Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan berupa pemeriksaan hematologi,
serologi, dan urinalisis. Pemeriksaan Hematologi Pemeriksaan hematologi yang dilakukan untuk gagal ginjal akut berupa pemeriksaan darah lengkap, fungsi ginjal, biomarker, dan sediaan apus darah tepi. Fungsi ginjal kreatinin merupakan pemeriksaan yang harus diperiksa sebagai bagian dari kriteria diagnosis gagal ginjal akut. Pada sediaan apus darah tepi, dapat ditemukanschistocytes atau formasi Rouleaux.Schistocytes mengindikasikan kemungkinan terjadinya hemolitik anemia pada sindrom hemolitik uremik dan purpura trombotik trombositopenik sedangkan formasi Rouleaux dapat ditemukan pada multiple myeloma. Biomarker yang berhubungan dengan gagal ginjal akut adalah: Cystatic C: untuk melihat fungsi filtrasi glomerulus Neutrophil gelatinase-associated lipocalin (NGAL): digunakan pada pasien yang menjalani operasicardiopulmonary bypass grafting(CABG) untuk melihat adanya kerusakan tubulus ginjal Kidney injury module-1 (KIM-1), n-acetyl-b-D-glucosaminidase (NAG, danliver fatty acid-binding protein (L-FAB): ketiga biomarker ini juga bermanfaat untuk melihat adanya kerusakan tubulus Insulin-like growth factor binding protein 7 (IGFBP-7): biomarker ini mencerminkan stress pada tubulus Interleukin-18: biomarker inflamasi pada ginjal. Pemeriksaan Serologi Pemeriksaan serologi yang dapat dilakukan untuk diagnosis gagal ginjal akut: Level komplemen ANA (Antinuclear antibody) ASO (Antistreptolysin) ANCA (Antineutrophil cytoplasmic antibody) Anti-GBM (Anti-glomerular basement membrane) Urinalisis Pada urinalisis, hal-hal berikut harus diperhatikan: Keluaran urin (urine output) Fraksi ekskresi dari natrium dan urea (FENa / fractional excretion of sodium and urea) Albuminuria dan proteinuria Hematuria Sedimen urin Hasil fraksi eksreksi natrium dan urea kurang dari 1% mengindikasikan etiologic prerenal sedangkan hasil lebih dari 2% mengindikasikan penyebab intrarenal. Walau demikian, hasil ini tidak akurat pada pasien yang sedang menggunakan diuretik.[4,12,13] Pencitraan Pencitraan yang dapat dilakukan untuk gagal ginjal akut berupa ultrasonografi abdomen, CT-scan atau MRI, serta angiografi aortorenal. Ultrasonografi berguna untuk melihat adanya gangguan ginjal seperti ukuran yang mengecil, obstruksi saluran kemih, dan hidronefrosis. Ultrasonografi abdomen juga bermanfaat untuk menilai liver dan abdomen pasien. Jika pada hasil ultrasonografi ditemukan kecurigaan obstruksi, lakukan CT-scan atau MRI untuk evaluasi lebih lanjut. Angiografi aortorenal dapat dilakukan jika terdapat kecurigaan gangguan vaskular ginjal seperti contohnya pada stenosis arteri renalis.[4,12] Biopsi Biopsi dapat dilakukan pada kecurigaan gagal ginjal akut renal. Untuk itu, singkirkan terlebih dahulu kemungkinan penyebab prerenal dan pasca renal dari gagal ginjal aku