Anda di halaman 1dari 2

Ely Kristiani / 160342601708 / Offering G 2016

Resume Mekanisme Evolusi

1. Seleksi Alam
Evolusi melalui seleksi alam adalah suatu proses dengan mana mutasi
genetik yang meningkatkan reproduksi menjadi ada, menjadi tetap, atau
makin banyak dijumpai pada generasi selanjutnya. Sering disebut
mekanisme “self-evident” sebab ada 3 syarat wajib terpenuhi agar terjadi:
- Ada variasi terwariskan pada organisme dalam populasi tersebut.
- Organisme menghasilkan lebih banyak anak, namun sedikit sekali
yang bisa survive (bertahan hidup).
- Anak-anak atau keturunan ini memiliki kemampuan survive dan
bereproduksi yang bervariasi.

Seleksi alam dalam populasi untuk suatu sifat yang kisaran nilainya
bervariasi, misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan dalam 3 tipe:

- Seleksi terarah (directional selection)


Pergantian nilai rata-rata sepanjang waktu – misalnya organisme
semakin lama semakin tinggi, semakin panjang, atau semakin besar.
Bisa juga terjadi sebaliknya, semakin kecil, dst.
- Seleksi yang mengganggu (seleksi disruptif)
Seleksi bagi sifat-sifat ekstrim dan sering menghasilkan 2 nilai yang
berbeda yang banyak dijumpai dalam populasi, dengan seleksi
melawan nilai rata-rata. Contoh: diferensiasi seks, jantan dan betina
adalah 2 sifat yang dianggap ekstrem dan diluar sifat-sifat ini tidak
menguntungkan dan akan terseleksi.
- Seleksi stabil
Organisme yang memiliki nilai rata-rata akan lebih beruntung
dibanding organisme yang memiliki nilai ekstrim. Contoh: berat badan
bayi, rata-rata sekitar 3 kilo. Semakin jauh dari nilai rerata (bayi yang
sangat kecil atau sangat besar) akan tidak menguntungkan dan
memiliki survive rate yang rendah sehingga saat ini ukuran berat
badan bayi cenderung sama.
2. Mutasi Bias
Selain menjadi sumber utama variasi, mutasi dapat juga berfungsi sebagai
mekanisme evolusi bila ada berbagai probabilitas pada tingkat molekul
agar mutasi dapat terjadi. Ini merupakan proses mutasi yang disebut
mutasi bias.
Mutasi bias dengan berbagai daya pada bermacam taksa dapat
menyababkan evolusi berbagai ukuran genom. Perkembangan mutasi bias
juga sudah dijumpai pada evolusi morfologi. Efek mutasi bias melapis
pada proses lain. Bila seleksi akan menguntungkan salah 1 dari 2 mutasi
namun tak ada keuntungan ekstra dari keduanya mutasi yang terjadi lebih
sering dari salah 1 nya akan menjadi fixed dalam populasi. Mutasi yang
menyebabkan hilangnya fungsi gen lebih sering terjadi dibanding mutasi
yang membentuk gen yang baru yang berfungsi penuh. Kebanyakan
hilangnya mutasi fungsi adalah “selected against”. Namun bila seleksi
lemah mutasi bias menuju hilangnya fungsi dapat mempengaruhi evolusi.
3. Penyimpangan Genetik (Genetic Drift)
Penyimpangan genetik adalah perubahan frekuensi alel dari 1 generasi ke
generasi selanjutnya yang terjadi karena peran yang bermain dalam
menentukan apakah suatu individua akan bertahan hidup dan
bereproduksi.
4. Aliran Gen (Gene Flow)
Aliran gen adalah pertukaran gen antar populasi dan antar spesies.
Keberadaanya secara fundamental mengubah perjalanan evolusi. Bila
perbedaan genetik antar populasi berkembang, aliran gen antar populasi
dapat mengintroduksi sifat atau alel yang tak menguntungkan pada
populasi lokal dan ini dapat menyebabkan organisme di dalam populasi ini
membentuk mekanisme yang mencegah perkawinan dengan populasi yang
berjauhan secara genetik, akhirnya terbentuk spesies baru. Sehingga
pertukaran informasi genetik antar individu secara fundamental penting
untuk membentuk konsep spesies biologis.
Selama perkembangan sintesis modern, Sewall Wright mengembangkan
teori pergeseran keseimbangan, yakni bahwa aliran gen antara populasi
yang terpisah secara parsial merupakan aspek penting evolusi adaptif.

Sumber: Hassan, Munif Said, Ferial, Eddyman W., Soekendarsi, Eddy. 2014. Pengantar
Biologi Evolusi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai