Anda di halaman 1dari 15

Tugas makalah

PEREKONOMIAN INDONESIA
(Pengeluaran Konsumsi Masyarakat & Pengeluaran Pemerintah)

Oleh:

Nama : Mar’atun Khasanah

NPM : 02041411096

FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
UNIVERSITAS KHAIRUN
2015

Pengeluaran Konsumsi Masayarakat & Pemerintah Page 1


Pengeluaran konsumsi masyarakat dan pengeluaran pemerintah

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dan perubahan struktur ekonomi dalam 30 tahun terakhir atau
lebih di Indonesia telah menghasilkan pertumbuhan dan perubahan ring Ekonomi-ekonomi skala
besar urbanisasi. Perubahan urbanisasi skala besar seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, hal
ini merupakan fenomena global. sebagai pembangunan ekonomi atau pertumbuhan terus
berlanjut, masyarakat di daerah pedesaan akan terus datang ke daerah-daerah perkotaan atau
kota-kota besar. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi tersebut, maka membawa dampak yang
baik terutama dalam hal kemiskinan, masyarakat sebagian besar bersih dari kemiskinan.kota
Metropolitan seperti Jakarta dapat menawarkan iming-iming pekerjaan yang lebih baik,
pendidikan, perawatan kesehatan, dan mereka berkontribusi terhadap penduduk yang
menganggur untuk di sediakan lapangan pekerjaan.

Dari fenomena diatas dapat di ketahui bahwa tingkat penghasilan masyarakat perkotaan
dengan masyarakat pedesaan sangat jauh berbeda. Dengan demikian dilihat dari penghasilan per
kapita jauh lebih tinggi masyarakat perkotaan di bandingkan dengan masyarakat pedesaan, maka
secara otomatis pengeluaran konsumsi masyarakat desa dan masyarakat kota juga akan berbeda.
Sedangkan untuk pendapatan daerah antara desa, kabupaten, profinsi bahkan jenjang yang lebih
atas juga mempunyai jumlah nominal masing-masing pada setiap daerah. Berkaitan dengan
permasalahan yang telah dipaparkan maka berikut penulis akan membahas secara lebih rinci
dalam bentuk makalah sebagai Tugas Mandiri Pada Mata Kuliah Perekonomian Indonesia yang
sekarang ini penulis mencoba memberikan penjelasannya.

Pengeluaran Konsumsi Masayarakat & Pemerintah Page 2


1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perilaku konsumsi masyarakat dalam perekonomian?
2. Bagaimana pola konsumsi masyarakat ada di Indonesia?
3. Bagaimana dimensi ketimpangan pengeluaran konsumsi?
4. Apa sebenarnya tabungan masyarakat?
5. Bagaimana fungsi konsumsi dan fungsi tabungan?
6. Bagaimana strategi pengeluaran pemerintah didalam perekonomian?
7. Apa dampak dari perilaku konsumtif?

1.3 Tujuan Penulisan


Penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami lebih mendalam lagi tentang
pembahasan Pengeluaran Konsumsi Masyarakat dan Pengeluaran Pemerintahan sekaligus
sebagai salah satu syarat dalam menempuh perkuliahan pada mata kuliah Perekonomian
Indonesia.

1.4 Metode Penulisan


Adapun penulisan makalah ini yang digunakan penulis adalah dengan mempelajari
buku-buku yang kami jadikan referensi-referensi dan pengumpulan data yang ada kaitanya
dengan masalah yang kami bahas serta pencarian informasi melalui internet.

Pengeluaran Konsumsi Masayarakat & Pemerintah Page 3


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengeluaran Konsumsi Masyarakat

2.1.1 Pengertian Pengeluaran Konsumsi Masyarakat

Pengeluaran Konsumsi masyarakat merupakan salah satu variabel makroekonomi dalam


identitas pendapatan nasional. menurut pendekatan pengeluaran, variabel ini lazim dilambangkan
dengan dengan hurup C (Consumption). Pengeluran konsumsi seseorang adalah bagian dari
pendapatannya yang dibelanjakan. Bagian dari pendapatan yang tidak dibelanjakan disebut
tabungan lazim dilambangkan dengan hurup S (Saving). Apabila pengeluaran-pengeluaran
konsumsi semua orang dalam suatu negara dijumlahkan, maka hasilnya adalah pengeluaran
konsumsi masyarakat negara yang bersangkutan. Dilain pihak jika tabungan semua orang dalam
suatu negara dijumlahkan hasilnya adalah tabungan masyarakat negara tersebut. Selanjutnya,
tabungan masyarakat bersama-sama dengan tabungan pemerintah membentuk tabungan nasional.
Dan tabungan nasional merupakan sumber dana investasi.

