Anda di halaman 1dari 4

HUBUNGAN KEPENDUDUKAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP

Indonesia sebagai Negara berpenduduk terbesar ke-lima sesudah RRC,


India, USSR dan USA, sangat merasakan betapa berat tekanan-tekanan akibat
adanya masalah kependudukan yang sangat dirasakan adalah pertumbuhannya
yang pesat dan penyebarannya ke seluruh wilayah yang tidak seimbang. Di
samping itu, Indonesia sebagai Negara yang berkembang juga menghadapi
masalah urbanisasi penduduk ke kota-kota yang umumnya tidak memiliki
lapangan pekerjaan, sehingga pemanfaatan SDA semakin diperluas yang akhirnya
menimbulkan berbagai masalah lingkungan hidup.
Masalah lingkungan hidup (environmental problems) akhir-akhir ini telah
dijadikan isu global terutama dua dekade terakhir sehingga baik pemerintah
maupun masyarakat di Negara-negara maju yang sedang berkembang telah
memberikan perhatian yang serius pada masalah tersebut. Dunia semakin
menyadari bahwa eksploitasi SDA (natural resources) yang hanya berorientasi
ekonomi tidak hanya membawa efek positif tetapi juga membawa efek negatif.
Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat
tinggal di Indonesia. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan
jumlah, struktur, umur, jenis kelamin, agama, kelahiran, perkawinan, kehamilan,
kematian, persebaran, mobilitas dan kualitas serta ketahanannya yang menyangkut
politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Lingkungan hidup berasal dari kata “lingkungan dan hidup” dalam kamus
besar bahasa Indonesia yang di susun oleh tim penyusun kamus pusat pembinaan
dan pengembangan bahasa terbitan Balai Pustaka, 1984, lingkungan diartikan
sebagai daerah (kawasan dan sebagainya), sedang lingkungan alam diartikan
sebagai keadaan (kondisi, kekuatan) sekitar, yang mempengaruhi perkembangan
dan tingkah laku organisme.
Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada
di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan
kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen
lainnya. Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya
sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen
abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup
di dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya.
Sedangkan, komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi
kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yaitu mencakup tanah,
air, api, batu, udara, dan lain sebagainya.
Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor, baik faktor
alami dari lingkungan itu sendiri ataupun akibat dari tingkah laku manusia.
Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan
hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada
lingkungan tersebut. Pada daerah yang kepadatannya tinggi, usaha peningkatan
kuallitas penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal ini menimbulkan permasalahan
sosial ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan lahan dan air bersih,
kebutuhan pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan.

Tumbuhnya kawasan industri dan semakin padatnya pemukiman penduduk


didaerah perkotaan menyebabkan timbulnya berbagai masalah yang nyata.
Kepadatan penduduk mempengaruhi beberapa aspek yang berkaitan dengan
kehidupan-kehidupan penduduk berikut ini:
a. Ketersediaan Udara Bersih
b. Ketersediaan Pangan
c. Ketersediaan Lahan
d. Ketersediaan Air Bersih
e. Pencemaran Lingkungan
Penyalahgunaan sumber daya energi akibat masalah kependudukan ini
sebagai salah satu masalah lingkungan yang terjadi dari banyaknya masalah yang
lain. Dalam hal ini akan berdampak menjadi masalah serius jika orang-orang pada
jaman sekarang tidak bisa menyadari akan pentingnya daur ulang energi dan
konservasi lingkungan.
1. Untuk pertama yang mungkin dapat dilakukan adalah mendaur ulang produk-
produk yang sudah tidak terpakai, baik organik maupun non-organik sehingga
ketegangan lingkungan sebagai akibat dari kerusakan lingkungan dapat kita
kurangi dengan hal ini.
2. Deforestasi atau penggundulan hutan untuk kehidupan manusia akan dapat
berkurang dengan kita memanfaatkan teknologi yang tersedia untuk mendaur
ulang bahan yang digunakan.
3. Dalam memenuhi kebutuhan saat ini, kita tidak harus berlebihan dalam
penggunaan sumber daya alam yang ada.
4. Tidak eksploitasi dalam menggunakan sumber daya alam atau selalu
berlebihan dan tanpa memperhatikan kapasitas bumi dalam memproduksi dan
merehabilitasinya dari kekuasaan kita atas alam dan makhluk hidup lainnya
sehingga dapat menghindarkan kita dari masalah-masalah kependudukan yang
terus-menerus meningkat.

JURNAL
PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUNGAN
PERMUKIMAN DI KECAMATAN PAUH KOTA PADANG

Kecamatan Pauh terletak pada 00 58’ Lintang Selatan dan 1000 21” 11’
Bujur Timur. Batas Daerah : - Utara : Kecamatan Koto Tangah - Selatan:
Kecamatan Lubuk Kilangan dan Lubuk Begalung - Timur : Kabupaten Solok -
Barat : Kecamatan Kuranji.

Luas Daerah Kecamatan Pauh 146,29 km2 .Temperatur Kecamatan Pauh


22,0oC31,7oC, Curah hujan Kecamatan Pauh 384.88 mm/bulan, Tinggi daerah
Kecamatan Pauh 10- 1.600 m dpl (Sumber : kantor Camat Pauh Kota
Padang,2014 ) sesuai kondisi alamnya, kecamatan pauh kota Padang pada
umumnya masyarakat memiliki mata pencaharian sebagai petani, pedagang,
karyawan swasta, buruh dan keadaan ekonominya menegah kebawah, masyarakat
yang ada di Kecamatan Pauh Kota Padang pada umumnya beragama islam, Pada
umumnya masyarakat Kecamatan Pauh Kota Padang memiliki suku minang.

Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara pertumbuhan


penduduk terhadap lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang,
karena t hitung > t tabel (2,629 > 2,364) hubungan pertumbuhan penduduk
dengan lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang termasuk kecil
(r = 0,258), dan kontribusi yang diberikan sebesar 0,067% terhadap lingkungan
permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang, dan f hitung > f tabel, diketahui f
hitung sebesar 6,911 dan f tabel sebesar 3,94 r = 0,258.

Anda mungkin juga menyukai