Anda di halaman 1dari 5

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Burung merpati (Columba livia) merupakan salah satu jenis burung yang

sudah lama dipelihara dan dibudidayakan oleh para penggemarnya. Burung

merpati adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang

memiliki bulu dan sayap, mayoritas aktivitasnya adalah terbang di udara. Burung

merpati memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis burung yang lainnya yaitu

mampu mengingat lokasi dengan baik dan mampu terbang hingga sekitar 65-80

km/jam.

Burung merpati memiliki beberapa kegunaan, diantaranya sebagai merpati

hias, merpati konsumsi dan merpati balap. Merpati balap menjadi dua kelompok

utama yaitu merpati balap dasar dan merpati tinggian. Merpati tinggian mampu

terbang mencapai 150 meter di atas permukaan tanah berbeda dengan merpati

balap yang hanya mampu terbang 5 meter diatas permukaan tanah. Merpati

tinggian memiliki keunikan tersendiri, karena mampu terbang dengan jarak

tempuh yang jauh serta terbang tinggi mencapai ratusan meter hingga tidak

tampak. Merpati tinggian juga sering menukik dengan kecepatan tinggi hingga

bisa terjadi kejadian membentur tanah.

Memilih karakter merpati tinggian tidaklah mudah, hal ini diperlukan

pemahaman mengenai indikator sebagai merpati tinggian yang unggul. Karakter

postur tubuh merpati tinggian memiliki keterkaitan dengan ciri-ciri morfologinya

(bentuk). Karakteristik tersebut dapat dikaitkan dengan kecepatan dan gaya

menukik landas terbang merpati.


2

Karakteristik sayap yang meliputi jumlah bulu primer, panjang sayap dan

rentang sayap merupakan faktor penting yang harus diperhatikan pada merpati

balap. Kelengkapan jumlah bulu primer diperkirakan akan berpengaruh terhadap

kecepatan dan kemampuan terbang tinggi. Demikian pula panjang sayap dan

rentang sayap akan berpengaruh terhadap kepakan sayap ketika terbang sehingga

mendapatkan kecepatan yang maksimal. Pengetahuan akan karakteristik ukuran

sayap yang berhubungan dengan kecepatan terbang merpati masih belum

dipahami oleh sebagian besar peternak atau penghobi merpati balap tinggian.

Penelitian untuk mengetahui karakteristik ukuran sayap yang berpengaruh

terhadap kecepatan terbang merpati sangat diperlukan untuk kepentingan seleksi

agar para peternak dapat memperoleh merpati yang berkualitas baik khususnya

merpati tinggian

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penulis tertarik melakukan

penelitian mengenai, “Hubungan Karakteristik Sayap Dengan Kecepatan Terbang

Merpati Tinggian ”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang maka diidentifikasikan masalah, yaitu

bagaimana hubungan karakteristik sayap dengan kecepatan terbang merpati

tinggian.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

keeratan hubungan antara berbagai karakteristik sayap dengan kecepatan terbang

merpati tinggian.
3

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dasar bagi peternak dan

masyarakat dalam pemilihan merpati tinggian yang unggul. Selain itu, hasil penelitian ini

dapat menjadi dasar bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Burung merpati balap yang baik memiliki tubuh sehat, kekar dan berpenampilan

gagah. Jika sedang berdiri dadanya membusung. Tubuh merpati yang sehat dan kekar tidak

sama dengan merpati yang gemuk karena bila diangkat, bobot badannya tidak terlalu berat

tetapi padat (Yonathan, 2003). Burung merpati tinggian yang unggul apabila dipegang terasa

ringan meskipun tubuhnya kelihatan besar. Burung merpati yang baik memiliki bentuk tubuh

yang proporsional tidak besar atau kecil.

Kombinasi tulang yang ringan, bentuk yang sedemikian rupa dan presisi yang

terkontrol memberikan kemampuan burung untuk terbang lama. Burung merpati balap yang

baik, memiliki jarak antara bulu sayap rapat karena kerapatan tersebut akan mengakibatkan

ayunan kuat jika dikepakkan. Tulang bulu sayap harus lurus, tebal dan kuat. Selain itu bulu

sayap harus kering, tebal dan apabila direntangkan, reflek menutupnya sangat cepat. Merpati

yang ideal adalah merpati yang mempunyai postur tidak terlalu panjang atau terlalu pendek.

