Anda di halaman 1dari 4

BAB III

ANALISIS KASUS

I. IDENTITAS
Nama Ny. Dm umur pasien 64 tahun, menurut Ilyas, 2010 merupakan faktor predisposisi
menderita katarak senilis yaitu kekeruhan pada lensa pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50
tahun (Ilyas, 2010). Bertambahnya usia terjadi karena perubahan kimia dalam protein
lensa yang menyebabkan koagulasi protein sehingga mengakibatkan pengaburan
penglihatan. Selain perubahan kimia juga terdapat perubahan pada pertambhannya usia
terjadi pemadatan serabut kolagen yang mengakibatkan sclerosis nucleus yang
menyebabkan lensa menjadi tebal, padat dan kurang elastis sehingga disertai dengan
penurunan daya akomodasi (Riordan, 2014).
II. ANAMNESIS
Keluhan utama pasien adalah penglihatan buram pada mata kanan selama 3 bulan hal ini
terjadi secara perlahan-lahan dan semakin memberat pada 1 bulan belakangan, pasien
mengeluh matanya kabur jika terkena cahaya terutama cahaya matahari, keluhan juga
disertai penglihatan seperti melihat kabut, pasien juga merasa silau apabila berusaha
unutk melihat cahaya .
Penyakit ini termasuk kelompok penyakit dengan penurunan visus tanpa disertai mata
merah (Ilyas, 2010). Faktor yang mempengaruhi mata buram yaitu karena pengaruh
kekeruhan pada lensa yang merupan media refraksi yang memiliki daya bias +20 D
gangguan media refraksi berupa katarak (Riordan, 2014).
Pasien menyangkal mempunyai riwayat mengonsumsi obat dalam jangka wantu yang
lama, alasannya adalah untuk menyingkirkan katarak yang terinduksi obat (Ilyas, 2010).
Pasien menyangkal mempunyai riwayat trauma pada mata kanan, sehingga
menyingkirkan katarak traumatic. Penyakit sistemik diabetes mellitus juga disangkal oleh
pasien, sehingga katarak komplikata dapat disingkirkan (Ilyas, 2010).

III. PEMERIKSAAN FISIK


Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien tampak sakit ringan, kesadaran
compos mentis, dan tanda-tanda vital dalam batas normal. Untuk pemeriksaan status
oftalmologis didapatkan hasil:
1. Pemeriksaan visus
Pemeriksaan tajam penglihatan pada pasien didapatkan hasil VOS 20/100 dan
VOD 20/40. Pinhole pada mata kiri positif dengan perbaikan visus menjadi 20/50,
pinhole mata kanan didapatkan hasil negatif. Jika didapatkan tajam penglihatan
berkurang pada pemeriksaan pinhole dan didapatkan hasil negatif, maka terdapat
kekeruhan pada media penglihatan ataupun retina yang mengganggu penglihatan.
2. Lensa OD keruh sebagian, lensa OS tidak keruh
Pada hasil pemeriksaan di dapatkan kekeruhan lensa pada mata sebelah kanan.
Kekeruhan yang terjadi pada lensa dapat dilakukan dengan shadow test yaitu dengan
cara mengarahkan lampu senter kearah pupil dengan sudut 45o dan dilihat banyangan
iris pada lensa yang keruh. Letak bayangan yang jauh dan besar menandakan shadow
test (+) yang berarti katarak imatur (Ilyas, 2010).

IV. RESUME
Pasien perempuan berumur 60 tahun datang dengan keluhan penglihatan buram
pada mata kanan. Penglihatan buram seperti terdapat semut pada mata kanannya
dirasakan sejak 5 bulan yang lalu. Keluhan disertai penglihatan terasa silau apabila
berusaha untuk melihat cahaya terutama pada malam hari. Pada riwayat dahulu pasien
pernah operasi katarak pada mata kiri sekitar 8 bulan yang lalu. Pasien memiliki diabetes
mellitus 1 tahun yang lalu tidak terkontrol. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum
tampak sakit ringan, kesadaran composmentis, tanda-tanda vital dalam batas normal.
Pada pemeriksaan status oftalmologi didapati visus OS 0,2 ph (+) 0,4 dan OD 0,5, pada
lensa OS tidak terlihat keruh, COA dangkal, terpasang IOL (+) dan shadow test (-), pada
lensa OD terlihat keruh sebagian dan shadow test (+).

V. DIAGNOSIS BANDING
Berdasarkan dari identitas pasien yaitu usia 60 tahun maka katarak yang dialami
pasien termasuk kedalam katarak senilis. Berdasarkan anamnesis pasien didapatkan
keluhan penglihatan sebelah kanan buram disertai dengan silau. Pada katarak senilis
terjadi penurunan penglihatan secara bertahap dan lensa mengalami penebalan secara
progresif. Pada pemeriksaan visus didapatkan 20/40, pada shadow test didapatkan hasil
(+), diagnosis yang diambil adalah katarak senilis imatur OD (Ilyas, 2010).
Dari riwayat dahulu pasien pernah melakukan operasi katarak pada mata sebelah
kiri dan visus 20/20 mmHg, diagnosis yang diambil adalah pseudofakia OS (Ilyas,2010).
Namun karena pasien memiliki riwayat diabetes mellitus sejak 1 tahun yang lalu.
Maka, diagnosis bandingnya adalah katarak diabetikum imatur +pseudofakia OD.
VI. DIAGNOSIS KLINIS
Sesuai dengan usia pasien yang berusia 60 tahun, pasien mengeluhkan jika penglihatan
buram secara berangsur pada mata kanan dan penglihatan silau serta pada pemeriksaan
fisik didapatkan kekeruhan lensa sebagian dengan shadow test (+) pada mata kanan, dan
pada riwayat dahulu didapatkan pasien pernah melakukan operasi katarak pada mata
kanan dan telah ditanam lensa. Diagnosis yang ditegakkan adalah katarak senilis imatur
OD+ pseudofakia OS.
VII. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan glukosa darah: untuk melihat apakah gula darah dalam kondisi yang baik,
dan untuk menegakkan diagnosis.

VIII. PENATALAKSANAAN
Terapi obat-obatan yang diberikan pada katarak imatur adalah diberikan obat tetes mata
Catarlent eye drop 5 kali sehari 1 tetes untuk memperambat terjadinya kekeruhan lensa.
Tidak ada perawatan medis yang terbukti berguna untuk menunda, mencegah atau
membelikkan perkembangan katarak.
IX. PROGNOSIS
Prognosis pasien ini baik, dimana ad vitam secara keseluruhan pasien adalah bonam,
karena gangguan yang dialami pasien tidak mengancam jiwa. Prognosis ad functionam
kedua mata adalah dubia ad bonam, karena visusnya baik. Prognosis ad sanationam pada
kedua mata adalah dubia ad bonam karena walaupun dilakukannya operasi katarak
kemungkinan dapat timbul kembali.

Anda mungkin juga menyukai