Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

HUKUM TATA NEGARA


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pengantar hukum
indonesia yang diampu oleh RUSTAM S.H, M.H

DISUSUN OLEH KELOMPOK III :


Nama : Khairul hamdani
Akbar.a
Zulkarnain lahabu
Edi sijaya
Ben a kasim
Riskawati
Sri sulva
Hasria husuni

M.Pelajaran :Pengantar hukum indonesia

UNIVERSITAS ICHSAN
GORONTALO KAMPUS II POHUWATO
2018

1
2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Diksi atau Pilihan Kata” . Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
dari Dosen Mata Kuliah PHI pak dosen RUSTAM S.H, M.H
Makalah ini ditulis berdasarkan berbagai sumber yang berkaitan dengan materi
diksi, serta infomasi dari berbagai media yang berhubungan dengan diksi atau pilihan kata.
Tak lupa saya sampaikan terima kasih kepada pengajar mata kuliah Bahasa
Indonesia atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini. sehingga dapat
terselesaikannya makalah ini.
Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai Bahasa Indonesia
terutama materi mengenai Diksi atau Pilihan kata. Sehingga kita saat berkomunikasi, kita
dapat meminimalisir kesalah pahaman yang akan terjadi yang dikarenakan bahasa yang kita
gunakan. Dan penulis berharap bagi pembaca untuk dapat memberikan pandangan dan
wawasan agar makalah ini menjadi lebih sempurna.

3
DAFTAR ISI

 Kata pengantar ............................................................................................. 3


 Daftar isi ................................................................................................. 4
 BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 5
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Makalah
 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 7
2.1 Pengertian Hukum Tata Negara
2.2 Asas-asas Hukum Tata Negata
2.3 Masalah Ketatanegaraan
2.4 Sistem Pemerintahan Negara
2.5 lembaga-lembaga negara menurut UUD 1945
 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 19
 BAB IV PENUTUP ................................................................................... 20
 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 21

Marisa, Oktober 2018

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa dahulu, istilah “asas-asas hukum indonesia “ belumlah sangat terpopuler, bahkan
jarang sekali terdengar, apalagi membahasnya dalam forum-forum perkuliahan pada saat ini,
di karenakan Tatanan ketatanegaraan berdasarkan Hukum Tata Negara pada saat itu adalah
pelaksanaan dari Pancasila dan UUD 1945 secara murni dengan memberlakukan asas tunggal
Pancasila dan penerapan P4 (Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila). Akibatnya,
pembahasan sisi teoritis dari Hukum Tata Negara menjadi ditinggalkan, bahkan dikekang
karena dianggap sebagai pikiran yang “anti kemapanan” dan dapat mengganggu stabilitas
nasional.
Kemudian untuk zaman yang semakin maju dengan perkembanganya, dan sesuai realitasnya
untuk mengajukan adanya sebuah komitmen bersama dalam setiap elemen masyarakat untuk
mengamandemenkan UUD 1945. Kemudian kita berfikir, bagaimana kita cara kita dalam
perwujudan komitmen itu dan siap yang berwenang melakukanya serta dalam suatu seperti
apa perubahan itu bkal terjadi menjadikan suatu bagian terpenting dari proses perubahan
konstitusi itu. Karna dengan hal itu kita dapat mengetahui seberpa hal pengetahuan untuk
masyarakat indonesia kedepanya, yaitu wajah indonesia yang bersifat demokratis dan
pluralistis, sesuai dengan nilai keadilan sosial , kesejahteraan rakyat dan kemanusiaan, yang
tertera di dalam teks Pancasila.
Untuk itu, setelah adanya perubahan konstitusi bersama kita dapat mempelajari hukum tata
negara yang ada di negeri kita, semoga kita dapat memahami sekaligus menyikapinya
sebagaimana negara kita dimasa ini itu penuh dengan permaslahan-permasalahan dalam
penyusunan ketatanegaraan di era sesudah reformasi ini. Dan kemudian di dalam makalah ini
akan kami bahas yang bermula dari apa sih maksud dari masalah-masalah sekaligus fungsi
dari “HUKUM TATANEGARA” itu sendiri.

5
1.2 Rumusan MaSalah
1. Apa maksut dari hukum tata negara?
2. Apa asas-asas hukum tata negara?
3. Apa masalah pokok yang di atur hukum tata negara?
4. Apa saja Sistim pemerintahan negara?

