diBagianIlmuPenyakit Dalam
DiajukanKepada :
DisusunOleh :
30101306964
FAKULTAS KEDOKTERAN
2017
NIM : 30101306964
IDENTITAS PASIEN
II.ANAMNESIS
KeluhanUtama
Sesak nafas
RiwayatPenyakitSekarang
mei 2017 pukul 19.00 dengankeluhan sesak nafas sejak siang SMRS. Sesak
nafas dirasakan semakin berat saat aktivitas dan akan semakin ringan jika
pasien juga mengeluh nyeri dada saat beraktivitas sebentar. Nyeri tidak
menjalar dan sekitar 10 menit tiap kali serangan. Pasien juga mengaku lebih
enak dengan posisi setengah duduk dan mengeluhkan tidak bisa tidur saat
malam hari. Pasien adalah perokok saat muda dan sudah 5 tahun terakhir tidak
merokok.
RiwayatPenyakitDahulu
RiwayatPenyakitKeluarga
RiwayatSosialEkonomi
III.PEMERIKSAAN FISIK
A. STATUS GENERALIS
KeadaanUmum : Tampaksakitsedang
Tanda Vital
Suhu : 36C
BeratBadan : 50kg
TinggiBadan : 165 cm
Kepala : Mesocephal,
rambuthitamdanputihberdistribusimerata.
Mata : Conjungtivaanemis (-/-), Skleraikterik (-/-), Mata
cekung(-/-). Injeksikonjungtiva (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-), rhinorrhea (-/-), epistaksis (-/-)
Telinga : Nyeritekan tragus (-/-), nyeritariktelinga
Mulut
Bibir : Sianosis (-). kering (-), sariawan (-)
Lidah : Lidahkotor (-), deviasi (-), tremor (-), atrofipapil (–)
Gusi&mukosa: warnamerahmuda, perdarahan (-)
Faring : Hiperemis -, tonsil T1-T1
Leher : Trakea di tengah, kelenjartiroidtidakmembesar.
Thorax
Dada BagianDepan
Inspeksi : Bentuk dada bagiandepan normal
Tampakretraksi suprasternal, supraclavicular,
danintercostae,selaigatidakmelebar
Pergerakan dada simetris.
Palpasi : Nyeritekan -
Perbandingangerakannafassamakuat, pergerakan
dada simetris
Perkusi : sonor di kedualapangparu
Auskultasi
Kanan : Suaranapasvesikuler, rhonki -, wheezing +
Kiri : Suaranapasvesikuler, rhonki -, wheezing +
Dada BagianBelakang
Inspeksi : Bentuk dada bagianbelakang normal
Abdomen
Inspeksi : permukaan datar, distensi (-), warna sama seperti kulit
sekitar, spider nevi (-) , umbilicus cembung (-)
Auskultasi : bising usus (+)
Perkusi :
Ektremitas
Superior Inferior
Akraldingin -/- -/-
Oedem -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Capillary Refill <2 detik / <2 detik <2 detik / <2 detik
Gerak Dalambatas normal Dalambatas normal
5/5 5/5
5/5 5/5
HASIL
HEMATOLOGI NILAI NORMAL
29/5/2017 31/5/2017
Hemoglobin 13,9 g/dl 13,2 – 17,3
Hematokrit 39,9 % 40 – 52
Jumlahleukosit 9,2 /uL 3,6 – 10,6
Jumlahtrombosit 183.000 /uL 150.000 - 400.000
HASIL
KIMIA KLINIK NILAI NORMAL
29/5/2017 31/5/2017
Ureum 31,3 17- 43
Creatinin 0,5 0,6 – 1,1
SGOT 41 0-35
SGPT 36 0-35
Albumin 2,4-4,8
GDS 87 70-115
B. EKG :
IramaSupraventricular
Regularitas :Reguler
Frekuensi : 300:2 = 150
Axis: Normo Axis Deviation
Posisi: Horizontal
Zona Transisi: V4
Gelombang :
Gel P :tidak dapat diidentifikasi
Interval PR :tidak dapat diidentifikasi (normal : 0.12-0,20 detik)
Gel Q : Q patologis –
C. X FOTO THORAX
D. USG ABDOMEN
Kesan :
Pelebaran vena hepatika
Kalsifikasi dinding aorta
V. PROBLEM LIST
Anamnesis:
1. Sesak nafas
2. Nyeri dada
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
6. CKMB : 27
Ass
Ip. Dx: darah rutin, tes faal paru, foto rontgen thorax, USG abdomen
Ip. Tx:
- Infus RL 20 tpm
Ip. Ex: edukasi pada keluarga pasien mengenai penyakit yang diderita pasien,
2. Atrial Fibrilasi
Ass
- tromboemboli
- Warfarin 1x5 mg
- Digoxin 2x0,125 mg
Ip. Ex: edukasi pada keluarga pasien mengenai penyakit yang diderita pasien,
Prognosis :
1. Pendahuluan
pembuluh darah paru yang tidak berhubungan dengan kelainan jantung kiri.