Konsumsi seseorang berbanding lurus dengan pendapatannya. Secara makroagregat


pengeluaran konsumsi masyarakat berbanding lurus dengan pendapatan nasional. Semakin besar
pendapatan, makin besar pula pengeluaran konsumsi. Perilaku tabungan juga begitu. Jadi bila
pendapatan bertambah, baik konsumsi maupun tabungan akan sama-sama bertambah.
Perbandingan besarnya tambahan pengeluaran konsumsi terhadap tambahan pendapatan disebut
kecenderungan untuk mengkonsumsi (Marginal Propensity to Consume, MPC). Sedangkan
besarnya tambahan pengeluaran konsumsi terhadap tambahan pendapatan disebut kecenderungan
untuk menabung (Marginal Propensity to Save, MPS). Pada masyarakat yang kehidupan
ekonominya relatif belum mapan, biasanya angka MPC mereka relatif besar, sementara angka
MPS mereka relatif kecil. Artinya jika mereka memperoleh tambahan pendapatan maka sebagian
besar tambahan pendapatannya itu akan teralokasikan untuk konsumsi. Hal sebaliknya berlaku
pada masyarakat yang kehidupan ekonominya sudah relatif lebih mapan.

Pengeluaran Konsumsi Masayarakat & Pemerintah Page 4


Perbedaan antara masyarakat yang sudah mapan dan yang belum mapan antara negara maju
dan negara berkembang bukan hanya terletak dalam atau dicerminkan oleh perbandingan relatif
besar kecilnya MPC dan MPS, akan tetapi juga dalam pola konsumsi itu sendiri. Pola konsumsi
masyarakat yang belum mapan biasanya lebih didominasi oleh konsumsi kebutuhan-kebutuhan
pokok atau primer. Sedangkan pengeluaran konsumsi masyarakat yang sudah mapan cenderung
lebih banyak teralokasikan ke kebutuhan sekunder atau bahkan tersier.

2.1.2 Perilaku Konsumsi Masyarakat

Beberapa pandangan ahli mengenai perilaku konsumen antara lain :


 yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka (Schiffman dan Kanuk Istilah
perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa 1994)
 Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, dam menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan mengikuti tindakan ini. (Engel, Blackweel, dan Miniard; 1993)
 Perilaku konsumen merupakan proses pengambilan keputusan dan aktivitas fisik dalam
mengevaluasi, memperoleh, menggunakan dan menghabiskan barang atau jasa. (Loudon
dan Della-Bitta; 1984)
 Perilaku yang ditunjukkan oleh orang-orang dalam merencanakan, membeli, dan
menggunakan barang-barang ekonomi dan jasa, disebut perilaku konsumen. (Winardi,1991)
 Perilaku yang dikaitkan dengan preferences dan possibilities adalah perilaku konsumen.
(Deaton dan Muellbawer, 1986)
 Perilaku konsumen merupakan pengkajian dari perilaku manusia sehari-hari (Mullen dan
Johnson, 1990)

Dari beberapa pandangan di atas dapat ditarik satu kesimpulan yaitu Perilaku Konsumen
adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada
saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah
melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

Pengeluaran Konsumsi Masayarakat & Pemerintah Page 5


Alokasi PDB dewasa ini semakin besar tergunakan untuk keperluan pembentukan modal atau
investasi serta ekspor dan impor. Kenyataan ini tentu saja menggembirakan karena menandakan
secara umum pendapatan masyarakat sudah mencukupi kebutuhan konsumsinya, sehinnga
terdapat kelebihan yang bisa ditabung untuk menjadi sumber dana investasi. Adalah beralasan
untuk menyatakan bahwa harapan untuk menumbuhkan perekonomian cukup prospektif.
Persoalannya kemudian ialah seberapa besar tabungan masyarakat kita telah mencukupi sasaran
pertumbuhan perekonomian yang diinginkan.