1.3 tujuan makalah

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Dapat mengetahui apa itu Hukum tatanegara

2. Dapat mengetahui apa saja aspek yang dibahas dalam Hukum tata Negara

3. Kita dapat mempelajari secara mendalam semua pembahasan Hukum tatanegara

4. Mengetahui Sumber hukum tata Negara

6
BAB II
PEMBAHASAN
HUKUM TATA NEGARA

2.1 Pengertian Hukum Tata Negara


Hukum tatanegara adalah suatu hukum yang mengenai suatu negara. Untuk lebih jelasnya
kita menguraikan apakah arti dari negara itu sendiri.
1. Logemanbuah merumuskan negara itu sebagai organisasi kemasyarakatan, yaitu suatu
pertmbahan kerja(werkverband) yang bertujuan dengan kekuasaanya mengatur serta
menyelenggarakan masyarakat. Atau sering di sebut dengan pertambahan-pertambahan
sebuah jabatan atau lapangan pekerjaan yang teetap.
2. Van A pel doorn mengemukakan bahwa sebagai “ tanda” menunjukkan “negara”,
pengertian “kedaulatan” sebetulnya tidk dapat di pakai karena pengertian tersebut tidak tentu,
tidak pasti, dan sifatnya “kedaulatan” itu senantiasa berubah. [1]
Dapat kita lingkup kajian hukum tata negara mempunya dua arti, pertama
sebagaistaatsrechtswetenschap(ilmu hukum tata negara) dan kedua, sebagai positief
staatsrecht (hukum tata negara positif).[2]
Istilah “hukum tata negara” dapat dianggap identik dengan pengertian “Hukum Konstitusi”
yang merupakan terjemahan langsung dari perkataan Constitutional Law (Inggris), Droit
Constitutionnel (Perancis), Diritto Constitutionale (Italia), atau Verfassungsrecht (Jerman).
Dari segi bahasa, istilah Constitutional Law dalam bahasa Inggris memang biasa
diterjemahkan sebagai “Hukum Konstitusi”. Namun, istilah “Hukum Tata Negara” itu sendiri
jika diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, niscaya perkataan yang dipakai adalah
Constitutional Law. Oleh karena itu, Hukum Tata Negara dapat dikatakan identik atau
disebut sebagai istilah lain belaka dari “Hukum Konstitusi”. Kemudian hasil terjemahan dari
perkataan bahasa Belanda saatsrecht. Sudah menjadi kesatuan pendapat diantara para sarjana
hukum Belanda untuk membedakan antara “hukum tata negara arti luas dan hukum tata
negara dalam arti sempit”. Dan untuk membagi hukum tata negara dalam arti luas itu atas dua
golongan hukum yaitu:
1. Hukum tata negara dalam arti sempit (staatsrecht in enge zin) Atau untuk singkatnya
dinamakan hukum tata negara(staatscrecht).
2. Hukum tata usaha negara(atministratief recht).

7
Contohnya Seperti yang terjadi di hindia Belanda, di hindia Belanda mengatakan bahwa
hukum tata negara hindia Belanda terdiri dari kaidah-kaidah hukum mengenai tata(
inrichting)Hindia Belanda alat-alat perlengkapan kekuasaan negara yang harus menjalankan
tugas Hindia Belanda, Susunan, tata, wewenang, dan perhubungan kekuasaan dan diantara
alat-alat perlengkapan itu. Sementara itu untuk hukum tata usaha negara Hindia Belanda di
rumuskan oleh Kleintjes sebagai kaidah hukum mengenai penyelenggaraan tugas masing-
masing alat perlengkapanya.
Van Vollenhoven menerangkan bahwa hukum tata usaha negara itu adalah semua kaidah
hukum yang bukan hukum tata negara material bukan hukum perdata material, dan bukan
hukum pidana material. Kemudian ia membuat skema pembagian untuk hukum usaha tata
negara atas golonganya:
1. Hukum pemerintahan
2. Hukum peradilan
a. Peradilan ketatanegaraan
b. Peradilan perdata
c. Peradilan tata usaha
d. Peradilan pidana
3. Hukum kepolisian
4. Hukum perundang-undangan
Menurut J.H.A. Logemann hukum tata negara adalah serangkaian kaidah hukum mengenai
pribadi hukum dari jabatan atau kumpulan jabatan mengenai berlakunya hukum tersebut di
suatu negara. Pribadi hukum jabatan adalah pengertian yang meliputi serangkaian persoalan
mengenai subjek ewajiban kita dalam mendapatkan batasan wewenang.
Dan didalam bukunya college-aantekeningen over het staatsrecht van nederlands indie juga
mengatakan bahwa ilmu hukum tata negara mempelajari sekumpulan kaidah hukum yang di
dalamnya tersimpul kewajiban dan wewenang kemasyarakatan dari organisasi negara, dari
pejabat-pejabatnya ke luar yang berhubungan satu sama lain dengan pihak lain atau dengan
kata lain satu kesatuan dari sebuah organisasi.[3]
Menurut Van praag, hukum tata negara atau hukum usaha negara adalah suatu sistim delegasi
dari peraturan peraturan tentang keuasaan yang bertingkat-tingkat. Dan di dalam tata negara
terdapat kaidah kaidah yang mendelegasikan kekuasaan dari pembuat UUD pada pembuat
UU, dari organ tertinggi ke organ yang terendah untuk membuat peraturan yg berlaku.
Seperti KUH Perdata, KUH Pidana, dan lain lain. Dan pendelegasian yang tertera itu tadi
adalah tingkat tertinggi. Dan masih banyak lagi pendapat-pendapat yang d kemukakan oleh

