 3. Gambarkan tanda dan gejala
Batasan Pasien dan keluarga mampu yang biasa muncul pada penyakit,
karakteristik : menjelaskan kembali apa yang dengan cara yang tepat
memverbalisasik dijelaskan perawat/tim 4. Gambarkan proses penyakit,
an adanya kesehatan lainnya dengan cara yang tepat
masalah, 5. Identifikasi kemungkinan
ketidakakuratan penyebab, dengna cara yang tepat
mengikuti 6. Sediakan informasi pada pasien
instruksi, tentang kondisi, dengan cara yang
perilaku tidak tepat
sesuai. 7. Hindari harapan yang kosong
8. Sediakan bagi keluarga
informasi tentang kemajuan
Faktor yang pasien dengan cara yang tepat
berhubungan : 9. Diskusikan perubahan gaya
keterbatasan hidup yang mungkin diperlukan
untuk mencegah komplikasi di
kognitif,
masa yang akan datang dan atau
interpretasi proses pengontrolan penyakit
terhadap 10. Diskusikan pilihan terapi atau
informasi yang penanganan
salah, kurangnya 11. Dukung pasien untuk
keinginan untuk mengeksplorasi atau
mencari mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat atau
informasi, tidak
diindikasikan
mengetahui 12. Eksplorasi kemungkinan sumber
sumber-sumber atau dukungan, dengan cara yang
informasi. tepat
13. Rujuk pasien pada grup atau
agensi di komunitas lokal, dengan
cara yang tepat
14. Instruksikan pasien
mengenai tanda dan gejala
untuk melaporkan pada
pemberi perawatan kesehatan,
dengan cara yang tepat
Risiko NOC: NIC :
ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan  Secara rutin mengecek
perfusi jaringan keperawatan selama 3x24 jam pasien baik secara fisik
otak diharapkan : dan psikologis sesuai
1.Pompa jantung efektif dengan kebijakan
dengan kriteria hasil : pelayanan
a. tekanan darah sistol normal  pastikan tingkat aktivitas
b. tekanan darah diastol klien yang tidak
normal membahayakan curah
c. tekanan vena sentral normal jantung atau
d.keseimbangan intake dan memprovokasi serangan
output dalam 24 jam normal jantung
1.  pantau ukuran pupil,
bentuk, kesimetrisan dan
reaktivitas
 monitor tingkat kesadaran
 monitor tanda-tanda vital :
suhu, tekanan darah,
denyut nadi, dan respirasi.

Kelebihan NOC : NIC :


Volume Cairan  Electrolit and acid base
 Pertahankan catatan intake
Berhubungan balance
dan output yang akurat
dengan :  Fluid balance
 Pasang urin kateter jika
- Mekanism  Hydration
diperlukan
e Setelah dilakukan tindakan
 Monitor hasil lab yang sesuai
pengaturan keperawatan selama ….
dengan retensi cairan (BUN ,
melemah Kelebihan volume cairan
Hmt , osmolalitas urin )
- Asupan teratasi dengan kriteria:
 Monitor vital sign
cairan  Terbebas dari edema,
 Monitor indikasi retensi /
berlebihan efusi, anaskara
kelebihan cairan (cracles,
DO/DS :  Bunyi nafas bersih, tidak
CVP , edema, distensi vena
 Berat badan ada dyspneu/ortopneu
leher, asites)
meningkat  Terbebas dari distensi vena
 Kaji lokasi dan luas edema
pada waktu jugularis,
 Monitor masukan makanan /
yang singkat  Memelihara tekanan vena
cairan
 Asupan sentral, tekanan kapiler
 Monitor status nutrisi
berlebihan paru, output jantung dan
 Berikan diuretik sesuai
dibanding vital sign DBN
interuksi
output  Terbebas dari kelelahan,
 Kolaborasi pemberian obat:
 Distensi vena kecemasan atau bingung
....................................
jugularis
 Perubahan  Monitor berat badan

pada pola  Monitor elektrolit

nafas,  Monitor tanda dan gejala dari

dyspnoe/sesak odema

nafas,
orthopnoe,
suara nafas
abnormal
(Rales atau
crakles), ,
pleural
effusion

- Oliguria,
azotemia
- Perubaha
n status
mental,
kegelisah
an,
kecemasa
n
BAB III WEB OF COUTION
Factor predisposisi : usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang olahraga,genetic, alcohol
Konsumsi garam dan obesitas

HIPERTENSI Perubahan situasi

Tekanan sistemik darah Kerusakan vascular Informasi Krisis


meningkat pembuluh darah yang minim situasional

Beban kerja jantung Perubahan struktur


meningkat Misinterpreta Perubahan
si informasi status
Penyumbatan pembuluh kesehatan
Aliran darah makin cepat keseluruh darah
tubuh,sedangkan nutrisi dalam sel sudah
Kurang
mencukupi kebutuhan ansietas
pengetahuan
Vasokontriksi
Nutrisi lebih Dari
kebutuhan tubuh
Gangguan sirkulasi

otak ginjal Pembuluh darah

Resistensi pembuluh Suplai oksigen


vasokontriksi sistemik koroner
darah otak meningkat ke otakmenurun
pembuluh darah
meningkat
ginjal
Nyeri kepala Sinkop vasokontriksi Lapisan
endotel otak
Aliran darah rusak
menurun Afterload
Gangguan pola tidur Risiko meningkat
ketidakefektifan
iskemik
perfusi jaringan
Respon RAA Kemampuan
aorta dan
arteri menurun Otak
Rangsang memroduksise
aldosteron rotonin dan
adenergik
Penurunan
curah jantung
Retensi natrium
Otak
memproduksi
prostaglandin
fatique
edema

nyeri
Kelebihan volume Intoleransi
cairan akktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC). United States of America: Elsevier.

Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. C. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan:
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta:
EGC.

Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2015). Nanda International Nursing Diagnoses:


Definitions and Classification 2015-2017. Jakarta: EGC.

Irianto, K. (2014). Epidemiologi penyakit menukar dan tidak menular panduan klinis.
Bandung: ALFABETA.
Kowalak, J. P., Welsh, W., & Mayer, B. (2014). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.

Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC). United States of America: Elsevier.

Prasetyaningrum & Indah, Y. (2014). Hipertensi tidak untuk ditakuti. Jakarta: FMedia.
Riaz, K. (2014, December 18). Hypertensive Heart Disease. Retrieved april 22, 2018, from
emedicine.medscape.com: http://emedicine.medscape.com/article/162449-overview

Yenni. (2011). Hubungan Dukungan Keluarga dan Karakteristik Lansia dengan Kejadian
Stroke pada Lansia Hipertensi di Wilayah Keja Puskesmas Perkotaan Bukittinggi.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai