Anda di halaman 1dari 7

Kebiasaan Cuci Tangan Petugas Rumah

Sakit dalam Pencegahan Infeksi

Nosokomial
D. Anwar Musadad, Agustin Lubls, Kasnodlhardjo

Pusat Penelitian Ekologi Kesehalan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehalan.

Departemen Kesehalan RI. Jakart


a

PENDAHULUAN infeksi nosokomial.

Tangan lidak pcrnah bcbas dari bcrbagai macam kuman. Dari bcrbagai tulisan dikctahui bahwa kcjadian infeksi silang di

Kuman-kuman tcrscbut bisa bcrasal dari bcnda alau alat yang RS kebanyakan tcrjadi mclalui tangan petugas RS yang tcrccmar

tcrkontaminasi, alau tinggal sccara menetap pada tangan"'. Dcngan kuman karcna kontak dcngan pasicn/pendcrita, karicr, bahan/alat atau

dcniikian kebiasaan cuci langan scbcluni mclakukan scsuatu dcngan lingkungan yang tcrccmar<~?'4'5,. Bahkan tangan petugas RS

pckcrjaan menjadi penting artinya dalam upaya pen- ccgahan infeksi. tidak saja mcrupakan alat pasif dalam pc- nycbaran baktcri gram

Di Rumah Sakit (RS) kebiasaan cuci tangan petugas me* ncgatif, tetapi dapat juga mcrupakan rcscrvoar organismc

nosokomial'41.
rupakan pcrilaku yang mendasar sckali dalam upaya mcnccgah cross

Mengingat pentingnya cuci tangan dalam pcnccgahan infeksi


infection (infeksi silang), mengingat RS scbagai tcmpat

nosokomial. maka dilakukan studi tcntang kebiasaan cuci tangan


berkumpulnya scgala macam penyakit, baik mcnular maupun tidak

petugas RS.
mcnular. Dcmikian pula RS sclalu dihuni, dikunjungi dan digunakan

olch bcrbagai macam pejamu yang rcntan schingga mudah tcijadi


BAHAN DAN CARA HASIL

Penelitian dilakukan di scluruh Rumah Sakit Umum (RSU) Hasil wawancara mcnunjukkan scbagian besar (95,2%) petugas

Pcmcrintah yang ada di DK1 Jakarta. Scbagai responden penelitian paramcdis pcrawatan (PP) mcngaku sclalu mclakukan cuci tangan

adalah tcnaga paramcdik pcrawatan (PP) dan tcnaga mcdik (doktcr). scbclum makan atau mcmcgang makanan. Dari scjumlah itu 84,6%

Jumlah responden kcscluruhan 415 orang, tcr- diri dari 293 orang PP mcngaku mencuci tangan hingga kc lengan dan sisanya mencuci

dan 122 orang doktcr yang diambil sccara systematic random hanya jari dan telapak tangan saja. Scbagian besar (87,0%) sewaktu

mencuci tangan sclalu mcnggunakan sabun. Scbagian besar (93,5%)


sampling dari daftar petugas yang ada di masing-masing RS.

juga mcngaku sclalu mencuci tangan mcnggunakan sabun sctclah


Pcngumpulan data dilakukan mclalui wawancara mcng-

buang air besar.


gunakan daftar pcrtanyaan. pengamatan pcrilaku dan pcmc- riksaan

Dalam penanganan pasicn, scbagian besar PP (85,0%) mcngaku


laboratorium dari spesimen usap tangan petugas. Data pcrilaku cuci

sclalu mcncuci tangan scbclum mcnangani pasicn dan 96,9% mcncuci


tangan yang dikumpulkan mcliputi praktck cuci tangan. cara cuci

tangan scsudah mcnangani pasicn. Dalam mcncuci tangan, scbagian


tangan. waktu cuci tangan dan penggunaan desinfektan dalam

besar (81,8%) mcngaku mcnggunakan desinfektan. 17,4%


mclakukan cud tangan. Sampel usap tangan diambil dari 5 orang PP di

mcnggunakan sabun dan 1,0% hanya dcngan air saja. Cara mcncuci
sctiap RS. Pcngambilan dilakukan dcngan mcnggunakan kapas stcril

yang dilakukan. 15,4% mcncuci jari dan telapak tangan dan 84,6%
yang sudah dicclupkan kc dalam akuades stcril. Kapas tcrscbut

mcncuci tangan sampai kc lengan. Di antara mcreka yang kadang-


diusapkan sccara silang di telapak tangan kemudian dimasukkan kc

kadang atau sama sckali tidak mcncuci tangan. 28,6% mcngatakan


media phosphate buffer saline dalam botol untuk sclanjutnya
tidak praktis, 28,6% mcrasa tangan- nya tidak kotor dan 42,8%
dibawa kc laboratorium untuk dipcriksa jumlah kumannya.
tcrgantung pada penyakit pasicn.

Scmentara itu di kalangan doktcr tcmyata hanya 41,8


% kadang-kadang alau sama sckali lidak mcncuci langan 31,3%
yang mcngakui selalu mcncuci langan pada saat scbclum mc-
mcmbcrikan alasan fasilitasnya lidak tcr- scdia, 15,6% mcmbcri alasan
nangani pasicn dan 69,9% mcncuci langan pada saat scsudah
aimya lidak mcngalir, 25,0% karcna lupa dan 28,1 % icrganlung pada
mcnangani pasicn. Dan mcrcka yang mcngaku sclalu mcncuci langan
kcadaan.
baik scbclum maupun scsudah mcnangani pasicn 58,2% mcngaku

mcncuci jari dan tclapak langan saja. Para dokter tcr- scbul dalam

mcncuci langan 28,7% mcnggunakan sabun. 62,3% mcnggunakan

dcsinfcklan dan sisanya hanya dcngan air. Di antara mcrcka yang

2 Cermin Dunia Kedokteran No. 82, 1993


Baik PP maupun doklcr temyala scbagian bcsar lidak mcngaku sclalu mclakukan cuci langan baik scbclum maupun scsudah

mclakukan cuci langan scbclum mcnangani pasicn. Biasanya mcrcka mcnangani pasicn; namun dalam kcnyalaannya lidak dcmikian. Hasil

mcncuci langan hanya pada saal sclclah pcnanganan pasicn sccara pcngamalan pcrilaku mcnunjukkan bahwa

kcscluruhan sclcsai.

Saal Mcncuci Tangan Sclalu


Tabcl I. Kcbiasaan
Kadang- Mcncuci Tangan
TakPctugas RS Jumlah
Tabcl 3. Kcbiasaan Mcmotong Kuku Pctugas RS 2-3 kali/mg 1 kali/mg Tak Tcnlu Jumlah
kadang Pcrnah
Jcnis Tcnaga n % n % n % n %
n % N % n % n %
I. Scbclum makan I.PP 94 32.0 110 37,5 89 30.4 293 100.0

-PP 279 95,2 14 4.8 0 0.0 293 100.0


2. Doklcr 33 27.1 66 54.1 23 18.9 122 100.0
- Doklcr
2. Sclclah buang
air bcsar
-PP 274 93,5 17 5.8 2 0.7 293 100.0
- Dalcr Tabcl 4. Pcmcriksaan populasi kuman pada usap langan pclugas para mcdis pcraw alan di 7 RS dl DKI Jakarta
3. Scbclum mc
nangani pasicn - P P 249 85.0 33 IIJ 11 3,5 293 100.0

- Doklcr 51 41,8 58 47.5 13 10.7 122 100.0


4. Sclclah mc
nangani pasicn - P P 284 96.9 5 1,7 4 1.4 293 100.0

- Ddcicr 79 69.9 33 29,2 1 0.9 113 100.0

Jcnis Tcnaga Jari dan Tclapak Tangan


Tabcl 2. Cara
Sampal
Mcncuci
l-cngan
Tangan Pctugas RSJumlah
Kodc RS No. lirul Angka kuman

n n n 01 1 65 x 101
% % %
2 29* 10*
1. PP 45 71 15.4 248 51 84.6 41.8 293 100.0 100.0 3 17 x 10*
4 355 x 101
2. Doklcr 58,2 122
5 182x 10*
02 6 31 x 10*
7 61x10*
Dalam pcrawalan kuku jari langan scbagian bcsar pctugas
8 11 x 10*
9 11 55 x 1 0*
mcngaku sclalu mclakukan pcmolongan kuku sccara rulin sckali 10 54x10*
03 11 425 x 10*
dalam salu minggu (Tabel 3). Hasil pcngamalan mcnunjuk- kan 85% 12 48 x 10*
13 46x 10*

PP kcadaan kuku dan langannya rclalif bcrsih. Hasil pcmcriksaan 14 209x10*


15 355 x 10*
04 16 18 x 10*
sampcl usap langan Icrhadap 35 orang PP mcnun- jukkan 97,1%
17 22x10*
18 285x 10*
sampcl kandungan kumannya anlara 19 x 10* dan 15 x 10 6 kuman 19 135x 10*
20 15 x 10"
(Tabcl 4). 05 21 137x 10'
22 105 x 10*
23 53x10*
24 41 x 10*
PEMBAHASAN 25 0
06 26 142 x 10*
Scbagian bcsar pclugas RS yang dilclili baik PP maupun doklcr 27 19 x 101
28 11 5x 10 1
29 28 x 101 pasicn kcscluruhan. Hal ini mcnunjukkan bahwa pcngakuan mcrcka
30 6x 10*
07 31 81 x 10*
hanya bcrdacarkan pcngclahuan mcrcka saja. Tindakan mcrcka dalam
32 3x10*
33 6 6 x 10*
34 178x 10*
mcnangani pasicn lidak scsuai dcngan apa yang mcrcka kclahui.
35 62x10*
Scdangkan bila mclihat waklu mclakukan cuci langan mcnunjukkan
scbagian bcsarpclugas Icrscbul lidak mclaksanakan cuci langan. Ini
lujuan mcncuci langan pclugas lcbih dipcrunlukkan bagi dirin.ya
icrlihal pada waklu pclugas akan mcmcriksa pasicn. baik saal pcrlama
daripada kc- pcnlingan pasicn.
kali alau pcrganlian dari pasicn salu kc pasicn lainnya. Mcrcka pada
Scbagian pclugas dalam mclakukan cuci langan lampak hanya jari-jari
langan yang dicclupkan kc dalam waskom bcrisi dcsinfcklan. Scpinlas
umumnya mcncuci langan sclclah sclcsai mclakukan pcmcriksaan lalu lindakan dcmikian kclihalan asal
- hanya 41% kontak dcngan pasicn yang diikuti dcngan mcncuci
asalan. Malahan scbagian dari mcrcka tidak mclakukan cuci
tangan. Kalangan doktcr lebih scdikit (28%) dibandingkan dcngan
tangan sama sckali karcna bcbcrapa alasan antara lain fasilitas cuci
pcrawat (41%). Bcgitu juga hasil penelitian L.J. Taylor (1978) tcntang
tangan tidak tcrscdia, aimya tidak mcngalir, lupa. mcng- anggap tidak
tcknik mcncuci tangan tcnaga pcrawat di Inggris mcnunjukkan 89%
praktis dan mcrasa tangannya tidak kotor. Hal ini mcnunjukkan masih
cara mcncuci tangannya bclum baikl6).
rcndahnya disiplin dan kcsadaran petugas akan pentingnya cuci
Pada dasamya tindakan mcncuci tangan tcrgantung pada tipc,
Langan dalamni pcnccgahan infeksi atau pcnularan penyakit, di
intensitas dan lamanya kontak dcngan pasicn. Umumnya kontak yang
samping karcna jumlah sarana cuci tangan yang tcrbatas. Hasil
sangat singkat scpcrti beijabat tangan dcngan pasicn- pasicn tidak
pengamatan di 7 RS tcmyata hanya 4 RS (57,1%) yang jumlah sarana
mcmcrlukan cuci tangan. Scbaliknya kontak yang lama dan intens
cuci tangannya mcmadai dan hanya 42,9% yang kcadaannya baik.
mcmcrlukan cuci tangan<J>. Tctapi buruknya kondisi lingkungan di RS
Bcgitu juga adanya kan- dungan kuman yang relatif tinggi pada
menjadikan cuci tangan tctap di- pcrlukan sctiap akan mclakukan
scbagian besar hasil usap tangan petugas mcnunjukkan rcndahnya
suatu tindakan. khususnya tindakan-tindakan invasif atau pembedahan
frekuensi cuci tangan dan cara cuci tangan yang bclum benar,
scrta di ruangan- ruangan tcrtcntu. Dan bcrbagai penelitian dikctahui
walaupun sccara fisik tampak bcrsih.
bahwa kcadaan sanitasi RS masih bclum mcmadai dan ditcmukan
Tampaknya kebiasaan cuci tangan di kalangan petugas RS
bcrbagai kuman penyebab infeksi nosokomial pada ruangan- ruangan
bclum dilakukan sepenuhnya. Bolch jadi hal ini discbabkan budaya
dan bcrbagai pcralatan di rs"-7-8-9-10'.
maupun alasan-alasan tcrtcntu schingga para petugas RS tidak

Untuk mcnccgah tcijadinya infeksi nosokomial. maka sc- luruh


mclakukan cuci tangan scbclum dan scsudah kontak dcngan pasicn.

petugas RS pada waktu tiba di RS. scbclum dan scsudah kontak


Hasil penelitian R.K. Albert and Condic F. (1981) pada petugas mcdik

dcngan pasicn dan pcrlcngkapannya, sctclah dari kamar mandi/WC,


suatu intensive care unit di Seattle, Amerika mcnunjukkan bahwa

4 Cermin Dunia Kedokteran No. 82, 1993

Cermin Dunia Kedokleran No. 82. J 993 29


scbclum dan scsudah makan. jika tangan tampak kotor dan scbclum kuman pada bcrbagai pcralatan. udara. bahan makanan dan petugas di

pulang kc rumah diharuskan mclakukan cuci tangan"'2'3'4'5'1 U2'. bcbcrapa RS di Jakarta mcncmukan Klebsiella pneumoniae dan

Pcncucian tangan rutin sclama kegiatan pcrawatan pasicn


kuman acrob bcrspora pada larutan desinfektan dan Proteus

dianjurkan mcnggunakan air bcrsih yang mcngalir dcngan


vulgaris, colifonn dan kuman acrob bcrspora pada putaran kran
mcnggunakan sabun"Scdangkan untuk tindakan-tindakan Iain
air*8*.

khususnya tindakan inscrsi dipcrlukan antiseptik ,3\ Pcnggunaan air dan


Ditcmukannya kuman-kuman pada waskom larutan desinfektan

sabun scrta antiscptik dapat mcnghilangkan kuman-kuman dan


mungkin karcna jarangnya larutan desinfektan atau air tcrscbut diganti

kotoran.
schingga petugas yang mcncuci tangan bukan- nya menjadi bcrsih

Penelitian Cascwcll & Philips (1977) mcnunjukkan bahwa


tctapi justru tcrkontaminasi kuman dari petugas yang mcncuci tangan

mcncuci tangan dcngan air (tanpa sabun) dapat mcnghilangkan kurang


tcrlcbih dahulu. Scdangkan scring ditcmukannya kuman pada putaran

dari 98% Klebsiella, scdangkan dcngan mcnggunakan sabun dapat


kran air discbabkan adanya reinfeksi karcna tangan yang sudah bcrsih

mcnghilangkan lebih dari 98% Klebsiella. Penelitian EJ.L. Lowbury digunakan untuk mcnutup kran air yang sudah tcrkontaminasi tangan

et al mcnunjukkan bahwa mcncuci tangan mcnggunakan sabun dapat kotor pada saat mcmbuka kran"'.

mengurangi jumlah Staphylococcus aureus rata-rata 99,7% dan Untuk itu dalam mclakukan cuci tangan dianjurkan mcng-

Pseudomonas aeruginosa 99.8%°). Scdangkan hasil penelitian K. gunakan air yang mcnualir dcngan putaran kran yang di- opcrasikan

1
Sprunt ct al (1973), pcncucian tangan dcngan mcnggunakan sabun dcngan kaki' atau siku. Pcnggunaan waskom scbagai sarana cuci

tangan dapat ditcrima asalkan frekuensi peng- gantian air dan


dapat mcnghilangkan 67 - 100% colifonn (median 96%)"•J,..

desinfektan dalam waskom dilakukan scscring mungkin. Hal tcrscbut


Hasil pengamatan tcrhadap jenis fasilitas cuci tangan: sc- luruh

dimaksudkan untuk mcnccgah tctjadi- nva reinfeksi.