8
para ilmuan lain. Kemudian dari beberapa pendapat-pendapat diatas dapat kita simpulkan
Hukum Tata Negara adalah sekumpulan peraturan yang mengatur organisasi dari pada
negara, hubungan antara alat perlengkapan negara dalam garis vertikal dan horizontal serta
kedudukan warga negara dan hak-hak azasinya.

2.2 Asas-asas Hukum Tata Negara


1. Pengertian Asas-asas HTN
Asas hukum adalah dasar-dasar yang menjadi sumber pandangan hidup,kesadaran, cita-cita
hukum dari masyarakat.[4] Menurut Boedisoesetyo,mempelajari asas-asas hukum
ketatanegaraan suatu negara tidak luput dari penyelidikan tentang hukumpositifnya. Dan dari
hukum positifnya ini yang terutama dan karenanya terpenting adalah Undang-Undang
Dasarnya, sebab dari ketentuan-ketentuan dari Undang-Undang Dasar itu, akan dapat
disimpulkan antara lain tipe negara dan asas-asas kenegaraan dari negara yang bersangkutan.
Disamping itu, yang dimaksud dengan asas-asas hukum tatanegara, bukan berarti bahwa yang
dibahas hanyalah mengenai asas-asasnya saja dari hukum tatanegara, melainkan meliputi
pula mempelajari tentang pengertian-pengertian. Asas-asas dan pengertian-pengertian,
masing –masing mempunyai makna berbeda. Bangunan hukum yang bersumber pada
perasaan manusia disebut asas-asas hukum, sedangkan yang bersumber pada akal pikiran
manusia disebut pengertian-pengertian hukum. Pengertian-pengertian yang terdapat dalam
hukum tata negara pada umumnya bersifat tetap, sedangkan asas-asasnya seringkali berubah-
ubah.perubahan pada asas-asas itu disebabkan karena pandangan hidup masyarakatnya yang
berbeda-beda. Sebagai contoh, dapat dikemukakan disini bahwa suatu bangunan demokrasi
dalam hukum tata negara dapat dilihat dari segi pengertiannya maupun dari segi asasnya.[5]