Untuk menetapkan adanya kor pulmonal secara klinis pada pasien gagal
pulmonal "sine qua non" dengan kor pulmonal maka definisi kor pulmonal
2. Etiologi
(1)Penyakit Pembuluhdarahparu;
aneurisma,granulomaatau fibrosis;
(3)Penyakitneuromuskulardandinding dada;
(4) Penyakit yang mengenai aliran udara paru, alveoli, termasuk PPOK.
3. Patofisiologi
kerusakan part;
paru;
menjadigagaljantungkanan.
4. Manifestasi klinik
Denganhipertensipulmonaldanakhirnya menjadiPPOK
Denganhipertensipulmonalsertagagaljantungkanan.
5. Diagnosis
- PPOK
denganpemeriksaanklinis(anamnesis
pemeriksaanklinis
- Hipertensi pulmonal
- Hipertrofi/dilatasiventrikel kanan
Denganpemeriksaanfoto toraks,
elektrokardiografi(EKG),ekokardiografi,,Radionuc lide v
(MRI)
- Gagaljantung kanan.
Ditegakkandenganpemeriksaanklinis, biasanya
denganadanyapeningkatantekananvenajugularis,hepatomegali,asites
maupun edematungkai.
6. Penatalaksanaan
Terapi Oksigen
hantaran oksigen ke jantung, otak, dan organ vital lain. Menurut National
Diuretik
Bronkodilator
Kortikosteroid sistemik
rawat inap.
Antibiotik
hari)
7. Prognosis
B. ATRIAL FIBRILASI
1. Pendahuluan
dibatasi oleh periode refrakter dari nodus AV dan terjadi tanpa diduga
kontraksi yang sangat cepat dan tidak teratur (fibrilasi). Sebagai akibatnya,
darah terkumpul di atrium dan tidak benar- benar dipompa ke ventrikel. Ini
dalam EKG tidak dapat dilihat. Ketika ini terjadi, atrium dan ventrikel
2. Etiologi
Hipertrofi jantung
Kardiomiopati
pulmonary chronic)
Tumor intracardiac
c.Proses Infeksi
d.Kelainan Endokrin
Hipertiroid, Feokromotisoma
e.Neurogenik
f.Iskemik Atrium
Infark miocardial
g.Obat-Obatan
Alkohol, Kafein
3. Manifestasi klinis
gejala atrial fibrilasi sangat bervariasi tergantung dari kecepatan laju irama
berkurang pada atrial fibrilasi akan menurunkan curah jantung dan dapat
4. Klasifikasi
AF respon cepat (rapid response) dimana laju ventrikel lebih dari 100 kali
permenit
AF respon lambat(slow response) dimana laju ventrikel lebih kurang dari
60 kali permenit
Af respon normal (normo response) dimana laju ventrikel Antara 60-100
kali permenit.
diklasifikasikan menjadi :
AF dengan hemodinamik tidak stabil (gagal jantung, angina atau infark
miokard akut)
AF paroksimal bila atrial fibrilasi berlangsung kurang dari7 hari. Lebih
kurang 50% atrial fibrilasi paroksimal akan kembali ke irama sinus secara
spontan dalam waktu 24 jam. Atrium fibrilasi yang episode pertamanya kurang
AF persisten bila atrial fibrilasi menetap lebih dari 48 jam tetapi kurang dari 7
sinus.
AF kronik atau permanen bila atrial fibrilasi berlangsunglebih dari 7 hari.
(resisten).
sekunder jika disertai dengan penyakit jantung lain atau penyakit sistemik lain
5. Penatalaksanaan
a. Terapi antitrombotik
Secara umum risiko stroke pada FA adalah 15% per tahun yaitu
berkisar 1,5% pada kelompok usia 50 sampai 59 tahun dan meningkat hingga
stroke dan emboli sistemik lain adalah 5% (berkisar 3-4%).Oleh karena itu,
dan tromboemboli.
and alcoholtelah divalidasi pada banyak studi kohor berkorelasi baik dengan
perdarahan intrakranial.
Saat ini terdapat 3 jenis AKB yang bukan merupakan AVK di pasaran Indonesia, yaitu
langsung trombin sedangkan rivaroxaban dan apixaban keduanya bekerja dengan cara
6. Prognosis
lebihbaikpadakejadiantromboemboliterutama stroke.AF
dimanapasiendenganpenyakitjantunghipertensidanpadapasiendenganpenyakitk
atupjantungtermasukdalamresikotingiakanterjadinyagagaljantungsaatterjadi
AF.