KONSEP MEDIS
A. Definisi
hipertensi merupakan pemicu beragam penyakit, diantaranya stroke, diabetes,
dan gagal ginjal. Organ yang terkait dengan penyakit fatal ini adalah jantung. Jantung
bertugas memompa darah untuk mengalirkan oksigen dan zat gizi ke seluruh organ
tubuh, saat jantung bekerja, diperlukan tekanan untuk memompa. Hipertensi atau yang
lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana
tekanan darah seseorang berada diatas batas normal atau optimal yaitu ≥ 140 mmHg
untuk sistolik dan ≥ 90 mmHg untuk diastolik (Irianto, 2014).
Penyakit jantung hipertensi adalah kelainan yang menunjukkan akumulasi dari
adaptasi fungsional dan struktural dari peningkatan tekanan darah. Peningkatan
tekanan darah (hipertensi) yang tidak terkontrol dalam jangka waktu yang lama akan
mengakibatkan berbagai perubahan pada struktur myokardium, vaskularisasi koroner,
dan sistem konduksi jantung. Perubahan ini dapat mengakibatkan pembesaran
ventrikel kiri, penyakit jantung koroner, berbagai kelainan sistem konduksi, dan
kelainan sistolik-diastolik dari myokard, yang akan bermanifestasi klnik sebagai
angina atau myokard infark, aritmia (terutama fibrilasi atrium), dan penyakit jantung
kongestif (Riaz, 2014)
B. Etiologi
Penyebab penyakit jantung hipertensi adalah tekanan darah tinggi secara kronis.
Namun, penyebab peningkatan tekanan darah dapat beragam. Faktor risiko hipertensi
primer meliputi: Riwayat keluarga, usia yang bertambah lanjut, sleep apnea, ras (sering
terjadi pada orang berkulit hitam), obesitas, kebiasaan merokok, asupan natrium dalam
jumlah besar, asupan lemak jenuh dalam jumlah besar, konsumsi alcohol secara
berlebihan, stress, gaya hidup, renin berlebihan, defisiensi mineral (kalsium, kalium, dan
magnesium), diabetes mellitus (Kowalak, Welsh, & Mayer, 2014).
a. Usia
pada yang berusia kurang dari 35 tahun dengan jelas menaikkan insiden penyakit
b. Kelamin
Pada umumnya insiden padan pria lebih tinggi dari pada wanita, namun pada
usia pertengahan dan lebih tua, insiden pada wanita mulai meningkat, sehingga
c. Ras
Hipertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit
putih, akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam. Misalnya
mortalitas pasien pria hitam dengan diastole 115 atau lebih, 3,3 kali lebih tinggi
daripada pria berkulit putih, dan 5,6 kali bagi wanita putih.
d. Pola Hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah di
teliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah, dan
hipertensi yang lebih tinggi. Obesitas di pandang sebagai faktor resiko utama. Bila
berat badannya turun, tekanan darahnya sering turun menjadi normal. Merokok di
pandang sebagai faktor risoko tinggi bagi hipertensi dan penyakit arteri koroner
(Tambayong, 2000).
muncul adalah sakit kepala, rasa panas di tengkuk, atau kepala berat. Namun, gejala
tersebut tersebut tidak bisa dijadikan patokan ada-tidaknya hipertensi pada seseorang.
ditemukan kerusakan dalam organ, seperti terjadinya penyakit jantun koroner, stroke, atau
D. Komplikasi
Tekanan darah yang tinggi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan beberapa
a. Kerusakan jantung, yaitu jantung tidak dapat memompa darah dalam jumlah
dari jantung ke organ tubuh sehingga aliran darah menjadi tidak lancar.
ginjal.
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Hemoglobin/hematokrit : Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel
hipertensi.
adanya diabetes.
feokromositoma (penyebab)
10. Asam urat :Hiperurisema telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko terjadinya
hipertensi
atau disfungsi pituitary, sindrom Chuhing’s, kadar rennin dapat juga meningkat.
13. Foto dada : Dapat menunjukkan obstruksi klasifikasi pada area katup deposit pada
konduksi.
.
F. Penatalaksanaan
Pengobatan ditujukan untuk menurunkan tekanan darah menjadi normal, mengobati
tiga faktor fisiologis yaitu menurunkan cairan intravascular dan Na darah dengan
dan sebagai tambahan untuk terapi obat pada individu dengan hipertensif.
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
- Takipnea
2. Sirkulasi
penyakit
Serebrovaskular.
Tanda : - Kenaikan TD
- Hipotensi postural
3. Integritas Ego
4. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (seperti infrksi/obstruksi atau riwayat
5. Makanan/Cairan
Gejala : - Makanan yang disukai, yang dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
- Mual, muntah
6. Neurosensori
- Episode epistaksis
Tanda : - Status mental : perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek, proses
tendon dalam
hipertensi.
7. Nyeri/Ketidaknyamanan
8. Pernafasan (Secara umum berhubungan dengan efek kardiopulmonal tahap lanjut dari
hipertensi menetap/berat)
- Riwayat merokok
- Sianosis
9. Keamanan
- Hipotensi postural
10. Pembelajaran/penyuluhan
B. Diagnosa keperawatan
C. Rencana keperawatan
Rencana keperawatan
Diagnosa
Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
dyspnoe/sesak odema
nafas,
orthopnoe,
suara nafas
abnormal
(Rales atau
crakles), ,
pleural
effusion
- Oliguria,
azotemia
- Perubaha
n status
mental,
kegelisah
an,
kecemasa
n
BAB III WEB OF COUTION
Factor predisposisi : usia, jenis kelamin, merokok, stress, kurang olahraga,genetic, alcohol
Konsumsi garam dan obesitas
nyeri
Kelebihan volume Intoleransi
cairan akktivitas
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing
Interventions Classification (NIC). United States of America: Elsevier.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. C. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan:
Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta:
EGC.
Irianto, K. (2014). Epidemiologi penyakit menukar dan tidak menular panduan klinis.
Bandung: ALFABETA.
Kowalak, J. P., Welsh, W., & Mayer, B. (2014). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC.
Moorhead, S., Johnson, M., Maas, M. L., & Swanson, E. (2013). Nursing Outcomes
Classification (NOC). United States of America: Elsevier.
Prasetyaningrum & Indah, Y. (2014). Hipertensi tidak untuk ditakuti. Jakarta: FMedia.
Riaz, K. (2014, December 18). Hypertensive Heart Disease. Retrieved april 22, 2018, from
emedicine.medscape.com: http://emedicine.medscape.com/article/162449-overview
Yenni. (2011). Hubungan Dukungan Keluarga dan Karakteristik Lansia dengan Kejadian
Stroke pada Lansia Hipertensi di Wilayah Keja Puskesmas Perkotaan Bukittinggi.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.Jakarta.