9
2. Asas-asas HTN

Asas konstitusi
Istilah konstitusi berasaal dari bahasa perancis (constutuer) yang berarti membentuk.
Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksudkan ialah pembentukan suatu negara atau
menyusun dan menyatakan suatu negara. Dinegara-negara yang menggunakan bahasa Inggris
sebagai bahasa nasional, dipakai istilah constitution yang dalam bahasa indonesia berarti
konstitusi.
K.C.Wheare, mengartikan konstitusi sebagai keseluruhan sistem ketatanegaraan dari suatu
negara berupa kumpulan peraturan yang membentuk, yang mengatur atau memerintah dalam
pemerintahan suatu negara yang didalamnya terdapat berbagai aturan pokok yang berkaitan
dengan kedaulatan, pembagian kekuasaan, lembaga-lembaga negara, cita-cita dan ideologi
negara, hak asasi manusia, politik, masalah ekonomi, budaya,dll.[6]
Setiap negara didirikan atas dasar falsafah tertentu. Tafsir itu merupakan perwujudan dari
keinginan rakyatnya. Oleh karena itu, setiap negara memiliki falsafah yang berbeda. Karena
suatu falsafah itu identik dengan keinginan dan watak rakyat dan bangsanya, tidak mungkin
untuk mengambil untuk mengambil falsafah negara lain untuk dijadikan falsafah bangsanya
begitu juga. Karena falsafah itu merupakan perwujudan dari watak dan keinginan dari suatu
bangsa, segala aspek kehidupan bangsa tersebut harus sesuai dengan falsafahnya.
Dalam bidang hukum, pancasila merupakan sumber hukum materiil. Oleh karena itu, setiap
isi peraturan perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengannya. Dalam penjelasan
UUD 1945, dapat diketahui bahwa pembukaan UUD 1945 mengandung empat pokok-pokok
pikiran yang meliputi suasana kebatinan dari UUD Negara Republik Indonesia. Pokok
pikiran ini merupakan cita-cita hukum bangsa Indonesia yang mendasari hukum dasar negara,
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Pokok-pokok pikiran tersebut adalah sebagai
berikut:
Pokok pikiran pertama: “Negara”_begitu bunyinya_”melindungi segenap bangsa Indonesia
dan dan seluruh tumpah darah indonesia dengan berdasarkan atas persatuan dengan
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh indonesia “. Dalam pembukaan ini, diterima aliran
pengertian negara persatuan, negara yang melindungi dan meliputi segenap bangsa indonesia
seluruhnya. Jadi, negara mengatasi segala paham golongan dan segala paham perseorangan.

10
Pokok pikiran kedua:”Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat”. Ini
merupakan pokok pikiran keadilan sosial, yang didasarkan pada kesadaran bahwa manusia
Indonesia mempunyai hak dan kwajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial
dalam kehidupan masyarakat.
Pokok pikiran ketiga:”Negara berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan perwakilan”. Oleh karena itu, sistem negara yang terbentuk dalam Undang-
undang Dasar harus berdasarkan atas kedaulatan rakyat dan berdasarkan atas
permusyawaratan perwakilan. Pokok pikiran yang ketiga ini menunjukkan bahwa didalam
negara Indonesia, yang berdaulat adalah rakyat Indonesia sehingga kedaulatan ada ditangan
rakyat.
Pokok pikiran keempat:”negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beadab”. Oleh karena itu, Undang-Undang dasar harus
mengandung isi yang mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara untuk memelihara
budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
Pokok pikiran yang keempat ini menunjukkan keyakinan bangsa Indonesia akan adanya
Tuhan Yang Maha Esa, adanya cita kemanusiaan dan cita harkat dan martabat manusia
bahkan semua itu menjadi dasar negara yang mengikat, baik pemerintah maupun rakyatnya.
Keempat pokok pikiran tersebut jelas merupakan pancaran dari pandangan hidup dan dasar
falsafah negara pancasila. [7]
Asas Negara Hukum
Pada pengertian negara hukum, ada dua kata yang perlu mendapat penjelasan terlebih dahulu,
yaitu kata negara dan kata hukum. Secara etimologi negara berasal dari kata staat(Belanda
dan Jerman);state (inggris); etat (Prancis); status atau statuum (Latin). Kata-kata tersebut
berarti “ meletakkan dalam keadaan berdiri”, “menempatkan”, atau “membuat berdiri”.
Negara adalah lanjutan dari keinginan manusia hendak bergaul antara seorang dengan orang
lain dalam rangka menyempurnakan kebutuhan hidupnya. Semakin luas pergaulan manusia
dan semakin banyak kebutuhan nya pada suatu organisasi negara yang akan melindungi dan
memelihara keselamatan hidupnya. Menurut pendapat Bellefroid, bahwa negara itu suatu
persekutuan hukum yang menempati suatu wilayah selama-lamanya dan yang dilengkapi
dengan suatu kekuasaan tertinggi untuk menyelenggarakan kemakmuran rakyat yang sebesar-
besarnya.
Apakah hukum itu? Hukum yang kita maksud dalam kaitannya dengan negara disini adalah
hukum positif yang berlaku mengikat sebagaimana dasar negara dan peraturan perundang-