Pertumbuhan pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia rata-rata 6,5 persen per tahun
selama dasawarsa 1970-an. Angka ini satu persen lebih rendah dibandingkan pertumbuhan rata-
rata pengeluaran konsumsi masyarakat Malaysia untuk kurun waktu yang sama. Akan tetapi,
lebih tinggi daripada pertumbuhan rata-rata tahunan pengeluaran konsumsi masyarakat India dan
Republik Rakyat Cina, masing-masing 2,9 dan 4,9 persen; bahkan juga dibandingkan dengan
pertumbuhan konsumsi masyarakat Amerika Serikat (3,1%) dan jepang (4,7%). Dalam periode
1980-1993, pengeluaran konsumsi masyarakat Indonesia tumbuh setingkat satu ata-rata 4,4
persen per tahun, lebih rendah daripada india (4,7%) dan cina (7,9%) serta Malaysia (5,5%);
namun lebih tinggi daripada amerika dan jepang. Angka-angka perbandingan ini beralasan untuk
menjelaskan bahwa, sebagai Negara berkembang, Indonesia memiliki bekal kemandirian yang
cukup mantap dalam menumbuhkan perekonomiannya. Hasil-hasil pembangunannya selama ini
teralokasikan ke penggunaan yang produktif.
Kemantapan bekal kemandirian dalam pembangunan tersebut apat dikonfirmasikan melalui
tinjauan pengeluaran konsumsi masyarakat berdasarkan proporsinya dalam pembentukan
permintaan agregat (aggregate demand).

Pengeluaran Konsumsi Masayarakat & Pemerintah Page 6


Proporsi pengeluaran konsumsi masyarakat dalam membentuk permintaan agregat
menyiratkan dua hal. Pertama, peran tabungan masyarakat terahdap pendapatan nasional
semakin besar. Kedua, peran sector-sektor penggunaan lain dalam membentuk permintaan
agregat semakin besar, khususnya sector pembentukan modal atau investasi dan sector ekspor-
impor.
Dalam perekonomian ada beberapa pendekatan yang mempelajari perilaku konsumen, antara
lain pendekatan tradisional dan pendekatan modern. Penjelasan masingmasing sebagai berikut :

 Pendekatan Tradisional
Menurut pendekatan ini, setiap barang mempunyai dayaguna atau utilitas, oleh karena barang
tersebut pasti mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen yang
menggunakan barang tersebut. Jadi bila orang meminta suatu jenis barang, pada dasarnya yang
diminta adalah dayaguna barang tersebut.
 Pendekatan Modern
Pendekatan ini menggunakan analisa regresi yang secara praktis digunakan untuk
memperkirakan permintaan

2.1.3 Pola Konsumsi Masyarakat

Tabel : Daftar Alokasi Pengeluaran Konsumsi Masyarakat Pola konsumsi dapat dikenali
berdasarkan alokasi penggunaannya. Untuk keperluan analisis, secara garis besar alokasi
pengeluaran konsumsi masyarakat digolongkan dalam dua kelompok penggunaan, yaitu
pengeluaran untuk makanan dan pengeluaran untuk non-makanan.

Perbandingan besar pengeluaran per kapita penduduk perkotaan terhadap penduduk pedesaan
cenderung konstan tahun demi tahun. Pengeluaran rata-rata orang kota selalu dua kali lipat
pengeluaran orang desa. Perbandingan pola pengeluarannya juga demikian. Alokasi pengeluaran
untuk makanan di kalangan orang desa lebih besar dibandingkan orang kota.