Merpati harus tegap, kepala, leher, sayap, tubuh, serta ekor harus proporsional atau seimbang

(Levi, 1945).

Burung terbang dalam berbagai cara, mulai dari meluncur melonjak untuk

penerbangan dan mengepak untuk melayang. Berdasarkan jumlah tersebut, jenis paling

sederhana penerbangan adalah meluncur. Seekor burung meluncur menggunakan berat

(massa) untuk mengatasi hambatan udara dengan gerakan majunya. Melakukan aktivitas

meluncur secara efektif, tentu saja memerlukan massa tertentu dan sebagai akibatnya hanya

burung besar, seperti burung pemakan bangkai, yang meluncur secara teratur (Blakely &

Bade.1998).

Bulu terdapat pada sayap dan memungkinkan merpati untuk terbang. Bulu-bulu dari
pangkal sayap sampai batas sepuluh lembar disebut bulu terbang sekunder (secondary flight
4

feather). Selanjutnya, dari batas tersebut sampai ujung sayap sepuluh lembar disebut sebagai

bulu terbang primer (primary flight feather). Panjang bulu sayap primer merpati pada

umumnya yaitu 16 cm sampai 17 cm untuk bulu primer terluar dan bulu primer terdalam

memiliki panjang 9 cm sampai 10 cm (Mallet, 2012).

Bulu sayap yang digunakan untuk terbang terbagi dua bagian, yaitu bulu primer dan

bulu sekunder. Burung merpati balap sebaiknya memiliki bulu primer berjumlah 10 helai

(Sutejo, 1998). Burung merpati dapat terbang dengan kecepatan maksimal apabila bulu sayap

sudah lengkap. Sayap pada burung berfungsi memberikan dorongan pada tubuh sehingga

menambah kecepatan terbang (Tyne dan Berger, 1976).

Kondisi bulu harus diperhatikan, kehilangan bulu primer dan sekunder akan

menyebabkan terbang merpati sangat terganggu karena fungsi dari bulu tersebut selain untuk

terbang juga sebagai pelindung merpati dari hujan ketika terbang.

Karakteristik sayap merupakan sifat yang dapat diukur berdasarkan panjangnya.

Panjang sayap belum ada standarisasinya, semakin panjang sayap semakin banyak angin

yang dihempaskan sehingga akan mempengaruhi kecepatan terbang merpati (Sutejo, 1998).

Merpati dengan rentang panjang sayap 74cm dan bobot badan 442g mampu terbang

dengan kecepatan 10m/s. Panjang sayap bukan merupakan satu-satunya faktor yang

mempengaruhi kecepatan terbang, selain itu juga bobot badan (Butler dan johnson, 2004).

Merpati yang dikhususkan untuk balap (Racing Homer, Grippler) memiliki rentang panjang

sayap 60cm dan bobot badan antara 300g sampai 350g mampu terbang dengan kecepatan

11m/s sampai dengan 14m/s (Rothe dkk, 1987).

Sayap burung sangat penting untuk menciptakan daya angkat ketika terbang.

Peningkatan kecepatan terbang akan dipengaruhi oleh panjang bulu sayap dan lebar bulu

sayap, karena area yang lebar akan menciptakan jalur angin yang lebih panjang. Artinya

angin bergerak lebih cepat diatas permukaan sayap, mengurangi tekanan angin dari atas

sayap dan menciptakan daya angkat. Sayap yang lebih lebar menciptakan daya kecepatan dan

daya angkat yang lebih besar dibandingkan dengan sayap yang lebih kecil, burung yang

memiliki lebar sayap yang kecil lebih membutuhkan tenaga untuk mendapatkan kecepatan
yang tinggi (Pennycuick, 1987).
5

Panjang sayap akan sangat berpengaruh pada kepakan dan hempasan sayap ketika

terbang. Berdasarkan rentang sayap merpati dapat membuat perbedaan tekanan udara pada

bagian atas dengan bagian bawah yang akan menyebabkan daya dorong pada tubuh merpati

dari atas kebawah (Brown dan Cogley, 1996).

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dapat ditarik hipotesis bahwa terdapat

hubungan antara karakteristik sayap dengan kecepatan terbang merpati tinggian.

1.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan selama 2 minggu pada bulan maret 2017. Penelitian

dilaksanakan di Kelurahan Lebakardin, Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan.

Anda mungkin juga menyukai