11
undangan yang ditaati dan diterapkan oleh warga negara dan lembaga-lembaga negara secara
sama tanpa mengenyampingkan teori-teori hukum yang ada.
Menurut Satjipto Rahardjo, Hukum itu merupakan bagian dari perangkat kerja sistem sosial.
Menurut para ahli hukum, bahwa negara hukum pada hakikatnya adalah negara yang
menolak melepaskan kekuasaan tanpa kendali. Negara yang cara penyelenggaraannya
berdasarkan hukum yang adil dan demokratis.
Paham negara hukum tidak dapat dipisahkan dari paham kerakyatan sebab pada akhirnya,
hukum yang mengatur dan membatasi kekuasan negara atau pemerintah diartikan sebagai
hukum yang dibuat atas dasar kekuasaan atau kedaulatan rakyat. Perubahan UUD 1945 pasal
1 ayat (3) menegaskan bahwa “negara indonesia adalah Negara Hukum”. Konsekuensi
ketentuan ini bahwa setiap sikap, kebijakan, dan perilaku alat negara dan masyarakat harus
berdasarkan dan sesuai dengan ketentuan hukum, dengan memerhatikan pancasila sebagai
dasar negara dan falsafah hidup bangsa indonesia.
Konsep negara hukum menurut Julius Stahl ditandai oleh emopat unsur pokok:
Pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia.
Negara didasarkan pada pemisahan kekuasaan.
Pemerintahan diselenggarakan berdasarkan Undang-Undang.
Ada peradilan administrasi negara
Menurut Jimly Assiddiqie, konsep negara belum pernah dirumuskan secara komprehensif.
Yang ada hanya pembangunan bidang hukum yang bersifat sektoral. Hukum hendaknya
dipahami dan dikembangkan sebagai suatu sistem. Dalam hukum sebagai satu kesatuan
sistem terdapat:
Elemen kelembagaan (elemen institusional)
Elemen kaidah aturan (elemen instrumental)
Elemen perilaku para subyek hukum yang menyandang hak dan kwajiban yang ditentukan
oleh norma aturan itu (elemen subjektif dan kultural).
Dalam sistem hukum menurut UUD 1945, dianut prinsip-prinsip hukum sebagai
berikut:pertama, bahwa pancasila bukan hanya norma dasar dari kehidupan hukum dan tertib
hukum indonesia, tetapi juga norma dasar bagi norma-norma yang lain,seperti norma moral,
kesusilaan, etik, dan sebagainya yang hidup dibumi Indonesia.
Kedua, kelembagaan indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung, ditetapkan oleh
Undang-Undang, yang dibentuk oleh lembaga legislatif. Undang-Undang adalah bentuk
yuridis.

12
Ketiga, bahwa sifat, bentuk maupun kewenangan yang pokok, telah ditetapkan dalam
Undang-Undang Dasar 1945, walaupun tidak berdasarkan “trias politika” namun kedudukan,
fungsi dan kewenangan, lembaga-lembaga negara telah dirumuskan secara tegas dalam
konstitusi.
Keempat,ketertiban hukum , peringkat tertinggi kekuasaan ada pada rakyat yang didasarkan
pada pancasila sebagai dasar hukum dan sumber hukum, hukum yang ada pada peringkat
dibawahnya tidak bertentangan dengan UUD 1945 dan pancasila.
Kelima, negara yang berdasarkan atas hukum, yaitu adanya suatu peradilan bebas.
Terdapat empat syarat negara hukum secara formal yang menurut Ismail Suny menjadi
konsep dasar negara hukum indonesia, yaitu:
Hak asasi manusia
Pemisahan kekuasaan
Pemerintahan berdasarkan Undang-Undang
Peradilan administrasi[8]
Asas pembatasan kekuasaan
Salah satu ciri negara hukum adalah adanya ciri pembatasan kekuasaan dalam
penyelenggaraan kekuasaan negara. Konsep negara hukum juga disebut sebagai negara
konstitusional, yaitu negara yang dibatasi oleh konstitusi. Secara umum suatu sistem
kenegaraan memisahkan kekuasaan pemerintah kedalam “trichotomy” yang terdiri dari
eksekutif, legislatif, dan yudikatif dan biasa disebut dengan trias politica.[9]
Reformasi Mei 1998 yang ditandai dengan runtuhnya kekuasaan orde baru telah membawa
berbagai perubahan mendasar dalam kehidupan bernegara dan berbangsa Indonesia.
Pertama,sejak jatuhnya Soeharto, kita tidak lagi memiliki seorang pemimpin sentral dan
menentukan.
Kedua, munculnya kehidupan politik yang lebih liberal, yang melahirkan proses politik yang
juga liberal.
Ketiga,reformasi politik juga telah mempercepat pencerahan politik rakyat.
Keempat,pada tataran lembaga tinggi negara, untuk memperkuat proses antara cabang-
cabang kekuasaan telah berkembang sedemikian rupa.
Kelima,reformasi politik telah mempertebal keinginan sebagian elite berpengaruh dan publik
politik indonesia.
Ketiga cabang kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif itu sama-sama sederajat dan
saling mengontrol satu sama lain sesuai dengan prinsip checks and balances. Dengan adanya
prinsip checks and balances ini maka kekuasaan negara dapat diatur, dibatasi bahkan