Walaupun demikian, selama kurun waktu 1984-1993, alokasi pengeluaran untuk makanan di
kedua kelompok penduduk ini sama-sama berkurang. Disamping itu semua, kenaikan

Pengeluaran Konsumsi Masayarakat & Pemerintah Page 7


pengeluaran orang kota sedikit lebih cepat / tinggi dibandingkan kenaikan pengeluaran orang
desa. Diukur atas dasar harga yang berlaku atau secara nominal, sepanjang periode 1984-1993
pengeluaran penduduk perkotaan naik rata-rata 36,63% per tahun. Angka sejenis untuk
penduduk perdesaan adalah 35,76%. Apabila diyakini pendapat umum bahwa tingkat harga di
perkotaan biasanya naik lebih cepat daripada di daerah perdesaan, maka secara riil sesungguhnya
kenaikan pengeluaran orang desa justru lebih tinggi daripada orang kota. lebih tingginya
kenaikan pengeluaran penduduk perdesaan dibandingkan penduduk perkotaan harus dipahami
secara hati-hati. hal ini tidak berarti bahwa dibandingkan orang kota, orang desa menjadi lebih
boros, kian konsumtif, atau semakin makmur.

Mengingat jumlah pengeluaran yang menjadi basis pehitungan nilainya jauh lebih rendah
untuk penduduk perdesaan, kenaikan pengeluaran yang lebih tinggi itu sesungguhnya arulah
sekedar menggambarkan capaian orang-orang desa dalam upayanya untuk dapat hidup lebih
baik. Capaian itu sendiri belum mampu mensejajarkan dengan posisi kemakmuran orang kota.

Penafsiran semacam ini masih tergolong sebagai penafsiran yang bernada optimistis.
Kenaikan lebih tinggi pengeluaran penduduk perdesaan tadi dapat pula ditafsirkan dengan nada
pesimistis. Yakni bahwa hal itu disebabkan karena orang-orang desa harus mengeluarkan lebih
besar untuk mempertahankan tingkat hidup subsistennya, berkenaan dengan suku niaga (terms of
trade) yang semakin buruk yang menimpa produk-produk primer dari desa (hasil bumi)
dibandingkan dengan produk-produk sekunder dari kota (hasil industri).

Di dalam pengeluaran untuk kelompok non-makanan, bagian terbesar dibelanjakan untuk


keperluan sub kelompok perumahan dan bahan bakar. Sekitar 44% pengeluaran non-makanan
dibelanjakan untuk keperluan perumahan, itu berarti hampir 17%dari seluruh pengeluaran. Itu
berarti pula, tanpa memperhatikan kelompok, belanja terbesar masyarakat Indonesia adalah
untuk keperluan perumahan dan bahan bakar.

Pengeluaran Konsumsi Masayarakat & Pemerintah Page 8


2.1.4 Dimensi Ketimpangan Pengeluaran Konsumsi

perbandingan-perandingan perilaku dan pola konsumsi masyarakat, telah disingkap adanya


kesenjangan antara masyarakat perdesaan dan masyarakat perkotaan. Pengeluaran konsumsi
masyarakat dapat pula difungsikan untuk mendeteksi ketimpangan kemakmuran antar lapisan
masyarakat, sebab sebagaimana diketahui kesenjangan kemakmuran dapat diukur baik dengan
pendekatan pendapatan maupun pendekatan pengeluaran.

Dengan mengelompokan distribusi pengeluaran masyarakat ke dalam persepuluhan atau desil


(decile) dapat diketahui ketimpangan pengeluaran penduduk. Selanjutnya, bisa pula dihitung
indeks atau rasio gini masyarakat yang bersangkutan secara keseluruhan sebagai satu totalitas.

Disamping, berdimensi spasial atau antar daerah yakni antara daerah perdesaan dan daerah
perkotaan, perbedaan atau ketimpangan pengeluaran konsumsi masyarakat juga terjadi dalam
dimensi antar lapisan pengeluaran itu sendiri. Terdapat pula diskrepansi pengeluaran konsumsi
yang berdimensi regional atau antar wilayah, yakni antara propinsi yang satu dan propinsi lain di
tanah air.

Pola konsumsi masyarakat berbeda antarlapisan pengeluaran. Terdapat kecenderungan umum


bahwa semakin rendah kelas pengeluaran masyarakat semakin dominan alokasi belanjanya untuk
pangan. Di lain pihak, kian tinggi kelas pengeluarannya kian tinggi besar pula proporsi
belanjanya untuk konsumsi bukan makanan. Jenis makanan yang dikonsumsi juga berbeda.
Semakin rendah kelas pengeluaran, cenderung semakin dominan jenis padi-padian umbi-umbian
yang dikonsumsi.