RS mcnggunakan waskom (wash-basin) dan hanya 3 RS (42,9%)

yang mcnggunakan wastafel. Pcnggunaan waskom pada praktcknya KESIMPULAN

dipakai scharian penuh tanpa diganti larutan desin- fcktannya Bcrdasarkan hasil penelitian di atas maka dipcrolch kc-

schingga mcmungkinkan waskom tcrscbut menjadi sumbcr simpulan bahwa tindakan cuci tangan petugas RS masih rendah.

kontaminasi. Scbaliknya wastafel yang ada mcnggunakan putaran khususnya pada waktu scbclum mcnangani pasicn. Hal tcrscbut

kran air biasa dan scbagian tidak dilcngkapi sabun. Kcadaan demikian discbabkan olch 1) kurang mcmadainya fasilitas cuci tangan. 2)

mcmungkinkan tcijadinya kontaminasi dan hasil pcncucian kurang kurang adanya kcsadaran petugas akan pentingnya cuci tangan dalam

bcrsih. Sardjito dkk yang mclakukan penelitian mengenai populasi pcnccgahan infeksi nosokomial dan 3) kurang adanya pengawasan.
Untuk itu disarankan : sctiap ruangan tcntang kcharusan mcncuci tangan.

1. Pcningkatan jumlah dan kualitas fasilitas cuci tangan. khususnya 3. Pcrlu dilakukan pengawasan yang kctat tcrhadap kebiasaan cuci

wastafel yang putaran krannya diopcrasikan dcngan kaki atau siku. tangan petugas khususnya yang bcrhubungan langsung dcngan pasicn.

2. Diadakan pcraturan dan tanda-tanda peringatan yang jelas di Pcningkatan kcsadaran petugas tcntang pentingnya cuci tangan mclalui
pcnyclcnggaraan penyegaran tcntang pcnccgah
-
4.

an infeksi nosokomial.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih disampaikan kepada Kepala Pusal Penelitian Ekologi Kesehaian yang lelah memberikan kesem- pawn

kepada penulis untuk mclakukan penelitian. Begiiu pula kepada seliimh Direklur dan staf RS yang lelah membaniii

lerselenggaranya penelitian ini.

KEPUSTAKAAN

1. Nlaurcr 1M. Hospital Hygiene. Third Ed. London: Edward Arnold Lid. 19X5.

2. Freednian B. Sanitarian's Handbook. 4th Ed. New Orleans-Lousiana: Peerless Publ Co, 1977.

3. US Department of Health And Human Services. Guidelines for the prevention and control of Nosocomial Infections. Georgia: Atlanta. 19X1.

4. Knittlc MA. Eitzman DV, Bacr H. Role of hand contamination of personnel in the epidemiology of gram-negative nosocomial infections. J Pediatr. 1975:433.

5. Dixon RE. Mallison GF. Nosocomial Infections. Dalam: Maxcy-Rosenau

Public Health and Preventive Medicine. Eleventh Ed. New York: Applc- lon-Ccntury-Crofts. 19X0.

6. Feachem RG. Intervention for the control of Dianhocal Diseases among Young Children: Promotion of personal and domestic hygiene. Bull WHO. 19X4: 62(3).

7. Musadad DA. Lubis A. Kasnodihardjo. Sunanti Zalbawi. Djarismawati. Aspck sosiologis sanitasi Rumah Sakit di DKI Jakarta. Laporan Penelitian. Jakarta. 19X9.

X. Sardjito R. Rahim A. Elizabeth H. Pcmantauan mikrobiologik lingkungan di dalam Rumah Sakit. Laporan Penelitian. Jakarta.

9. Sardjito R. Rahim A, Suharto. Penelitian mengenai populasi kuman (mangan. udara. pcralalan. bahan makanan/minuman dan pctugas) di bcbcrapa Rumah Sakit dan Laboratorium di

Jakarta. Penelitian Tcrbaik FKU1 19X4. Penerbit Fakultas Kcdoklcran Universitas Indonesia. Jakarta. 19X5.

10. Gunawan N. Pelaksanaan Sanitasi Rumah Sakit di Jawa Tengah. Kumpul- an Materi Seminar Sanitasi Rumah Sakit. Jakarta. 29 Pcbruari - 1 Marct 19XX.

11. Panitia Pcnyusunan Buku Pcdoman Pcngendalian Infeksi Nosokomial. Petunjuk Tcknis Pcngendalian Infeksi Nosokomial Di RS DR Cipto Mangunkusumo. Jakarta. 19X9.

12. Dcpanemen Kcschatan RI. Kumpulan Makalah Pcnataran Isolasi Penderila Pcnyakil Mcnular (Infeksi Nosokomial Dan Pencegahannya). Jilid II. Jakarta. 19X4.

13. Sprunt K. et al. Anlibaclcrial Effectiveness of Routine Hand Washing. Pediatr 1973:52.

6 Cermin Dunia Kedokteran No. 82, 1993

Anda mungkin juga menyukai