13
dikontrol dengan sebaik-baiknya sehingga penyalahgunaan kekuasaan oleh aparat negara
ataupun pribadi-pribadi yang kebetulan sedang menduduki jabatan dalam lembaga-lembaga
negara yang bersangkutan dapat dicegah dan ditanggulangi dengan sebaik-baiknya.[10]
Asas negara pancasila
Keadaan pancasila sebagai falsafah kenegaraan atau cita negara, karena pancasila sebagai
penyangga konstitusi. Keberadaan pancasila sebagai dasar filosofis terdapat dalam
pembukaan UUD 1945 yang merupakan kesepakatan pertama penyangga konstitusionolisme.
Pancasila sebagai ideologi bangsa indonesia memiliki perbedaan dengan sistem kapitalisme-
liberalisme maupun sosialisme-komunisme. Pancasila mengakui dan melindungi baik hak-
hak individu maupun hak-hak masyarakat baik dibidang ekonomi maupun politik. Dengan
demikian pancasila mengakui secara selaras, baik kolektivisme maupun individualisme.
Pancasila sebagai dasar negara, hal ini berarti bahwa setiap tindakan aparatur negara dan
rakyat harus sesuai dengan pancasila yang sudah ditetapkan sebagai dasar negara tersebut.

2.3 Masalah Ketatanegaraan

Perihal Negara
Didalam kehidupan berkelompok tersebut meningkat menjadi bernegara maka falsafah hidup
tersebut didalam rapat-rapat BPUPKI disebut sebagai filosofische gronslag dari negara yang
didirikan. Falsafah hidup suatu negara akan menjelma suatu tata nilai yang dicita-citakan
bangsa yang bersangkutan. Sebagai yang dicita-citakan maka ia membentuk ide-ide dasar
dari segala hak aspek kehidupan manusia didalam kehidupan berkelompoknya.

Tata Organisasi
Didalam Undang-Undang Dasar kita disebut dengan istilah “berserikat” sedangkan apabila
tidak permanen disebut “berkumpul”. Karena itu tata organisasi merupakan pengelompokan
pertama yang kita lakukan terhadap analisis negara dalam strukturnya. Apabila suatu
organisasi kita dalilkan sebagai suatu kerja sama berdasarkan pembagian kerja yang tetap,
maka suatu pekerjaan yang tetap didalam organisasi kita sebut fungsi yang diselenggarakan
atau diemban oleh seseorang . fungsi tersebut adalah tetap sifatnya sedangkan pelakunya
dapat diganti-ganti.

14
Kekuasaan Tertinggi didalam Negara
Beberapa teori yang terkenal ialah teori kedaulatan Tuhan, Kedaulatan Raja, teori Kedaulatan
Rakyat dan teori Kedaulatan negara. Berdasarkan teori bernegara bangsa indonesia,maka
kedaulatan rakyat diorganisasi melalui organisasi sosial politik dan dilembagakan didalam
Majelis Permusyawaratan Rakyat yang melakukan sepenuhnya kedaulatan rakyat atas nama
rakyat karena kedaulatan adalah ditangan rakyat demikian rumusan Undang-Undang Dasar
1945. Dari Majelis Permusyawaratan Rakyat kedaulatan rakyat diorganisasi lebih lanjut pada
mandatarisnya bersama-sama bagian Majelis Permusyawaratan Rakyat yang disebut Dewan
Perwakilan Rakyat, melalui persetujuan diantara mereka yang disebut undang-undang, maka
terbentuklah lembaga-lembaga lainnya berdasarkan undang-undang tersebut.

Perwakilan
Secara ringkas masalah perwakilan diindonesia meliputi ragam lembaga perwakilan,
penbentukannya serta kewenangannya. Ragam perwakilan menurut UUD 1945, ialah adanya
Majelis Permusywaratan Rakyat sebagai lembaga perwakilan tertinggi, dimana sebagian dari
padanya disebut Dewan Perwakilan Rakyat Pusat. Disamping itu ada Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah sebagai aparat pemerintahan didaerah(tingkat 1 dan tingkat 2)

Aparatur Negara
Tuntutan pada masyarakat sekarang ialah aparatur pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
Untuk itu muncullah pelbagai pemikiran tentang pembinaan dan pengawasan. Timbul
problematik tentang manajemen negara atau ada yang menyebutkannya sebagai sistem
manajemen nasional.