Dalam kelompok pengeluaran untuk non-makanan, terjadi gejala sebaliknya. Semakin tinggi
pengeluarannya semakin besar proporsinya secara umum, dan secara spesifik untuk berbagai
Janis pengeluaran non-makanan tertentu.

Pengeluaran Konsumsi Masayarakat & Pemerintah Page 9


2.1.5 Tabungan Masyarakat

Tabungan adalah bagian dari pendapatan dapat dibelanjakan (disposable income) yang tidak
dikeluarkan untuk konsumsi. Ini merupakan tabungan masyarakat. Tabungan pemerintah adalah
selisih positif antara penerimaan dalam negeri dan pengeluaran rutin. Kedua macam tabungan ini
membentuk tabungan nasional, merupakan sumber dana investasi.

Kendati pada dasarnya semua sisa pendapatan yang tidak dikonsumsi adalah tabungan, namun
tidak seluruhnya merupakan tabungan sebagaimana yang dikonsepsikan dalam makro ekonomi.
Hanya bagian yang dititipkan pada lembaga perbankan sajalah yang dapat dinyatakan sebagai
tabungan, karena secara makro dapat disalurkan sebagai dana investasi. Sisa pendapatan tidak
dikonsumsi yang disimpan sendiri (istilah umumnya celengan) tidak tergolong sebagai tabungan.

Perkiraan jumlah tabungan masyarakat Indonesia memang tidak ditaksir melalui cara
sebagaimana diusulkan tadi. Biro Pusat Statistik menaksirnya melalui selisih antara tabungan
nasional dan tabungan pemerintah. Yang terakhir ini relative lebih gampang dihitung mengingat
catatan administratifnya cukup tersedia. Angka tabungan nasional sendiri merupakan hasil
penaksiran pula, yaitu PDB dikurangi Nilai Konsumsi Akhir Sektor Rumah Tangga dan Sektor
Pemerintah, ditambah Pendapatan Netto Faktor Produksi terhadap Luar Negeri. Jadi, karena
kesulitan teknis penafsiran, metodologi perhitungannya dibalik. Bukannya tabungan masyarakat
ditambah tabungan pemerintah menghasilkan tabungan nasional, melainkan tabungan nasional
dikurangi tabungan pemerintah menghasilkan tabungan masyarakat.

Tabungan masyarakat bersama-sama tabungan pemerintah dan dana dari luar negeri
merupakan sumber pembiayaan investasi. Dalam rangka menggalakkan peran serta masyarakat
dalam pembangunan, tabungan masyarakat senantiasa diupayakan untuk terus meningkat.

Pengeluaran Konsumsi Masayarakat & Pemerintah Page 10


2.1.6 Fungsi Konsumsi Dan Fungsi Tabungan

Dalam teori makro ekonomi dikenal berbagai variasi model fungsi konsumsi. Fungsi
konsumsi yang paling dikenal dan sangat lazim digunakan dalam perhitungan-perhitungan makro
ekonomi, yaitu fungsi konsumsi Keynesian. John Maynard Keynes menyatakan bahwa
pengeluaran konsumsi masyarakat tergantung pada (berbanding lurus dengan) tingkat
pendapatannya. James S. Duesenberry mengusulkan model lain. Berkaitan dengan hipotesisnya
tentang pendapatan relative, ia berpendapat tingkat pendapatan yang mempengaruhi pengeluaran
konsumsi masyarakat bukan tingkat pendapatan efektif, maksudnya pendapatan rutin yang secara
factual diterima, tapi oleh tingkat pendapatan relative. Milton Friedman mengajukan model
pendapatan yang menentukan besar kecilnya konsumsi adalah tingkat pendapatan permanen.
Tentu saja, selain tingkat pendapatan sebagai variable pengaruh utama, terdapat kemungkinan
beberapa variable lain turut mempengaruhi besar kecil pengeluaran konsumsi masyarakat.
Dari sudut tinjauan kebaikan suai (goodness of fit) model ini cukup memadai.
Model ini mengandung korelasi serial (otokorelasi) negative.

