Anda di halaman 1dari 3

YUK, GUNAKAN PBL !

Metode pembelajaran yang kurang efektif dan efisien, menyebabkan tidak seimbangnya
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik, misalnya pembelajaran yang monoton dari waktu
ke waktu, guru yang bersifat otoriter dan kurang bersahabat dengan siswa, sehingga siswa merasa
bosan dan kurang minat belajar. Guna mengatasi hal tersebut maka guru sebagai tenaga pengajar
dan pendidik harus selalu meningkatkan kualitas profesionalismenya yaitu dengan cara
memberikan kesempatan belajar kepada siswa dengan melibatkan siswa secara efektif dalam
proses pembelajaran. Keberhasilan pembelajaran dalam arti tercapainya standar kompetensi,
sangat bergantung pada kemampuan guru mengolah pembelajaran yang dapat menciptakan situasi
yang memungkinkan siswa belajar sehingga merupakan titik awal berhasilnya pembelajaran.

Banyaknya teori dan hasil penelitian para ahli pendidikan yang menunjukkan bahwa
pembelajaran akan berhasil bila siswa berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, salah
satunya adalah PBL. PBL diartikan sebagai pembelajaran berdasarkan masalah. Premis dasar PBL
adalah belajar merupakan proses konstruksi pengetahuan baru yang berdasarkan pada pengetahuan
terkini. Sementara belajar sendiri adalah proses yang konstruktif dan bukan penerimaan. Proses
kognitif itu disebut juga metakognisi. Proses kognitif selalu mempengaruhi penggunaan
pengetahuan, faktor-faktor sosial, dan kontekstual dalam pembelajaran.

Mengapa harus menggunakan PBL ?

Karena dengan menggunakan pendekatan PBL siswa tidak hanya sekedar menerima
informasi dari guru saja, karena dalam hal ini guru sebagai motivator dan fasilitator yang
mengarahkan siswa agar terlibat secara aktif dalam seluruh proses pembelajaran dengan diawali
pada masalah yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari. Karateristik PBL lebih mengacu pada
aliran pendidikan kontruktivmisme, dimana belajar merupakan proses aktif dari pembelajaran
untuk membangun pengetahuan, proses aktif yang dimaksud tidak hanya bersifat secara mental
tetapi juga secara fisik. Artinya, melalui aktivitas secara fisik pengetahuan siswa secara aktif
dibangun berdasarkan proses asimilasi pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan
pengetahuan yang telah dimiliki dan ini berlangsung secara mental. PBL perlu diterapkan karena
pembelajaran model ini tidak hanya memahamkan peserta didik pada satu ilmu saja. Namun, pada
berbagai disiplin ilmu yang terkait dengannya.
Figure 1. Proses model PBL

Kami memiliki ide untuk menerapkan pembelajaran ini dalam materi Ekologi. Ekologi
(ilmu lingkungan) adalah bidang akademik multidisilpiner yang mengintegrasikan berbagai
disiplin ilmu, seperti ilmu fisika, ilmu biologi, ilmu kimia, geologi, sains atmosfer dan geografi.
Strategi yang kami gunakan adalah SSI (Socio-scientific Issue), dengan metode diskusi kelompok.
Dalam diskusi tersebut kami akan memberikan sebuah maslaah yang berkaitan erat dengan isu-isu
lingkungan seperti dampak peristiwa erupsi dan efek rumah kaca. Diharapkan dengan kita
memberi isu tersebut, siswa dapat menganalisis masalah berdasarkan fakta di lapangan. Dimana
nantinya pengajar akan memperlihatkan sebuah video tentang permasalahan-permasalahn diatas.
Pengajar akan membagi dalam 2 kubu yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil, misalnya kubu
kanan masalah dampak erupsi sedangkan kubu kiri mengenai efek rumah kaca. Setelah terbentuk
kelompok, pengajar akan membantu siswa dalam mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas
belajar. Siswa dituntut untuk mencari informasi dari referensi yang actual baik dari buku maupun
media elektronik. Setelah informasi tercukupi, selanjutnya masing-masing kelompok diminta
membuat solusi untuk masalah diatas. Lalu, pengajar membimbing siswa dalam melakukan
perencanaan dan penyiapan karya. Hasil karya tersebut dapat berupa makalah, laporan maupun
essay. Karena pembelajaran berbasis masalah tidak dapat diselesaikan hanya dalam satu hari, maka
pengajar memberikan waktu pengerjaan hingga pertemuan selanjutnya. Setelah pengerjaan karya
selesai, siswa dituntut untuk mempresentasikan hasil karyanya didepan kelas dan ditanggapi oleh
kelompok lainnya. Pengajar membimbing siswa dalam presentasi dan memberikan evaluasi
terhadap penyelidikan siswa sesuai kelompok. Diakhir pembelajaran, pengajar memberi
penguatan dan memberikan gambaran kontekstual terkait materi yang dibahas. Secara skema,
pembelajran yang kami rancang adalah seperti gambar berikut,

Figure 2. Tahap PBL

Anda mungkin juga menyukai