Tata Hukum
analisis kenegaraan tidak dapat dipisahkan dari analisis tata hukum, bahkan aliran yuridis
murni beranggapan bahwa negara adalah tidak lain daripada personifikasi hukum, suatu
himpunan tata hukum berdasarkan suatu sistem tertentu. Dengan demikian analisis tata
hukum meliputi: konstitusi atau hukum dasar, fungsi-fungsi kenegaraan, hak dan kwajiban
konstitutional warga negara dan penduduk, dan konsep-konsep negara hukum.

15
Konstitusi Negara
Bangsa indonesia didalam alinea keempat pembukaan UUD 1945, menuangkan susunan
kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar, berarti bangsa
indonesia menuangkan konstitusinya kedalam suatu hukum dasar tertulis, disamping itu
ditegaskan bahwa disamping hukum dasar tertulis ada hukum dasar tidak tertulis yaitu aturan-
aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek dan penyelenggaraan negara
sekalipun tidak tertulis.

Fungsi Kenegaraan
Fungsi-fungsi kenegaraan seperti fungsi legislatif menjadi terbatas peraturan perundangan .
namun karena didalam perkembangan materi muatan perundang-undangan dianggap sangat
penting terutama yang menyangkut anggaran pendapatan dan belanja negara, maka
pengawasan pelaksanaannya menjadi kewenangan legislatif pula. Sedangkan fungsi
kehakiman dijalankan oleh Mahkamah Agung dan lain-lain badan kehakiman. [11]

2.4 Sistem Pemerintahan Negara


Indonesia ialah negara yang berdasarkan Hukum, bukan yang berdasarkan dengan
kekuasaan belaka.
Sistim konstitusional(hukum dasar) tidak bersifat absilutisme( kekuasaan tidak terbatas).
Kekuasaan negara tertinggi di tangan MPR.
Presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi di bawah majlis.
Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR.
Mentri Negara ialah pembentu Presiden; mentri negara tidak bertanggung jawab atas
presiden.
Kekuasaan Kepala Negara tidak terbatas.[12]

16
2.5 lembaga-lembaga Negara menurut UUD 1945
 perkembangan ketata Negaraan Indonesia
sebelum perubahan UUD 1945, RI menganut prinsip supremasi MPR sebagai salah satu
bentuk varian system supremasi MPR parlemen yangdikenal didunia. Maka paham
kedaulatan rakyat diorganisasikan melalui pelembagaan MPR sebagai lembaga penjelmaan
rakyat Indonesia yang berdaulat yang disalurkan melalui prosedur perwakilan politik
(political representation) melalui DPR, perwakilan daerah (regional representation) melalui
utusan daerah, dan perwakilan fungsional (fungcional representation) melalui utusan
golongan. Ketiga-tiganya dimaksudkan untuk menjamin agar kepentingan seluruh rakyat
yang berdaulat benar-benar tercermin dalam keanggotaan MPR, sehingga menjadi lembaga
tertinggi yang say sebagai penjelmaan rakyat. Sebagaimana dalam pasal I ayat (2) UUD 1945
“kedaulatan di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat” setelah amandemen ketiga UUD 1945 sebagaimana pasal 1 ayat (2) bahwa
“kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan berdasarkan undang undang dasar.
dengan demikian dengan berdasar pada UUD 1945 pasca amandemen ke-empat tersebut,
maka terdapat delapan buah organ Negara yang mempunyai kedudukan sederajat yang
langsung menerima kewenangan konstitusi dari UUD, kedelapan organ tersebut adalah;

1. DPRD (dewan perwakilan rakyat daerah)

2. DPD (dewan perwakilan darah)

3. MPR (majelis permusyawaratan rakyat.)

4. BPK (badan pemeriksa keuangan)

5. presiden dan wakil presiden

6. mahkamah agung

7. mahkama konstitusi

8. komisi yudicial

Juga terdapat lembaga atau institusi yang juga diatur kewenangannya dalam UUD, yaitu

1. TNI

2. kepolisian Negara RI

3. pemerintah daerah

4. Partai politik

17
Adapun lembaga yang tidak disebut namanya namun disebut fungsinya, namun
kewenangannya dinyatakan akan diatur dalam UU yaitu BANK indonesai (BI) dan komisi
pemilihan umum yang juga bukan nama karena ditulis dalam huruf kecil. Sedangkan lembaga
yang berdasarkan perintah menurut UUD yang kewenangannya diatur dalam UU seperti;
KOMNAS HAM, KPI, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan lain
sebagainya.