Fungsi tabungan dipengaruhi oleh empat factor atau variable. Keempat factor atau variable
tersebut yaitu pendapatan, suku bunga, inflasi, dan penerimaan ekspor. Model ini tidak
otokorelatif.

2.2 Pengeluaran Pemerintah


2.2.1 Pengertian Pengeluaran Pemerintah

Pengeluaran pemerintah Indonesia secara garis besar dikelompokkan atas pengeluaran rutin
dan pengeluaran pembangunan. Pengeluaran rutin pada dasarnya berunsurkan pos-pos
pengeluaran lancar dan pos pengeluaran kapital. Sedangkan pengeluaran pembangunan adalah
pengeluaran yang sifatnya menambah modal masyarakat dalam bentuk prasarana fisik. Berikut
ini adalah penjelasannya :

Pengeluaran Konsumsi Masayarakat & Pemerintah Page 11


a. Pengeluaran Rutin Pemerintah
Pengeluaran rutin adalah segala bentuk pengeluaran pemerintah untuk membayar kebutuhan
sehari-hari pemerintah. Pengeluaran rutin dimaksudkan sebagai pengeluaran-pengeluaran
pemerintah yang dialokasikan untuk membiayai kegiatan rutin pemerintahan. Tujuan
pengeluaran rutin agar pemerintah dapat menjalankan misinya dalam rangka menjaga
kelancaran penyelenggaraan pemerintah, kegiatan operasional dan pemeliharaan asset negara,
pemenuhan kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga, perlindungan kepada masyarakat miskin dan kurang
mampu, serta menjaga stabilitas perekonomian.

Besarnya pengeluaran rutin dipengaruhi oleh berbagai langkah kebijakanyang ditempuh


pemerintah dalam rangka pengelolaan keuangan negara dan stabilitas perekonomian, seperti
perbaikan pendapatan aparatur pemerintah,penghematan pembayaran bunga utang, dan
pengalihan subsidi agar lebih tepat sasaran.
Contoh pengeluaran rutin pemerintah sebagai berikut :

 Belanja pegawai, termasuk gaji pegawai negri dan TNI


 Belanja barang, seperti perlengkapan dan peralatan kantor
 Cicilan hutang, baik hutang luar dan dalam negri
 Subsidi daerah otonom
 Pengeluaran rutin lainnya adalah subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)
 Anggaran untuk pendidikan, kesehatan, dan pertahanan keamanan.

b. Pengeluaran Tidak Rutin Pemerintah


Pengeluaran pembangunan (pengeluaran tidak rutin) yaitu pengeluaran yang bersifat modal masyarakat dalam
bentuk pembangunan fisik dan non fisik. Pos pengeluaran pembangunan diantaranya untuk
bantuan rupiah, seperti sumbangan bagi korban bencana alam dan bantuan biaya proyek untuk
pembangunan sarana fasilitas umum. Besar kecilnya anggaran pengeluaran atau konsumsi
pemerintah akan sangat bergantung pada sikap dan keputusan-keputusan politik.

Pengeluaran Konsumsi Masayarakat & Pemerintah Page 12


2.2.2 Aspek Positif dan Negatif Perilaku Konsumtif

Pada hakikatnya, tujuan konsumen melakukan kegiatan konsumsi, yaitu memenuhi segala
kebutuhannya sehingga memperoleh kepuasan maksimal. Namun, untuk mencapai tujuan
tersebut manusia dihadapkan pada keterbatasan tertentu sehinggga diperlukan tindakan atau
perilaku konsumsi yang lebih baik,yaitu dengan menggunakan tindakan konsumsi yang
berprinsip ekonomi. Kegiatan mengkonsumsi yang berlebihan dapat menimbulkan perilaku
konsumtif masyarakat. Perilaku konsumtif adalah perilaku manusia yang melakukan kegiatan
konsumsi yang berlebihan.

Semua tindakan konsumsi didasarkan pada prinsip dan tindakan ekonomi. Artinya seorang
konsumen dalam melakukan tindakan konsumsinya harus selalu bertindak rasional dan
ekonomis, selalu membeli atau mengonsumsi barang yang benar-benar di butuhkan, membeli
dan mengonsumsi barang dengan tujuan ideal, serta setiap tindakan konsumsinya selalu
berdasarkan skala prioritas.