 lembaga-lembaga Negara Indonesia


struktur lembaga negara sebagaimana gambar berikut, dibawah ini :

• Lembaga independent
dalam menjamin kepentingan kekuasaan dan demokratisasi yang lebih efektif maka dibentuk
beberapa lembaga-lembaga independent, seperti

1. Tentara Nasional Indonesia (TNI)

2. Kepolisian Negara (polri)

3. Bank Indonesia

4. kejaksaan agung

5. KOMNAS HAM

6. KPU

7. Komisi Ombusdman

8. Komisi Pengawasan dan persaingan Usaha (KPPU)

9. Komisi Pemeriksaan Kekayaan Penyelenggaraan Negara (KPKPN)

10. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPU)

11. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) dan lain sebagainya

18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Hukum tatanegara adalah suatu hukum yang mengenai suatu negara. Istilah “hukum tata
negara” dapat dianggap identik dengan pengertian “Hukum Konstitusi” yang merupakan
terjemahan langsung dari perkataan Constitutional Law (Inggris), Droit Constitutionnel
(Perancis), Diritto Constitutionale (Italia), atau Verfassungsrecht (Jerman). Dari segi bahasa,
istilah Constitutional Law dalam bahasa Inggris memang biasa diterjemahkan sebagai
“Hukum Konstitusi”. Namun, istilah “Hukum Tata Negara” itu sendiri jika diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris, niscaya perkataan yang dipakai adalah Constitutional Law. Oleh
karena itu, Hukum Tata Negara dapat dikatakan identik atau disebut sebagai istilah lain
belaka dari “Hukum Konstitusi”.
Asas hukum adalah dasar-dasar yang menjadi sumber pandangan hidup,kesadaran, cita-cita
hukum dari masyarakat. Asas-asas HTN ialah:
a. Asas konstitusi
Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksudkan ialah pembentukan suatu negara atau
menyusun dan menyatakan suatu negara.
b. Asas Negara Hukum
negara hukum pada hakikatnya adalah negara yang menolak melepaskan kekuasaan tanpa
kendali.
c. Asas pembatasan kekuasaan
ciri negara hukum adalah adanya ciri pembatasan kekuasaan dalam penyelenggaraan
kekuasaan negara
d. Asas negara pancasila
Keadaan pancasila sebagai falsafah kenegaraan atau cita negara, karena pancasila sebagai
penyangga konstitusi.
• Sedang masalah yang diatur oleh hukum tata negara ialah:
Perihal negara
Tata organisasi
Kekuasaan tertinggi dalam negara
Perwakilan
Aparatur negara

19
Tata hukum
Fung

B.SARAN

Kita sebagai rakyat sekaligus Mahasiswa sebenarnya sangat penting bagi kita semua untuk
mempelajari hokum tata Negara selain ini adalah salah satu mata kuliah yang penting, juga
ini merupakan ilmu yang sangat berguna untuk kita semua mengetahui apa itu Tata Negara
secara umum dan Hukum Tatanegara secara khusus.

BAB IV

PENUTUP
Alhamdulillahirrabil ‘alamin. Demikianlah makalah tentang "Hukum Islam pada Masa
Sahabat (Khulafaur Rasyidin)" yang penulis susun, semoga bermanfaat dan dapat menambah
khazanah keilmuan bagi kita semua. Penulis menyadari dalam penulisan ataupun dalam
menguraikan materi diatas masih banyak kekeliruan. Oleh karena itu, penulis mengharap
kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak.

20
DAFTAR PUSTAKA

E.utrecht moh.shaleh djindang,Sh pengantar dalam hukum indonesia (Jakarta: Sinar harapan,
1983)
Dr.ni’matul huda,Sh.,M.HUM. HUKUM TATA NEGARA INDINESIA.(Jakarta:Raja
Grafindo Persada,2007
H.Alwi wahyudi,S.H.,M.Hum.Hukum Tata Negara Indonesia.(Yogyakarta:Pustaka
Pelajar,2012)
Prof.Drs.C.S.T.Kansil,S.H.Hukum Tata Negara Republik Indonesia 2,(Jakarta:Rineka
Cipta,2003)
A.Siti Soetami,S.H.pengantar tata hukum Indonesia (Bandung: PT ERESCO, 19932)

21

Anda mungkin juga menyukai