Perilaku konsumtif ini bila dilihat dari sisi positif akan memberikan dampak:
a) Membuka dan menambah lapangan pekerjaan, karena akan membutuhkan tenaga kerja lebih
banyak untuk memproduksi barang dalam jumlah besar.

b) Meningkatkan motivasi konsumen untuk menambah jumlah penghasilan, karena konsumen akan
berusaha menambah penghasilan agar bisa membeli barang yang diinginkan dalam jumlah dan
jenis yang beraneka ragam.

c) Menciptakan pasar bagi produsen, karena bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi
masyarakat maka produsen akan membuka pasar-pasar baru guna mempermudah memberikan
pelayanan kepada masyarakat.

d) Mendorong produsen untuk memproduksi barang dengan harga dan kualitas yang lebih baik

Pengeluaran Konsumsi Masayarakat & Pemerintah Page 13


Bila dilihat dari sisi negatifnya, maka perilaku konsumtif akan menimbulkan dampak:

a) Pola hidup yang boros dan akan menimbulkan kecemburuan sosial, karena orang akan
membeli semua barang yang diinginkan tanpa memikirkan harga barang tersebut murah atau
mahal, barang tersebut diperlukan atau tidak, sehingga bagi orang yang tidak mampu
mereka tidak akan sanggup untuk mengikuti pola kehidupan yang seperti itu.

b) Mengurangi kesempatan untuk menabung, karena orang akan lebih banyak membelanjakan
uangnya dibandingkan menyisihkan untuk ditabung.

c) Cenderung tidak memikirkan kebutuhan yang akan datang, orang akan mengkonsumsi lebih
banyak barang pada saat sekarang tanpa berpikir kebutuhannya di masa datang.

d) Mendorong konsumen melakukan pengeluaran di luar batas kemampuannya sehingga akan


melakukan pinjaman yang pada akhirnya akan terjebak hutang.

Pengeluaran Konsumsi Masayarakat & Pemerintah Page 14


BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Pengeluaran Konsumsi masyarakat merupakan salah satu variabel makroekonomi dalam


identitas pendapatan nasional menurut pendekatan pengeluaran. Orang desa dan orang kota tidak
hanya berbeda dalam hal besarnya pengeluaran, akan tetapi juga tidak sama dalam hal pola
konsumsi. Perbedaan atau ketimpangan pengeluaran konsumsi masyarakat juga terjadi dalam
dimensi antar lapisan pengeluaran itu sendiri.

Pengeluaran rutin dan tidak rutin pemerintah bertujuan untuk dapat menjalankan misinya
dalam rangka menjaga kelancaran penyelenggaraan pemerintah, kegiatan operasional dan
pemeliharaan asset negara, pemenuhan kewajiban pemerintah kepada pihak ketiga, perlindungan kepada
masyarakat miskin dan kurang mampu, serta menjaga stabilitas perekonomian. Tetapi, Besar kecilnya
anggaran pengeluaran atau konsumsi pemerintah akan sangat bergantung pada sikap dan
keputusan-keputusan politik.

3.2 SARAN

Demikian makalah yang dapat kami sajikan tentang Pengeluaran konsumsi masyarakat
dan pengeluaran pemerintah yang cukup singkat. Namun, Penulis berharap dengan adanya
penulisan makalah ini maka bagi para pembaca bisa menganalisa lebih jauh lagi tentang bahasan
yang ada pada makalah ini dan bisa di manfaatkan sebaik mungkin bagi para pembaca sebagai
sumber pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA

http://fauziatripurnama.blogspot.com/2013/03/makalah-ekonomi-pengeluaran-pemerintah.html
http://nuriasukma93.blogspot.com/2012/06/pengeluaran-konsumsi-masyarakat-dan.html
shttps://agrma.wordpress.com/2011/03/03/pengeluaran-konsumsi-masyarakat-dan-pemerintah/
http://graziabrigita.blogspot.com/2013/10/pengeluaran-konsumsi-masyarakat.html

Pengeluaran Konsumsi Masayarakat & Pemerintah Page 15

Anda mungkin juga menyukai